World Teacher Chap 34 B. Indonesia
Chapter 34 Taring Reus
Diterjemahkan oleh
Bagian 1
--Sudut Pandang Reus--
Entah bagaimana, kami menentukan bertanding dengan para darah biru yang bahkan tidak kami ketahui dan akan menjelajahi labirin tanpa aniki.
Sejujurnya, saya merasa khawatir alasannya yakni tidak adanya aniki yang selama ini selalu mengawasi kami. Nee-chan juga sama, beliau sering memalingkan pandangannya ke tempat dimana aniki biasanya berdiri dan mendesah diam-diam.
Meski begitu, nee-chan mengisi kiprah aniki dengan menyampaikan banyak sekali instruksi. Berkat itu, kami melanjutkan perjalanan melalui labirin dengan lancar tanpa berhenti dan kesannya hingga di lantai delapan.
"Ini lantai kedelapan, ya. Bagaimana dengan kondisi kalian berdua?"
"Aku baik-baik saja. Jumlah Mana-ku masih tersisa cukup banyak"
"Aku juga tidak punya masalah!"
Banyak perangkap dan golem yang menghadang hingga tiba disini. Namun, kami bisa menerobos semunya.
Hanya ada beberapa jebakan yang terpasang di sudut-sudut jalan, golem yang menyerang pada ketika bersamaan pun jumlahnya tidak mendekati dua puluh. Terdapat jebakan untuk setiap dua hingga tiga langkah maju, bila dibandingkan dengan kemarin dimana angka golem yang menyerang disaat bersamaan mencapai lima puluh, kini itu mudah.
"Ini akan jadi kemenangan gampang, nee-chan. Kalau kita bisa menjadi yang pertama menyeselaikannya, mungkinkah Aniki memuji kita?"
"Berhentilah ceroboh, Reus. Perhatikan langkahmu"
"Ups, terima kasih nee-chan"
Aku menarik kembali kakiku yang hendak mengambil langkah maju dan memutari suatu titik pada lantai yang tampaknya mempunyai bundar sihir. Ini tak terlihat alasannya yakni disembunyikan dengan baik.
"....Kau sudah sangat mengetahuinya, Emilia. Sedangkan saya masih belum mengerti sama sekali"
"Jika kamu memperhatikan Sirius-sama, kamu niscaya bisa"
"Namun, saya tidak tahu banyak perihal itu. Lagi pula, apakah Reus-kun mengerti?"
"Hmm....entah bagaimana saya hanya nyaris tidak bisa menyadarinya. Aniki menjelaskan bahwa itu alasannya yakni intuisiku"
Aku juga tidak begitu mengerti perihal diriku sendiri. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan menggunakan kata-kata, tapi saya bisa mencicipi secara tiba-tiba tempat yang mencurigakan maupun hal-hal berbahaya.
Aniki berkata bahwa intuisi itu penting, namun beliau juga memberitahu supaya tidak terlalu bergantung padanya. Kekuatan sejati yakni ketika dimana kamu menggunakan pengalaman dan kecerdasanmu dengan benar....ini sebetulnya sulit alasannya yakni saya tidak benar-benar mengerti hal-hal yang telah dikatakan olehnya. Tapi ucapan Aniki yakni mutlak, akan sia-sia bila saya malah berhenti memikirkannya.
"Ngobrolnya hingga disini saja. 'Mereka' datang!"
"Serahkan padaku, nee-chan!!"
Ketika saya memikirkan itu sambil berjalan, banyak golem mulai bermunculan di depan kami. Kali ini terdapat lebih dari 20, namun takkan ada problem kalau kami bekerja sama.
"{Air Slash}!"
"{Aqua Shot}!"
Kedua sihir mereka* memporak-porandakan barisan lawan, saya kemudian bertindak gila dengan melompat pribadi kesana. Tugasku yakni mengalahkan musuh dan tidak membiarkan satupun mendekati Reese-ane yang berada di belakang. Meski saya sering gagal memotong deretan sihir yang merupakan titik lemah kemarin, ketika kembali kesini lagi saya lebih bisa melihat tempat yang harus kutebas. Sepertinya pemikiran itu benar, saya kini bisa mengalahkan semua golem dalam satu tebasan. Ketika tanganku tidak mencapai golem yang muncul dari belakang, Nee-chan melemparkan pisau ke sana dan sihir Reese-ane tidak akan membiarkan golem mendekat.
Diterjemahkan oleh
Bagian 1
--Sudut Pandang Reus--
Entah bagaimana, kami menentukan bertanding dengan para darah biru yang bahkan tidak kami ketahui dan akan menjelajahi labirin tanpa aniki.
Sejujurnya, saya merasa khawatir alasannya yakni tidak adanya aniki yang selama ini selalu mengawasi kami. Nee-chan juga sama, beliau sering memalingkan pandangannya ke tempat dimana aniki biasanya berdiri dan mendesah diam-diam.
Meski begitu, nee-chan mengisi kiprah aniki dengan menyampaikan banyak sekali instruksi. Berkat itu, kami melanjutkan perjalanan melalui labirin dengan lancar tanpa berhenti dan kesannya hingga di lantai delapan.
"Ini lantai kedelapan, ya. Bagaimana dengan kondisi kalian berdua?"
"Aku baik-baik saja. Jumlah Mana-ku masih tersisa cukup banyak"
"Aku juga tidak punya masalah!"
Banyak perangkap dan golem yang menghadang hingga tiba disini. Namun, kami bisa menerobos semunya.
Hanya ada beberapa jebakan yang terpasang di sudut-sudut jalan, golem yang menyerang pada ketika bersamaan pun jumlahnya tidak mendekati dua puluh. Terdapat jebakan untuk setiap dua hingga tiga langkah maju, bila dibandingkan dengan kemarin dimana angka golem yang menyerang disaat bersamaan mencapai lima puluh, kini itu mudah.
"Ini akan jadi kemenangan gampang, nee-chan. Kalau kita bisa menjadi yang pertama menyeselaikannya, mungkinkah Aniki memuji kita?"
"Berhentilah ceroboh, Reus. Perhatikan langkahmu"
"Ups, terima kasih nee-chan"
Aku menarik kembali kakiku yang hendak mengambil langkah maju dan memutari suatu titik pada lantai yang tampaknya mempunyai bundar sihir. Ini tak terlihat alasannya yakni disembunyikan dengan baik.
"....Kau sudah sangat mengetahuinya, Emilia. Sedangkan saya masih belum mengerti sama sekali"
"Jika kamu memperhatikan Sirius-sama, kamu niscaya bisa"
"Namun, saya tidak tahu banyak perihal itu. Lagi pula, apakah Reus-kun mengerti?"
"Hmm....entah bagaimana saya hanya nyaris tidak bisa menyadarinya. Aniki menjelaskan bahwa itu alasannya yakni intuisiku"
Aku juga tidak begitu mengerti perihal diriku sendiri. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan menggunakan kata-kata, tapi saya bisa mencicipi secara tiba-tiba tempat yang mencurigakan maupun hal-hal berbahaya.
Aniki berkata bahwa intuisi itu penting, namun beliau juga memberitahu supaya tidak terlalu bergantung padanya. Kekuatan sejati yakni ketika dimana kamu menggunakan pengalaman dan kecerdasanmu dengan benar....ini sebetulnya sulit alasannya yakni saya tidak benar-benar mengerti hal-hal yang telah dikatakan olehnya. Tapi ucapan Aniki yakni mutlak, akan sia-sia bila saya malah berhenti memikirkannya.
"Ngobrolnya hingga disini saja. 'Mereka' datang!"
"Serahkan padaku, nee-chan!!"
Ketika saya memikirkan itu sambil berjalan, banyak golem mulai bermunculan di depan kami. Kali ini terdapat lebih dari 20, namun takkan ada problem kalau kami bekerja sama.
"{Air Slash}!"
"{Aqua Shot}!"
Kedua sihir mereka* memporak-porandakan barisan lawan, saya kemudian bertindak gila dengan melompat pribadi kesana. Tugasku yakni mengalahkan musuh dan tidak membiarkan satupun mendekati Reese-ane yang berada di belakang. Meski saya sering gagal memotong deretan sihir yang merupakan titik lemah kemarin, ketika kembali kesini lagi saya lebih bisa melihat tempat yang harus kutebas. Sepertinya pemikiran itu benar, saya kini bisa mengalahkan semua golem dalam satu tebasan. Ketika tanganku tidak mencapai golem yang muncul dari belakang, Nee-chan melemparkan pisau ke sana dan sihir Reese-ane tidak akan membiarkan golem mendekat.
[Nah, Reus menganggap Reese itu juga kakaknya yg setara dengan Emilia. Di chapter ini beliau sering menyebut mereka berdua sebagai ‘Futari nee-chan’]
Sedangkan untuk aniki, jangankan golem, kurasa beliau tidak akan membiarkan seekor tikus pun melewatinya. Aku belum bisa melaksanakan itu, tapi suatu hari nanti, saya ingin menjadi besar lengan berkuasa untuk melindungi orang yang berharga ibarat Aniki.
Untuk ketika ini, saya hanya harus menghancurkan mereka supaya tidak hingga ke barisan belakang bahkan bila ada segunung golem.
"Dengan ini....berakhir!!!"
Golem terakhir roboh dan lenyap oleh pedangku. Aku kemudian sadar diriku dipenuhi keringat alasannya yakni menggunakan terlalu banyak kekuatan, tapi nee-chan segera memperlihatkan handuk.
Sedangkan untuk aniki, jangankan golem, kurasa beliau tidak akan membiarkan seekor tikus pun melewatinya. Aku belum bisa melaksanakan itu, tapi suatu hari nanti, saya ingin menjadi besar lengan berkuasa untuk melindungi orang yang berharga ibarat Aniki.
Untuk ketika ini, saya hanya harus menghancurkan mereka supaya tidak hingga ke barisan belakang bahkan bila ada segunung golem.
"Dengan ini....berakhir!!!"
Golem terakhir roboh dan lenyap oleh pedangku. Aku kemudian sadar diriku dipenuhi keringat alasannya yakni menggunakan terlalu banyak kekuatan, tapi nee-chan segera memperlihatkan handuk.
"Ini, Reus. Langkahmu agak melambat, berhati-hatilah"
"Terima kasih, nee-chan. Tapi, saya tidak ingin membiarkan kedua nee-chan menghadapi musuh sedikit pun"
"Bodoh. Bukankah Sirius-sama selalu mengingatkan untuk memahami dengan benar sejauh mana kamu sanggup bertindak? Itu tidak sopan bila kamu terus khawatir pada kami yang masih bisa bertarung"
"Benar, Reus-kun. Aku ingin kamu bergantung padaku sedikit alasannya yakni saya juga sudah berlatih"
"Nee-chan, Reese-ane....maafkan aku!"
Itu berbahaya, saya hampir melupakan dasar-dasarnya. Aku segera lupa ketika aniki tidak di sini.
Ketika selesai mengalahkan golem dan melanjutkan perjalanan, kami pribadi menemukan tangga. Selanjutnya yakni lantai sembilan, berdasarkan dongeng dari sobat sekelas, akan ada tantangan terakhir disana.
"Kita kesannya hingga disini. Berikutnya yakni untuk menuntaskan tantangan terakhir"
"Aku ingin tahu ada apa disana ya?"
Apa golem kerikil yang akan muncul kali ini dan bukan tanah? Tapi saya merasa bisa memotong kerikil bila menggunakan pedang, mereka bisa dikalahkan dengan praktis menggunakan pemberian kedua nee-chan dipunggungku.
Perutku menggerutu ketika diriku menuruni tangga yang panjang sambil berpikir begitu. Aku sering cepat lapar baru-baru ini. Aku ingin segera pulang dan makan kuliner Aniki.
"Fufu, Reus-kun, kamu selalu bergerak dari tadi. Kita punya daging kering disini, mau makan?"
"Bolehkah?"
"Tentu saja. Kau harus menjaga fisikmu dalam kondisi sempurna"
"Reus, minumlah air ini. Reese juga"
"Ya!!"
Terkadang menakutkan, tapi kedua nee-chan memang baik.
☆☆☆☆
"Terima kasih, nee-chan. Tapi, saya tidak ingin membiarkan kedua nee-chan menghadapi musuh sedikit pun"
"Bodoh. Bukankah Sirius-sama selalu mengingatkan untuk memahami dengan benar sejauh mana kamu sanggup bertindak? Itu tidak sopan bila kamu terus khawatir pada kami yang masih bisa bertarung"
"Benar, Reus-kun. Aku ingin kamu bergantung padaku sedikit alasannya yakni saya juga sudah berlatih"
"Nee-chan, Reese-ane....maafkan aku!"
Itu berbahaya, saya hampir melupakan dasar-dasarnya. Aku segera lupa ketika aniki tidak di sini.
Ketika selesai mengalahkan golem dan melanjutkan perjalanan, kami pribadi menemukan tangga. Selanjutnya yakni lantai sembilan, berdasarkan dongeng dari sobat sekelas, akan ada tantangan terakhir disana.
"Kita kesannya hingga disini. Berikutnya yakni untuk menuntaskan tantangan terakhir"
"Aku ingin tahu ada apa disana ya?"
Apa golem kerikil yang akan muncul kali ini dan bukan tanah? Tapi saya merasa bisa memotong kerikil bila menggunakan pedang, mereka bisa dikalahkan dengan praktis menggunakan pemberian kedua nee-chan dipunggungku.
Perutku menggerutu ketika diriku menuruni tangga yang panjang sambil berpikir begitu. Aku sering cepat lapar baru-baru ini. Aku ingin segera pulang dan makan kuliner Aniki.
"Fufu, Reus-kun, kamu selalu bergerak dari tadi. Kita punya daging kering disini, mau makan?"
"Bolehkah?"
"Tentu saja. Kau harus menjaga fisikmu dalam kondisi sempurna"
"Reus, minumlah air ini. Reese juga"
"Ya!!"
Terkadang menakutkan, tapi kedua nee-chan memang baik.
☆☆☆☆
Bagian 2
Ketika saya selesai makan daging kering, kami hingga di lantai kesembilan.
Tak ada perangkap dan golem tidak muncul di lantai sembilan, disini hanya berupa jalan berkelok-kelok yang terus berlanjut. Kami berbelok ke kanan dan kiri berkali-kali, kemudian kesannya kami hingga di sebuah aula yang sangat luas.
Kemarin, Aniki berkata bahwa kami akan bertemu dengan party lain di sini. Aku benar-benar mengerti alasannya dengan terperinci begitu tiba disini.
"Ada begitu banyak pintu masuk disini"
"Ini aneh alasannya yakni ada banyak lorong yang ibarat ini"
Semua party yang lewat pintu masuk manapun harusnya tiba di sini. Sekumpulan lorong tersebar di dinding aula yang luas. Disaat kami berjalan sambil terkagum-kagum, gejala kehadiran beberapa orang bisa terasa di tengah aula.
"Sudah kutunggu kau, Reus!"
"Kami telah menunggumu, Emilia!"
Apa kalian ingin tabrak dengan kami sekarang, Ha---....Ha---....siapa ya? Intinya, para darah biru yang sudah menantang kami kini sedang berdiri di tengah aula. Kupikir para darah biru itu bergabung di satu party, tapi ternyata mereka berada di party terpisah. Jika mereka ingin bertarung bersama, bukankah lebih praktis untuk mengirim petugas saja. Ini aneh*.
[Kalimat terakhir disini saya rada gak ngerti maksudnya 一緒に戦うなら慣れ親しんだ従者の方がやりやすいし、別に変じゃないか]
Karena pertemuan ini, terdapat banyak orang di aula. Selain party kami, ada dua party dari para darah biru yang ditambah empat petualang.
"Aku pikir kamu sudah tiba duluan. Namun, kami tampaknya sedikit lebih awal"
"Tentu saja! Kalian kan ada enam orang?!"
Kami cuma bertiga dan orang-orang itu mempunyai enam orang termasuk dua petualang untuk masing-masing party*. Keempat petualang tersebut secara khusus mengenakan jubah yang menutupi seluruh tubuh....aku merasa sangat tidak menyukai mereka.
[Masing-masing dari para darah biru ini mempunyai 1 petugas di party mereka. Ditambah 2 petualang untuk setiap party. Jadi, di satu party mereka ada 4 orang]
"Mempekerjakan para petualang diperbolehkan berdasarkan peraturan labirin. Tak ada alasan untuk menyebutnya sebagai kecurangan"
"Benar. Maaf ya, tapi alasannya yakni kami tiba lebih awal, saya akan membiarkan kalian pergi lewat jalan ini"
"Apa katamu? Kau harus pergi dengan cepat"
"Oh? Tidakkah kalian tahu?"
"Yang kami tidak tahu....apa itu?"
"Hmph, akan sangat menyedihkan ketika kalian akan kalah tanpa mengetahui apapun. Baiklah, dengan ini, saya Hart Arcade akan menjelaskannya secara pribadi!"
Urusi saja dirimu sendiri! Walaupun saya ingin menyampaikan itu, tapi Nee-chan juga menutup mulutnya. Dia sedang memikirkan saran mereka.
Atau lebih tepatnya, nama laki-laki ini Hart? Akhirnya saya ingat.
"Kau akan hingga di sini tanpa peduli pintu masuk mana yang kamu lalui di labirin ini. Dan jalan menuju lantai sepuluh berada di pintu itu"
Apa yang Hart tunjuk bukanlah lorong tapi sebuah pintu yang tampak berat dan kokoh. Itu....pedangku tampaknya tidak bisa memotongnya.
"Tantangan terakhir akan terjadi di dalam sana. Hanya saja, ada suatu prosedur yang mencegah petualang untuk ikut kesana"
"Oleh alasannya yakni itu, kami akan menghadapinya hanya dengan mengandalkan kemampuan masing-masing sekarang. Bisa kalian mengerti itu?"
"Lalu, bagaimana dengan para petualang?"
"Tentu saja, kami mempekerjakan mereka hanya hingga di sini. Itu alasannya yakni hanya satu party yang bisa masuk untuk tantangan terakhir"
"Orang pertama yang tiba akan dilayani duluan. Gregory-sensei lah yang telah menyiapkan para petualang ini, mereka hebat alasannya yakni bisa mengurusi banyak masalah. Kaprikornus dengan menuruti urutan kelompok yang tiba, penantang pertama yakni Hart, kedua yakni aku, dan yang terakhir yakni kalian"
"Jika saya tidak memberi tahu kalian ketika menuntaskan labirin ini, saya takkan bisa memberi sensasi kekalahan kepada kalian! Aku hanya ingin kemenangan! Tak perlu apapun selain itu!!"
Hah? Apa mereka tidak waras? Itulah yang juga dipikirkan nee-chan, beliau melangkah maju di depan bangsawan-bangsawan itu untuk mengajukan pertanyaan.
"Tunggu sebentar. Apa kalian tidak mempunyai undangan dari kami bila menang?"
"Apa yang bisa kami peroleh dari jelata? Yang kami inginkan yakni pujian dari reputasi yang disebut kemenangan!"
"Hmmm, memang takkan ada yang terjadi bila kami menang. Tapi, bila kami hingga kalah, kukira kami akan mendengarkan undangan apa saja, walaupun cuma satu untuk setiap orang. Bagaimana?"
Kedua orang itu tertawa keras, kami agak takjub dengan tingkah mereka. Menurut aniki, kami dihentikan terprovokasi. Jadi, saya memutuskan tidak meminta apapun dan memulai pertandingan, orang-orang ini hanya ingin menerima kemenangan dari kami.
Apa yang harus kami lakukan bila kalah? Ini akan mengecewakan alasannya yakni kami sudah terlanjur mendapatkan untuk bertanding.
"Sekarang sesudah kalian mengerti, kami akan masuk. Ini akan segera berakhir. Kalian hanya harus menunggu dengan cemas kemenangan kami tanpa harus melaksanakan apapun"
Hart hendak pergi ke pintu bersama para petugasnya. Hanya saja, seorang petualang malah berdiri di depan mereka.
Apa ini....aku mencicipi firasat buruk.
"Sedang apa kau? Karena kontraknya hingga di sini saja, pergilah dengan cepat"
"Aku ingin mengambil....imbalannya"
"Bukannya sesudah tantangan terakhir labirin ini selesai?"
"Itu benar! Kau hanya akan menjadi penghalang bagi Hart-sama!"
"....Aku bosan mengasuh anak-anak"
"?!"
Secara reflek, saya melesat dan menendang punggung Hart dengan keras. Ada sesuatu yang terayun pada ketika itu, namun pelayan Hart hanya berdiri tercengang disana.
"Karena itu, saya akan mengambil imbalanku. Yaitu, wajah tertutup keputusasaan dan jeritan. Selanjutnya....adalah hidupmu, ya kan?"
Ketika petualang yang berekspresi hambar itu berbicara dengan besar hati kemudian melepas jubahnya. Di depan mata kami, kedua lengan petugas itu....terjatuh.
"Aaa....aaaaa...."
"Apa....ini?"
"Tangan!! TANGANKUUUU!!!!!!"
Jeritan mereka bergema di aula. Dengan itu sebagai tanda, petualang lainnya juga melempar jubah mereka dan menyerang si darah biru perempuan.
"Benar! Sudah waktunya pengajaran!"
"Menjeritlah dengan keras, hiburlah kami"
"Hancurlah!!!"
Itu....adalah neraka yang pernah saya lihat dulu.
Desaku....teman....keluarga....ini ibarat adegan mimpi jelek dimana semuanya lenyap.
Petugas si darah biru wanita terbunuh, robek dan hancur oleh petualang.
Dan kemudian wanita darah biru itu....
"Rasakan ini!! Aku meminta pedang angin---...."
Atau lebih tepatnya, nama laki-laki ini Hart? Akhirnya saya ingat.
"Kau akan hingga di sini tanpa peduli pintu masuk mana yang kamu lalui di labirin ini. Dan jalan menuju lantai sepuluh berada di pintu itu"
Apa yang Hart tunjuk bukanlah lorong tapi sebuah pintu yang tampak berat dan kokoh. Itu....pedangku tampaknya tidak bisa memotongnya.
"Tantangan terakhir akan terjadi di dalam sana. Hanya saja, ada suatu prosedur yang mencegah petualang untuk ikut kesana"
"Oleh alasannya yakni itu, kami akan menghadapinya hanya dengan mengandalkan kemampuan masing-masing sekarang. Bisa kalian mengerti itu?"
"Lalu, bagaimana dengan para petualang?"
"Tentu saja, kami mempekerjakan mereka hanya hingga di sini. Itu alasannya yakni hanya satu party yang bisa masuk untuk tantangan terakhir"
"Orang pertama yang tiba akan dilayani duluan. Gregory-sensei lah yang telah menyiapkan para petualang ini, mereka hebat alasannya yakni bisa mengurusi banyak masalah. Kaprikornus dengan menuruti urutan kelompok yang tiba, penantang pertama yakni Hart, kedua yakni aku, dan yang terakhir yakni kalian"
"Jika saya tidak memberi tahu kalian ketika menuntaskan labirin ini, saya takkan bisa memberi sensasi kekalahan kepada kalian! Aku hanya ingin kemenangan! Tak perlu apapun selain itu!!"
Hah? Apa mereka tidak waras? Itulah yang juga dipikirkan nee-chan, beliau melangkah maju di depan bangsawan-bangsawan itu untuk mengajukan pertanyaan.
"Tunggu sebentar. Apa kalian tidak mempunyai undangan dari kami bila menang?"
"Apa yang bisa kami peroleh dari jelata? Yang kami inginkan yakni pujian dari reputasi yang disebut kemenangan!"
"Hmmm, memang takkan ada yang terjadi bila kami menang. Tapi, bila kami hingga kalah, kukira kami akan mendengarkan undangan apa saja, walaupun cuma satu untuk setiap orang. Bagaimana?"
Kedua orang itu tertawa keras, kami agak takjub dengan tingkah mereka. Menurut aniki, kami dihentikan terprovokasi. Jadi, saya memutuskan tidak meminta apapun dan memulai pertandingan, orang-orang ini hanya ingin menerima kemenangan dari kami.
Apa yang harus kami lakukan bila kalah? Ini akan mengecewakan alasannya yakni kami sudah terlanjur mendapatkan untuk bertanding.
"Sekarang sesudah kalian mengerti, kami akan masuk. Ini akan segera berakhir. Kalian hanya harus menunggu dengan cemas kemenangan kami tanpa harus melaksanakan apapun"
Hart hendak pergi ke pintu bersama para petugasnya. Hanya saja, seorang petualang malah berdiri di depan mereka.
Apa ini....aku mencicipi firasat buruk.
"Sedang apa kau? Karena kontraknya hingga di sini saja, pergilah dengan cepat"
"Aku ingin mengambil....imbalannya"
"Bukannya sesudah tantangan terakhir labirin ini selesai?"
"Itu benar! Kau hanya akan menjadi penghalang bagi Hart-sama!"
"....Aku bosan mengasuh anak-anak"
"?!"
Secara reflek, saya melesat dan menendang punggung Hart dengan keras. Ada sesuatu yang terayun pada ketika itu, namun pelayan Hart hanya berdiri tercengang disana.
"Karena itu, saya akan mengambil imbalanku. Yaitu, wajah tertutup keputusasaan dan jeritan. Selanjutnya....adalah hidupmu, ya kan?"
Ketika petualang yang berekspresi hambar itu berbicara dengan besar hati kemudian melepas jubahnya. Di depan mata kami, kedua lengan petugas itu....terjatuh.
"Aaa....aaaaa...."
"Apa....ini?"
"Tangan!! TANGANKUUUU!!!!!!"
Jeritan mereka bergema di aula. Dengan itu sebagai tanda, petualang lainnya juga melempar jubah mereka dan menyerang si darah biru perempuan.
"Benar! Sudah waktunya pengajaran!"
"Menjeritlah dengan keras, hiburlah kami"
"Hancurlah!!!"
Itu....adalah neraka yang pernah saya lihat dulu.
Desaku....teman....keluarga....ini ibarat adegan mimpi jelek dimana semuanya lenyap.
Petugas si darah biru wanita terbunuh, robek dan hancur oleh petualang.
Dan kemudian wanita darah biru itu....
"Rasakan ini!! Aku meminta pedang angin---...."
Meski beliau meneriakkan mantra dengan berani, namun para petugas yang melindungi si darah biru wanita tidak di sana lagi. Tentu saja para petualang akan menyerangnya alasannya yakni beliau tak mempunyai pertahanan.
"Hei, kamu yakin mau melepaskan sihir tanpa khawatir begini?"
"{Air Shot}!!"
Sebelum senjata petualang itu berayun, nee-chan menembakkan {Air Shot} dan menghempaskan tubuh si darah biru wanita hingga membuatnya terhindar dan nyaris selamat. Namun, ibarat yang diharapkan, beliau tidak bisa menahan itu dan malah terpental oleh dampaknya.
Aku juga sama dikarenakan telah menendang Hart tanpa menahan kekuatanku, beliau benar-benar pingsan di lokasi yang agak jauh.
"Hehh? Kalian sangat baik walaupun masih anak-anak"
Petualang yang menyerang petugas Hart tersenyum senang sambil menggenggam pedangnya dan menatap kami. Sekilas beliau tampak lembut, tapi kesan itu sirna ketika melihat jenazah para petugas yang bergelempangan di beberapa titik pada aula. Aku berdiri di depan nee-chan dan menarik pedangku.
"Siapa....kalian?"
"Hah? Jadi, kamu tidak tahu meski sudah melihat tato ini?"
"Maaf saja. Tapi saya tidak tertarik dengan hal lain kecuali pada orang tertentu*. Jika tidak keberatan, boleh saya mengajukan pertanyaan?"
[Maksudnya ya Sirius]
Nee-chan bertanya dengan perlahan. Disisi lain, wajah Reese-ane memucat. Dia menutup mulutnya sambil terkaku di barisan paling belakang. Kami bisa tahan dengan pemandangan ini alasannya yakni pernah menyaksikan hal serupa di masa lalu. Pemandangan dihadapannya kini terlalu berlebihan untuk dirinya yang lembut. Entah mau lari atau bertarung, kami ingin menyampaikan waktu hingga mental Reese-ane pulih walaupun hanya sedikit.
Petualang tersebut menjawab pertanyaan nee-chan dengan memperlihatkan tato merah berbentuk naga, kemudian tersenyum kepada tiga orang lainnya sambil membuatkan kedua lengan.
"Bagus sekali, akhir-akhir ini orang akan pribadi kabur begitu mengetahui identitas kami. Kaprikornus izinkan kami memperkenalkan diri"
Orang yang berbicara dari tadi bukan berasal dari ras insan maupun ras binatang, ini yakni pertama kalinya saya melihat ras itu. Penampilannya ibarat manusia. Namun sekujur tubuhnya dipenuhi sisik bagaikan ular, tanduk tumbuh di kepalanya, dan ditambah ekor yang ibarat kadal.
Hanya saja, matanya yakni kepingan yang paling berkesan. Seolah terdapat perasaan gelap dan mendalam yang tersembunyi di senyuman gelapnya. Itu menakutkan.
Bukan, saya sungguh tidak bisa melihat apa yang tersimpan di dalam dirinya. Jika tidak ibarat itu, beliau takkan membunuh seseorang dengan senang hati.
"Aku berperan sebagai pemimpin party guild 'Dragon of Fresh Blood', dipanggil Goraon dari ras naga. Yang di sini yakni Ash. Dia berasal dari ras serigala emas langka, kamu tahu?"
Serigala perak dan serigala emas berada dalam jenis yang sama. Penampilannya hanya berbeda pada kepingan rambut, perak dan emas. Tapi, pengecualian sesungguhnya ada pada gaya hidup. Ras serigala perak sangat menghargai keluarga, kerabat dan tetap berkelompok hingga kapanpun. Namun, ras serigala emas berbeda. Mereka yakni ras terisolasi yang mengusir keluarganya begitu anak itu tumbuh hingga batas tertentu.
Kekuatan mereka sangat tinggi. Hanya saja, jumlahnya yang sedikit bisa diperkirakan akhir gaya hidup itu, hingga menciptakan ras ini jarang terlihat. Ketika Aniki mengetahuinya, beliau berkata kalau mereka persis ibarat serigala penyendiri.
Petualang yang diperkenalkan oleh Goraon, Ash si ras serigala emas dengan tubuh besarnya tersenyum ganas ketika menatap kami.
"Hebat....kalian benar-benar hebat. Rasanya niscaya anggun ketika memotong daging mereka"
"Belum, Ash. Pengenalan diri belum berakhir....Paman kurcaci ini yakni Ed. Dia sangat kuat"
"Hmmph, saya saja sudah cukup untuk mengalahkan bocah-bocah bandel ini"
"Hei, kamu yakin mau melepaskan sihir tanpa khawatir begini?"
"{Air Shot}!!"
Sebelum senjata petualang itu berayun, nee-chan menembakkan {Air Shot} dan menghempaskan tubuh si darah biru wanita hingga membuatnya terhindar dan nyaris selamat. Namun, ibarat yang diharapkan, beliau tidak bisa menahan itu dan malah terpental oleh dampaknya.
Aku juga sama dikarenakan telah menendang Hart tanpa menahan kekuatanku, beliau benar-benar pingsan di lokasi yang agak jauh.
"Hehh? Kalian sangat baik walaupun masih anak-anak"
Petualang yang menyerang petugas Hart tersenyum senang sambil menggenggam pedangnya dan menatap kami. Sekilas beliau tampak lembut, tapi kesan itu sirna ketika melihat jenazah para petugas yang bergelempangan di beberapa titik pada aula. Aku berdiri di depan nee-chan dan menarik pedangku.
"Siapa....kalian?"
"Hah? Jadi, kamu tidak tahu meski sudah melihat tato ini?"
"Maaf saja. Tapi saya tidak tertarik dengan hal lain kecuali pada orang tertentu*. Jika tidak keberatan, boleh saya mengajukan pertanyaan?"
[Maksudnya ya Sirius]
Nee-chan bertanya dengan perlahan. Disisi lain, wajah Reese-ane memucat. Dia menutup mulutnya sambil terkaku di barisan paling belakang. Kami bisa tahan dengan pemandangan ini alasannya yakni pernah menyaksikan hal serupa di masa lalu. Pemandangan dihadapannya kini terlalu berlebihan untuk dirinya yang lembut. Entah mau lari atau bertarung, kami ingin menyampaikan waktu hingga mental Reese-ane pulih walaupun hanya sedikit.
Petualang tersebut menjawab pertanyaan nee-chan dengan memperlihatkan tato merah berbentuk naga, kemudian tersenyum kepada tiga orang lainnya sambil membuatkan kedua lengan.
"Bagus sekali, akhir-akhir ini orang akan pribadi kabur begitu mengetahui identitas kami. Kaprikornus izinkan kami memperkenalkan diri"
Orang yang berbicara dari tadi bukan berasal dari ras insan maupun ras binatang, ini yakni pertama kalinya saya melihat ras itu. Penampilannya ibarat manusia. Namun sekujur tubuhnya dipenuhi sisik bagaikan ular, tanduk tumbuh di kepalanya, dan ditambah ekor yang ibarat kadal.
Hanya saja, matanya yakni kepingan yang paling berkesan. Seolah terdapat perasaan gelap dan mendalam yang tersembunyi di senyuman gelapnya. Itu menakutkan.
Bukan, saya sungguh tidak bisa melihat apa yang tersimpan di dalam dirinya. Jika tidak ibarat itu, beliau takkan membunuh seseorang dengan senang hati.
"Aku berperan sebagai pemimpin party guild 'Dragon of Fresh Blood', dipanggil Goraon dari ras naga. Yang di sini yakni Ash. Dia berasal dari ras serigala emas langka, kamu tahu?"
Serigala perak dan serigala emas berada dalam jenis yang sama. Penampilannya hanya berbeda pada kepingan rambut, perak dan emas. Tapi, pengecualian sesungguhnya ada pada gaya hidup. Ras serigala perak sangat menghargai keluarga, kerabat dan tetap berkelompok hingga kapanpun. Namun, ras serigala emas berbeda. Mereka yakni ras terisolasi yang mengusir keluarganya begitu anak itu tumbuh hingga batas tertentu.
Kekuatan mereka sangat tinggi. Hanya saja, jumlahnya yang sedikit bisa diperkirakan akhir gaya hidup itu, hingga menciptakan ras ini jarang terlihat. Ketika Aniki mengetahuinya, beliau berkata kalau mereka persis ibarat serigala penyendiri.
Petualang yang diperkenalkan oleh Goraon, Ash si ras serigala emas dengan tubuh besarnya tersenyum ganas ketika menatap kami.
"Hebat....kalian benar-benar hebat. Rasanya niscaya anggun ketika memotong daging mereka"
"Belum, Ash. Pengenalan diri belum berakhir....Paman kurcaci ini yakni Ed. Dia sangat kuat"
"Hmmph, saya saja sudah cukup untuk mengalahkan bocah-bocah bandel ini"
Postur si kurcaci tidak terlalu berbeda dengan Aniki, tapi beliau membawa perisai dan kapak yang tampak berat dan bernafsu dengan mudah. Terutama, perisainya yang sangat besar hingga menutupi seluruh tubuh. Kupikir itu takkan hancur dengan hanya serangan setengah-setengah.
"Dan yang terakhir yakni Romeos dari ras manusia. Dia penyihir hebat dengan atribut air dan tanah, seorang Double"
"Salam, belum dewasa ras hewan dan manusia"
Dia membungkuk sopan sambil membiarkan rambut panjang hijaunya tergerai. Kelihatannya saja ibarat cowok baik, tapi beliau mempunyai verbal yang melengkung dengan menjijikkan.
"Itulah kami, 'Dragon of fresh blood'. Meskipun waktunya sangat singkat, senang bertemu dengan kalian"
"Waktu yang sangat singkat....kenapa begitu?"
Sementara berbicara, saya juga mengambil posisi dimana nee-chan dan Reese-ane menjadi titik buta bagi mereka. Aku mempersiapkan pedang terlebih dahulu, dan tanpa melonggarkan kewaspadaan sedikit pun.
"Eh? Tentu alasannya yakni kalian akan segera mati juga, kan? Kami suka membunuh orang"
"Bukankah itu....sebuah kejahatan? Aku punya satu pertanyaan lagi, mengapa orang-orang ibarat kalian ada di sini?"
Nee-chan berusaha memperoleh lebih banyak waktu sambil membelai punggung Reese-ane. Aku tidak berpikir mereka akan menjawab tapi pemimpinnya, Goraon berbicara dengan senang hati.
"Itu alasannya yakni ketika kami bermain di kota tertentu, Gregory tiba dan mengundang kami. 'Kalian bisa membunuh banyak orang', katanya. Tapi, meski sudah repot-repot hingga di sini, hal pertama yang kami lakukan malah mengasuh anak. Awalnya saya bersabar hingga di pertengahan jalan, tapi itu tidak bisa ditahan lagi. Akupun melakukannya tanpa sengaja. Kesabaran itu jelek bagi kesehatan seseorang"
"Tapi, ini tidak jelek juga. Meski masih anak-anak, mereka berbeda. Bukankah ini akan jadi menyenangkan?"
"Kau benar. Jeritan mereka niscaya bagus"
"Jauhkan tangan kalian! Ini yakni mangsaku!!"
Gregory lagi? Sampai mengundang orang-orang semacam ini, beliau tidak pernah melaksanakan hal yang baik.
Saat saya teringat bajingan itu, Goraon menepukkan tangannya sambil tampak berpikir sesuatu.
"Benar juga! Membunuh secepatnya juga bagus, namun saya ingin mendengar jeritan keputusasaan mereka. Tidakkah akan baik kalau ada waktu untuk pertemuan taktik bila mereka mau melawan kita?"
"Kebiasaan jelek itu keluar lagi. Aku ingin secepatnya bertarung"
"Eh? Karena mereka melawan, ekpresi yang mereka buat ketika semuanya dihancurkan bukankah yang terbaik? Kalian juga oke kan?"
"Tidak bisa terbantu, ayo ikuti pendapat pemimpin"
"Karena itu, kita akan menyampaikan sedikit waktu untuk kalian"
Sementara kami terkejut, kelompok Dragon of Fresh Blood duduk di bersahabat dinding dan mulai beristirahat.
Sudah terperinci kami sedang diremehkan tapi kami sangat bersyukur sekarang. Meski begitu, saya tidak berhenti bersikap hati-hati kemudian menoleh ke belakang pada Nee-chan dan Reese-ane.
"Apakah kamu baik-baik saja, Reese-ane?"
"Yeah ... maaf....Aku sudah baikan"
"Kita telah meminta pemberian melalui liontin ini, tapi jangan berharap kalau mereka akan segera tiba"
"Benar. Mereka....pasti lebih besar lengan berkuasa dari kita"
Salah satu pengajaran yang kuterima dari Aniki yakni hal perihal menyadari musuh yang kuat.
Ini yakni pedoman untuk memastikan kekuatan dan membandingkannya dengan diri sendiri dari banyak sekali sudut pandang, termasuk penampilan mereka juga. Bagaimana cara menekan hawa kehadiran dan haus darah. Aniki mengatakan, bahwa sulit bila tidak melakukannya berkali-kali, tapi saya bisa paham kesan jelek dari 'Dragon of Fresh Blood' ini. Kami tidak sebagus Aniki, tapi kami mengerti hal-hal yang berada di atas kami.
"Dan yang terakhir yakni Romeos dari ras manusia. Dia penyihir hebat dengan atribut air dan tanah, seorang Double"
"Salam, belum dewasa ras hewan dan manusia"
Dia membungkuk sopan sambil membiarkan rambut panjang hijaunya tergerai. Kelihatannya saja ibarat cowok baik, tapi beliau mempunyai verbal yang melengkung dengan menjijikkan.
"Itulah kami, 'Dragon of fresh blood'. Meskipun waktunya sangat singkat, senang bertemu dengan kalian"
"Waktu yang sangat singkat....kenapa begitu?"
Sementara berbicara, saya juga mengambil posisi dimana nee-chan dan Reese-ane menjadi titik buta bagi mereka. Aku mempersiapkan pedang terlebih dahulu, dan tanpa melonggarkan kewaspadaan sedikit pun.
"Eh? Tentu alasannya yakni kalian akan segera mati juga, kan? Kami suka membunuh orang"
"Bukankah itu....sebuah kejahatan? Aku punya satu pertanyaan lagi, mengapa orang-orang ibarat kalian ada di sini?"
Nee-chan berusaha memperoleh lebih banyak waktu sambil membelai punggung Reese-ane. Aku tidak berpikir mereka akan menjawab tapi pemimpinnya, Goraon berbicara dengan senang hati.
"Itu alasannya yakni ketika kami bermain di kota tertentu, Gregory tiba dan mengundang kami. 'Kalian bisa membunuh banyak orang', katanya. Tapi, meski sudah repot-repot hingga di sini, hal pertama yang kami lakukan malah mengasuh anak. Awalnya saya bersabar hingga di pertengahan jalan, tapi itu tidak bisa ditahan lagi. Akupun melakukannya tanpa sengaja. Kesabaran itu jelek bagi kesehatan seseorang"
"Tapi, ini tidak jelek juga. Meski masih anak-anak, mereka berbeda. Bukankah ini akan jadi menyenangkan?"
"Kau benar. Jeritan mereka niscaya bagus"
"Jauhkan tangan kalian! Ini yakni mangsaku!!"
Gregory lagi? Sampai mengundang orang-orang semacam ini, beliau tidak pernah melaksanakan hal yang baik.
Saat saya teringat bajingan itu, Goraon menepukkan tangannya sambil tampak berpikir sesuatu.
"Benar juga! Membunuh secepatnya juga bagus, namun saya ingin mendengar jeritan keputusasaan mereka. Tidakkah akan baik kalau ada waktu untuk pertemuan taktik bila mereka mau melawan kita?"
"Kebiasaan jelek itu keluar lagi. Aku ingin secepatnya bertarung"
"Eh? Karena mereka melawan, ekpresi yang mereka buat ketika semuanya dihancurkan bukankah yang terbaik? Kalian juga oke kan?"
"Tidak bisa terbantu, ayo ikuti pendapat pemimpin"
"Karena itu, kita akan menyampaikan sedikit waktu untuk kalian"
Sementara kami terkejut, kelompok Dragon of Fresh Blood duduk di bersahabat dinding dan mulai beristirahat.
Sudah terperinci kami sedang diremehkan tapi kami sangat bersyukur sekarang. Meski begitu, saya tidak berhenti bersikap hati-hati kemudian menoleh ke belakang pada Nee-chan dan Reese-ane.
"Apakah kamu baik-baik saja, Reese-ane?"
"Yeah ... maaf....Aku sudah baikan"
"Kita telah meminta pemberian melalui liontin ini, tapi jangan berharap kalau mereka akan segera tiba"
"Benar. Mereka....pasti lebih besar lengan berkuasa dari kita"
Salah satu pengajaran yang kuterima dari Aniki yakni hal perihal menyadari musuh yang kuat.
Ini yakni pedoman untuk memastikan kekuatan dan membandingkannya dengan diri sendiri dari banyak sekali sudut pandang, termasuk penampilan mereka juga. Bagaimana cara menekan hawa kehadiran dan haus darah. Aniki mengatakan, bahwa sulit bila tidak melakukannya berkali-kali, tapi saya bisa paham kesan jelek dari 'Dragon of Fresh Blood' ini. Kami tidak sebagus Aniki, tapi kami mengerti hal-hal yang berada di atas kami.
Aniki berkata bahwa saya harus melarikan diri tanpa ragu bila bertemu lawan yang lebih kuat. Tapi saya tidak ingin melarikan diri dari orang-orang ini.
"Apa Emilia dan Reus-kun bahkan tak bisa menghadapi mereka?"
"Jika bersama Nee-chan, kami bisa mengurus satu orang. Tapi mustahil dengan empat orang sekaligus"
"Kalau begitu, ayo kabur. kita mungkin bisa melarikan diri bila menggunakan {Aqua Mist}"
Saat mendengar perihal melarikan diri, saya pribadi menatap kedua darah biru yang tergeletak kemudian menggelengkan kepala. Kedua nee-chan yakni prioritas utama.
"Sama dengan lawan, ada suku serigala emas yang sensitif terhadap bau disana. Mereka akan segera mengejar bahkan bila kita lari. Bagaimanapun juga, ini akan berakhir kalau nee-chan dan Reese-ane tertangkap"
"Lalu....kita akan bertarung?"
"Ini akan sulit, tapi....kita tidak punya pilihan lain. Reese, kaulah satu-satunya yang bisa lolos"
"Ya, saya ingin kamu memberi tahu Aniki"
"Aku tidak oke dengan itu!"
Wajah Reese-ane masih pucat alasannya yakni dibebani ketakutan akan teror. Namun, beliau mencengkeram tinjunya dan menolak planning kami.
"Aku....merasa akan menyesal bila hingga melarikan diri dari sini. Aku takut penyesalan ini menjadi sesuatu yang tak bisa kusembuhkan selamanya"
"....Kau mau mati?"
"Aku takut! Aku tidak ingin mati! Tapi....meski begitu....hal ibarat meninggalkan kalian berdua....aku sama sekali tidak setuju!"
Reese-ane menatap kami sambil menumpahkan air mata. Walaupun saya ingin dirinya melarikan diri, rasanya sangat hangat ketika beliau menolak demi nee-chan dan diriku.
"Jadi, saya juga akan bertarung! Aku ingin pulang bersama semua orang!"
"Terima kasih Reese, ayo kembali ke tempat Sirius-sama bersama-sama. Tapi sebelum itu, kita harus mulai dari awal dan menyusun strategi. Pertama, kita mungkin harus mengurangi jumlah musuh"
"Siapa yang kita targetkan dulu?"
"Strategi yang biasa yakni menargetkan pemimpinnya, namun beliau tadi mengaku berasal dari ras naga. Reus akan menahan laki-laki serigala emas itu, sedangkan apakah pisau anginku bisa mengenainya atau tidak...."
Tertulis dalam buku bahwa tubuh ras naga sangatlah kokoh. Menebasnya dengan pedang mungkin bisa, tapi saya harus menahan lawan lain sambil memastikan {Air Slash} nee-chan mengenainya atau tidak. Karena ini merupakan serangan kejutan, kesempatannya hanya sekali. Aku bertanya-tanya perihal apa yang bisa menciptakan planning kami berhasil.
"....Aku yang akan melakukannya"
"Reese?"
"Aku niscaya bisa. Sirius-san telah mengajariku. Kalau menggunakan 'itu', saya niscaya bisa pergi kesana"
"'Itu' ya! Kalau menggunakan 'itu'....!"
"Benar juga. Tapi Reese, kamu akan melompat pribadi ke kawasan musuh utama, kamu tahu? Sampai-sampai menghadapi risikonya...."
"Hasilnya akan sama bila kita kalah! Jadi, ayo pilih metode barusan meski kemungkinan berhasilnya kecil!"
Tubuh Reese-ane agak gemetar, beliau hampir tak bisa berdiri tegak. Meski begitu, perilakunya masih tegas. Orang itu sendiri melangkah maju dan bertekad memberi dukungan.
Aku mengangguk dengan Nee-chan, kemudian bersama memegang tangan Reese-ane.
"Terima kasih. Kami mempercayakannya padamu. Jangan khawatir, Reus dan saya akan memberi jalan untukmu"
"Aku akan melindungi punggung Reese-ane!"
"Ya, akan kulakukan yang terbaik!"
Yang bisa kami perbuat hanyalah menanggapi tekad Reese-ane.
"Karena begitu, perihal strateginya...."
Nee-chan terlihat sangat kuat. Mungkin itu masuk akal alasannya yakni beliau dan saya selalu berlari mengejar punggung aniki.
Namun di situasi ini, nee-chan hanya berpura-pura kuat. Aku sadar ketika kami saling berpegangan tangan tadi, tubuhnya....gemetar. Ekornya juga menegang, sama sepertiku.
Meski begitu, tak ada pilihan selain melaksanakan ini! Demi kembali ke sisi aniki!
"Apa Emilia dan Reus-kun bahkan tak bisa menghadapi mereka?"
"Jika bersama Nee-chan, kami bisa mengurus satu orang. Tapi mustahil dengan empat orang sekaligus"
"Kalau begitu, ayo kabur. kita mungkin bisa melarikan diri bila menggunakan {Aqua Mist}"
Saat mendengar perihal melarikan diri, saya pribadi menatap kedua darah biru yang tergeletak kemudian menggelengkan kepala. Kedua nee-chan yakni prioritas utama.
"Sama dengan lawan, ada suku serigala emas yang sensitif terhadap bau disana. Mereka akan segera mengejar bahkan bila kita lari. Bagaimanapun juga, ini akan berakhir kalau nee-chan dan Reese-ane tertangkap"
"Lalu....kita akan bertarung?"
"Ini akan sulit, tapi....kita tidak punya pilihan lain. Reese, kaulah satu-satunya yang bisa lolos"
"Ya, saya ingin kamu memberi tahu Aniki"
"Aku tidak oke dengan itu!"
Wajah Reese-ane masih pucat alasannya yakni dibebani ketakutan akan teror. Namun, beliau mencengkeram tinjunya dan menolak planning kami.
"Aku....merasa akan menyesal bila hingga melarikan diri dari sini. Aku takut penyesalan ini menjadi sesuatu yang tak bisa kusembuhkan selamanya"
"....Kau mau mati?"
"Aku takut! Aku tidak ingin mati! Tapi....meski begitu....hal ibarat meninggalkan kalian berdua....aku sama sekali tidak setuju!"
Reese-ane menatap kami sambil menumpahkan air mata. Walaupun saya ingin dirinya melarikan diri, rasanya sangat hangat ketika beliau menolak demi nee-chan dan diriku.
"Jadi, saya juga akan bertarung! Aku ingin pulang bersama semua orang!"
"Terima kasih Reese, ayo kembali ke tempat Sirius-sama bersama-sama. Tapi sebelum itu, kita harus mulai dari awal dan menyusun strategi. Pertama, kita mungkin harus mengurangi jumlah musuh"
"Siapa yang kita targetkan dulu?"
"Strategi yang biasa yakni menargetkan pemimpinnya, namun beliau tadi mengaku berasal dari ras naga. Reus akan menahan laki-laki serigala emas itu, sedangkan apakah pisau anginku bisa mengenainya atau tidak...."
Tertulis dalam buku bahwa tubuh ras naga sangatlah kokoh. Menebasnya dengan pedang mungkin bisa, tapi saya harus menahan lawan lain sambil memastikan {Air Slash} nee-chan mengenainya atau tidak. Karena ini merupakan serangan kejutan, kesempatannya hanya sekali. Aku bertanya-tanya perihal apa yang bisa menciptakan planning kami berhasil.
"....Aku yang akan melakukannya"
"Reese?"
"Aku niscaya bisa. Sirius-san telah mengajariku. Kalau menggunakan 'itu', saya niscaya bisa pergi kesana"
"'Itu' ya! Kalau menggunakan 'itu'....!"
"Benar juga. Tapi Reese, kamu akan melompat pribadi ke kawasan musuh utama, kamu tahu? Sampai-sampai menghadapi risikonya...."
"Hasilnya akan sama bila kita kalah! Jadi, ayo pilih metode barusan meski kemungkinan berhasilnya kecil!"
Tubuh Reese-ane agak gemetar, beliau hampir tak bisa berdiri tegak. Meski begitu, perilakunya masih tegas. Orang itu sendiri melangkah maju dan bertekad memberi dukungan.
Aku mengangguk dengan Nee-chan, kemudian bersama memegang tangan Reese-ane.
"Terima kasih. Kami mempercayakannya padamu. Jangan khawatir, Reus dan saya akan memberi jalan untukmu"
"Aku akan melindungi punggung Reese-ane!"
"Ya, akan kulakukan yang terbaik!"
Yang bisa kami perbuat hanyalah menanggapi tekad Reese-ane.
"Karena begitu, perihal strateginya...."
Nee-chan terlihat sangat kuat. Mungkin itu masuk akal alasannya yakni beliau dan saya selalu berlari mengejar punggung aniki.
Namun di situasi ini, nee-chan hanya berpura-pura kuat. Aku sadar ketika kami saling berpegangan tangan tadi, tubuhnya....gemetar. Ekornya juga menegang, sama sepertiku.
Meski begitu, tak ada pilihan selain melaksanakan ini! Demi kembali ke sisi aniki!
Aku memikirkan taktik yang nee-chan susun di kepalaku dan bersiap untuk bertarung. Pihak lain juga kembali.
"Bagaimana kalau kita mulai sekarang? Yah....apa pun pertarungan yang kalian akan tunjukkan, kami berharap itu akan menyenangkan"
Dia tersenyum ibarat sebelumnya dan menunggu dengan besar hati tindakan kami.
Lihat saja, kami akan segera menghapus senyuman itu.
"Kumohon! {Aqua Mist}!"
Pertama, menutup bidang pandang menggunakan sihir Reese-ane. Pada ketika bersamaan, nee-chan dan saya akan berlari dan menargetkan lawan masing-masing. Itulah rencananya.
Lawanku yakni orang dari ras serigala emas dan si kurcaci. Kami bisa melihat dengan tepat sosok lawan meski ikut berada dalam kabut tebal ini berkat pemberian Reese-ane. Aku mengaktifkan {Boost} dan mulai menyerang si kurcaci dulu.
"{Flame Knuckle}!!!"
"Apa?!"
Karena tak perlu menyembunyikan kemampuan kami yang sesungguhnya, saya meninju si kurcaci dengan kepalan api tanpa menggunakan mantra. Walaupun berhasil mengejutkannya, lawan masih sempat menyiapkan perisai dan menahan seranganku. Hanya saja, tujuanku yang sebetulnya bukan untuk mengalahkannya, tapi untuk menarik perhatian.
Pria kurcaci itu terdorong mundur sambil terhuyung-huyung alasannya yakni dampaknya.
"Bocah bandel disana!!"
Merasakan bau ledakan tersebut, laki-laki serigala emas pun menyerang. Aku menghentikan serangannya dengan mengayunkan pedangku. Pria dari ras serigala emas ini tidak memegang satupun senjata, gaya bertarungnya mungkin hanya mengandalkan kemampuan tubuh fisik saja. Kuku-kukunya memanjang dengan aneh dan beliau bahkan mendapatkan seranganku tanpa terganggu. Sialan, apakah lawanku lebih unggul bahkan ketika saya memperkuat diri menggunakan {Boost}?
"Kau harus menghentikan tipuan kekanak-kanakan semacam itu. Wahai---...."
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya!"
Nee-chan menghadapi si penyihir insan yang hendak melemparkan sihir angin kelas pemula. Dia mengacungkan pisaunya dan menyerang dari dalam kabut. Namun, serangan mendadak itu berhasil dihindari.
"Fufu, jangan berpikir kalau saya lemah dalam pertarungan jarak bersahabat hanya alasannya yakni diriku seorang penyihir"
"Aku tidak menyukai ini, tapi saya setuju! {Air Slash}!!"
"Cepat?! Tapi lintasan laju sihir itu hanya akan membersihkan kabutnya"
Nee-chan tampaknya baik-baik saja, tapi saya mungkin takkan bertahan lebih lama. Gerakan kurcaci itu lamban dan entah bagaimana saya bisa mengurusnya, tapi si ras serigala emas sangat cepat dan besar lengan berkuasa lebih dari yang kuperkirakan.
"Menyingkirlah, Ash! Kau menghalangi jalan!!"
"Diam!! Sudah kukatakan kalau bocah ini yakni mangsaku!"
"Ada apa dengan orang-orang itu?!
Aku bersyukur alasannya yakni keduanya malah bertengkar disaat kami sedang bertarung. Mereka mulai saling menyerang, tapi saya berhasil menghindarinya. Bagaimanapun, kolaborasi itu penting.
Dan sementara kami menarik perhatian lawan ibarat itu, Reese-ane bergerak perlahan dari samping sambil mendekati Goraon tanpa disadari.
"Heh....sihir yang menarik, ya? Aku jadi tidak bisa melihat apapun"
"Kelengahanmu itu bisa berakibat fatal!"
Reese-ane kemudian berlari menuju Goraon dan melepaskan sihir terbaiknya.
"Aku memohon pada semuanya! {Aqua Cutter}!!"
Itu yakni pisau air yang sudah diciptakan aniki. Berupa percikan air dengan kekuatan besar dan merupakan sihir hebat dan bisa memotong apapun ibarat kerikil maupun bongkahan besi. Aniki berkata bahwa kekuatannya menjadi sebesar ini alasannya yakni dibantu oleh para roh.
Harusnya sihir itu bisa memotong benda padat sekalipun ibarat sisik ras naga.
Reese-ane bergerak ke arah Goraon sambil melemparkan benda tipis dari tangannya. Lawan segera berpindah, tapi itu sudah terlambat. Satu lengan sekaligus satu kakinya dipotong oleh sihir Reese-ane, beliau terjatuh ke lantai tanpa bisa menopang tubuhnya sendiri dengan anggota tubuh yang tersisa.
"Ini?!"
"Bagaimana kalau kita mulai sekarang? Yah....apa pun pertarungan yang kalian akan tunjukkan, kami berharap itu akan menyenangkan"
Dia tersenyum ibarat sebelumnya dan menunggu dengan besar hati tindakan kami.
Lihat saja, kami akan segera menghapus senyuman itu.
"Kumohon! {Aqua Mist}!"
Pertama, menutup bidang pandang menggunakan sihir Reese-ane. Pada ketika bersamaan, nee-chan dan saya akan berlari dan menargetkan lawan masing-masing. Itulah rencananya.
Lawanku yakni orang dari ras serigala emas dan si kurcaci. Kami bisa melihat dengan tepat sosok lawan meski ikut berada dalam kabut tebal ini berkat pemberian Reese-ane. Aku mengaktifkan {Boost} dan mulai menyerang si kurcaci dulu.
"{Flame Knuckle}!!!"
"Apa?!"
Karena tak perlu menyembunyikan kemampuan kami yang sesungguhnya, saya meninju si kurcaci dengan kepalan api tanpa menggunakan mantra. Walaupun berhasil mengejutkannya, lawan masih sempat menyiapkan perisai dan menahan seranganku. Hanya saja, tujuanku yang sebetulnya bukan untuk mengalahkannya, tapi untuk menarik perhatian.
Pria kurcaci itu terdorong mundur sambil terhuyung-huyung alasannya yakni dampaknya.
"Bocah bandel disana!!"
Merasakan bau ledakan tersebut, laki-laki serigala emas pun menyerang. Aku menghentikan serangannya dengan mengayunkan pedangku. Pria dari ras serigala emas ini tidak memegang satupun senjata, gaya bertarungnya mungkin hanya mengandalkan kemampuan tubuh fisik saja. Kuku-kukunya memanjang dengan aneh dan beliau bahkan mendapatkan seranganku tanpa terganggu. Sialan, apakah lawanku lebih unggul bahkan ketika saya memperkuat diri menggunakan {Boost}?
"Kau harus menghentikan tipuan kekanak-kanakan semacam itu. Wahai---...."
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya!"
Nee-chan menghadapi si penyihir insan yang hendak melemparkan sihir angin kelas pemula. Dia mengacungkan pisaunya dan menyerang dari dalam kabut. Namun, serangan mendadak itu berhasil dihindari.
"Fufu, jangan berpikir kalau saya lemah dalam pertarungan jarak bersahabat hanya alasannya yakni diriku seorang penyihir"
"Aku tidak menyukai ini, tapi saya setuju! {Air Slash}!!"
"Cepat?! Tapi lintasan laju sihir itu hanya akan membersihkan kabutnya"
Nee-chan tampaknya baik-baik saja, tapi saya mungkin takkan bertahan lebih lama. Gerakan kurcaci itu lamban dan entah bagaimana saya bisa mengurusnya, tapi si ras serigala emas sangat cepat dan besar lengan berkuasa lebih dari yang kuperkirakan.
"Menyingkirlah, Ash! Kau menghalangi jalan!!"
"Diam!! Sudah kukatakan kalau bocah ini yakni mangsaku!"
"Ada apa dengan orang-orang itu?!
Aku bersyukur alasannya yakni keduanya malah bertengkar disaat kami sedang bertarung. Mereka mulai saling menyerang, tapi saya berhasil menghindarinya. Bagaimanapun, kolaborasi itu penting.
Dan sementara kami menarik perhatian lawan ibarat itu, Reese-ane bergerak perlahan dari samping sambil mendekati Goraon tanpa disadari.
"Heh....sihir yang menarik, ya? Aku jadi tidak bisa melihat apapun"
"Kelengahanmu itu bisa berakibat fatal!"
Reese-ane kemudian berlari menuju Goraon dan melepaskan sihir terbaiknya.
"Aku memohon pada semuanya! {Aqua Cutter}!!"
Itu yakni pisau air yang sudah diciptakan aniki. Berupa percikan air dengan kekuatan besar dan merupakan sihir hebat dan bisa memotong apapun ibarat kerikil maupun bongkahan besi. Aniki berkata bahwa kekuatannya menjadi sebesar ini alasannya yakni dibantu oleh para roh.
Harusnya sihir itu bisa memotong benda padat sekalipun ibarat sisik ras naga.
Reese-ane bergerak ke arah Goraon sambil melemparkan benda tipis dari tangannya. Lawan segera berpindah, tapi itu sudah terlambat. Satu lengan sekaligus satu kakinya dipotong oleh sihir Reese-ane, beliau terjatuh ke lantai tanpa bisa menopang tubuhnya sendiri dengan anggota tubuh yang tersisa.
"Ini?!"
"Selanjutnya yakni kepalamu! Aku ingin kamu menghentikan ini. Yang lain harus segera menghentikan tindakan mereka dan pergi!"
Reese-ane berpura-pura menjadi sangat kejam sambil menunjuk lawan, tapi tubuhnya sendiri sedikit bergetar. Tidak heran, ini yakni pertama kalinya beliau memotong seseorang.
Melihat Goraon yang menahan tawanya menciptakan Reese-ane tampak kesal.
"Apanya yang lucu?! Cepatlah pergi!"
"Tidak, saya hanya heran. Apa ini pertama kalinya kamu memotong seseorang?"
Goraon mengambil lengan yang terpotong menggunakan lengannya yang tersis tanpa wasapada sama sekali dan menempelkan kepingan itu ke tubuhnya lagi.
"Sudah usang saya tidak terluka dalam medan pertempuran. Meski pada ketika itu kedua kakiku yang terpotong, saya tidak menyangka gadis sepertimu lah yang selanjutnya bisa melaksanakan ini"
"Mus....tahil...."
Ketika lengan yang terputus itu disambungkan lagi, jarinya mulai bergerak-gerak dan tampak masih hidup. Seolah tak ada yang terjadi.
"Terkejut? Diriku berasal dari ras naga dengan spesies sedikit berbeda dan mempunyai ketahanan yang sangat bagus. Hei, bahkan kakiku ibarat ini"
"Aa....aaa...."
Selanjutnya, kakinya juga sama. Dia segera berdiri dan menunduk untuk menatap Reese-ane.
Rasa haus darah dihadapannya menciptakan Reese-ane tampak kaku dan tak bisa bergerak sedikitpun.
Dia juga terlihat tidak bisa lagi mempertahankan sihirnya, menyebabkan kabut tebal air lenyap dengan cepat.
"Hmm, bagus. Ekspresi keputusasaan itu....Jadi, saya akan memotong kepingan yang sama darimu untuk mengungkapan rasa terimakasihku"
Goraon menggenggam pedangnya sambil tersenyum kepada Reese-ane yang terdiam.
Sekalipun saya ingin membantu, diriku berada dalam keadaan dimana tak bisa lari dari kedua orang ini.
"Ha ha ha!! Bermainlah lebih banyak denganku!"
"Lihat kemari, bocah nakal!"
"Sialan! Menyingkirlah kalian!! Reese-ane!!!"
Aku menangkal kedua serangan mereka dan bergegas ke arah Reese-ane dengan niat mendapatkan tebasan itu. Namun, pedang Goraon lebih cepat. Disaat senjatanya berayun turun---....
"Reese!"
....---Nee-chan menerjang kesana.
Tubuh Reese-ane terpental akhir tubrukan mereka. Nee-chan kemudian menangkis pedang yang berayun dengan pisaunya. Sayangnya, itu tidak bisa ditahan, ada batas bagi pisau supaya bisa membelokkan jalur tebasan pedang. Jika pisaunya bukan senjata yang dibentuk kakek Grant, itu mungkin sudah pecah dan beliau akan tertebas.
Nee-chan mengatur ulang posturnya yang hancur dan mencoba melaksanakan serangan balasan....
"Jangan mengganggu!"
Namun, Goraon lebih cepat. Dia menendang nee-chan dan membuatnya terhempas jauh. Tanpa menahan diri, itu merupakan tendangan dengan niat membunuh.
Nee-chan terbang dan menabrak dinding dengan kepingan belakang tubuhnya. Dia jatuh di lantai dan tak bisa bergerak.
"Nee....chan?"
"Emilia!!!"
Reese-ane berlari sambil memanggil namanya.
Aku tak bisa melaksanakan apapun dan hanya bisa menatap pemandangan ini.
Apa kamu bercanda....
Nee-chan....
Oleh laki-laki sepertinya....
"Apa kalian melihat itu?!"
"Pertama, kita akan mengambil satu lengannya kan?"
"DIAAAAMMMMMM!!!!!!"
Seketika, saya pribadi berubah.
Diriku membesar, rambut tumbuh di sekujur badan, dan kekuatan mengalir ke seluruh kepingan tubuh.
Pedangku menjadi sangat ringan seolah sesuatu yang tidak nyata. Aku kemudian menyingkirkan lengan bersenjatakan kuku si ras serigala emas dengan kekuatan penuh menggunakan pedang ini.
"Ugh?!"
Aku kini bisa menghentikan serangannya dan menghempaskan lawanku. Berikutnya, saya hendak membelah kurcaci itu, tapi beliau menggunakan posisi bertahan begitu menyadari perubahan wujudku.
"Apa menurutmu kamu bisa menembus pertahananku?!"
"UWAAAAAHHH!!!!!"
Ketika pedangku terayun tanpa peduli, perisai kurcaci itu dan pedangku saling menghantam. Suara menderu pun bergema di ruangan ini.
Reese-ane berpura-pura menjadi sangat kejam sambil menunjuk lawan, tapi tubuhnya sendiri sedikit bergetar. Tidak heran, ini yakni pertama kalinya beliau memotong seseorang.
Melihat Goraon yang menahan tawanya menciptakan Reese-ane tampak kesal.
"Apanya yang lucu?! Cepatlah pergi!"
"Tidak, saya hanya heran. Apa ini pertama kalinya kamu memotong seseorang?"
Goraon mengambil lengan yang terpotong menggunakan lengannya yang tersis tanpa wasapada sama sekali dan menempelkan kepingan itu ke tubuhnya lagi.
"Sudah usang saya tidak terluka dalam medan pertempuran. Meski pada ketika itu kedua kakiku yang terpotong, saya tidak menyangka gadis sepertimu lah yang selanjutnya bisa melaksanakan ini"
"Mus....tahil...."
Ketika lengan yang terputus itu disambungkan lagi, jarinya mulai bergerak-gerak dan tampak masih hidup. Seolah tak ada yang terjadi.
"Terkejut? Diriku berasal dari ras naga dengan spesies sedikit berbeda dan mempunyai ketahanan yang sangat bagus. Hei, bahkan kakiku ibarat ini"
"Aa....aaa...."
Selanjutnya, kakinya juga sama. Dia segera berdiri dan menunduk untuk menatap Reese-ane.
Rasa haus darah dihadapannya menciptakan Reese-ane tampak kaku dan tak bisa bergerak sedikitpun.
Dia juga terlihat tidak bisa lagi mempertahankan sihirnya, menyebabkan kabut tebal air lenyap dengan cepat.
"Hmm, bagus. Ekspresi keputusasaan itu....Jadi, saya akan memotong kepingan yang sama darimu untuk mengungkapan rasa terimakasihku"
Goraon menggenggam pedangnya sambil tersenyum kepada Reese-ane yang terdiam.
Sekalipun saya ingin membantu, diriku berada dalam keadaan dimana tak bisa lari dari kedua orang ini.
"Ha ha ha!! Bermainlah lebih banyak denganku!"
"Lihat kemari, bocah nakal!"
"Sialan! Menyingkirlah kalian!! Reese-ane!!!"
Aku menangkal kedua serangan mereka dan bergegas ke arah Reese-ane dengan niat mendapatkan tebasan itu. Namun, pedang Goraon lebih cepat. Disaat senjatanya berayun turun---....
"Reese!"
....---Nee-chan menerjang kesana.
Tubuh Reese-ane terpental akhir tubrukan mereka. Nee-chan kemudian menangkis pedang yang berayun dengan pisaunya. Sayangnya, itu tidak bisa ditahan, ada batas bagi pisau supaya bisa membelokkan jalur tebasan pedang. Jika pisaunya bukan senjata yang dibentuk kakek Grant, itu mungkin sudah pecah dan beliau akan tertebas.
Nee-chan mengatur ulang posturnya yang hancur dan mencoba melaksanakan serangan balasan....
"Jangan mengganggu!"
Namun, Goraon lebih cepat. Dia menendang nee-chan dan membuatnya terhempas jauh. Tanpa menahan diri, itu merupakan tendangan dengan niat membunuh.
Nee-chan terbang dan menabrak dinding dengan kepingan belakang tubuhnya. Dia jatuh di lantai dan tak bisa bergerak.
"Nee....chan?"
"Emilia!!!"
Reese-ane berlari sambil memanggil namanya.
Aku tak bisa melaksanakan apapun dan hanya bisa menatap pemandangan ini.
Apa kamu bercanda....
Nee-chan....
Oleh laki-laki sepertinya....
"Apa kalian melihat itu?!"
"Pertama, kita akan mengambil satu lengannya kan?"
"DIAAAAMMMMMM!!!!!!"
Seketika, saya pribadi berubah.
Diriku membesar, rambut tumbuh di sekujur badan, dan kekuatan mengalir ke seluruh kepingan tubuh.
Pedangku menjadi sangat ringan seolah sesuatu yang tidak nyata. Aku kemudian menyingkirkan lengan bersenjatakan kuku si ras serigala emas dengan kekuatan penuh menggunakan pedang ini.
"Ugh?!"
Aku kini bisa menghentikan serangannya dan menghempaskan lawanku. Berikutnya, saya hendak membelah kurcaci itu, tapi beliau menggunakan posisi bertahan begitu menyadari perubahan wujudku.
"Apa menurutmu kamu bisa menembus pertahananku?!"
"UWAAAAAHHH!!!!!"
Ketika pedangku terayun tanpa peduli, perisai kurcaci itu dan pedangku saling menghantam. Suara menderu pun bergema di ruangan ini.
Tubuh kurcaci itu terhempas bersama perisainya. Dia kemudian terjatuh dengan punggungnya di beberapa langkah agak jauh. Meski benturan tadi begitu luar biasa, pedang dan perisai kami masih mempertahankan bentuknya.
....Aku bisa melakukannya.
Dengan kekuatan ini, saya bisa melawan orang-orang itu.
Aku menyegel bentuk ini alasannya yakni tidak ingin Reese-ane melihatnya, tapi kini bukan masalah.
Singkirkan secepatnya orang-orang ini dan pergi ke tempat Nee-chan segera*!
[こいつらを速く――して、すぐに姉ちゃんの所へ行くんだ!....menurut kalian, garis panjang itu apa maksudnya ya??. Kata-katanya sih "Koitsu ra o hayaku---shite, sugu ni neechan no tokoro e iku nda"]
"Cih....Walaupun tidak terkena serangan pribadi dari depan, kekuatan brutal macam apa itu? Dia bukan sekedar bocah nakal"
"Berhati-hatilah. Aku bisa melihat pergerakan Mana darinya. Mungkin semacam pelengkap Mana yang diterapkan ke dalam tubuh fisik"
"Apa beliau juga sudah bisa menggunakan {Boost} di usianya ini? Dia disebut anak terkutuk, anak yang sangat kuat"
"Anak terkutuk? Apa itu?"
"Anak terkutuk bisa berubah wujud ibarat anak itu. Ini yakni kisah turun temurun di ras serigala kami. Mereka akan membawa malapetaka, dan bila hingga tertangkap tangan akan dibunuh"
"Bukankah beliau hidup sekarang?! Jangan katakan kalau itu bohong!"
"Aku tidak tahu sejauh itu. Bagaimanapun, ini sedikit merepotkan"
Apa pun yang mereka katakan saya tidak peduli.
Cepatlah....lebih cepat---agar bisa tiba di tempat nee-chan*.
....Aku bisa melakukannya.
Dengan kekuatan ini, saya bisa melawan orang-orang itu.
Aku menyegel bentuk ini alasannya yakni tidak ingin Reese-ane melihatnya, tapi kini bukan masalah.
Singkirkan secepatnya orang-orang ini dan pergi ke tempat Nee-chan segera*!
[こいつらを速く――して、すぐに姉ちゃんの所へ行くんだ!....menurut kalian, garis panjang itu apa maksudnya ya??. Kata-katanya sih "Koitsu ra o hayaku---shite, sugu ni neechan no tokoro e iku nda"]
"Cih....Walaupun tidak terkena serangan pribadi dari depan, kekuatan brutal macam apa itu? Dia bukan sekedar bocah nakal"
"Berhati-hatilah. Aku bisa melihat pergerakan Mana darinya. Mungkin semacam pelengkap Mana yang diterapkan ke dalam tubuh fisik"
"Apa beliau juga sudah bisa menggunakan {Boost} di usianya ini? Dia disebut anak terkutuk, anak yang sangat kuat"
"Anak terkutuk? Apa itu?"
"Anak terkutuk bisa berubah wujud ibarat anak itu. Ini yakni kisah turun temurun di ras serigala kami. Mereka akan membawa malapetaka, dan bila hingga tertangkap tangan akan dibunuh"
"Bukankah beliau hidup sekarang?! Jangan katakan kalau itu bohong!"
"Aku tidak tahu sejauh itu. Bagaimanapun, ini sedikit merepotkan"
Apa pun yang mereka katakan saya tidak peduli.
Cepatlah....lebih cepat---agar bisa tiba di tempat nee-chan*.
[Disini juga ada garis panjangnya]
"Yah, haruskah kita melaksanakan itu?"
"Apa boleh buat...."
"Bocah berambut perak inilah yang masih tersisa. Kaprikornus kita targetkan anak ini dulu"
"Semoga berhasil. Aku akan mengurus gadis rambut biru itu nanti"
Hanya ada perasaan jijik setiap kali mereka berbicara.
Aku kemudian menggunakan {Boost} dengan kekuatan penuh dan mengincar orang-orang itu.
"Hoi, saya disini bocah nakal!!"
Aku mengayunkan pedang alasannya yakni kurcaci yang memegang perisai itu melangkah maju....tapi beliau masih sempat mengarahkan perisainya secara diagonal, menciptakan pedangku meluncur di sepanjang perisai dan hanya menebas lantai.
"Sangat praktis ketika harus berurusan dengan kekuatan yang luar biasa!"
Ayunan pedangku ditepis oleh perisai itu dan malah berganti dengan diriku yang mendapatkan serangan kejutan. Namun, saya hanya sedikit tersentak dan memerima kerusakan kecil pada tubuh ini.
Sialan, ini hanya sedikit sakit. Aku masih bisa melakukannya!!.
"Hei, Nee-chan tersayangmu dalam bahaya, kamu tahu"
"?!"
Saat saya berbalik mendengar bunyi itu, si laki-laki ras serigala emas berlari menuju nee-chan yang roboh. Reese-ane yang tinggal di dekatnya terlalu sibuk menggunakan sihir penyembuh hingga tidak menyadari situasinya.
Aku harus melindungi mereka!!.
"Jangan mendekati nee-chan, AAARRRGGGHHH!!!!!"
Kakiku menendang lantai dengan segenap kekuatanku dan melesat menuju si laki-laki ras serigala emas.
Aku menyusul laki-laki itu, yang beberapa langkah dari nee-chan dan menebasnya tapi beliau melompat ke belakang sambil tersenyum tenang.
Dia bisa saja menggunakan kukunya untuk menangkis serangan tadi. Tapi kenapa beliau malah menghindarinya kali ini?
Ketika memikirkan itu, intuisiku menciptakan tubuhku berbalik secara paksa.
Sihir bumi tingkat dasar, Rock Bullet].
Bongkahan kerikil terbang mendekati dadaku.
Kurasa sihir itu tiba dari penyihir di belakang. Aku tidak bisa menghindarinya alasannya yakni pedangku yang masih berayun di udara. Sejak awal ini memang tak bisa dihindari.
Aku tidak punya pilihan selain membunuhnya!
Biasanya saya akan menepisnya dengan tebasan turun, tapi mustahil kini alasannya yakni saya masih ditengah mengayunkan pedang. Aku hanya harus menebasnya pada percobaan pertama.
Aku bisa melakukannya....Sekarang saya bisa melakukannya!
"DISIIINNIIIII!!!!"
Pedangku mengenai {Rock Bullet} di arah dan waktu yang tepat kemudian membuatnya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil. Sedangkan untuk bentuk ini, membunuh insan tidak sulit hingga batas itu tapi....aku menyadarinya alasannya yakni konsentrasiku yang tinggi.
"Yah, haruskah kita melaksanakan itu?"
"Apa boleh buat...."
"Bocah berambut perak inilah yang masih tersisa. Kaprikornus kita targetkan anak ini dulu"
"Semoga berhasil. Aku akan mengurus gadis rambut biru itu nanti"
Hanya ada perasaan jijik setiap kali mereka berbicara.
Aku kemudian menggunakan {Boost} dengan kekuatan penuh dan mengincar orang-orang itu.
"Hoi, saya disini bocah nakal!!"
Aku mengayunkan pedang alasannya yakni kurcaci yang memegang perisai itu melangkah maju....tapi beliau masih sempat mengarahkan perisainya secara diagonal, menciptakan pedangku meluncur di sepanjang perisai dan hanya menebas lantai.
"Sangat praktis ketika harus berurusan dengan kekuatan yang luar biasa!"
Ayunan pedangku ditepis oleh perisai itu dan malah berganti dengan diriku yang mendapatkan serangan kejutan. Namun, saya hanya sedikit tersentak dan memerima kerusakan kecil pada tubuh ini.
Sialan, ini hanya sedikit sakit. Aku masih bisa melakukannya!!.
"Hei, Nee-chan tersayangmu dalam bahaya, kamu tahu"
"?!"
Saat saya berbalik mendengar bunyi itu, si laki-laki ras serigala emas berlari menuju nee-chan yang roboh. Reese-ane yang tinggal di dekatnya terlalu sibuk menggunakan sihir penyembuh hingga tidak menyadari situasinya.
Aku harus melindungi mereka!!.
"Jangan mendekati nee-chan, AAARRRGGGHHH!!!!!"
Kakiku menendang lantai dengan segenap kekuatanku dan melesat menuju si laki-laki ras serigala emas.
Aku menyusul laki-laki itu, yang beberapa langkah dari nee-chan dan menebasnya tapi beliau melompat ke belakang sambil tersenyum tenang.
Dia bisa saja menggunakan kukunya untuk menangkis serangan tadi. Tapi kenapa beliau malah menghindarinya kali ini?
Ketika memikirkan itu, intuisiku menciptakan tubuhku berbalik secara paksa.
Sihir bumi tingkat dasar, Rock Bullet].
Bongkahan kerikil terbang mendekati dadaku.
Kurasa sihir itu tiba dari penyihir di belakang. Aku tidak bisa menghindarinya alasannya yakni pedangku yang masih berayun di udara. Sejak awal ini memang tak bisa dihindari.
Aku tidak punya pilihan selain membunuhnya!
Biasanya saya akan menepisnya dengan tebasan turun, tapi mustahil kini alasannya yakni saya masih ditengah mengayunkan pedang. Aku hanya harus menebasnya pada percobaan pertama.
Aku bisa melakukannya....Sekarang saya bisa melakukannya!
"DISIIINNIIIII!!!!"
Pedangku mengenai {Rock Bullet} di arah dan waktu yang tepat kemudian membuatnya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil. Sedangkan untuk bentuk ini, membunuh insan tidak sulit hingga batas itu tapi....aku menyadarinya alasannya yakni konsentrasiku yang tinggi.
Ada {Rock Bullet} lagi yang mendekat dari belakang dan ada satu lagi masuk.
Daripada menembak satu-satu, beliau melepaskan dua sekaligus.
Aku yakin ini akan berakhir alasannya yakni saya tidak lagi dalam kondisi untuk mengayunkan pedang. Namun, mungkin saya bisa menghindarinya bila melompat sambil memutar tubuh.
Tapi, itu tak boleh dihindari.
Karena ada nee-chan di belakang.
☆☆☆☆
Daripada menembak satu-satu, beliau melepaskan dua sekaligus.
Aku yakin ini akan berakhir alasannya yakni saya tidak lagi dalam kondisi untuk mengayunkan pedang. Namun, mungkin saya bisa menghindarinya bila melompat sambil memutar tubuh.
Tapi, itu tak boleh dihindari.
Karena ada nee-chan di belakang.
☆☆☆☆
Bagian 3
Sebongkah kerikil menusuk ke dalam dadaku.
Dampak serangan itu melewati armor yang kupakai. Bunyi sesuatu yang pecah dan berasal dari dadaku seketika terngiang-ngiang di telingaku.
Tubuhku terpental tanpa bisa menahannya, menabrak dinding dan jatuh ke lantai.
Aku....belum pingsan.
Namun, rasa sakit tak tertahankan mulai menjalar dari dadaku. Menyebabkan mulutku terbatuk darah.
Pikiranku menyadari kalau wujudku telah kembali ke bentuknya yang sedia kala.
"Reus-kun!!"
Begitu saya menoleh ke asal bunyi itu, Reese-ane menatapku sambil menangis.
"Syukurlah....kau....aman"
"Berhenti bicara!! Wahai air....tolonglah, {Aqua Heal}!!"
Rasa sakit di dada sedikit mereda alasannya yakni sihir Reese-ane. Tapi, wajahnya pucat dan berkeringat banyak. Ini yakni tanda kekeringan Mana.
"Sudah cukup....Reese-ane....akan segera pingsan...."
"Kau berada dalam kondisi yang lebih buruk! Jika saya tidak merawatmu bahkan sedikit saja, kamu akan mati!!"
Walau pernapasannya bernafsu dan tampak akan runtuh kapanpun, beliau tak menghentikan sihirnya.
Aku jatuh didekat posisi nee-chan. Pria ras serigala emas itu kemudian berjalan ke sini sambil tertawa.
Aaa....bukankah ini tidak mungkin?
Aku....sudah melaksanakan yang terbaik.
Jika saya kehilangan kesadaran ibarat ini, kupikir Aniki niscaya akan tiba untuk membantu.
Dan ketika diriku bangun, Aniki dan nee-chan akan berada disana menatapku dengan cemas.
Tapi....bagaimana bila Aniki tidak berhasil tepat waktu?
Jika saya pingsan....Nee-chan akan diserang.
TIDAK!!!
Hal itu sudah pasti....TIDAK BOLEH!!!!!
Alasan diriku memutuskan untuk menjadi kuat.
Ini alasannya yakni untuk melindungi nee-chan!!
Lebih baik saya mati daripada nee-chan diserang!!
"Aa....Aaaarrghh!!!"
Aku berdiri.
Sebongkah kerikil menusuk ke dalam dadaku.
Dampak serangan itu melewati armor yang kupakai. Bunyi sesuatu yang pecah dan berasal dari dadaku seketika terngiang-ngiang di telingaku.
Tubuhku terpental tanpa bisa menahannya, menabrak dinding dan jatuh ke lantai.
Aku....belum pingsan.
Namun, rasa sakit tak tertahankan mulai menjalar dari dadaku. Menyebabkan mulutku terbatuk darah.
Pikiranku menyadari kalau wujudku telah kembali ke bentuknya yang sedia kala.
"Reus-kun!!"
Begitu saya menoleh ke asal bunyi itu, Reese-ane menatapku sambil menangis.
"Syukurlah....kau....aman"
"Berhenti bicara!! Wahai air....tolonglah, {Aqua Heal}!!"
Rasa sakit di dada sedikit mereda alasannya yakni sihir Reese-ane. Tapi, wajahnya pucat dan berkeringat banyak. Ini yakni tanda kekeringan Mana.
"Sudah cukup....Reese-ane....akan segera pingsan...."
"Kau berada dalam kondisi yang lebih buruk! Jika saya tidak merawatmu bahkan sedikit saja, kamu akan mati!!"
Walau pernapasannya bernafsu dan tampak akan runtuh kapanpun, beliau tak menghentikan sihirnya.
Aku jatuh didekat posisi nee-chan. Pria ras serigala emas itu kemudian berjalan ke sini sambil tertawa.
Aaa....bukankah ini tidak mungkin?
Aku....sudah melaksanakan yang terbaik.
Jika saya kehilangan kesadaran ibarat ini, kupikir Aniki niscaya akan tiba untuk membantu.
Dan ketika diriku bangun, Aniki dan nee-chan akan berada disana menatapku dengan cemas.
Tapi....bagaimana bila Aniki tidak berhasil tepat waktu?
Jika saya pingsan....Nee-chan akan diserang.
TIDAK!!!
Hal itu sudah pasti....TIDAK BOLEH!!!!!
Alasan diriku memutuskan untuk menjadi kuat.
Ini alasannya yakni untuk melindungi nee-chan!!
Lebih baik saya mati daripada nee-chan diserang!!
"Aa....Aaaarrghh!!!"
Aku berdiri.
Reese-ane terkejut, tapi saya berjalan tanpa mempedulikannya dan menghadang jalan si laki-laki serigala emas.
"Aku mendengar kalau ras serigala perak menghargai keluarga mereka, tapi ini lebih dari yang di harapkan. Apa yang bisa kamu lakukan dengan tubuh babak belur ibarat itu?"
"Berisik....datanglah, dan lawan aku"
"Hmmm, ternyata kamu masih mempunyai sisa tenaga ya"
Rambutku di jambak dan diriku diangkat setinggi wajah laki-laki itu.
Aku entah bagaimana mengingatnya.
Selama masa perbudakan, rambutku di jambak ibarat ini kemudian dipukuli setiap kali diriku menyampaikan hal yang tidak sopan.
Meski hanya bisa menangis dan meminta maaf pada ketika itu, saya yang kini berbeda.
Aku....memiliki taring.
"UGAAAAAA!!!!"
"Ap---, guaaargh?!?!"
Aku menggigit lengannya.
Bahkan bila kesadaranku tinggal sedikit....Bahkan bila sosok nee-chan dan Reese-ane semakin memudar dari mataku....---
"Sialan!! Lepaskan itu, bocah nakal!!!"
"GUUUU!!!!"
---Takkan pernah kulepaskan!!!
Tak peduli seberapa menyedihkannya ini, seberapa sakitnya ini, saya akan bertahan.
Aku akan kembali ke tempat Aniki bersama semua orang.
"Bajingan ini!!!"
Wajahku terus dipukuli dengan tangan kosongnya. Pada kesannya saya berguling-guling di lantai dan kembali ke tempat nee-chan lagi. Kupikir cengkramanku takkan terlepas, tapi ternyata beliau merobek dagingnya sendiri. Daging ibarat ini memang tidak lezat dimakan.
"....Re....us"
"Emilia, kamu sudah bangun?!"
....Saat saya mengalihkan pandangan, nee-chan dengan lemah membuka matanya dan memanggilku.
Aku senang, beliau masih hidup.
Aku sungguh....sangat senang.
"Cukup....hentikan. Kau....sudah....cukup melakukannya"
"Benar sekali!! Istirahatlah alasannya yakni saya akan melaksanakan sesuatu!!!"
'Berhenti' Jika kata selembut itu diucapkan, bukankah tekadku akan menjadi tumpul?
Lihat, orang itu tiba lagi dan kali ini dengan wajah yang sangat marah.
Datanglah. Karena saya akan menggigitmu lagi.
Aku akan menggigitmu....tak peduli berapa kalipun....
Sampai taringku patah.
---Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!! Bam!!---
....
....Pergerakan semua orang mendadak terhenti.
Melihat ke asal bunyi itu, ada banyak sekali lubang pada dinding di sebelah kami.
Lubang-lubang itu berpola ibarat bundar seolah ingin merobohkan dinding....tidak, itu benar-benar akan roboh.
....Aku kemudian menangis.
Seseorang yang bisa melaksanakan hal ibarat itu....aku hanya mengenal satu orang.
"Apa?!"
"Sesuatu datang!!"
Dinding itu runtuh seiring kelompok Goraon yang mengambil sikap waspada. Sesuatu kemudian melesat dari sana. Ketika puing-puingnya terbang ke arah mereka, sosok itu melompat melewati kami dan menerjang si laki-laki ras serigala emas.
"Siapa kau?!"
Pria itu meninjunya secara refleks namun dihindari dengan praktis oleh pihak lain. Kakinya kemudian tersapu, menghancurkan keseimbangannya. Dia kemudian terhempas kencang alasannya yakni tendangan berputar.
Orang yang gres tiba ini mengatur ulang postur tubuhnya dan menghadapkan punggungnya di depan kami.
Pandanganku meredup, kesadaranku hendak lenyap. Namun, tatapanku masih bisa melihat punggung orang itu dengan jelas.
Punggung yang selalu ku lihat....dan takkan bisa kulupakan.
Favorit kami semua....
"....Ani....ki"
"....Kau bertahan dengan baik, Reus"
☆☆☆Chapter 34 berakhir disini☆☆☆
>Catatan penulis = Ini hanyalah kebiasaan kecil, saya menulis alasannya yakni ingin menulis.
Selanjutnya yakni amukan sang abjad utama yang tidak muncul di chapter ini, rahasia kecilnya adalah....aku sudah menjadwalkannya. Akan kulakukan yang terbaik untuk update secepatnya.
>Catatan penerjemah = ....Hiks....mengharukan sekali si Reus ini....
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/