World Teacher Chap 32 B. Indonesia
Chapter 32 Pembukaan Labirin
Diterjemahkan oleh
Bagian 1
Dua tahun telah berlalu semenjak memasuki sekolah ini, saya akan segera berusia 11 tahun.
Reese juga telah menjadi siswaku selama dua tahun ini, dan kehidupan sekolah berjalan dengan mulus.
Ketinggianku tumbuh, penampilan kekanak-kanakan memudar jauh dan kekuatan juga meningkat....rasanya menyerupai itu.
Dengan mendapatkan pengetahuan gres di sekolah, teknik bundar sihirku semakin terampil. Jika sedikit berusaha lebih keras, saya bisa membuat pola bundar sihir tingkat menengah.
Pelatihan juga semakin keras, diiringi kesibukan di sekolah, setiap harinya saya juga bersenang-senang.
Sedangkan wacana para siswa....
"Selamat pagi, Sirius-sama"
Di pagi harinya, saya dibangunkan oleh Emilia di kamarku pada Pondok Berlian.
Biasanya saya akan bangkit sendiri, tapi gadis ini bangkit lebih pagi dariku dan tetapkan untuk mulai membangunkanku. Pada waktu matahari pagi bahkan belum menyingsing, saya berpikir alasannya bangkit pagi-pagi lantaran dibutuhkan beberapa menit dari asrama untuk hingga ke sini. Tentu saja saya mencoba menghentikannya tapi beliau begitu keras kepala, terus tiba dan membangunkanku tanpa gagal sekalipun. Ditambah lagi, dengan menggunakan pakaian pelayan.
Dua tahun yang lalu, saya menolak kedua bersaudara yang ingin tinggal bersamaku dan membujuk mereka untuk tetap di asrama, alasannya lantaran mereka harus berkenalan dengan orang lain selain diriku. Sekarang, kami memperoleh seorang sahabat berjulukan Reese dan juga mulai bekerjasama baik dengan para siswa di kelas. Aku masih berencana untuk tinggal Pondok berlian, namun lantaran Emilia terus bangkit terlalu pagi, saya mulai mempertimbangkan untuk mengijinkan gadis itu untuk pindah kesini.
"Selamat pagi Emilia. Apa ada kegiatan kegiatan hari ini?"
"Jadwalnya yaitu pergi ke perusahaan Galgan sepulang sekolah"
Setelah dua tahun berlalu, feminitas dan kecantikannya bertambah.
Kesan darinya juga menjadi dewasa, dan terkadang saya terkejut dengan gestur-nya. Tubuhku mulai sadar akan wanita, mungkin lantaran betapa menawannya dia. Dadanya tampak sudah berkembang dengan bagus. Tempo hari ketika beliau mengukurnya bersama Reese, saya yang berada diruangan sebelah sanggup mendengar bunyi gembira mereka.
Dia juga bersikap seolah sekretaris akhir-akhir ini. Sepertinya saya terlalu dimanjakan olehnya, tapi lantaran beliau bersikeras ingin melaksanakan itu, saya membiarkannya. Dia semakin menyerupai seorang pelayan*.
[Ingat ya, saya mengartikan pelayan sama petugas itu beda. Pelayan ya pelayan (cuma merujuk ke Emilia/seorang perempuan) sedangkan petugas ya petugas (merujuk pada setiap 'pengikut' seorang bangsawan, entah itu laki2 maupun perempuan)]
Begitu memastikan saya telah bangkit sepenuhnya, Emilia meninggalkan ruangan sehabis menyiapkan pakaian ganti untukku.
"Baiklah, ayo kita jalani hari ini dengan baik"
Sambil mencoba mengusir kantuk, saya berjalan menuju dapur seusai mengganti pakaian. Emilia sudah disana, sedang memasak untuk sarapan. Aku kemudian berdiri disampingnya dan menyiapkan hidangan bersama.
"Bagaimana keadaan Reese? Dia berlari hingga kehabisan stamina kemarin, apa beliau baik-baik saja pagi ini?"
"Berkat perawatan Sirius-sama, Reese berlari tanpa masalah. Dia mungkin akan segera tiba....Ah! Itu dia!"
Disaat pendengaran Emilia terangkat dan pandangannya beralih ke arah pintu, di balik pintu yang perlahan terbuka, Reese muncul.
"Selamat pagi, Sirius-san. Haah, syukurlah bisa tepat waktu kali ini. Aku akan membantu mempersiapkan sarapan"
Reese juga sudah cukup umur dan tak kalah dari Emilia. Dia berbaris di dapur dengan rambut birunya yang mengalir lurus. Karena dapurnya kecil, adanya tiga orang membuat ruangan ini semakin sempit.
"Tinggalkan saja urusan disini pada kami, Sirius-sama. Tolong beristirahatlah"
"Itu benar. Basuhlah wajahmu di luar"
Punggungku didorong keluar dari dapur. Hal ini telah sering terjadi akhir-akhir ini. Kedua orang itu akan mengatur tragedi dimana hasil hasilnya yaitu pekerjaanku diambil. Aku memang senang lantaran di bantu, tapi jikalau ini merupakan hobi mereka, kurasa akan kubiarkan sedikit lebih lama.
Ketika pergi menuju sumur dengan suasana hati seorang ayah yang sedang berlibur, saya menemukan seekor serigala besar yang lembap kuyup berjalan dengan dua kaki.
"Ah, pagi, Aniki!"
"Reus ya. Kenapa kamu bertransformasi?"
"Aku ingin sesekali berubah untuk membiasakan diri dengan wujud ini"
Begitu tubuhnya menyusut, Reus berganti ke penampilan maskulinnya, yang telah lewat lebih dari dua tahun. Ketinggiannya sudah melampauiku, hanya sedikit kesan kekanak-kanakan yang lenyap, namun tingkah laris dan sifat alaminya tidak banyak berubah. Kemampuan berpedangnya meningkat lebih jauh hingga batas tertentu, beliau mungkin akan segera mencapai setengah dari kekuatan sejati Lior.
"Seberapa jauh kamu berlari hari ini?"
"Kurasa, satu putaran gunung itu? Ketika melaksanakan transformasi, tubuhku menjadi lebih ringan dan gampang digerakkan"
Gunung yang Reus tunjuk mempunyai jarak 3 km dalam garis lurus, hal ini terbukti bahwa ia berlari setidaknya 10 km mengitari gunung. Karena beliau melaksanakan itu di waktu singkat setiap pagi, tranformasi Reus menjadi semakin kuat. Dulu, akan gampang untuk menang ketika latih tanding melawannya, tapi kini mungkin saya harus sedikit serius.
"Jangan terlalu percaya diri. Karena hal menyerupai itu akan menyebabkanmu ceroboh"
"Meski bertranformasi sekalipun, saya masih belum bisa mencapai Aniki. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan wacana itu"
Saat Reus mengingatkan dirinya sambil mencuci wajah, Emilia kemudian memanggil kami untuk sarapan.
Istirahat sebentar sehabis sarapan, latihan pagi pun dimulai.
Hari ini, Emilia dan Reese membuatkan sihir masing-masing sedangkan saya dan Reus berlatih tanding. Para siswa sudah rutin mengganti latihan tiap harinya, dan kini menjadi hal yang biasa untuk menerapkan latihan yang sesuai.
"Ada apa, Reus? Kecepatanmu mulai melambat"
"Haah....haah....sial!!"
Sudah puluhan kali dari tadi Reus mengayunkan pedangnya, namun semunya terlalu gampang ditepis dan tak ada satupun yang berhasil mengenaiku.
"Hei, kakiku bahkan belum bergerak"
"Uwaa?! Sekarang, saya akan serius!*"
[うわっ!? って、こんにゃろ!]
Ketika saya menyapu kakinya sambil menghindari ayunan diagonal menuju bahu, badan Reus terpelanting ke udara tapi beliau masih mengayunkan pedang kayunya secara paksa dalam posisi itu. Kuakui kalau beliau mempunyai kecerdasan yang cepat untuk bertindak, namun keputusannya sering kurang tepat hingga menimbulkan serangannya menjadi lemah. Tebasan itu terhenti dengan mudah, Reus pun bersujud di tanah dengan tampilan yang sedih.
"Hoi, ini sudah berakhir"
"Haah....hari ini juga belum bisa ya?"
Reus yang berada di tanah, seolah memperlihatkan suatu citra kegagalan. Cara berguru terbaik baginya yaitu dari pengalaman. Namun saya juga akan menjelaskan rinciannya lantaran beliau masih harus berpikir dan mempelajarinya sendiri.
Hmmm, kali ini berakhir sedikit lebih awal. Bagaimana kalau melihat kondisi Reese?
"Kerja bagus, Sirius-sama. Silakan, ini handuknya. Reus juga"
"Terima kasih, Nee-chan"
"Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Reese?"
"Dia berlatih di sana"
Ketika saya menoleh kearah mana Emilia memandang sambil menyeka keringat dengan handuk, ada sesosok gadis yang berkonsentrasi sambil menutup mata. Karena dirinya mengkhususkan diri dalam sihir tidak menyerupai Reus, latihan fisiknya lebih sedikit sedangkan latihan sihir diperbanyak. Namun, setidaknya beliau masih berlari maraton beberapa kilometer dalam sehari. Yah, stamina memang penting dalam banyak hal.
Dulu, di awal-awal berlatih, akan sering muncul banyak sekali tragedi dimana beliau tak bisa berlari lagi dan menangis sambil meratapi dirinya sendiri. Hanya saja, dengan dorongan Emilia dan juga Reus, beliau telah termotivasi dan berkembang secara menakjubkan.
Ketika saya mendekat untuk menilik kondisinya, beliau membuka mata dan tersenyum. Mulai terasa suasana gila mengelilinginya, ini mungkin lantaran para roh air sedang berkumpul
"Bagaimana kondisimu, Reese?"
"Lancar-lancar saja. Lihatlah ini. Wahai air, tolonglah....{Aqua Mist}"
Disaat beliau mengaktifkan sihirnya, kabut menyelimuti Pondok Berlian. Jarak pandang menjadi sangat terbatas. Rumah yang ada beberapa ketika yang kemudian tak lagi terlihat, menilai dari sosok Reese yang harusnya tadi berdiri depan mataku dan mulai kabur, bisa diasumsikan bahwa kabut ini sangat padat.
"Ap-apa ini? Aniki! Nee-chan! Dimana kalian?!"
"Tenanglah, Reus. Jangan bergerak sembarangan"
Sambil mendengar interaksi semacam itu di belakang, saya terus mengamati kabut. {Search} milikku masih efektif, jadi ini merupakan sihir yang hanya menghalangi penglihatan. Meski begitu, akan sangat mempunyai kegunaan ketika kamu bisa memanfaatkannya. Teknik ini masih bisa di asah.
"....Gagal, ya? Kabutnya terlalu padat dan bisa membahayakan semua pihak"
"Apa kamu bisa melihat kami, Reese?"
"Eh? Ah, iya. Sebagai pihak yang memanggil kabut ini, saya bisa melihat semua orang dengan jelas"
"Kalau begitu, cobalah membayangkan kami ketika mengontrol sihirmu. Jika kamu menyampaikannya kepada para roh, mereka niscaya akan merespon"
"Ya!"
Menuruti apa yang kukatakan, Reese menutup mata lagi sambil bergumam. Umumnya orang-orang akan menertawakan metode ini dan menganggapnya mustahil, namun beliau telah mengerti dengan baik wacana betapa pentingnya 'imajinasi' dalam dua tahun terakhir. Sambil menatap dirinya, saya merasa ada yang menarik bajuku dari belakang. Ketika berbalik, Emilia berdiri di sana dan tersenyum.
"Sirius-sama, saya menemukanmu"
"Sepertinya kamu sudah paham dengan cara kerja kabut ini. Apa kamu mengingat posisi di mana saya berdiri?"
"Tidak, itu lantaran aroma Sirius-sama"
Tentang aromaku, beliau sempat menyombongkan diri bahwa beliau bisa melacakku bahkan jikalau saya berada di sisi lain gunung. Mengesampingkan keahlian khusus Emilia, kabut ini tidak akan menghalangi aroma dan gampang menyingkirkannya dengan sihir angin. Aku akan menyampaikan ini nanti semoga Reese tidak terlalu percaya diri.
"'Imajinasi'....tolong!"
Disaat Reese berseru, tiba-tiba dunia putih lenyap dari pandangan kami. Aku bisa dengan terperinci melihat sosok Reus yang sedang duduk dan bertanya-tanya apakah kami masih berada dalam kabut atau tidak.
"Itu bagus, Reese. Aku bisa melihat wajahmu dengan jelas"
"Aku juga bisa melihat"
"Berhasil! Terima kasih, roh-san"
Dia melihat sebuah kawasan di mana roh mungkin berada, mengucapkan rasa syukur sambil menghentikan sihirnya.
Seperti yang di harapkan, sihir yang memanfaatkan roh sangatlah kuat. Untuk penyihir biasa, kupikir Mana mereka akan mengering sehabis memunculkan kabut setingkat ini. Namun beliau hanya berkeringat di dahi. Karena masih masa-masa pelatihan, akan tidak mungkin untuk membayangkan betapa kuatnya beliau di masa depan. Aku merasa bahwa diriku dikelilingi oleh orang-orang yang kuat.
"Bagaimana dengan itu, Sirius-san?"
"Yag, sangat bagus. Namun, berhati-hatilah lantaran sihir ini mempunyai banyak kekurangan. Misalnya...."
Aku mengingatkannya semoga tidak terlalu percaya diri dengan menjelaskan dilema yang telah disebutkan sebelumnya, beliau mengerti dengan baik dan mengangguk.
"Reese hasilnya sangat memahami 'imajinasi'. Ini mungkin akan memunculkan hasil yang tepat segera jikalau kamu berlatih sedikit lagi"
"Benarkah?!"
"Ya, masuk akal saja lantaran kamu sudah bekerja keras hingga sekarang. Berbicara wacana imajinasi, jikalau kamu juga menyertakan tindakan penyembuhan dalam kabut ini, seberapa jauh kamu bisa melakukannya ya?"
"Aku mengerti! Itu inspirasi yang sangat bagus"
"Namun, kemungkinan besar kamu akan sangat kelelahan"
"Tidak, jikalau sesuatu menyerupai ini bisa dilakukan, akan ada banyak orang yang bisa disembuhkan. Seperti yang dibutuhkan dari Sirius-san"
Dua tahun yang lalu, metode ini merupakan hal yang tidak mungkin lantaran kabut yaitu sesuatu yang sepele....itulah yang akan saya katakan, namun kini beliau telah tumbuh dewasa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menantang batasan dan mengorbankan banyak hari untuk melenyapkan kemustahilan pada sihir.
Butuh waktu hampir dua tahun bagi gadis ini semoga bisa memecahkan nalar sehat, tapi mulai dari kini akan menjadi pelajaran yang sesungguhnya.
Itulah hasil dari para siswa selama dua tahun.
Aku juga harus bertujuan pada sasaran yang lebih tinggi semoga tidak kalah dengan para siswa yang terus berkembang secara signifikan.
Setelahnya, kami merawat badan masing-masing dan kemudian menuju ke sekolah.
☆☆☆☆
Bagian 2
"Pagi Emilia, Reese"
"Selamat pagi, Aniki!"
"Hei hei Reese, saya belum mengerti kepingan tertentu dari topik pelajaran kemarin, jadi maukah kamu memberitahuku?"
"Pagi, Aniki!"
"Aku sudah mendengarnya, Emilia! Kaprikornus benar kamu menolak usul Meir-sama?!"
"Hari ini juga semoga menjadi hari yang baik bagimu, Aniki!"
Saat memasuki kelas, orang-orang berkumpuk di sekitar kedua bersaudara dan Reese. Ini termasuk rutinitas setiap pagi, namun entah kenapa tak ada yang mendekatiku. Berdasarkan informasi Rou, yang merupakan anak buah nomor 1 Reus sekaligus sahabat sekamarnya....
"('Kau tidak boleh menyapa Oya-bun kecuali lewat Aniki dan Anego', Seperti itulah rumor yang terbesar. Karena jikalau kita bisa memerintahkan orang berpengaruh menyerupai Aniki, kupikir setiap orang akan takut padanya....)"
Dipikir-pikir lagi, saya pernah memberi arahan kepada Reus selama kontes Trade dengan Alstro. Mungkin bawahannya yang melihat itu menganggap ada relasi hierarki mutlak antara saya dan Reus kemudian menyalah pahaminya. Dalam dua tahun kemudian kesan tentangku menjadi melenceng, seolah diriku merupakan keberadaan yang terlalu tinggi.
Tapi tidak apa-apa, ada seseorang yang masih bisa berbicara baik denganku.
"Selamat pagi, Sirius-kun. Seperti biasa, para petugasmu sangat terkenal ya"
Hari ini juga, Mark muncul sambil menebarkan aura ketampanannya. Diiringi rambut merahnya yang berkibar, beliau hingga di depanku dan menyapa dengan elegan.
"Selamat pagi, Mark. Popularitas mereka yaitu hal yang bagus"
"Kau masih sama menyerupai biasa. Normalnya ini yaitu sesuatu yang patut dijadikan materi rasa iri"
"Aku memang master mereka, tapi popularitas yaitu sesuatu yang diperoleh masing-masing individu. Lagipula, tak ada gunanya bagi yang bukan aristokrat sepertiku untuk iri pada hal ini, itu hanya akan terlihat menyedihkan"
"Itu sudah pasti. Oh ya, masakan ringan manis yang saya terima kemarin....rasanya sangat lezat"
Sebenarnya, kemarin merupakan hari ulang tahun ketiga belas bagi Mark*. Karena orang biasa tidak bisa bergabung dalam pesta tersebut, saya berinisiatif untuk setidaknya menyiapkan masakan ringan manis sebagai hadiah.
[Yap. Mark memang dua tahun lebih bau tanah dari Sirius]
Mark menolehkan pandangannya ke luar jendela kemudian menyipitkan mata untuk mengingat kembali kebahagiaan itu.
"Sungguh mengejutkan. Setelah merasakannya, saya mulai berpikir 'Apa-apaan dengan masakan ringan manis yang selama ini kumakan?'. Kau benar-benar menakjubkan. Aku telah mengucapkan sesuatu wacana mengundang Emilia sebelumnya, namun jikalau kamu tidak keberatan, maukah kamu ikut melayani rumahku? Tentu saja, saya menjanjikan posisi yang tepat"
"Aku bersyukur atas tawaranmu, namun saya harus menolak"
"Begitu ya. Aku mengerti tapi ini agak disayangkan. Namun, saya masih akan membuka lowongan sebagai petugas, jadi datanglah padaku jikalau kamu berubah pikiran"
"Aku minta maaf"
"Jangan terlalu dipikirkan. Daripada itu, bisakah kamu membuat masakan ringan manis itu lagi? Selain diriku, ada juga adik laki-laki dan adik perempuanku yang juga ingin memakannya"
Pecandu masakan ringan manis telah meningkat satu. Yah, saya punya firasat bahwa ini akan bertambah lebih jauh lagi.
Sementara membahas masakan ringan manis dengan Mark, pecandu masakan ringan manis lain yang paling menonjol di antara para pecandu kue, Magna-sensei memasuki kelas. Ditengah karam dengan topik itu, ternyata sudah waktunya untuk kelas pagi.
"Selamat pagi, semuanya. Aku punya sesuatu yang ingin kukatakan hari ini, jadi beberapa pelajaran di pagi hari akan kita lewatkan dulu dan beralih ke klarifikasi ini sebagai gantinya"
Seharusnya, pagi ini ada pelajaran keterampilan praktek namun nampaknya ada suatu hal yang penting untuk disampaikan. Karena Magna-sensei yang biasanya lembut membuat wajah serius, ada suasana tegang yang melayang di kelas.
"Sudah dua tahun semenjak kalian memasuki Akademi Elysion. Mulai dari ahad depan, pelajaran pagi masih akan dilakukan di sini. Hanya saja pada pelajaran sore, kalian akan pergi ke lapangan khusus di luar untuk mempelajari bidang keahlian masing-masing. Pastikan untuk mengingat ini"
Bidang keahlianku dan para siswa yaitu sebagai berikut.
Aku berada di departemen teknik sihir, Reus di departemen ilmu pedang, Emilia di departemen sihir Angin dan Reese di departemen sihir Air.
Namun, ini yaitu pembahasan ahad lalu, jadi bukan sesuatu yang harus dijelaskan lagi hingga mempersingkat waktu pelajaran pagi. Sepertinya ada hal lain.
"Inilah tema utamanya. Pada ketika yang sama ketika pelajaran khusus dimulai....sebuah labirin akan dibuka"
Ketika mendengar wacana pembukaan labirin, ketegangan di antara sahabat sekelas pun meningkat. Banyak yang menoleh ke orang didekatnya, mereka bertukar pandang dan mengsyaratkan untuk membentuk party.
[Yap, party di game2 RPG. Singkatnya, kelompok]
"Meski mungkin terdapat orang-orang yang sudah tahu wacana labirin, saya akan menjelaskannya lebih rinci termasuk potensi risikonya. Pertama, labirin mengacu pada gua di barat bahari sekolah ini"
Dulu ada hal wacana arena, dan kini ada labirin. Aku sadar sekali lagi akan betapa hebatnya sekolah ini.
Labirin sekolah menyerupai dengan labirin gua yang mempunyai sepuluh lantai di bawah tanah. Monster tidak tinggal disana, sebagai gantinya itu dipenuhi dengan jebakan.
Ada banyak sekali jebakan yang disiapkan dalam jumlah melimpah menyerupai panah terbang dan letusan pilar api, yang bisa menimbulkan luka serius jikalau ceroboh. Perangkapnya sendiri menggunakan bundar sihir yang dibentuk oleh seorang laki-laki hebat di masa lalu. Perangkap akan hilang begitu diaktifkan namun terbentuk kembali sehabis beberapa saat. Ini merupakan fenomena yang gila seolah mungkin labirin itu sendirilah yang menggunakan bundar sihir.
Seorang laki-laki hebat di masa lalu....firasatku berkata ini melibatkan kepala sekolah yang kini sedang makan masakan ringan manis dengan bahagia.
Adapun kenapa kemudahan semacam itu ada di sekolah, menurutku sebagai kawasan melatih ketegangan.
Berbagai labirin di dunia luar sering mempunyai hal menyerupai harta karun yang disembunyikan oleh orang-orang di masa kemudian dan belum pernah ditemukan, dengan ancaman yang juga menyertainya. Penting untuk mempunyai kekuatan fisik, kemauan, dan pengetahuan ketika menjelajahi labirin. Karena jikalau ada kesalahan, itu bisa sangat fatal hingga menimbulkan final hidup yang cepat.
Entah kamu seorang aristokrat ataupun rakyat jelata, kesalahan yang kamu ciptakan sanggup membahayakan orang lain. Itulah sebabnya kamu harus harus waspada terhadap perangkapnya....Tampaknya labirin ini dibentuk semoga mereka memperoleh pengalaman semacam itu.
Sebenarnya, dalam hal kelulusan, memang tidak diwajibkan mengekplorasi labirin. Tapi, tentu saja ada manfaat ketika menuntaskan lantai kesepuluhnya. Selain menerima hak prioritas untuk menggunakan fasilitas, kamu juga diperbolehkan membaca buku-buku yang sebelumnya dihentikan dan banyak sekali hal lain.
Labirin bisa ditantang dengan party empat orang. Party pemula pertama yang menuntaskan labirin semenjak dibuka dikatakan mendapatkan mantel kehormatan yang akan dipresentasikan oleh sekolah sendiri.
Para aristokrat terutama yang akan berpartisipasi secara aktif dengan tujuan itu. Memperoleh mantel akan menjadi suatu penghargaan bagi rumah masing-masing, dan ini menonjol di antara penghargaan lainnya. Akibatnya, setiap tahun akan dipenuhi oleh para aristokrat selama beberapa hari sehabis pembukaan.
Ngomong-ngomong, seseorang harus mengajukan permohonan terlebih dahulu untuk memasuki labirin. Dan kalau diizinkan, mereka akan dibebaskan dari kelas pagi atau sore untuk menantangnya.
"-Itulah hal-hal wacana labirin. Tolong sampaikan padaku kapanpun kalian mempunyai pertanyaan. Kalau begitu, meski ini agak terlambat, ayo kita keluar dan mulai praktek keterampilannya"
Menuruti perkataan Magna-sensei, teman-teman sekelaspun berdiri dan menuju ke kawasan latihan. Kupikir mereka akan mengajak kedua bersaudara atau Reese, tapi entah kenapa lingkungan menjadi sepi. Ini menjadi terperinci kemudian, kedua bersaudara dan Reese tidak ingin bergabung bersama kelompok lain kecuali denganku. Aku memang belum berkata apakah akan pergi ke labirin atau tidak, namun mungkin mereka bahkan akan ikut jikalau saya tetapkan untuk tidak ingin pergi.
Ditengah perjalanan ke kawasan latihan, pembicaraan wacana labirin bisa terdengar dari segala arah. Dan tentu saja topik pembicaraan kami juga terkait dengan itu.
"Aniki, apa kita juga akan menantang labirin?"
"Itu sudah jelas. Ini juga sebagai latihan"
"Seperti apa jadinya, ya. Karena satu party terdiri dari 4 orang, kalau begitu kita sudah diputuskan"
"Benar sekali. Kita takkan mempunyai masalah"
"Aku akan lakukan yang terbaik semoga tidak menghambat kalian"
Kami juga sudah berniat untuk menantang labirin, tapi kurasa tidak boleh gegabah eksklusif pergi begitu labirin dibuka. Karena di hari awal akan diisi oleh para bangsawan, beberapa orang asing mungkin akan adu dengan kami, yang telah menghajar seorang aristokrat bodoh*.
[Sirius mengalahkan aristokrat Alstro di kontes Trade, jadi beliau takut ada yg dendam padanya]
Ketika saya sedang memikirkan bagaimana untuk menantangnya, sahabat sekelas yang mendengar percakapan, berbicara dengan kami.
"Hei, hei. Kalian akan menantangnya, kan? Kaprikornus kalian juga ingin....mendapat mantel 'Penyelesaian pertama' itu?"
"Pasti benar. Ini mungkin lantaran adanya Reus-kun dan Emilia"
"Aku harus mendengar pendapat master wacana itu....jadi apa yang ingin Sirius-sama lakukan?"
"Aku akan melewatkannya lantaran ini merepotkan"
Terus terang, mendapatkan mantel itu bagaikan mendapatkan permusuhan dari para bangsawan. Hampir tak ada manfaatnya. Aku hanya ingin menikmati suasana labirin, jadi tidak dilema bila kami tiba dengan santai dan lambat.
"Yah, agak disayangkan"
"Apa boleh buat. Para siswa kelas Aion itu sangat menyebalkan"
"Benar juga. Jadi, apa yang harus kita lakukan?"
"Tentu saja menantangnya. Tapi pertama, kita perlu mencari anggota"
Kedua siswa yang berisik itupun meninggalkan kelas sambil mencari calon anggota party. Saat kami hendak meninggalkan ruang kelas juga, Magna-sensei memanggilku. Dia sudah banyak membantu kami, saya kemudian beralih menuju kearahnya.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Sirius-kun, kamu akan berpartisipasi dalam labirin?"
"Ya, itu rencananya tapi apakah ada dilema dengan itu?"
"Tidak, tidak, bukan sesuatu menyerupai itu. Jika kamu memang berpartisipasi, kepala sekolah menyuruhku untuk menberikanmu ini"
Apa yang diserahkan yaitu medali dengan lencana sekolah terukir di atasnya.
"Ada seorang penjaga gerbang yang berdiri di depan pintu masuk labirin. Kau boleh lewat dengan gampang jikalau memperlihatkan ini padanya"
"Aku mengerti bagaimana menggunakannya, tapi kenapa harus menggunakan cara ini untuk masuk?"
"Aku yakin Sirius-kun tidak akan menyewa petualang. Ditambah lagi kalian masih muda, penjaga gerbang itu niscaya akan khawatir dan malah menghambat kalian untuk masuk ke labirin....Singkatnya, Ini untuk menghemat waktu"
Labirin bisa ditantang dengan sebuah party berisi empat siswa, namun pada kenyatannya boleh saja menambahkan hingga dua orang petualang yang secara resmi terdaftar di serikat. Memang butuh waktu semoga siap, tapi hasilnya bisa dilihat ketika mereka memperlihatkan kebolehan dihadapanmu dengan memberikan keamanan, takkan ada dilema bahkan jikalau hingga menuntaskan labirin jikalau mereka pergi sebagai asisten. Hal ini diperbolehkan lantaran terdapat nilai perhiasan untuk siswa yang bisa menentukan petualang unggulan yang bisa membantu menuntaskan labirin. Alaminya, ini yaitu faktor keberuntungan, tapi....terdapat juga kepingan yang ambigu.
"Begitu ya, terima kasih banyak. Hari pertama memang tidak mungkin, tapi kami akan segera menantangnya"
"Yah, kurasa Sirius-kun akan segera menyelesaikannya dan menerima mantel"
"Itu tidak akan terjadi. Para aristokrat yang akan menuntaskan labirin bahkan sebelum saya masuk"
"Begini, kepala sekolah telah meningkatkan kesulitan labirin ketika ini, beliau sudah memperburuk hasilnya....Ups, lebih dari itu dilarang. Mohon lupakan"
Orang ini benar-benar membocorkannya dengan sengaja.
Aku bisa mengerti bahwa kepala sekolah sedang melaksanakan pembiasaan labirin dan isinya, tapi beliau menambah kesulitan bukan lantaran saya akan ikut, ya kan? Jika beliau menyalahgunakan wewenangnya, mungkin saya harus berhenti memberinya kue. Untuk sekarang, saya akan mencoba mengusut Magna-sensei.
"Itu juga tak bisa kumengerti (tersenyum)"
"Magna-sensei, kali ini saya akan membuat pola Fruit Cake berbahan utama Apu...."
"Benar sekali. Semuanya yang dilakukan oleh kepala sekolah itu bersikap dogmatis* (ekspresi yang jelas!)"
[Kalo gak salah sikap yang berdasarkan keyakinan berlebihan akan sesuatu, sampe2 beliau gak mau dengar pendapat orang lain]
Tak ada kekuatan yang sanggup menandingi kue.
Meski saya telah berjanji untuk menyediakan masakan ringan manis (harus dilakukan, meski merepotkan) beberapa kali dalam sebulan. Tapi saya telah tetapkan bahwa kepala sekolah perlu mengambil cuti dari memakan kue.
Tampaknya kepala sekolah akan sangat meratap begitu tahu wacana hal itu, namun saya tak peduli. Walaupun begitu, tingkat kesulitan labirin tidak berubah, nampaknya sikap kepala sekolah ini masih terus berlanjut.
☆☆☆☆
Bagian 3
Seusai sekolah, kami menuju ke perusahaan Galgan cabang Elysion.
Tempatnya luas dengan bangunan yang sangat besar bila dibandingkan dengan toko lainnya. Orang-orang yang berlalu lalang tanpa henti disana memperlihatkan betapa suksesnya perusahaan itu.
Kami yang sudah bersahabat dengan pemandangan ini, masuk dari pintu belakang. Tentu saja, penjaganya yang telah mengenal wajah kami, dengan gampang memperbolehkan kami lewat.
Disaat memasuki kantor dari pintu belakang, kami bisa menyaksikan beberapa orang sedang melotot pada daftar stok di tengah meja resepsionis. Satu orang yang melihat penampilan kami berdiri dan datang, setengah berlari.
"Kau datang, Danna! Ayo, disini bukan tempatnya. Silakan, masuklah ke dalam!"
Yang mendekat untuk menyambut kami yaitu Zack, orang yang telah membawa kami ke Elysion. Selama waktu beliau mengantarkan barang ke Elysion, diapun ditunjuk sebagai manajer cabang ini setahun yang lalu.
☆☆☆☆
Setahun yang lalu....banyak hal yang terjadi dari waktu itu.
Ketika itu di Pondok Berlian yang jarang dikunjungi tamu. Zack bersama atasan sekaligus kakaknya, Gad mendadak tiba dan bersujud.
"(Lama tidak bertemu. Namun, saya memohon maaf terlebih dahulu sebelum menyapamu)"
Aku sempat keheranan dengan apa yang terjadi. Mendengar alasannya, ternyata mereka merasa bersalah lantaran munculnya para berandal di sepanjang jalan ketika mereka menjanjikan perjalanan yang aman. Ditambah lagi, saya menemukan bukti wacana dilema mereka dengan perusahaan lain. Keduanya pun sangat ingin meminta maaf lantaran hanya membisu selama satu tahun.
Lalu apa yang mereka lakukan hingga menundanya hingga satu tahun? Rupanya, mereka bekerjasama dengan perusahaan disekitar untuk berjuang melawan perusahaan musuh yang memanfaatkan bukti palsu sebagai senjata. Beberapa hari sebelum tiba ketempatku, sepertinya mereka telah berhasil menghancurkannya tanpa meninggalkan bekas. Dan lantaran hasilnya bisa bergerak bebas, keduanya pun berkunjung untuk meminta maaf.
"(Kami hanya menangkap para berandal itu dan menginterogasi mereka. Karena dilema telah diselesaikan, ayo kita berhenti dengan topik formal ini)"
"(Danna....ahh, itu benar. Namun, jikalau saya tidak meminta maaf dengan tegas, orang yang akan dipukuli Dee yaitu aku)"
Pada hasilnya mereka mengangkat wajah sambil tersenyum ceria dan menggaruk kepala. Setelahnya ada dialog wacana Dee yang dikawal dengan selamat hingga tujuan, game reversi yang saya serahkan, dan juga mie kering sebagai masakan instan baru.
"(Apa sungguh baik-baik saja untuk memasukkannya ke pasar melalui perusahaan kami? Jujur, ini bisa dikatakan sebagai sebuah revolusi, saya merasa bahwa penjualannya akan menjadi luar biasa)"
"(Aku bukan seorang pedagang dan merasa tidak layak menggunakannya sendiri, bukankah begitu? Tak perlu memikirkannya dengan keras. Katakan saja saya ingin menerima uang dengan menjual informasi, begitulah)"
Informasi yang saya jual yaitu game Reversi dan materi sup orisinil instan untuk mie kering.
"(Aku mengerti. Tapi jikalau manfaatnya jauh melebihi apa yang dihabiskan untuk membeli bahan, jujur saja saya takkan bisa membaginya)"
"(Kalau begitu, bagaimana dengan memberikan sebagian laba bulanan kepadaku? Untuk batas waktu, saya menyerahkannya kepadamu selama berada dalam rentang yang wajar)"
"(Hmmm....tidak buruk. Namun jumlahnya akan tergantung pada situasi, kira-kira 20 persen dari laba akan diserahkan kepada Danna dengan tenggat waktu satu tahun, bagaimana?)*"
[Maksudnya, Gad memberikan pembagian laba pada Sirius sebesar 20% dan akan diberikan setiap bulannya hingga mencapai satu tahun]
"(Tenggat waktunya sudah bagus, hanya saja saya ingin membenarkan sedikit wacana pembagiannya. Kami hanya butuh 10 persen, sedangkan 10 persen sisanya saya ingin kamu menyerahkan itu kepada Dee)"
Di surat yang kuterima beberapa hari sebelum keduanya datang, tertulis bahwa Dee telah berhasil membuka restoran dengan lancar. Karena pengiriman materi dan bumbu khusus bergantung pada perusahaan Galgan, saya ingin mengubah 10 persen dari laba menjadi kompensasi*.
[Jadi gini, Sirius ingin 'menyimpan' 10% laba sebagai bayaran semoga perusahaan Galgan masih terus membantu Dee dalam menjalankan restorannya]
"(....Apakah itu tidak masalah? 10 persen laba sudah termasuk banyak)"
"(Aku tidak membutuhkan terlalu banyak uang. Lagipula, kami baik-baik saja lantaran sudah resmi memasuki sekolah. Daripada itu, kini ini Dee sedang berjuang, jadi sebagai masternya saya ingin membantu walaupun cuma sedikit)"
"(Orang yang baik hati. Baiklah, ayo buat kontrak menyerupai itu. Adikku ini akan membawakan kesepakatan nanti, terima kasih sebelumnya)"
Zack kemudian didorong ke depan dan menyapaku lagi. Dia tertawa aneh. Ada apa dengannya?
"(Mulai sekarang, Zack ditunjuk sebagai manager perusahaan Galgan cabang Elysion. Kaprikornus jikalau Danna memerlukan sesuatu, katakan saja padannya)"
"(Aku akan bekerja keras jadi tolong urus aku, Danna!)"
Aahh, jadi lantaran itu?
Kamipun selesai membuat kesepakatan dengan mereka. Aku kemudian menyerahkan sebuah surat dan beberapa barang semoga dikirimkan kepada Dee dan Noel ketika kami berpisah.
☆☆☆☆
Itulah yang telah terjadi, relasi Zack denganku pun telah berjalaan lancar selama satu tahun terakhir.
Terkadang saya akan dipanggil untuk mendapatkan hasil penjualan, mengobrol, memberikan banyak sekali saran sesuai pengetahuanku, hingga membangun relasi baik dengan Zack. Mungkin saya dipanggil hari ini untuk diberi uang.
Kami kemudian diundang ke ruangan pemimpin perusahaan yang tidak luas tapi masihlah mewah. Sambil bersantai, kami mendengarkan kisah Zack.
"Inilah laba bulan ini. Sudah setahun semenjak kami memasarkannya, namun belum ada gejala penurunan penjualan. Yah, saya tidak bisa berhenti tertawa!"
"Itu sudah pasti, lantaran Aniki yang memikirkannya!"
Aku menghitung uang di dalam kantong yang Zack serahkan dengan teliti.
Aku memang tak perlu khawatir wacana jumlah uang lantaran pihak lain merupakan orang terpercaya, tapi yaitu ini yaitu interaksi penting antar pedagang, merupakan sebuah kehormatan untuk menghitungnya dengan benar.
"Tentunya ini yaitu kepingan terakhir dari pembagian hasil, kan? Sudah usang ya, tapi tetap saja, terima kasih"
"Tidak, tidak. Itu hanya sekedar kesepakatan, lagipula perusahaan kami sudah cukup untung. Jika Danna mempunyai suatu inspirasi atau produk lain, tolong serahkan pemasarannya kepada kami"
Pembicaraan bisnis pun berakhir dan beralih menjadi dialog ringan. Meski Zack lebih tua, beliau tidak membosankan dan merupakan orang yang ramah, selain itu beliau yaitu sumber informasi yang berharga lantaran profesinya sebagai pedagang yang berpengetahuan luas wacana pasar.
"Ohh, waktu memasuki labirin hasilnya tiba ya. Aku yakin Danna niscaya akan memperoleh mantel itu"
"Aku tidak membutuhkan mantel, tapi apa benda itu terkenal di kalangan pedagang?"
"Tepatnya, ini penting bagi bangsawan. Selain dibentuk dari materi yang sama dengan jubah sekolah, terdapat bundar sihir khusus yang diciptakan oleh seorang teknisi sihir terkenal, kepraktisannya juga sangat bagus. Kau akan terkenal dengan hanya memilikinya. Rumor yang berasal dari para aristokrat menyebutkan bahwa nampaknya orang-orang akan terus mengenakan mantel itu bahkan sehabis dewasa"
"Heeh, tak heran kenapa para aristokrat berkumpul di labirin untuk mendapatkannya"
"Sirius-sama, berdasarkan kabar dari siswa yang lebih senior, labirin nampaknya sangat sulit diselesaikan"
"Aku juga mendengarnya. Sepertinya ada juga ketika dimana tak ada yang bisa menyelesaikannya sehabis setengah tahun semenjak pembukaan labirin"
"Yang ini berasal dari Rou. Kudengar ada jelata yang bisa menyelesaikannya dengan cepat, Aniki"
Informasi dari setiap siswa memang agak berbeda, namun kurasa penyebabnya berasal dari kesalahan pembiasaan labirin oleh kepala sekolah.
Dibutuhkan waktu setengah tahun untuk bisa selesai lantaran tingkat kesulitannya dinaikkan terlalu banyak, dan kurasa seseorang yang bisa menyelesaikannya dengan gampang lantaran beliau menantang labirin ketika tingkat kesulitannya menurun. Ini merupakan labirin yang mempunyai banyak penyimpangan semacam itu, namun kesulitannya telah meningkat dengan jelek kali ini. Aku ingin tahu apa yang sedang menunggu kami disana.
☆☆☆☆
Setelah itu, kami diajak makan malam oleh Zack dan menuju ke penginapan {Spring Breeze Perch}.
Kegembiraan Reus pun meningkat ketika tahu akan memakan daging Jaora Snake sehabis sekian lama. Emilia dan Reese juga tampak dekat, begitu menenangkan melihat mereka bagaikan keluarga walaupun rasnya berbeda.
Sementara saya menatap pemandangan hangat itu sambil tersenyum dan berjalan sedikit di belakang, Zack mendadak berbisik padaku.
"Danna....aku agak cemas dengan dilema ini, jadi saya akan memberitahumu"
Sambil menjaga jarak sehingga ketiganya yang berjalan di depan tidak curiga, Zack dan saya melanjutkan pembicaraan dengan bunyi rendah yang takkan terdengar oleh siapapun.
"Teruskan"
"Baru-baru ini, timbul pembicaraan yang gila di masyarakat. Topiknya berupa, 'sejumlah besar alat sihir dibeli dengan uang yang sumbernya tidak diketahui', dan juga 'orang-orang mencurigakan yang sering terlihat'. Kata yang paling banyak diucapkan orang-orang pada topik itu adalah....pemberontakan"
Sebagai pedagang, Zack tahu banyak wacana dunia bawah. Jika beliau hingga cemas menyerupai ini, saya perlu memintanya untuk memberitahuku.
Tentu, saya ragu pada awalnya. Namun, masih tetap menyuruhnya untuk menceritakan wacana dua topik itu semoga bisa ku selidiki juga. Lagipula, ada banyak hal yang perlu dibicarakan secara belakang layar dari para siswa.
Sepertinya topik-topik ini cukup mencurigakan, Zack terus memasang lisan buruk.
"Anehnya, raja negeri ini sudah menjaga keseimbangan antara pasar dan dunia bawah hingga tak ada alasan yang bisa menimbulkan suatu pemberontakan. Aku tidak begitu mengerti, namun ada beberapa orang yang oke wacana pemberontakan ini. Hanya saja, takkan mungkin untuk mengambil alih benteng dimana sang penguasa tinggal. Sangat mustahil, kecuali setengah dari penduduk Elysion menyetujui itu"
"Aku juga tidak mengerti. Ada kemungkinan kalau tangan kanan dan anak raja merencanakan sesuatu"
"Begitu ya. Dipikir-pikir lagi, tak ada alasan untuk melaksanakan itu. Namun, apa yang kuceritakan ini bukan hanya sekedar pemberontakan, poin utamanya yaitu wacana sikap banyak aristokrat yang mulai mencurigakan"
"Bangsawan? Tidak sedikit orang kurang berilmu diantara mereka, menyebutnya pemberontakan hanya lantaran tindakan mereka terkesan tidak masuk akal"
"Aku juga setuju. Karena pernah ada kontes antara Danna dan para bangsawan, mungkin saja kalian akan di incar? Apapun yang terjadi, berhati-hatilah dan jangan hingga terlibat"
"Terima kasih atas sarannya. Jika ada sesuatu, saya akan bergantung padamu"
"Baiklah. Kalau Danna yang meminta, perusahaan Galgan kami pastinya siap kapan saja. Jadi, jangan sungkan dan datanglah walaupun itu di tengah malam"
"Aku akan berhati-hati semoga tidak berada dalam situasi semacam itu"
Ketika saya melihat Zack yang dengan gembira memukul dadanya, para siswa pun mendekat begitu sadar ada jarak diantara kami dengan mereka.
"Aniki! Jangan berjalan santai, ayo cepat!!"
"Hei, Reus. Tenanglah sedikit. Sirius-sama, ayo pergi lantaran saya juga akan membantu persiapan hidangan disana"
"Jaora Snake itu begitu enak. Aku ingin segera memakannya"
Tangan kananku diseret oleh Reus, tangan kiriku ditarik oleh Reese, sedangkan punggungku didorong oleh Emilia.
"Kau sangat terkenal ya, Danna"
"Haha, sungguh"
Perubahan terbesar dalam dua tahun terakhir yaitu keluarga kami yang awalnya hanya berjumlah tiga kini menjadi empat orang.
Terutama lantaran adanya Reese, yang kini menarik tanganku menyerupai ini. Kurasa hatinya telah membiarkan beliau bertindak secara eksklusif padaku.
Sambil tersenyum masam pada ketiga siswa yang dikuasai oleh nafsu makan, saya dibentuk berjalan secara paksa ke penginapan {Spring Breeze Perch}.
☆☆☆Chapter 32 berakhir disini☆☆☆
>Catatan Penulis : Ini menjadi sesuatu yang sangat sulit.
Meski saya tak berilmu menjelaskan, pokoknya butuh lebih banyak waktu daripada yang telah saya antisipasi.
Maaf, tapi update selanjutnya akan muncul tiga hari dari sekarang.
>Catatan Penerjemah : 'tiga hari dari sekarang' cuma kesepakatan penulisnya -_- . Jujur saja, saya juga oke sama dia. Chapter ini mempunyai banyak kepingan yg sulit kumengerti, terutama pada kepingan Gad dan Zack yg berkunjung (satu tahun yg lalu) dan pembicaraan bisnis dengan Zack (sekarang)....aku sudah berusaha semoga ini bisa dimengerti....
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/
Diterjemahkan oleh
Bagian 1
Dua tahun telah berlalu semenjak memasuki sekolah ini, saya akan segera berusia 11 tahun.
Reese juga telah menjadi siswaku selama dua tahun ini, dan kehidupan sekolah berjalan dengan mulus.
Ketinggianku tumbuh, penampilan kekanak-kanakan memudar jauh dan kekuatan juga meningkat....rasanya menyerupai itu.
Dengan mendapatkan pengetahuan gres di sekolah, teknik bundar sihirku semakin terampil. Jika sedikit berusaha lebih keras, saya bisa membuat pola bundar sihir tingkat menengah.
Pelatihan juga semakin keras, diiringi kesibukan di sekolah, setiap harinya saya juga bersenang-senang.
Sedangkan wacana para siswa....
"Selamat pagi, Sirius-sama"
Di pagi harinya, saya dibangunkan oleh Emilia di kamarku pada Pondok Berlian.
Biasanya saya akan bangkit sendiri, tapi gadis ini bangkit lebih pagi dariku dan tetapkan untuk mulai membangunkanku. Pada waktu matahari pagi bahkan belum menyingsing, saya berpikir alasannya bangkit pagi-pagi lantaran dibutuhkan beberapa menit dari asrama untuk hingga ke sini. Tentu saja saya mencoba menghentikannya tapi beliau begitu keras kepala, terus tiba dan membangunkanku tanpa gagal sekalipun. Ditambah lagi, dengan menggunakan pakaian pelayan.
Dua tahun yang lalu, saya menolak kedua bersaudara yang ingin tinggal bersamaku dan membujuk mereka untuk tetap di asrama, alasannya lantaran mereka harus berkenalan dengan orang lain selain diriku. Sekarang, kami memperoleh seorang sahabat berjulukan Reese dan juga mulai bekerjasama baik dengan para siswa di kelas. Aku masih berencana untuk tinggal Pondok berlian, namun lantaran Emilia terus bangkit terlalu pagi, saya mulai mempertimbangkan untuk mengijinkan gadis itu untuk pindah kesini.
"Selamat pagi Emilia. Apa ada kegiatan kegiatan hari ini?"
"Jadwalnya yaitu pergi ke perusahaan Galgan sepulang sekolah"
Setelah dua tahun berlalu, feminitas dan kecantikannya bertambah.
Kesan darinya juga menjadi dewasa, dan terkadang saya terkejut dengan gestur-nya. Tubuhku mulai sadar akan wanita, mungkin lantaran betapa menawannya dia. Dadanya tampak sudah berkembang dengan bagus. Tempo hari ketika beliau mengukurnya bersama Reese, saya yang berada diruangan sebelah sanggup mendengar bunyi gembira mereka.
Dia juga bersikap seolah sekretaris akhir-akhir ini. Sepertinya saya terlalu dimanjakan olehnya, tapi lantaran beliau bersikeras ingin melaksanakan itu, saya membiarkannya. Dia semakin menyerupai seorang pelayan*.
[Ingat ya, saya mengartikan pelayan sama petugas itu beda. Pelayan ya pelayan (cuma merujuk ke Emilia/seorang perempuan) sedangkan petugas ya petugas (merujuk pada setiap 'pengikut' seorang bangsawan, entah itu laki2 maupun perempuan)]
Begitu memastikan saya telah bangkit sepenuhnya, Emilia meninggalkan ruangan sehabis menyiapkan pakaian ganti untukku.
"Baiklah, ayo kita jalani hari ini dengan baik"
Sambil mencoba mengusir kantuk, saya berjalan menuju dapur seusai mengganti pakaian. Emilia sudah disana, sedang memasak untuk sarapan. Aku kemudian berdiri disampingnya dan menyiapkan hidangan bersama.
"Bagaimana keadaan Reese? Dia berlari hingga kehabisan stamina kemarin, apa beliau baik-baik saja pagi ini?"
"Berkat perawatan Sirius-sama, Reese berlari tanpa masalah. Dia mungkin akan segera tiba....Ah! Itu dia!"
Disaat pendengaran Emilia terangkat dan pandangannya beralih ke arah pintu, di balik pintu yang perlahan terbuka, Reese muncul.
"Selamat pagi, Sirius-san. Haah, syukurlah bisa tepat waktu kali ini. Aku akan membantu mempersiapkan sarapan"
Reese juga sudah cukup umur dan tak kalah dari Emilia. Dia berbaris di dapur dengan rambut birunya yang mengalir lurus. Karena dapurnya kecil, adanya tiga orang membuat ruangan ini semakin sempit.
"Tinggalkan saja urusan disini pada kami, Sirius-sama. Tolong beristirahatlah"
"Itu benar. Basuhlah wajahmu di luar"
Punggungku didorong keluar dari dapur. Hal ini telah sering terjadi akhir-akhir ini. Kedua orang itu akan mengatur tragedi dimana hasil hasilnya yaitu pekerjaanku diambil. Aku memang senang lantaran di bantu, tapi jikalau ini merupakan hobi mereka, kurasa akan kubiarkan sedikit lebih lama.
Ketika pergi menuju sumur dengan suasana hati seorang ayah yang sedang berlibur, saya menemukan seekor serigala besar yang lembap kuyup berjalan dengan dua kaki.
"Ah, pagi, Aniki!"
"Reus ya. Kenapa kamu bertransformasi?"
"Aku ingin sesekali berubah untuk membiasakan diri dengan wujud ini"
Begitu tubuhnya menyusut, Reus berganti ke penampilan maskulinnya, yang telah lewat lebih dari dua tahun. Ketinggiannya sudah melampauiku, hanya sedikit kesan kekanak-kanakan yang lenyap, namun tingkah laris dan sifat alaminya tidak banyak berubah. Kemampuan berpedangnya meningkat lebih jauh hingga batas tertentu, beliau mungkin akan segera mencapai setengah dari kekuatan sejati Lior.
"Seberapa jauh kamu berlari hari ini?"
"Kurasa, satu putaran gunung itu? Ketika melaksanakan transformasi, tubuhku menjadi lebih ringan dan gampang digerakkan"
Gunung yang Reus tunjuk mempunyai jarak 3 km dalam garis lurus, hal ini terbukti bahwa ia berlari setidaknya 10 km mengitari gunung. Karena beliau melaksanakan itu di waktu singkat setiap pagi, tranformasi Reus menjadi semakin kuat. Dulu, akan gampang untuk menang ketika latih tanding melawannya, tapi kini mungkin saya harus sedikit serius.
"Jangan terlalu percaya diri. Karena hal menyerupai itu akan menyebabkanmu ceroboh"
"Meski bertranformasi sekalipun, saya masih belum bisa mencapai Aniki. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan wacana itu"
Saat Reus mengingatkan dirinya sambil mencuci wajah, Emilia kemudian memanggil kami untuk sarapan.
Istirahat sebentar sehabis sarapan, latihan pagi pun dimulai.
Hari ini, Emilia dan Reese membuatkan sihir masing-masing sedangkan saya dan Reus berlatih tanding. Para siswa sudah rutin mengganti latihan tiap harinya, dan kini menjadi hal yang biasa untuk menerapkan latihan yang sesuai.
"Ada apa, Reus? Kecepatanmu mulai melambat"
"Haah....haah....sial!!"
Sudah puluhan kali dari tadi Reus mengayunkan pedangnya, namun semunya terlalu gampang ditepis dan tak ada satupun yang berhasil mengenaiku.
"Hei, kakiku bahkan belum bergerak"
"Uwaa?! Sekarang, saya akan serius!*"
[うわっ!? って、こんにゃろ!]
Ketika saya menyapu kakinya sambil menghindari ayunan diagonal menuju bahu, badan Reus terpelanting ke udara tapi beliau masih mengayunkan pedang kayunya secara paksa dalam posisi itu. Kuakui kalau beliau mempunyai kecerdasan yang cepat untuk bertindak, namun keputusannya sering kurang tepat hingga menimbulkan serangannya menjadi lemah. Tebasan itu terhenti dengan mudah, Reus pun bersujud di tanah dengan tampilan yang sedih.
"Hoi, ini sudah berakhir"
"Haah....hari ini juga belum bisa ya?"
Reus yang berada di tanah, seolah memperlihatkan suatu citra kegagalan. Cara berguru terbaik baginya yaitu dari pengalaman. Namun saya juga akan menjelaskan rinciannya lantaran beliau masih harus berpikir dan mempelajarinya sendiri.
Hmmm, kali ini berakhir sedikit lebih awal. Bagaimana kalau melihat kondisi Reese?
"Kerja bagus, Sirius-sama. Silakan, ini handuknya. Reus juga"
"Terima kasih, Nee-chan"
"Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Reese?"
"Dia berlatih di sana"
Ketika saya menoleh kearah mana Emilia memandang sambil menyeka keringat dengan handuk, ada sesosok gadis yang berkonsentrasi sambil menutup mata. Karena dirinya mengkhususkan diri dalam sihir tidak menyerupai Reus, latihan fisiknya lebih sedikit sedangkan latihan sihir diperbanyak. Namun, setidaknya beliau masih berlari maraton beberapa kilometer dalam sehari. Yah, stamina memang penting dalam banyak hal.
Dulu, di awal-awal berlatih, akan sering muncul banyak sekali tragedi dimana beliau tak bisa berlari lagi dan menangis sambil meratapi dirinya sendiri. Hanya saja, dengan dorongan Emilia dan juga Reus, beliau telah termotivasi dan berkembang secara menakjubkan.
Ketika saya mendekat untuk menilik kondisinya, beliau membuka mata dan tersenyum. Mulai terasa suasana gila mengelilinginya, ini mungkin lantaran para roh air sedang berkumpul
"Bagaimana kondisimu, Reese?"
"Lancar-lancar saja. Lihatlah ini. Wahai air, tolonglah....{Aqua Mist}"
Disaat beliau mengaktifkan sihirnya, kabut menyelimuti Pondok Berlian. Jarak pandang menjadi sangat terbatas. Rumah yang ada beberapa ketika yang kemudian tak lagi terlihat, menilai dari sosok Reese yang harusnya tadi berdiri depan mataku dan mulai kabur, bisa diasumsikan bahwa kabut ini sangat padat.
"Ap-apa ini? Aniki! Nee-chan! Dimana kalian?!"
"Tenanglah, Reus. Jangan bergerak sembarangan"
Sambil mendengar interaksi semacam itu di belakang, saya terus mengamati kabut. {Search} milikku masih efektif, jadi ini merupakan sihir yang hanya menghalangi penglihatan. Meski begitu, akan sangat mempunyai kegunaan ketika kamu bisa memanfaatkannya. Teknik ini masih bisa di asah.
"....Gagal, ya? Kabutnya terlalu padat dan bisa membahayakan semua pihak"
"Apa kamu bisa melihat kami, Reese?"
"Eh? Ah, iya. Sebagai pihak yang memanggil kabut ini, saya bisa melihat semua orang dengan jelas"
"Kalau begitu, cobalah membayangkan kami ketika mengontrol sihirmu. Jika kamu menyampaikannya kepada para roh, mereka niscaya akan merespon"
"Ya!"
Menuruti apa yang kukatakan, Reese menutup mata lagi sambil bergumam. Umumnya orang-orang akan menertawakan metode ini dan menganggapnya mustahil, namun beliau telah mengerti dengan baik wacana betapa pentingnya 'imajinasi' dalam dua tahun terakhir. Sambil menatap dirinya, saya merasa ada yang menarik bajuku dari belakang. Ketika berbalik, Emilia berdiri di sana dan tersenyum.
"Sirius-sama, saya menemukanmu"
"Sepertinya kamu sudah paham dengan cara kerja kabut ini. Apa kamu mengingat posisi di mana saya berdiri?"
"Tidak, itu lantaran aroma Sirius-sama"
Tentang aromaku, beliau sempat menyombongkan diri bahwa beliau bisa melacakku bahkan jikalau saya berada di sisi lain gunung. Mengesampingkan keahlian khusus Emilia, kabut ini tidak akan menghalangi aroma dan gampang menyingkirkannya dengan sihir angin. Aku akan menyampaikan ini nanti semoga Reese tidak terlalu percaya diri.
"'Imajinasi'....tolong!"
Disaat Reese berseru, tiba-tiba dunia putih lenyap dari pandangan kami. Aku bisa dengan terperinci melihat sosok Reus yang sedang duduk dan bertanya-tanya apakah kami masih berada dalam kabut atau tidak.
"Itu bagus, Reese. Aku bisa melihat wajahmu dengan jelas"
"Aku juga bisa melihat"
"Berhasil! Terima kasih, roh-san"
Dia melihat sebuah kawasan di mana roh mungkin berada, mengucapkan rasa syukur sambil menghentikan sihirnya.
Seperti yang di harapkan, sihir yang memanfaatkan roh sangatlah kuat. Untuk penyihir biasa, kupikir Mana mereka akan mengering sehabis memunculkan kabut setingkat ini. Namun beliau hanya berkeringat di dahi. Karena masih masa-masa pelatihan, akan tidak mungkin untuk membayangkan betapa kuatnya beliau di masa depan. Aku merasa bahwa diriku dikelilingi oleh orang-orang yang kuat.
"Bagaimana dengan itu, Sirius-san?"
"Yag, sangat bagus. Namun, berhati-hatilah lantaran sihir ini mempunyai banyak kekurangan. Misalnya...."
Aku mengingatkannya semoga tidak terlalu percaya diri dengan menjelaskan dilema yang telah disebutkan sebelumnya, beliau mengerti dengan baik dan mengangguk.
"Reese hasilnya sangat memahami 'imajinasi'. Ini mungkin akan memunculkan hasil yang tepat segera jikalau kamu berlatih sedikit lagi"
"Benarkah?!"
"Ya, masuk akal saja lantaran kamu sudah bekerja keras hingga sekarang. Berbicara wacana imajinasi, jikalau kamu juga menyertakan tindakan penyembuhan dalam kabut ini, seberapa jauh kamu bisa melakukannya ya?"
"Aku mengerti! Itu inspirasi yang sangat bagus"
"Namun, kemungkinan besar kamu akan sangat kelelahan"
"Tidak, jikalau sesuatu menyerupai ini bisa dilakukan, akan ada banyak orang yang bisa disembuhkan. Seperti yang dibutuhkan dari Sirius-san"
Dua tahun yang lalu, metode ini merupakan hal yang tidak mungkin lantaran kabut yaitu sesuatu yang sepele....itulah yang akan saya katakan, namun kini beliau telah tumbuh dewasa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menantang batasan dan mengorbankan banyak hari untuk melenyapkan kemustahilan pada sihir.
Butuh waktu hampir dua tahun bagi gadis ini semoga bisa memecahkan nalar sehat, tapi mulai dari kini akan menjadi pelajaran yang sesungguhnya.
Itulah hasil dari para siswa selama dua tahun.
Aku juga harus bertujuan pada sasaran yang lebih tinggi semoga tidak kalah dengan para siswa yang terus berkembang secara signifikan.
Setelahnya, kami merawat badan masing-masing dan kemudian menuju ke sekolah.
☆☆☆☆
Bagian 2
"Pagi Emilia, Reese"
"Selamat pagi, Aniki!"
"Hei hei Reese, saya belum mengerti kepingan tertentu dari topik pelajaran kemarin, jadi maukah kamu memberitahuku?"
"Pagi, Aniki!"
"Aku sudah mendengarnya, Emilia! Kaprikornus benar kamu menolak usul Meir-sama?!"
"Hari ini juga semoga menjadi hari yang baik bagimu, Aniki!"
Saat memasuki kelas, orang-orang berkumpuk di sekitar kedua bersaudara dan Reese. Ini termasuk rutinitas setiap pagi, namun entah kenapa tak ada yang mendekatiku. Berdasarkan informasi Rou, yang merupakan anak buah nomor 1 Reus sekaligus sahabat sekamarnya....
"('Kau tidak boleh menyapa Oya-bun kecuali lewat Aniki dan Anego', Seperti itulah rumor yang terbesar. Karena jikalau kita bisa memerintahkan orang berpengaruh menyerupai Aniki, kupikir setiap orang akan takut padanya....)"
Dipikir-pikir lagi, saya pernah memberi arahan kepada Reus selama kontes Trade dengan Alstro. Mungkin bawahannya yang melihat itu menganggap ada relasi hierarki mutlak antara saya dan Reus kemudian menyalah pahaminya. Dalam dua tahun kemudian kesan tentangku menjadi melenceng, seolah diriku merupakan keberadaan yang terlalu tinggi.
Tapi tidak apa-apa, ada seseorang yang masih bisa berbicara baik denganku.
"Selamat pagi, Sirius-kun. Seperti biasa, para petugasmu sangat terkenal ya"
Hari ini juga, Mark muncul sambil menebarkan aura ketampanannya. Diiringi rambut merahnya yang berkibar, beliau hingga di depanku dan menyapa dengan elegan.
"Selamat pagi, Mark. Popularitas mereka yaitu hal yang bagus"
"Kau masih sama menyerupai biasa. Normalnya ini yaitu sesuatu yang patut dijadikan materi rasa iri"
"Aku memang master mereka, tapi popularitas yaitu sesuatu yang diperoleh masing-masing individu. Lagipula, tak ada gunanya bagi yang bukan aristokrat sepertiku untuk iri pada hal ini, itu hanya akan terlihat menyedihkan"
"Itu sudah pasti. Oh ya, masakan ringan manis yang saya terima kemarin....rasanya sangat lezat"
Sebenarnya, kemarin merupakan hari ulang tahun ketiga belas bagi Mark*. Karena orang biasa tidak bisa bergabung dalam pesta tersebut, saya berinisiatif untuk setidaknya menyiapkan masakan ringan manis sebagai hadiah.
[Yap. Mark memang dua tahun lebih bau tanah dari Sirius]
Mark menolehkan pandangannya ke luar jendela kemudian menyipitkan mata untuk mengingat kembali kebahagiaan itu.
"Sungguh mengejutkan. Setelah merasakannya, saya mulai berpikir 'Apa-apaan dengan masakan ringan manis yang selama ini kumakan?'. Kau benar-benar menakjubkan. Aku telah mengucapkan sesuatu wacana mengundang Emilia sebelumnya, namun jikalau kamu tidak keberatan, maukah kamu ikut melayani rumahku? Tentu saja, saya menjanjikan posisi yang tepat"
"Aku bersyukur atas tawaranmu, namun saya harus menolak"
"Begitu ya. Aku mengerti tapi ini agak disayangkan. Namun, saya masih akan membuka lowongan sebagai petugas, jadi datanglah padaku jikalau kamu berubah pikiran"
"Aku minta maaf"
"Jangan terlalu dipikirkan. Daripada itu, bisakah kamu membuat masakan ringan manis itu lagi? Selain diriku, ada juga adik laki-laki dan adik perempuanku yang juga ingin memakannya"
Pecandu masakan ringan manis telah meningkat satu. Yah, saya punya firasat bahwa ini akan bertambah lebih jauh lagi.
Sementara membahas masakan ringan manis dengan Mark, pecandu masakan ringan manis lain yang paling menonjol di antara para pecandu kue, Magna-sensei memasuki kelas. Ditengah karam dengan topik itu, ternyata sudah waktunya untuk kelas pagi.
"Selamat pagi, semuanya. Aku punya sesuatu yang ingin kukatakan hari ini, jadi beberapa pelajaran di pagi hari akan kita lewatkan dulu dan beralih ke klarifikasi ini sebagai gantinya"
Seharusnya, pagi ini ada pelajaran keterampilan praktek namun nampaknya ada suatu hal yang penting untuk disampaikan. Karena Magna-sensei yang biasanya lembut membuat wajah serius, ada suasana tegang yang melayang di kelas.
"Sudah dua tahun semenjak kalian memasuki Akademi Elysion. Mulai dari ahad depan, pelajaran pagi masih akan dilakukan di sini. Hanya saja pada pelajaran sore, kalian akan pergi ke lapangan khusus di luar untuk mempelajari bidang keahlian masing-masing. Pastikan untuk mengingat ini"
Bidang keahlianku dan para siswa yaitu sebagai berikut.
Aku berada di departemen teknik sihir, Reus di departemen ilmu pedang, Emilia di departemen sihir Angin dan Reese di departemen sihir Air.
Namun, ini yaitu pembahasan ahad lalu, jadi bukan sesuatu yang harus dijelaskan lagi hingga mempersingkat waktu pelajaran pagi. Sepertinya ada hal lain.
"Inilah tema utamanya. Pada ketika yang sama ketika pelajaran khusus dimulai....sebuah labirin akan dibuka"
Ketika mendengar wacana pembukaan labirin, ketegangan di antara sahabat sekelas pun meningkat. Banyak yang menoleh ke orang didekatnya, mereka bertukar pandang dan mengsyaratkan untuk membentuk party.
[Yap, party di game2 RPG. Singkatnya, kelompok]
"Meski mungkin terdapat orang-orang yang sudah tahu wacana labirin, saya akan menjelaskannya lebih rinci termasuk potensi risikonya. Pertama, labirin mengacu pada gua di barat bahari sekolah ini"
Dulu ada hal wacana arena, dan kini ada labirin. Aku sadar sekali lagi akan betapa hebatnya sekolah ini.
Labirin sekolah menyerupai dengan labirin gua yang mempunyai sepuluh lantai di bawah tanah. Monster tidak tinggal disana, sebagai gantinya itu dipenuhi dengan jebakan.
Ada banyak sekali jebakan yang disiapkan dalam jumlah melimpah menyerupai panah terbang dan letusan pilar api, yang bisa menimbulkan luka serius jikalau ceroboh. Perangkapnya sendiri menggunakan bundar sihir yang dibentuk oleh seorang laki-laki hebat di masa lalu. Perangkap akan hilang begitu diaktifkan namun terbentuk kembali sehabis beberapa saat. Ini merupakan fenomena yang gila seolah mungkin labirin itu sendirilah yang menggunakan bundar sihir.
Seorang laki-laki hebat di masa lalu....firasatku berkata ini melibatkan kepala sekolah yang kini sedang makan masakan ringan manis dengan bahagia.
Adapun kenapa kemudahan semacam itu ada di sekolah, menurutku sebagai kawasan melatih ketegangan.
Berbagai labirin di dunia luar sering mempunyai hal menyerupai harta karun yang disembunyikan oleh orang-orang di masa kemudian dan belum pernah ditemukan, dengan ancaman yang juga menyertainya. Penting untuk mempunyai kekuatan fisik, kemauan, dan pengetahuan ketika menjelajahi labirin. Karena jikalau ada kesalahan, itu bisa sangat fatal hingga menimbulkan final hidup yang cepat.
Entah kamu seorang aristokrat ataupun rakyat jelata, kesalahan yang kamu ciptakan sanggup membahayakan orang lain. Itulah sebabnya kamu harus harus waspada terhadap perangkapnya....Tampaknya labirin ini dibentuk semoga mereka memperoleh pengalaman semacam itu.
Sebenarnya, dalam hal kelulusan, memang tidak diwajibkan mengekplorasi labirin. Tapi, tentu saja ada manfaat ketika menuntaskan lantai kesepuluhnya. Selain menerima hak prioritas untuk menggunakan fasilitas, kamu juga diperbolehkan membaca buku-buku yang sebelumnya dihentikan dan banyak sekali hal lain.
Labirin bisa ditantang dengan party empat orang. Party pemula pertama yang menuntaskan labirin semenjak dibuka dikatakan mendapatkan mantel kehormatan yang akan dipresentasikan oleh sekolah sendiri.
Para aristokrat terutama yang akan berpartisipasi secara aktif dengan tujuan itu. Memperoleh mantel akan menjadi suatu penghargaan bagi rumah masing-masing, dan ini menonjol di antara penghargaan lainnya. Akibatnya, setiap tahun akan dipenuhi oleh para aristokrat selama beberapa hari sehabis pembukaan.
Ngomong-ngomong, seseorang harus mengajukan permohonan terlebih dahulu untuk memasuki labirin. Dan kalau diizinkan, mereka akan dibebaskan dari kelas pagi atau sore untuk menantangnya.
"-Itulah hal-hal wacana labirin. Tolong sampaikan padaku kapanpun kalian mempunyai pertanyaan. Kalau begitu, meski ini agak terlambat, ayo kita keluar dan mulai praktek keterampilannya"
Menuruti perkataan Magna-sensei, teman-teman sekelaspun berdiri dan menuju ke kawasan latihan. Kupikir mereka akan mengajak kedua bersaudara atau Reese, tapi entah kenapa lingkungan menjadi sepi. Ini menjadi terperinci kemudian, kedua bersaudara dan Reese tidak ingin bergabung bersama kelompok lain kecuali denganku. Aku memang belum berkata apakah akan pergi ke labirin atau tidak, namun mungkin mereka bahkan akan ikut jikalau saya tetapkan untuk tidak ingin pergi.
Ditengah perjalanan ke kawasan latihan, pembicaraan wacana labirin bisa terdengar dari segala arah. Dan tentu saja topik pembicaraan kami juga terkait dengan itu.
"Aniki, apa kita juga akan menantang labirin?"
"Itu sudah jelas. Ini juga sebagai latihan"
"Seperti apa jadinya, ya. Karena satu party terdiri dari 4 orang, kalau begitu kita sudah diputuskan"
"Benar sekali. Kita takkan mempunyai masalah"
"Aku akan lakukan yang terbaik semoga tidak menghambat kalian"
Kami juga sudah berniat untuk menantang labirin, tapi kurasa tidak boleh gegabah eksklusif pergi begitu labirin dibuka. Karena di hari awal akan diisi oleh para bangsawan, beberapa orang asing mungkin akan adu dengan kami, yang telah menghajar seorang aristokrat bodoh*.
[Sirius mengalahkan aristokrat Alstro di kontes Trade, jadi beliau takut ada yg dendam padanya]
Ketika saya sedang memikirkan bagaimana untuk menantangnya, sahabat sekelas yang mendengar percakapan, berbicara dengan kami.
"Hei, hei. Kalian akan menantangnya, kan? Kaprikornus kalian juga ingin....mendapat mantel 'Penyelesaian pertama' itu?"
"Pasti benar. Ini mungkin lantaran adanya Reus-kun dan Emilia"
"Aku harus mendengar pendapat master wacana itu....jadi apa yang ingin Sirius-sama lakukan?"
"Aku akan melewatkannya lantaran ini merepotkan"
Terus terang, mendapatkan mantel itu bagaikan mendapatkan permusuhan dari para bangsawan. Hampir tak ada manfaatnya. Aku hanya ingin menikmati suasana labirin, jadi tidak dilema bila kami tiba dengan santai dan lambat.
"Yah, agak disayangkan"
"Apa boleh buat. Para siswa kelas Aion itu sangat menyebalkan"
"Benar juga. Jadi, apa yang harus kita lakukan?"
"Tentu saja menantangnya. Tapi pertama, kita perlu mencari anggota"
Kedua siswa yang berisik itupun meninggalkan kelas sambil mencari calon anggota party. Saat kami hendak meninggalkan ruang kelas juga, Magna-sensei memanggilku. Dia sudah banyak membantu kami, saya kemudian beralih menuju kearahnya.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Sirius-kun, kamu akan berpartisipasi dalam labirin?"
"Ya, itu rencananya tapi apakah ada dilema dengan itu?"
"Tidak, tidak, bukan sesuatu menyerupai itu. Jika kamu memang berpartisipasi, kepala sekolah menyuruhku untuk menberikanmu ini"
Apa yang diserahkan yaitu medali dengan lencana sekolah terukir di atasnya.
"Ada seorang penjaga gerbang yang berdiri di depan pintu masuk labirin. Kau boleh lewat dengan gampang jikalau memperlihatkan ini padanya"
"Aku mengerti bagaimana menggunakannya, tapi kenapa harus menggunakan cara ini untuk masuk?"
"Aku yakin Sirius-kun tidak akan menyewa petualang. Ditambah lagi kalian masih muda, penjaga gerbang itu niscaya akan khawatir dan malah menghambat kalian untuk masuk ke labirin....Singkatnya, Ini untuk menghemat waktu"
Labirin bisa ditantang dengan sebuah party berisi empat siswa, namun pada kenyatannya boleh saja menambahkan hingga dua orang petualang yang secara resmi terdaftar di serikat. Memang butuh waktu semoga siap, tapi hasilnya bisa dilihat ketika mereka memperlihatkan kebolehan dihadapanmu dengan memberikan keamanan, takkan ada dilema bahkan jikalau hingga menuntaskan labirin jikalau mereka pergi sebagai asisten. Hal ini diperbolehkan lantaran terdapat nilai perhiasan untuk siswa yang bisa menentukan petualang unggulan yang bisa membantu menuntaskan labirin. Alaminya, ini yaitu faktor keberuntungan, tapi....terdapat juga kepingan yang ambigu.
"Begitu ya, terima kasih banyak. Hari pertama memang tidak mungkin, tapi kami akan segera menantangnya"
"Yah, kurasa Sirius-kun akan segera menyelesaikannya dan menerima mantel"
"Itu tidak akan terjadi. Para aristokrat yang akan menuntaskan labirin bahkan sebelum saya masuk"
"Begini, kepala sekolah telah meningkatkan kesulitan labirin ketika ini, beliau sudah memperburuk hasilnya....Ups, lebih dari itu dilarang. Mohon lupakan"
Orang ini benar-benar membocorkannya dengan sengaja.
Aku bisa mengerti bahwa kepala sekolah sedang melaksanakan pembiasaan labirin dan isinya, tapi beliau menambah kesulitan bukan lantaran saya akan ikut, ya kan? Jika beliau menyalahgunakan wewenangnya, mungkin saya harus berhenti memberinya kue. Untuk sekarang, saya akan mencoba mengusut Magna-sensei.
"Itu juga tak bisa kumengerti (tersenyum)"
"Magna-sensei, kali ini saya akan membuat pola Fruit Cake berbahan utama Apu...."
"Benar sekali. Semuanya yang dilakukan oleh kepala sekolah itu bersikap dogmatis* (ekspresi yang jelas!)"
[Kalo gak salah sikap yang berdasarkan keyakinan berlebihan akan sesuatu, sampe2 beliau gak mau dengar pendapat orang lain]
Tak ada kekuatan yang sanggup menandingi kue.
Meski saya telah berjanji untuk menyediakan masakan ringan manis (harus dilakukan, meski merepotkan) beberapa kali dalam sebulan. Tapi saya telah tetapkan bahwa kepala sekolah perlu mengambil cuti dari memakan kue.
Tampaknya kepala sekolah akan sangat meratap begitu tahu wacana hal itu, namun saya tak peduli. Walaupun begitu, tingkat kesulitan labirin tidak berubah, nampaknya sikap kepala sekolah ini masih terus berlanjut.
☆☆☆☆
Bagian 3
Seusai sekolah, kami menuju ke perusahaan Galgan cabang Elysion.
Tempatnya luas dengan bangunan yang sangat besar bila dibandingkan dengan toko lainnya. Orang-orang yang berlalu lalang tanpa henti disana memperlihatkan betapa suksesnya perusahaan itu.
Kami yang sudah bersahabat dengan pemandangan ini, masuk dari pintu belakang. Tentu saja, penjaganya yang telah mengenal wajah kami, dengan gampang memperbolehkan kami lewat.
Disaat memasuki kantor dari pintu belakang, kami bisa menyaksikan beberapa orang sedang melotot pada daftar stok di tengah meja resepsionis. Satu orang yang melihat penampilan kami berdiri dan datang, setengah berlari.
"Kau datang, Danna! Ayo, disini bukan tempatnya. Silakan, masuklah ke dalam!"
Yang mendekat untuk menyambut kami yaitu Zack, orang yang telah membawa kami ke Elysion. Selama waktu beliau mengantarkan barang ke Elysion, diapun ditunjuk sebagai manajer cabang ini setahun yang lalu.
☆☆☆☆
Setahun yang lalu....banyak hal yang terjadi dari waktu itu.
Ketika itu di Pondok Berlian yang jarang dikunjungi tamu. Zack bersama atasan sekaligus kakaknya, Gad mendadak tiba dan bersujud.
"(Lama tidak bertemu. Namun, saya memohon maaf terlebih dahulu sebelum menyapamu)"
Aku sempat keheranan dengan apa yang terjadi. Mendengar alasannya, ternyata mereka merasa bersalah lantaran munculnya para berandal di sepanjang jalan ketika mereka menjanjikan perjalanan yang aman. Ditambah lagi, saya menemukan bukti wacana dilema mereka dengan perusahaan lain. Keduanya pun sangat ingin meminta maaf lantaran hanya membisu selama satu tahun.
Lalu apa yang mereka lakukan hingga menundanya hingga satu tahun? Rupanya, mereka bekerjasama dengan perusahaan disekitar untuk berjuang melawan perusahaan musuh yang memanfaatkan bukti palsu sebagai senjata. Beberapa hari sebelum tiba ketempatku, sepertinya mereka telah berhasil menghancurkannya tanpa meninggalkan bekas. Dan lantaran hasilnya bisa bergerak bebas, keduanya pun berkunjung untuk meminta maaf.
"(Kami hanya menangkap para berandal itu dan menginterogasi mereka. Karena dilema telah diselesaikan, ayo kita berhenti dengan topik formal ini)"
"(Danna....ahh, itu benar. Namun, jikalau saya tidak meminta maaf dengan tegas, orang yang akan dipukuli Dee yaitu aku)"
Pada hasilnya mereka mengangkat wajah sambil tersenyum ceria dan menggaruk kepala. Setelahnya ada dialog wacana Dee yang dikawal dengan selamat hingga tujuan, game reversi yang saya serahkan, dan juga mie kering sebagai masakan instan baru.
"(Apa sungguh baik-baik saja untuk memasukkannya ke pasar melalui perusahaan kami? Jujur, ini bisa dikatakan sebagai sebuah revolusi, saya merasa bahwa penjualannya akan menjadi luar biasa)"
"(Aku bukan seorang pedagang dan merasa tidak layak menggunakannya sendiri, bukankah begitu? Tak perlu memikirkannya dengan keras. Katakan saja saya ingin menerima uang dengan menjual informasi, begitulah)"
Informasi yang saya jual yaitu game Reversi dan materi sup orisinil instan untuk mie kering.
"(Aku mengerti. Tapi jikalau manfaatnya jauh melebihi apa yang dihabiskan untuk membeli bahan, jujur saja saya takkan bisa membaginya)"
"(Kalau begitu, bagaimana dengan memberikan sebagian laba bulanan kepadaku? Untuk batas waktu, saya menyerahkannya kepadamu selama berada dalam rentang yang wajar)"
"(Hmmm....tidak buruk. Namun jumlahnya akan tergantung pada situasi, kira-kira 20 persen dari laba akan diserahkan kepada Danna dengan tenggat waktu satu tahun, bagaimana?)*"
[Maksudnya, Gad memberikan pembagian laba pada Sirius sebesar 20% dan akan diberikan setiap bulannya hingga mencapai satu tahun]
"(Tenggat waktunya sudah bagus, hanya saja saya ingin membenarkan sedikit wacana pembagiannya. Kami hanya butuh 10 persen, sedangkan 10 persen sisanya saya ingin kamu menyerahkan itu kepada Dee)"
Di surat yang kuterima beberapa hari sebelum keduanya datang, tertulis bahwa Dee telah berhasil membuka restoran dengan lancar. Karena pengiriman materi dan bumbu khusus bergantung pada perusahaan Galgan, saya ingin mengubah 10 persen dari laba menjadi kompensasi*.
[Jadi gini, Sirius ingin 'menyimpan' 10% laba sebagai bayaran semoga perusahaan Galgan masih terus membantu Dee dalam menjalankan restorannya]
"(....Apakah itu tidak masalah? 10 persen laba sudah termasuk banyak)"
"(Aku tidak membutuhkan terlalu banyak uang. Lagipula, kami baik-baik saja lantaran sudah resmi memasuki sekolah. Daripada itu, kini ini Dee sedang berjuang, jadi sebagai masternya saya ingin membantu walaupun cuma sedikit)"
"(Orang yang baik hati. Baiklah, ayo buat kontrak menyerupai itu. Adikku ini akan membawakan kesepakatan nanti, terima kasih sebelumnya)"
Zack kemudian didorong ke depan dan menyapaku lagi. Dia tertawa aneh. Ada apa dengannya?
"(Mulai sekarang, Zack ditunjuk sebagai manager perusahaan Galgan cabang Elysion. Kaprikornus jikalau Danna memerlukan sesuatu, katakan saja padannya)"
"(Aku akan bekerja keras jadi tolong urus aku, Danna!)"
Aahh, jadi lantaran itu?
Kamipun selesai membuat kesepakatan dengan mereka. Aku kemudian menyerahkan sebuah surat dan beberapa barang semoga dikirimkan kepada Dee dan Noel ketika kami berpisah.
☆☆☆☆
Itulah yang telah terjadi, relasi Zack denganku pun telah berjalaan lancar selama satu tahun terakhir.
Terkadang saya akan dipanggil untuk mendapatkan hasil penjualan, mengobrol, memberikan banyak sekali saran sesuai pengetahuanku, hingga membangun relasi baik dengan Zack. Mungkin saya dipanggil hari ini untuk diberi uang.
Kami kemudian diundang ke ruangan pemimpin perusahaan yang tidak luas tapi masihlah mewah. Sambil bersantai, kami mendengarkan kisah Zack.
"Inilah laba bulan ini. Sudah setahun semenjak kami memasarkannya, namun belum ada gejala penurunan penjualan. Yah, saya tidak bisa berhenti tertawa!"
"Itu sudah pasti, lantaran Aniki yang memikirkannya!"
Aku menghitung uang di dalam kantong yang Zack serahkan dengan teliti.
Aku memang tak perlu khawatir wacana jumlah uang lantaran pihak lain merupakan orang terpercaya, tapi yaitu ini yaitu interaksi penting antar pedagang, merupakan sebuah kehormatan untuk menghitungnya dengan benar.
"Tentunya ini yaitu kepingan terakhir dari pembagian hasil, kan? Sudah usang ya, tapi tetap saja, terima kasih"
"Tidak, tidak. Itu hanya sekedar kesepakatan, lagipula perusahaan kami sudah cukup untung. Jika Danna mempunyai suatu inspirasi atau produk lain, tolong serahkan pemasarannya kepada kami"
Pembicaraan bisnis pun berakhir dan beralih menjadi dialog ringan. Meski Zack lebih tua, beliau tidak membosankan dan merupakan orang yang ramah, selain itu beliau yaitu sumber informasi yang berharga lantaran profesinya sebagai pedagang yang berpengetahuan luas wacana pasar.
"Ohh, waktu memasuki labirin hasilnya tiba ya. Aku yakin Danna niscaya akan memperoleh mantel itu"
"Aku tidak membutuhkan mantel, tapi apa benda itu terkenal di kalangan pedagang?"
"Tepatnya, ini penting bagi bangsawan. Selain dibentuk dari materi yang sama dengan jubah sekolah, terdapat bundar sihir khusus yang diciptakan oleh seorang teknisi sihir terkenal, kepraktisannya juga sangat bagus. Kau akan terkenal dengan hanya memilikinya. Rumor yang berasal dari para aristokrat menyebutkan bahwa nampaknya orang-orang akan terus mengenakan mantel itu bahkan sehabis dewasa"
"Heeh, tak heran kenapa para aristokrat berkumpul di labirin untuk mendapatkannya"
"Sirius-sama, berdasarkan kabar dari siswa yang lebih senior, labirin nampaknya sangat sulit diselesaikan"
"Aku juga mendengarnya. Sepertinya ada juga ketika dimana tak ada yang bisa menyelesaikannya sehabis setengah tahun semenjak pembukaan labirin"
"Yang ini berasal dari Rou. Kudengar ada jelata yang bisa menyelesaikannya dengan cepat, Aniki"
Informasi dari setiap siswa memang agak berbeda, namun kurasa penyebabnya berasal dari kesalahan pembiasaan labirin oleh kepala sekolah.
Dibutuhkan waktu setengah tahun untuk bisa selesai lantaran tingkat kesulitannya dinaikkan terlalu banyak, dan kurasa seseorang yang bisa menyelesaikannya dengan gampang lantaran beliau menantang labirin ketika tingkat kesulitannya menurun. Ini merupakan labirin yang mempunyai banyak penyimpangan semacam itu, namun kesulitannya telah meningkat dengan jelek kali ini. Aku ingin tahu apa yang sedang menunggu kami disana.
☆☆☆☆
Setelah itu, kami diajak makan malam oleh Zack dan menuju ke penginapan {Spring Breeze Perch}.
Kegembiraan Reus pun meningkat ketika tahu akan memakan daging Jaora Snake sehabis sekian lama. Emilia dan Reese juga tampak dekat, begitu menenangkan melihat mereka bagaikan keluarga walaupun rasnya berbeda.
Sementara saya menatap pemandangan hangat itu sambil tersenyum dan berjalan sedikit di belakang, Zack mendadak berbisik padaku.
"Danna....aku agak cemas dengan dilema ini, jadi saya akan memberitahumu"
Sambil menjaga jarak sehingga ketiganya yang berjalan di depan tidak curiga, Zack dan saya melanjutkan pembicaraan dengan bunyi rendah yang takkan terdengar oleh siapapun.
"Teruskan"
"Baru-baru ini, timbul pembicaraan yang gila di masyarakat. Topiknya berupa, 'sejumlah besar alat sihir dibeli dengan uang yang sumbernya tidak diketahui', dan juga 'orang-orang mencurigakan yang sering terlihat'. Kata yang paling banyak diucapkan orang-orang pada topik itu adalah....pemberontakan"
Sebagai pedagang, Zack tahu banyak wacana dunia bawah. Jika beliau hingga cemas menyerupai ini, saya perlu memintanya untuk memberitahuku.
Tentu, saya ragu pada awalnya. Namun, masih tetap menyuruhnya untuk menceritakan wacana dua topik itu semoga bisa ku selidiki juga. Lagipula, ada banyak hal yang perlu dibicarakan secara belakang layar dari para siswa.
Sepertinya topik-topik ini cukup mencurigakan, Zack terus memasang lisan buruk.
"Anehnya, raja negeri ini sudah menjaga keseimbangan antara pasar dan dunia bawah hingga tak ada alasan yang bisa menimbulkan suatu pemberontakan. Aku tidak begitu mengerti, namun ada beberapa orang yang oke wacana pemberontakan ini. Hanya saja, takkan mungkin untuk mengambil alih benteng dimana sang penguasa tinggal. Sangat mustahil, kecuali setengah dari penduduk Elysion menyetujui itu"
"Aku juga tidak mengerti. Ada kemungkinan kalau tangan kanan dan anak raja merencanakan sesuatu"
"Begitu ya. Dipikir-pikir lagi, tak ada alasan untuk melaksanakan itu. Namun, apa yang kuceritakan ini bukan hanya sekedar pemberontakan, poin utamanya yaitu wacana sikap banyak aristokrat yang mulai mencurigakan"
"Bangsawan? Tidak sedikit orang kurang berilmu diantara mereka, menyebutnya pemberontakan hanya lantaran tindakan mereka terkesan tidak masuk akal"
"Aku juga setuju. Karena pernah ada kontes antara Danna dan para bangsawan, mungkin saja kalian akan di incar? Apapun yang terjadi, berhati-hatilah dan jangan hingga terlibat"
"Terima kasih atas sarannya. Jika ada sesuatu, saya akan bergantung padamu"
"Baiklah. Kalau Danna yang meminta, perusahaan Galgan kami pastinya siap kapan saja. Jadi, jangan sungkan dan datanglah walaupun itu di tengah malam"
"Aku akan berhati-hati semoga tidak berada dalam situasi semacam itu"
Ketika saya melihat Zack yang dengan gembira memukul dadanya, para siswa pun mendekat begitu sadar ada jarak diantara kami dengan mereka.
"Aniki! Jangan berjalan santai, ayo cepat!!"
"Hei, Reus. Tenanglah sedikit. Sirius-sama, ayo pergi lantaran saya juga akan membantu persiapan hidangan disana"
"Jaora Snake itu begitu enak. Aku ingin segera memakannya"
Tangan kananku diseret oleh Reus, tangan kiriku ditarik oleh Reese, sedangkan punggungku didorong oleh Emilia.
"Kau sangat terkenal ya, Danna"
"Haha, sungguh"
Perubahan terbesar dalam dua tahun terakhir yaitu keluarga kami yang awalnya hanya berjumlah tiga kini menjadi empat orang.
Terutama lantaran adanya Reese, yang kini menarik tanganku menyerupai ini. Kurasa hatinya telah membiarkan beliau bertindak secara eksklusif padaku.
Sambil tersenyum masam pada ketiga siswa yang dikuasai oleh nafsu makan, saya dibentuk berjalan secara paksa ke penginapan {Spring Breeze Perch}.
☆☆☆Chapter 32 berakhir disini☆☆☆
>Catatan Penulis : Ini menjadi sesuatu yang sangat sulit.
Meski saya tak berilmu menjelaskan, pokoknya butuh lebih banyak waktu daripada yang telah saya antisipasi.
Maaf, tapi update selanjutnya akan muncul tiga hari dari sekarang.
>Catatan Penerjemah : 'tiga hari dari sekarang' cuma kesepakatan penulisnya -_- . Jujur saja, saya juga oke sama dia. Chapter ini mempunyai banyak kepingan yg sulit kumengerti, terutama pada kepingan Gad dan Zack yg berkunjung (satu tahun yg lalu) dan pembicaraan bisnis dengan Zack (sekarang)....aku sudah berusaha semoga ini bisa dimengerti....
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/