Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

World Teacher Chap 23 B. Indonesia

Chapter 23 Guru
Diterjemahkan oleh




Bagian 1

Medria, satu dari sekian kota yang ada di benua Adroad.

Meski tidak sebesar kota yang mempunyai kastil, namun berada ditingat ukuran menengah dengan kerumunan orang berlalu lalang menyesakkan, itulah tempatku berada sekarang.

Tujuanku yaitu menjual permata dari Jewel Turtle.

Aku mencoba menjualnya di Serikat petualang dan toko-toko yang lebih besar, tapi ternyata itu memang mustahil. Mereka takkan mau mendengarkan seorang bocah yang tak terang asal usulnya. Kaprikornus biar identitasku tidak diketahui, saya menetapkan untuk menjual ini menggunakan organisasi bawah tanah.

Salah satu organisasi yang berada di Medria, terutama menangani urusan ilegal, Melissa.

Setelah mengumpulkan informasi di bar, saya berhasil masuk ke ruang bawah tanah. Itulah markas besar mereka.

Begitulah, di sebuah ruangan yang hanya diterangi kurang jelas oleh lilin, diriku duduk di depan laki-laki yang merupakan salah satu petinggi Melissa.

Pria itu botak, tanpa satupun helai rambut di kepalanya dan mempunyai beberapa bekas luka di wajah, seorang laki-laki paruh baya yang tampak dipenuhi martabat. Dia mencoba mengintimidasiku dengan otot-otot terlatih tanpa menyembunyikannya sama sekali, tapi ini sangat remeh dibandingkan dengan Lior. Karena dia---tidak menilai seorang anak berjubah dengan tudung di atas kepalanya---dari penampilan, beliau niscaya laki-laki yang sangat menghargai kemampuan pribadi.

Yah, kurasa masuk akal saja kalau beliau terus ingin menipu. Ketika saya pertama kali memperlihatkan barangnya, jumlah potongan emas yang diberikan hanyalah dua puluh. Bila memperhitungkan harga pasar diluar, ini setidaknya bernilai lima puluh koin. Ini perlu di diskusikan sebentar.

"Ini tidak masuk akal"

Dengan melempar tas berisi emas yang tadi diberikan kepadaku ke atas meja, saya tertawa mencemoohnya. Seolah tak bahagia dan dengan sombongnya bersandar di daerah duduk.

"Bukankah ini harga wajar?"

"Apa kamu meremehkanku? Mustahil bagi anak yang tidak tahu harga pasar bisa tiba ke daerah ini, kan? Kalian ini mirip organisasi tingkat rendah yang menilai orang dari penampilan atau apa?"

"Jika dilihat dari luar, memang begitu. Kami yaitu organisasi yang mempunyai sedikit efek di kota ini dan tidak benar-benar mempunyai perkara dengan uang. Dalam perkara terburuk, kesepakatan kita akan batal"

"Kebohonganmu sangat jelas. Hal yang sangat langka semacam ini pastinya di inginkan oleh dirimu dan organisasi lain, ya kan?"

"Hahaha, tampaknya kamu mengerti. Namun....ada cara mendapatkannya tanpa menggunakan uang, kamu tahu?"

Bersamaan ketika lengannya terangkat, niat intens membunuh muncul dari beberapa sudut di kegelapan.

"Kalau begitu....bagaimana?"

Pria itu menurunkan lengannya sambil mengambangkan senyum kejam, niat membunuh di sekitar pun lenyap. Apa ini? Kau ingin berkata 'Aku bisa membunuhmu dengan satu tanda'? Ekstrim, mirip yang diharapkan dari sebuah organisasi bawah tanah.

"Semakin absurd. Jangan-jangan kalian berpikir saya mendapatkan ini secara kebetulan ya?"

Aku menggunakan {Search} sambil mengetuk-ngetuk meja dengan ringan. Dari apa yang kuketahui, ada dua orang di balik langit-langit, satu di sudut gelap kiri, dan satu di sisi lain pintu di belakangku.

"Dua di langit-langit, satu di sudut, dan satu di belakang pintu. Termasuk dirimu, totalnya lima orang. Jika kamu bisa melawan Jewel Turtle hanya dengan jumlah ini....datanglah padaku"

Kau dilarang membiarkan seseorang memandang rendah dirimu selama negosiasi. Bahkan kalau berada di posisi yang kurang menguntungkan, kalau kamu mulai mengeluh, mereka akan memanfaatkannya dan mengubah situasi ke jalur yang mereka inginkan.

Bertindaklah keras hingga akhir, terkadang sengaja memperlihatkan kelemahan juga tidak apa-apa, itu akan membuat seseorang menerima kondisi yang menguntungkan. Masalah memang agak rumit ketika itu mengenai sisi gelap dunia, tapi entah masa kemudian ataupun sekarang, perkara kecil bisa diurus dengan cara menyerang sambil bertingkah kuat. Inilah gaya utamaku.


"Ada apa? Kau mempunyai dua orang di langit-langit yang siap melempar pisau dan orang dibelakang akan mengakhirinya dalam satu tebasan, kan? Atau mungkin, kamu berniat menahanku, dan menyuruh mereka berempat menyerang secara bersamaan?"

Ketika diriku melepaskan sedikit tekanan bercampur Mana, laki-laki di depanku meneguk ludah sambil berkeringat.

"Dengan melawanku, setidaknya organisasimu takkan tertinggal tanpa cedera. Jika sudah begitu, organisasi lain akan berdatangan dan memanfaatkan celah yang muncul"

Ketika selesai berucap, saya berhenti menekan dan mengeluarkan pisau mithril untuk menunjukkannya pada laki-laki ini.

"Hanya saja, saya sama sekali tidak tertarik dengan organisasimu. Yang kuinginkan hanyalah menjual permata ini secara diam-diam. Boleh-boleh saja untuk mengujiku, tapi bagaimana kalau kita eksklusif ke intinya?"

Orang-orang ini mencoba untuk membeli murah dan mengintimidasi hanya untuk memeriksa. 'Apa beliau layak melaksanakan bisnis dengan kita?' Mereka menggunakan metode eksklusif untuk menemukan jawabannya. Sedangkan bagiku, mundur sehabis memberi tekanan, biar mereka lega, kemudian memamerkan pisau mithril mahal dan membuat mereka sadar bahwa saya bukanlah bocah biasa.

Mungkin orang-orang ini akan mengalah setelahnya.

"Kemampuan dan wawasanmu....aku telah sangat memahaminya. Aku minta maaf alasannya melaksanakan hal mirip ini untuk mengkonfirmasi"

"Jangan khawatir. Itu merupakan langkah yang diharapkan selama kamu tinggal di dunia bawah. Kalau begitu, kamu jadi membeli ini?"

"Ya, kami akan membelinya. Adapun harga....bagaimana dengan lima puluh koin emas?"

Hmmm....lima puluh keping emas memang sudah cukup, tapi laki-laki ini masih berusaha memanfaatkanku.

"Permata ini berada dalam kondisi sempurna, sangat murni dan tanpa kecacatan. Bila dijual pada sebuah pelelangan, harganya niscaya tinggi. Seratus koin emas"

"Kau niscaya bercanda. Hubungan kita bukan hanya membeli dan menjual barang. Mengingat adanya perkara privasi, lima puluh lima koin emas"

"Namun, ini yaitu kerikil mentah orisinil yang indah. Kalau diolah, para ningrat akan berdatangan untuk membelinya. Sembilan puluh koin emas"

"Kau tidak tahu seberapa banyak perjuangan dan waktu untuk mengolahnya, ya? Lima puluh lima koin"

"Aku mempunyai hobi kerajinan. Kaprikornus harga setingkat itu kurasa masuk nalar sehabis dijadikan perhiasan. Delapan puluh koin"

"Apa?! Begitu ya, luar biasa. Bagaimana dengan tujuh puluh lima koin?"

"....Setuju"

"Negosiasi selesai. Kalau begitu, saya akan mempersiapkan uangnya segera, tunggulah dulu"

Yang kuberikan pada laki-laki itu yaitu sejenis kerajinan lampu, di mana saya memasukkan potongan kerikil rubi mentah.

Ditaburi dengan permata kecil, masing-masingnya dituliskan bulat sihir yang membuat sinar, {Light}. Seluruh penggalan lampu akan bercahaya, kegunaan utamanya memang hanya untuk memunculkan rasa kagum. Seorang ningrat yang mempunyai suatu ketertarikan pada  perhiasan unik niscaya akan membelinya. Memang butuh waktu dan usaha, namun tak menjadi sia-sia alasannya saya menganggap proses pembuatannya sebagai latihan.

"Tujuh puluh lima koin emas. Kau mau memastikannya sendiri?"

 "Tentu saja"

Bukannya tidak percaya, tapi tanpa mengecek suatu hal di organisasi bawah tanah, malah membuatmu diragukan. Contoh saja, menempatkannya eksklusif ke saku dada tanpa melaksanakan verifikasi mungkin terlihat keren, tapi dari sudut pandang pedagang di dunia bawah, itu hanya membuat dirimu tidak layak diurus. Saat berhadapan dengan uang dan barang, penampilanmu melaksanakan sesuatu memperlihatkan tingkat kepercayaan. Hanya saja, ini bukan sesuatu yang harus saya katakan ketika melakukannya, namun alasannya saya tidak berniat untuk bertemu orang-orang ini lagi, itu mungkin sesuatu yang tidak perlu.

"Aku telah memastikannya, tujuh puluh lima koin. Kalau begitu, kini saatnya diriku pamit"

"Ah, ini yaitu perundingan yang berharga"

'Kau sudah mau kembali?' Dia tidak berucap hal mirip itu untuk menghentikanku. Hubungan kami bukannya dalam kondisi buruk, melainkan beliau mengerti bahwa saya berafiliasi dengan pihak bawah untuk menghindari campur tangan orang luar. Pada sudut pandang lain malah terkesan bagus, mereka memang termasuk organisasi bawah tanah, namun sanggup diandalkan selama kamu mencapai kesepakatan.

"Baiklah. Karena koin-koin emas ini sudah menjadi milikku, sebagai sebuah organisasi, Melissa tak akan mengganggu dengan apapun, kan?"

"....Benar juga. Aku bersumpah bahwa Melissa takkan mencoba terlibat lagi, tak peduli apapun yang terjadi"

"Aku akan terus mengingat kata-katamu itu"

Dengan cepat, saya meninggalkan ruang bawah tanah, keluar dari gang belakang menuju jalan utama, dan menghembuskan nafas. Sudah usang sekali saya tidak terlibat dengan dunia bawah, kelelahan mental ini membuatku bosan. Meski begitu, berakhir dengan menerima harga mahal, mungkin saya akan membeli buah tangan untuk para penghuni rumah dulu dan pulang. Sambil berjalan melalui jalan utama, saya membeli barang-barang yang menarik perhatianku.

Sebuah pita untuk Emilia, sarung tangan kokoh untuk Reus. Namun apa hadiah ijab kabul yang pas untuk Noel dan Dee, ya? Akan terlalu dini untuk keperluan bayi, jadi mungkin sesuatu mirip liontin pasangan atau sejenis itu.

Setelah menemukan dan membeli apa yang saya inginkan, diriku pergi keluar kota, menuju hutan terdekat. Memang tidak apa-apa untuk segera kembali, namun tampaknya masih ada satu pekerjaan kecil yang harus dilakukan.

"....Keluarlah"

Dari gumamku, seorang laki-laki berpakaian hitam memperlihatkan dirinya.

Orang ini mengikutiku sepanjang jalan dari ruang bawah tanah. Aku bisa mencicipi beberapa kehadiran ketika menggunakan {Search}, yah, orang ini yaitu satu penggalan dari orang-orang yang mengelilingiku semenjak beberapa waktu lalu. Ada beberapa kehadiran lain yang kutahu untuk pertama kalinya, tapi ini niscaya tidak ramah. Kurasa saya akan bergerak terlebih dahulu.

"Sepertinya bukan kebetulan kamu bisa mencicipi kehadiranku. Bagaimana kamu melakukannya?"

"Kau pikir saya ini bodoh? Lagipula, apa yang kamu inginkan? Seharusnya saya mendapatkan uang melalui perundingan yang tepat"

"Aku hanya berpikir jumlah itu terlalu banyak untuk bocah sepertimu. Jadi, orang sampaumur sepertiku tiba untuk mengambilnya kembali"

Pria itu tersenyum serakah sambil menyodorkan pisau di hadapanku. Aku memang menduga ini akan terjadi hingga batas tertentu, tapi hal terlalu gampang untuk dimengertipun datang, ya....

"Agak abnormal ketika kesombongan muncul dari bocah nakal, jadi saya akan mengajarimu wacana dunia para orang dewasa. Biaya pendidikannya yaitu uang dan pisau berhargamu itu. Hal itu agak mengejutkan petinggi mirip diriku tanpa bisa menahan"

"Boleh-boleh saja untuk mengajar, hanya saja kamu merupakan orang yang tidak mempunyai keahlian untuk memegang pisau. Sadarilah kemampuanmu sendiri dengan benar"

"Cih, bocah pembangkang yang membuat kesal. Oi, keluarlah kalian semua!!"

Pria itu mengangkat lengan, orang-orang pemberanipun....Tak satupun yang keluar. Dia melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu, mengangkat dan menurunkan lengan beberapa kali, tapi tak ada yang terjadi.

"Sialan, orang-orang itu mengkhianatiku!!"

Tidak, tidak, mereka bukannya mengkhianatimu, mereka hanya tidak bisa datang.

Sementara kita berbicara, saya mendeteksi mereka semua dan menembak hingga menembus kepala seluruh anggota. Kau sanggup menemukan mereka pada penggalan bawah bayang-bayang rumput di sekeliling, mereka seharusnya berbaring disana. Yang tersisa hanyalah dirimu.

"Cukup! Aku bisa melakukannya sendiri. Aku akan mengambil kembali uangnya dan dipromosikan. Aku bosan tunduk oleh si botak itu meski lebih unggul darinya!"

Begitu ya, tujuannya bukanlah uang, tapi untuk meningkatkan statusnya di dalam organisasi. Memang anggun untuk mencari kesuksesan dalam hidup, namun apa kamu lebih unggul dari laki-laki itu? Orang ini sangat salah mengerti.

"Kenapa semua orang ribut hanya alasannya beliau sedikit pintar. Bertindak lemah lembut dihadapan bocah nakal, saya ingin tahu apa yang beliau takuti!"

Kau kekurangan kemampuan untuk mengenali yang kuat. Paling tidak laki-laki itu memahami diriku sebagai orang yang besar lengan berkuasa sehabis memastikannya dan merespon dengan sikap hormat. Di dunia bawah, ancaman akan selalu menghampiri lehermu, jadi orang yang mempunyai keunggulan dalam mengurus risiko akan bertahan. Ketika kamu belum mengerti, itulah akhirmu.

Atau lebih tepatnya, berakhir disini.

"Sampai sejauh ini kamu belum paham. {Magnum}"

Sayangnya, saya bukan orang suci. Aku akan menyerang kembali kalau diserang, dan membalas perbuatan baik dengan hal yang sama. Karena orang ini jelas-jelas mengincarku, biarkan saya melakukannya tanpa menahan diri. Aku mengubur banyak orang sepertimu di dunia sebelumnya.

"Apa yang kamu ocehkan---?!"

Peluru yang dilepaskan melewati otak, laki-laki itupun meninggal tanpa mengetahui alasannya. Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya saya membunuh di dunia ini, hanya saja....aku tak mencicipi apapun. Aku tidak berniat melaksanakan hal yang sia-sia, tapi ada kalanya harus kulakukan untuk bertahan hidup. Suatu hari saya akan membiarkan para siswaku mengalaminya.

Jari yang kutunjuk turun. Aku kemudian menyidik situasi di sekitar, namun tak menemukan gejala musuh.

Karena saya menghabisi seorang anggota, itu bisa dianggap sebagai tindakan mengobarkan pertarungan pada organisasi tersebut. Beruntungnya, saya sudah mendapatkan kesepakatan dari laki-laki itu, kali ini memang terang bahwa orang disinilah yang bertindak sendiri. Proses selanjutnya akan diurus oleh organisasi. Saksi mata juga dibersihkan, jadi kalau saya terbang tak ada, identitasku seharusnya tidak ketahuan.

Dengan begitu, diriku pulang sambil membawa setumpuk koin emas.

☆☆☆☆

Bagian 2

"Selamat tiba kembali, Sirius-sama"

"Selamat tiba kembali, Aniki!"

Begitu hingga di rumah, para saudara yang sedang berlatih di kebun menyambutku. Petunjuk masing-masing untuk pembinaan diputuskan, sehingga mereka bisa berlatih secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri bahkan tanpa adanya diriku di tempat. Sisanya tergantung pada motivasi mereka, tapi melihat tingkat kelelahan keduanya, tampak kalau mereka melaksanakan ini dengan serius.

"Aku pulang. Apa ada hal yang terjadi?"

"Tak ada yang khusus"

"Tak ada yang terjadi selain Noel-nee dan Dee-nii yang masih berwarna pink"

Bahkan sehabis satu bulan berlalu semenjak upacara ijab kabul tersebut, pasangan ini masih di surga. Mereka melaksanakan pekerjaan rumah dengan serius, namun ketika istirahat dan waktu makan, main matapun sering terjadi. Kehidupan dipenuhi cinta memang hal yang baik, tapi ini membuat Emilia iri alasannya suasan penuh asmara. Disisi lain, Reus mulai mempunyai kesan negatif terhadap ijab kabul hingga berkata 'Jika saya akan bersikap lembek mirip itu, mungkin lebih baik saya tidak perlu menikah'.

Sebenarnya, ini agak mengganggu. Aku kemudian meyakinkan Reus dengan menjelaskan hal wacana pernikahan, 'Anggap saja itu sebagai penyakit yang sembuh seiring waktu'. Sayangnya, saya tidak harus menghentikan dongeng cinta pasangan suami-istri ini walaupun itu bisa menawarkan pendidikan yang salah, jadi belakangan menjadi sesuatu yang perlu kuperhatian.

"Apa kalian berdua sudah selesai berlatih?

"Ya, saya telah menuntaskan sasaran harian. Hanya saja, bolehkah saya meminta Sirius-sama mengawasiku nanti ketika menggunakan sihir nanti?"

"Aku juga selesai, dan ingin pergi ke daerah occhan* Lior"
[Sejenis sama Ojii-chan, yg artinya ya kakek]

"Baiklah, saya akan memikirkannya dulu. Untuk sekarang, saya ingin semua penghuni rumah berkumpul, ada sesuatu yang perlu dibahas"

"Mengerti. Aku akan memanggil onee-chan, daerah berkumpulnya di ruang tamu kan?"

"Aku akan membawa Dee-nii"

Melihat mereka membagi kiprah dan bertindak sehabis membaca maksudku, saya jadi agak berpikir emosional.

Emilia mulai mirip Erina, sedangkan Reus yang masih kekanak-kanakan mulai berperilaku tegas. Waktu kami di sini hampir berakhir. Ketika mereka sudah cukup mengumpulkan pengalaman, kakak beradik ini harusnya bisa melangkah kedunia luar tanpa masalah.

Sambil merasa bahagia dengan pertumbuhan mereka, saya menuju ruang tamu dan menunggu semua orang berkumpul.

"Ini yaitu hasil hari ini"

Seiring dengan setumpuk koin emas yang jatuh di atas meja, mata semua orang bermetamorfosis titik-titik. Secara keseluruhan, koin emas berjumlah tujuh puluh lima, sekitar tujuh setengah juta yen jepang. Nilai mata didunia ini mungkin memang tidak normal.

"Me-Menakjubkan !!! Aku belum pernah melihat koin emas sebanyak ini !!!"

"Awalnya, kupikir paling banyak yaitu lima puluh. Tapi bisa hingga mirip ini...."

"Nee-chan, nee-chan, tampaknya saya tidak tahu apa yang hebat dari hal itu"

"Hmmm, apa kamu mengerti kalau saya berkata kalau satu keping ini bernilai dua puluh koin perak?"

"Ooh! Sungguh menakjubkan! Tapi saya tidak butuh terlalu banyak"

Ini bukan uangmu, tapi kedua bersaudara ini memang tidak mengenal keserakahan ya. Nah, mereka lahir di sebuah desa di mana uang tidak diperlukan, dari budak mereka menjadi siswaku. Tanpa pernah pergi ke kota dan selalu tinggal di rumah ini, saya kira kebutuhan wacana uang akan memudar....

"Aku rasa Emilia sudah mengerti. Baiklah, Reus, uang mempunyai arti penting. Contohnya, tanpa koin emas ini, kita tidak akan bisa bersekolah"

"Begitu ya! Berapa banyak yang dibutuhkan untuk sekolah?"

"Jika ingatanku benar, mungkin lima belas koin? Itu biaya yang mahal bagi masyarakat biasa"

"Artinya, tiga orang masing-masing menghabiskan lima belas koin. Apa yang akan Sirius-sama lakukan dengan sisanya, ada tiga puluh koin tertinggal kan?"

Sebenarnya, harga permata mula-mula yaitu lima puluh koin, tapi saya terbawa suasana dan menegosiasikannya terlalu banyak. Yah, itu tidak termasuk perkara alasannya ada uang, dan saya sudah menetapkan untuk menggunakannya dibagian mana.

"Yah....Noel, Dee, apa kalian ingin menggunakan kesempatan ini untuk pergi juga ke sekolah?"

"....Tidak . Sebelumnya saya memang ingin pergi, tapi semenjak menikah, saya tidak lagi menyesalinya "

"Bahkan kalau uang ini membuat kalian dilindungi oleh sekolah, ini masihlah diperlukan. Silakan gunakan sisanya untuk biaya hidup"

Saran ini kulontarkan setengah serius, tapi sesuai dugaan, mereka menolak. Nah, sehabis menyidik di buku, tampaknya secara umum dikuasai diisi oleh belum dewasa dan remaja ketika mendaftar.  Usia mungkin akan menjadi kendala.

"Kalau begitu, saya akan menetapkan penggunaannya. Dee, orang itu akan tiba lusa, benar kan?"

"Ya, harusnya begitu, lebih tepatnya pada siang hari"

"Sepertinya saya tepat waktu"

Bahkan tak hingga setengah bulan hingga kami diusir.

Meski begitu, tanpa menampilkan wajahnya, dan tak mengirim sepucuk surat pun. Aku kemudian menetapkan untuk memanggilnya ke sini sendiri.

Hanya akan timbul perkara kalau saya membiarkan waktu berlalu. Aku ingin menyelesaikannya sebelum pergi ke sekolah.

Lusa, saya akan bertemu ayah untuk pertama kalinya semenjak kelahiranku.

☆☆☆☆

Dan, hari itupun tiba.

Aku bertemu ayahku, Bardomyl Dorianus, di ruang tamu.

Aku menyuruh Dee berdiri di belakangku, sedangkan para ras hewan berada di kamarku.

Nah, ini yaitu pertemuan pertama dengan ayah, tapi keriput dan rambut putihnya telah meningkat semenjak terakhir kali saya melihat. Tubuhnya semakin gemuk, terang sekali beliau menjalani kehidupan yang tidak beradab. Sepertinya beliau satu langkah menjauh dari gejala geriatri*.
[Geriatri itu pengetahuan wacana usia lanjut. Tapi yang dimaksud Sirius disini yaitu ayahnya itu semakin tua, semakin goblok. Gak peduli sama kesehatan dan maunya cuma hepi-hepi -_- ]

"Senang bertemu dengan Anda untuk pertama kalinya. Namaku Sirius"

"Heh? Sopan, agak tak sanggup diandalkan ketika tahu kalau kamu yaitu anak yang lahir dari gadis bernafsu itu"

Dia segera melepaskan pukulan eksklusif kesebuah salam pertemuan. Bukankah saya menyapamu? Kaprikornus balaslah itu dengan sapaan juga. Dia tidak mengerti sopan santun.

"Kau tampaknya baik-baik saja. Ngomong-ngomong, di mana pelayan itu? Namanya seperti.... kalau saya ingat, Erina?"

"Erina telah meninggal beberapa bulan yang lalu. Saat ini, saya bertindak sebagai kepala rumah"

"Ahh, kesannya jatuh juga. Dia memang kompeten dalam menjalankan tugas, tapi menyebalkan alasannya sering khawatir pada gadis itu"

"Berkat Erina lah saya tumbuh dengan sangat lancar. Sebagai pelayan sekaligus orang bau tanah asuh, beliau yaitu perempuan terbaik"

"Wanita terbaik? Dia mungkin telah mencuci otakmu sambil menanamkan rencana untuk mengambil alih rumahku"

Dia sungguh arif menyenggol saraf orang lain. Karena dilakukan secara alami, ini bahkan lebih menjijikkan. Dee yang berdiri di belakangku menekan kemarahannya dengan badan yang menegang. Sisi lain pintu juga terdengar ribut.

"Hentikan, Reus! Sia-sia saja bahkan kalau kamu pergi ke sana!"

"Biarkan saya pergi, nee-chan! Orang itu, orang itu berbicara buruk wacana Erina-san!! Aku tidak akan memaafkannya!!!"

"Aku bisa mengerti kemarahanmu, Reu-kun . Tapi kini Sirius-sama ada di sana, jadi hentikan. Tolong, tahanlah untuk ketika ini"

"Kuu....Sialan!!!"

Dialog mirip itu yang tertangkap indera pendengaran sehabis saya memperkuat indra pendengaran.

Meski saya menyuruh mereka menunggu di kamar, ini tidak berguna. Tolong, kalian tahanlah Reus mirip itu.

"Agak ramai disini. Apakah ini ulah 'si bukan manusia' itu?"

"Tolong jangan pedulikan. Selain itu, alasan saya memanggil Anda ke sini...."

'Si bukan manusia', mendengar hinaan ini, amarah Dee semakin meningkat. Dia memelototi ayah dengan sangat intens seolah-olah tatapan itu akan membunuhnya. Namun, laki-laki bau tanah ini luar biasa alasannya tidak menyadarinya.

"Yah, lebih baik eksklusif ke topik. Kenapa kamu memanggilku, orang yang penuh kesibukan ini kemari? Sebaiknya ada alasan yang sesuai"

"Tentu saja. Alasannya yaitu pembahasan wacana diriku yang akan meninggalkan rumah ini. Hanya hingga setengah bulan lagi hingga waktu yang dijanjikan tiba, tapi...."

Ketika saya menyampaikan ini, wajah laki-laki itu melengkung dalam ketidaksenangan.

"Tidak, sama sekali tidak! Sepertinya kamu telah mendengar dari para petugas, tapi pengusiranmu dari rumah ini telah diputuskan. Aku tidak akan menundanya lagi!"

"Bukan begitu. Setelah setengah bulan....atau mungkin lebih awal, saya tidak keberatan dan sudah bersiap untuk meninggalkan rumah"

"Kalau begitu, kenapa kamu harus merepotkanku dengan memanggil diriku kemari?"

"Sebenarnya, saya mempunyai permintaan. Itu yaitu sesuatu yang membutuhkan izin Anda, tolong lihatlah ini dulu"

Aku mengambil tas yang dibawa oleh Dee, dan menumpahkan isinya ke atas meja. Wajahnya diwarnai ketakjuban ketika menyaksikan itu.

"I-Ini....koin emas? Dan, jumlahnya juga lebih dari dua puluh?! Dari mana kamu mendapatkan semua ini?!"

"Karena keberuntungan, ini yaitu uang yang saya tabung semenjak beberapa tahun lalu. Aku akan memberikannya untuk Anda"

"Ho-Hohou? Sikap yang cukup mengagumkan"

Begitu saya berkata akan memberikannya, beliau segera mengumpulkan itu, dan menaruh semua ke dalam kantong dadanya.

Tanganmu sungguh cepat.

"Meski saya berkata itu yaitu pemberian, namun bersama-sama saya hanya mengembalikan apa yang diriku pernah terima. Uang itu merupakan penebusan dari jumlah yang Anda berikan kepada Erina untuk membesarkanku. Dia telah meninggalkan catatan dengan rinci, jadi harusnya itu tidak kurang"

"Hmm, memang. Terdengar mirip suatu hal yang perempuan itu akan lakukan"

"Aku sedikit menambahkannya alasannya saya menganggap tinggal dirumah ini merupakan hal yang juga harus dihargai. Anggap saja impas, dan terimalah"

"Kalau begitu, jangan ragu untuk mengatakannya padaku. Apa permintaanmu? Jangan katakan bahwa kamu akan mulai menyemburkan omong kosong mirip ingin menjadi kandidat pewarisku?"

"Tidak, saya sama sekali tidak tertarik dengan itu. Yang ingin saya minta yaitu untuk melepas nama Dorianus. Aku menginginkan kepastian bahwa diriku bukan putra Anda lagi"

Diapun berhenti bergerak ketika mendengar sesuatu yang tak terduga. Yah, saya memberinya uang dan meminta biar membuangku dari garis keluarga, jadi itu tidak mengherankan.

Memang, disaat meninggalkan rumah ini, saya juga ingin meninggalkan segala hal yang berafiliasi dengannya.

Hanya saja, kalau terus mempunyai nama keluarga buruk dari orang ini, rasanya mirip pada suatu ketika saya akan dikelilingi oleh banyak sekali macam perkara yang menyebalkan, jadi saya ingin memotong semua hubungan dengannya.

Itu sejauh saya ingin mendapatkan izin biar lepas dari si pemberi izin.

Aku tidak tertarik untuk menjadi seorang bangsawan, apalagi mirip dirinya yang takkan bersifat bernafsu kalau tanpa keunggulan.

Lebih baik diriku hanya menjadi seorang Sirius.

"Kau ingin membuang nama Dorianus yang dibanggakan? Gelar bangsawanmu juga akan menghilang"

"Aku menyadari itu. Kehidupan akan kujalani sebagai Sirius belaka, bukan sebagai putra ayah, melainkan sebagai anak Miliaria"

"Baguslah. Lagipula, itu akan terjadi juga ketika kamu meninggalkan rumah ini. Aku, kepala keluarga Dorianus, Bardomyl memutuskan. Kau tidak diizinkan lagi menyebut diri sebagai Dorianus, kamu bahkan bukan anakku!!"

"Aku sudah mendengarnya"

....Aku bahkan tidak pernah membayangkan diriku sebagai anakmu, dan tidak ingat pernah menyebut diriku Dorianus.

"Hanya itu yang kuinginkan. Terima kasih telah menyusahkan diri untuk tiba jauh-jauh ke sini"

"Memang, saya ingin berkata begitu juga, tapi ini bermanfaat bagiku"

Merasakan berat koin emas di pakaiannya, ia tampak sangat senang. Sungguh, betapa serakahnya mata itu. Aku bahkan tidak bisa membayangkan berapa banyak yang akan beliau hamburkan di kota dalam perjalanan pulang.

"Nah, setengah bulan lagi, kan? Aku akan mengirim seseorang ketika saatnya tiba, jadi pergilah sebelum itu terjadi. Aku akan memberitahu mereka menendang kalian keluar alasannya masuk tanpa izin kalau kamu masih di sini"

"Mengerti. Aku akan meninggalkan rumah ini dalam waktu setengah bulan"

Bardomyl yang bertingkah laris sombong semenjak awal hingga akhirpun pergi.

Dengan begini, pertemuan pertama seorang ayah dan anakpun berakhir. Mulai sekarang, saya hanyalah Sirius.

☆☆☆☆

Bagian 3

"....Sirius-sama"

Ketika hanya tersisa kami berdua seusai perginya Bardomyl, Dee meremas suara, seakan mengerang.

"Erina-san....dia diperlakukan mirip ini setiap kali bertemu laki-laki itu, ya...."

"Mungkin. Aku tidak tahu sudah berapa kali mereka bertemu, tapi beliau memang orang yang kuat"

"....Aku merasa frustrasi. Aria-sama, Sirius-sama, Erina-san, bahkan Noel di hina. Penyesalan alasannya tidak sanggup melaksanakan apapun sungguh membuatku frustasi"

"Tidak, kamu bertahan dengan baik. Entah apa yang saya harus lakukan kalau kamu mulai langgar dengan seorang bangsawan. Kau telah menahan amarahmu demi Noel. Itu bisa dibanggakan"

"Kata-kata barusan lebih dari cukup untukku"

"Lagipula, saya bukan lagi seorang bangsawan. Pada ketika yang sama kalian dipecat sebagai petugas. Kaprikornus tak perlu lagi menghormatiku, kamu tahu?"

"Tidak. Dari awal, masterku bukanlah bangsawan....melainkan hanya Sirius-sama"

"Sama denganku !"

"Aku juga! Aku yaitu petugas Sirius-sama seumur hidup!"

"Aku juga, Aniki!!"

Aku menyadari semua orang telah berkumpul di belakangku. Seluruh penghuni rumah mencicipi hal yang sama, menatapku dengan mata dilimpahi kepercayaan. Obligasi yang kami berdiri tidaklah sia-sia.

"Ayah Sirius-sama...."

"Dia bukan lagi ayahku, Emilia. Kaprikornus kamu bisa memanggilnya apapun semaumu dan menjelek-jelekkannya, saya tidak keberatan"

"Aku mengerti. Orang itu benar-benar mengerikan. Bahkan kalau tidak sah, bersikap sedingin ini kepada anaknya sendiri. Rasanya tak sanggup dipercaya"

"Ya, itu benar!! Dia bahkan mengolok-olok Erina-san! Aku hampir saja memotongnya kalau Aniki tidak ada di sana!"

Ras serigala perak yaitu ras yang menghargai keluarga mereka, dengan kata lain laki-laki itu tidak mungkin dimaafkan. Kalian sangat murka dan mengeluh lebih dariku, tapi dengan begini mereka harusnya tahu bahwa sampah semacam itu ada, ya kan?

"Dia membenci ras hewan mirip itu, jadi ada ketika dimana saya akan dilecehkan ketika tinggal di rumah besarnya . Aria-sama dan Erina-san melindungiku, jadi tidak ada hal yang terlalu serius terjadi"

"Apa yang beliau benci wacana ras binatang? Meskipun Noel itu manis"

"Sayang ...."

"Noel...."

....Kalian berdua benar-benar mempunyai perkara menahan diri, kan? Aku tidak bisa mengantisipasi apa yang akan mengakibatkan mereka membuat 'Dunia Cinta' lagi. Ketika saya berdehem, mereka mulai dengan panik menjaga jarak dan mencoba membuat percakapan kembali ke jalur semula.

"M-Meski begitu . Sirius-sama benar-benar menahan diri dengan baik. Jika itu diriku, ketika beliau berbicara buruk wacana Erina-san, saya niscaya akan menamparnya!"

"Ya!! Membalas ketika dipukul lebih mirip dirimu, Aniki!!"

"Apa kalian benar-benar berpikir bahwa saya tidak melaksanakan apapun?"

"....Mungkinkah....yang kamu berikan padanya yaitu barang palsu?"

"Salah"

Koin-koin emas yang kuserahkan kepada Bardomyl itu memang asli. Hanya saja, saya menempelkan suatu trik ke koin itu sendiri.

"Aku memasang {Impact} ke beberapa koin emas dengan mengatur waktu kapan harus aktif. Kekuatannya memang sudah sangat ditekan, tapi ledakannya akan membuat koin-koin bertebaran"

Aku telah melapisi {Impact} dengan Mana padat. Seiring waktu berlalu, lapisan Mana ini akan terurai dan perlahan menghilang, sihirpun aktif dengan penundaan. Ini jugalah yang kugunakan selama melawan Turtle Jewel.

Jedanya beberapa jam semenjak saya memasang trik itu, dan akan mengakibatkan keributan ketika melibatkan lingkungan sekitar. Dia niscaya akan mencicipi dampaknya eksklusif alasannya menaruhnya di saku dada, atau mengekspos penampilan tak sedap dipandang ketika mencoba mengumpulkan koin emas yang berantakan dengan tergesa-gesa.

Bahkan kalau koin-koin itu hingga ke tangan orang lain, beliau masih akan bersalah alasannya membuat korban dijalan.

Ketika saya menjelaskan sambil berpikir ini mungkin sedikit jahat, para pelayan mendukung dengan kedua tangan terangkat tinggi.

"Seperti yang diharapkan dari Sirius-sama !! Meskipun disesalkan saya tidak sanggup melihatnya sendiri, namun mengetahui bahwa orang itu akan panik membuatku merasa lebih baik !"

"Hehe, rasakan itu!!"

"Seorang laki-laki yang tidak menghargai keluargaku layak menderita!"

"Ini yaitu hasil dari perbuatannya"

Selama beberapa ketika mereka terus mengucapkan semua itu. Namun sudah tiba waktunya untuk memulai langkah baru. Aku menepukkan kedua tanganku dan mengganti arus percakapan.

"Baiklah, ayo tinggalkan sampah semacam itu dan beralih ke tujuan berikutnya. Semua orang sudah bersiap untuk berangkat, kan?"

"Ya, tak ada yang terlewatkan"

"Rumah dibersihkan dengan sempurna. Sama mirip gres dibangun !"

"Tak ada perkara disini"

"Aku siap pergi kapan saja!"

Dengan bahagia hati mengangguk pada tanggapan semua orang, saya dengan lantang mengumumkan.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita berpesta!! Jadwal hari ini yaitu bersenang-senang sepanjang malam!!!"

""""Yaaa !!!!""""

Persiapan untuk berangkat telah selesai.

Besok, kami akan meninggalkan rumah ini.

Aku telah menetapkan untuk pergi sehari sehabis bertemu Bardomyl.

Karena menyerahkan uang sebanyak itu dengan mudah, beliau mungkin menduga saya mempunyai lebih banyak dan mencoba menggeledah daerah ini. Semakin cepat kami pergi, semakin baik.

Kesepakatannya yaitu setengah bulan, beliau takkan pernah menduga kami akan pergi keesokan harinya. Sempat terlintas dipikiranku penampilannya yg kecewa sehabis melihat rumah ini benar-benar sepi.

☆☆☆☆

"Sirius-sama, dari tadi saya memikirkan ini. Apa yang akan kamu lakukan wacana nama rumahmu?"

"Ah, benar juga....Ini akan diharapkan begitu saya hingga di dunia luar, ya"

Noel melontarkan pertanyaan itu disaat kami mempersiapkan pesta.

Nama rumah....itu merujuk pada nama mirip Dorianus, yang pernah saya tinggalkan sebelumnya, atau Silvarion kedua bersaudara.

Ini akan dianggap nama keluarga dalam duniaku dulu. Tentu saja Noel dan Dee juga memilikinya. Namun orang awam hampir tidak mempunyai nama rumah, jadi hal itu tak terlalu kupermasalahkan.

Nama rumah terutama dipakai oleh bangsawan. Aku sempat menolaknya alasannya itu hanya membuatku terkesan berada di posisi tinggi.

Walaupun, tampaknya ini yaitu malu untuk publik bagi yang tidak mempunyainya. Aku harus memikirkan sesuatu.

"Setahuku . Umumnya itu, kamu harus menamai diri dengan Eldrand sesuai dengan Aria-sama "

"Aku bersama-sama juga ingin, tapi keluarga Eldran yaitu ningrat meski sudah lenyap. Jika masyarakat tahu bahwa keluarga cabangnya masih ada, mungkin akan menjadikan masalah"

"Kalau begitu, ayo kita pikirkan yang baru. Sebuah nama rumah yang bermartabat dan secara sedikit demi sedikit melambung ketenarannya....seperti legenda "

"Aku bukannya ingin terkenal di dunia...."

"Tidak. Aku sangat yakin ketika menyampaikan ini, Sirius-sama yang mempunyai kemampuan dan kekuatan mirip itu niscaya akan terkenal"

Aku sama sekali tidak menginginkan kepopuleran atau sejenisnya, dan hanya berniat untuk menyebarkan para siswaku. Sementara pikiranku berkutat, Noel mengumpulkan semua orang, kemudian memulai sebuah pertemuan mendadak untuk menetapkan nama rumah baru.

"Topik pertemuan kali ini yaitu 'Nama rumah untuk Sirius-sama'. Semua orang, tepuk tangan !!"

Aku heran wacana kenapa beliau bisa begitu saja memulai sesuatu secara tiba-tiba. Mungkin akan ada babak kedua?.

Tepuk tanganpun bermunculan seakan memgiringi Tsukkomi pikiranku, para petugaspun mulai melemparkan gagasan satu demi satu.

"Sesuatu yang sejenis nama raja itu bagus. Karena Aniki sudah mirip yang terkuat"

"Bagaimana dengan hal-hal mirip Naga?"

"Umm....aku tidak keberatan kalau menggunakan nama kami. Sirius Sylvarion....ahh indahnya, seperti menjadi suamiku...."

"Apa yang kamu bicarakan, nee-chan? Jika beliau menggunakan nama rumah kita, Aniki akan menjadi mirip saudara sungguhan!!"

Astaga....aku tidak bisa membayangkan nama apa yang muncul kalau menyerahkannya kepada mereka.

Aku akan memutuskannya sendiri sebelum ada sebutan abnormal yang keluar.

Hmmm....awalnya saya ingin menggunakan nama di kehidupan terdahulu, tapi kepalaku masih belum bisa mengingatnya.

....Nama yang sederhana, tidak mencolok, dan menyimbolkan diriku. Itu akan bagus.

Menyimbolkan....karena saya bermaksud menjadi seorang pengajar....'teacher'*?.
[Huruf kanjinya 教師 cara ngucapinnya itu 'Kyoushi'. Artinya bisa sebagai guru atau pengajar. 教 (Kyou)= mengajar]

"....Teacher*"
[Dan disini beliau berkata ティーチャー. Dilafalkan 'Ticha' atau 'teacher']

"Ti chaa ? Aniki, apa artinya?"

"Dikehidupanku dulu---bukan, berdasarkan literatur lama, kata itu mempunyai makna seorang guru"

"Guru....itu sangat sesuai untuk Sirius-sama. Aku pikir itu bagus"

"Aku juga beranggapan sama ! Sirius-sama yaitu master sekaligus guru kita"

"Dia mengetahui banyak sekali hal, itu persis menggambarkan dirinya. Ya, sangat cocok"

"Dengan ini....sudah diputuskan?"

"Baiklah....mulai sekarang, namaku yaitu Sirius Teacher"

....Itulah bagaimana nama rumahku ditetapkan.

Setelahnya, kami berpesta ria. Menghabiskan malam terakhir di rumah ini bersama seluruh anggota keluarga.

☆☆☆☆


Keesokan paginya, sehabis mengemasi banyak sekali hal, kami berbaris di halaman depan.

Diriku sudah disini selama delapan tahun. Wajar saja kalau muncul suatu keterikatan. Sejujurnya, saya tidak ingin berangkat menjauh. Bahkan bagi kedua bersaudara yang tinggal di sini untuk waktu singkat, ini juga merupakan rumah mereka....hingga mulai meneteskan air mata penuh rasa syukur. Sedangkan Dee dan Noel hanya memandangi bangunan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun, seakan karam oleh memori.

Kami tak boleh terkurung selamanya dalam kenangan.

....Semua orang mungkin takkan bergerak hingga ada yang mulai melangkah pergi.

Aku menyentuh pundak kakak beradik ini, dan memunggungi rumah kami.

Sambil mendengar ayunan pijak kaki para petugas, diriku bergerak maju tanpa menoleh ke belakang.




....Aku pergi....kaa-san.



☆☆☆Chapter 23 Berakhir disini☆☆☆

>Catatan Penulis : Sirius Teacher.

Seorang laki-laki yang merupakan kunci takdir, melibatkan dunia di kejauhan masa depan. Mulai hari ini, beliau telah berpijak ke luar.

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya



Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/