Teknik Pembibitan Jati (Proses Pembenihan Jati)
Bibit Jati - Pertumbuhan dan penampilan fisik suatu pohon dipengaruhi oleh faktor keturunan dari induknya (faktor genetik) dan efek lingkungan. Tegakan jati yang sehat, tumbuh cepat, dan menghasilkan kayu yang berkualitas sanggup diperoleh dari benih yang induknya berkualitas (benih unggul). Benih yang unggul akan menawarkan pertumbuhan yang maksimal kalau ditanam pada lahan yang sesuai bagi pertumbuhannya.
Sebaliknya benih unggul sanggup menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik kalau ditanam pada lahan yang tidak sesuai. Karena itu, untuk mendapat bibit berkualitas yang sesuai dengan lahan petani, dan sesuai dengan waktu penanaman, maka pengadaan benih perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.
Baca :
Baca :
Pembenihan Jati
Benih yang terbaik hendaknya berasal dari kebun benih (Kebun Pangkas, Kebun Benih Semai, Kebun Benih Klon). Jika sulit diperoleh, benih sanggup diperoleh dari areal produksi benih, atau dari tegakan benih (areal produksi benih, tegakan benih teridentifikasi, tegakan benih terseleksi). Selanjutnya cara menangani benih yakni sebagai berikut :
- Pilihlah benih yang sehat dan telah masak. Benih jati yang telah masak dicirikan dengan warna cokelat gelap. Buah yang belum masak berwarna agak putih terang. Kemudian benih dikeringkan dengan cara dijemur pada suatu areal datar untuk mendapat sinar matahari secara langsung.
- Penjemuran dilakukan selama 1-2 hari penuh pada cuaca cerah. Dengan cara ini akan dihasilkan benih dengan kadar air sekitar 12%. Setelah kering, benih dibersihkan dengan cara mengupas mahkotanya, dan memisahkan kotoran atau serasah yang tercampur dalam benih. Benih yang sudah berlubang-lubang (bopeng) tidak selalu mengambarkan bahwa benih tersebut berkualitas buruk. Benih menyerupai ini sering lebih gampang berkecambah alasannya sudah mengalami skarifikasi (penipisan kulit benih) secara alami
- Di dalam satu kg benih jati biasanya berisi sekitar 1.500 butir. Ukuran besar atau kecil tidak menawarkan baik atau buruknya mutu suatu benih. Benih yang telah kering disimpan dalam wadah plastik. Ruang simpan hendaknya kering dan sejuk. Jika memungkinkan gunakanlah ruangan ber-AC. Benih sebaiknya disimpan paling usang 2 tahun.
Benih jati merupakan jenis benih yang sulit berkecambah, lantaran kulit benihnya sulit ditembus oleh air dan udara yang merupakan syarat utama untuk perkecambahan. Agar benih jati cepat berkecambah, dibutuhkan kondisi dan perlakuan tertentu yang sanggup melunakkan kulit benih biar udaara dan air sanggup masuk ke dalam benih. Perlakuan tersebut dinaman perlakukan pendahuluan.
Caranya yakni sebagai berikut : Benih disterilkan (dibebaskan dari hama dan penyakit) terlebih dahulu dengan cara dijemur hingga kering. Pilih salah satu cara perlakuan pendahuluan berikut ini :
- Benih direndam selama 3x24 jam dalam air mengalir, kemudian tiriskan benih selama 2 hari
- Benih direndam selama 3 hari dalam air tergenang yang selalu diganti setiap hari, kemudian tiriskan benih selama 2 hari
- Benih direndam dalam air hambar selama satu hari, kemudian benih dikeringkan dengan dijemur dibawah terik matahari satu hari. Hal tersebut diulang kurang lebih selama 4-5 hari
- Benih setiap hari direndam dalam air hambar selama satu jam kemudian dipindah ke dalam air panas selama 1 jam selanjutnya dikering-anginkan. Hal ini dilakukan selama 1 minggu
- Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat pekat (H2S04) selama 15 menit, kemudian dicuci dengan memakai air, dan tiriskan selama 1 malam
- Benih direndam dalam air hambar selama dua malam kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 1 hari
Cara-cara tersebut sanggup pula dikombinasikan antara teknik satu dengan teknik lainnya sehingga diperoleh keberhasilan semai benih yang maksimal. Untuk cara menyemaikannya yakni sebagai berikut :
- Siapkan media tabur yaitu pasir. Pasir yang baik tidak terlalu bergairah atau terlalu halus serta tidak banyak tercampur tanah. Media disterilkan dengan cara dijemur hingga kering dan dicampur nematisida (racun pembunuh cacing). Kemudian media tabur disiram air secara merata.
- Benih yang telah diberi perlakuan pendahuluan dimasukkan ke media tabur, dengan posisi bekas tangkai buah menghadap ke bawah. Benih ditanam sedalam diameter benih, kemudian ditaburi pasir sehingga punggung benih terbenam sekitar 1-2 cm di dalam media. Media ditutup dengan selapis jerami biar media tidak hanyut saat disiram air
- Media disiram air, selanjutnya bedeng/bak tabur ditutup sungkup plastik, namun kalau suhu sudah tinggi (misalnya cuaca cerah di isu terkini kemarau) maka sungkup tidak diperlukan. Bedeng tabur diperlihara dengan selalu dibersihkan dari gulma dan disiram setiap hari biar media tidak hingga kering. Setelah lima hingga tujuh hari semenjak penaburan, maka benih di media tabur akan mulai berkecambah. Perkecambahan biasanya tidak serentak, lantaran masih sanggup dijumpai benih yang berkecambah pada hari ke 100.
Untuk menyapih kecambah, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
- Siapkan media semai berupa adonan tanah humus (tanah lapisan atas) dan kompos dengan perbandingan 2:1 atau pupuk sangkar dan tanah humus (2:3) atau kompos, tanah humu, dan sekam padi (2:1:1). Kemudian media dijemur dan dicampur dengan fungisida (racun pembunuh jamur) biar steril, kemudian ditempatkan pada kantong semai.
- Kecambah siap disapih setelah berumur 3-5 hari atau dicirikan dengan terbentuknya sepasang daun muda yang belum membuka penuh. Penyapihan sanggup dilakukan pada waktu pagi (sebelum jam 10.00) atau sore (sesudah jam 15.00)
- Untuk memudahkan penyapihan, media dibasahi terlebih dahulu. Media di sekitar dan di bawah kecambah diangkat dengan memakai ranting atau bambu berbentuk pipih untuk mengambil kecambah beserta akar-akarnya. Selanjutnya, angkat kecambah dengan memegang daun atau lembaganya, kemudian pribadi ditanam pada media tanam yang telah dibasahi dan dilubangi
- Jika kecambah yang disapih jumlahnya banyak, kecambah tidak pribadi ditanam tetapi sanggup ditampung dahulu di dalam wadah berisi air. Siramlah media dan benih dengan pancaran air yang halus.