Dirut Bulog: Impor Jagung 30.000 Ton Itu Seruan Peternak
![]() |
Ilustrasi (Foto: Pixabay) |
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memastikan impor jagung sebanyak 30.000 ton pada awal 2019 itu bukan seruan perusahaannya.
"Bukan Bulog yang minta, tapi peternak. Di mana kebutuhan peternak ini data dari seluruh Indonesia dan itu kebutuhan sekian. Kita impor sesuai dengan kebutuhan dan terus kita distribusikan dan kita enggak akan stok sesuai dengan kebutuan," ungkapnya di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Budi Waseno menjelaskan, bahwa impor jagung untuk pakan ternak sebanyak 100.000 ton pada final tahun lalu, sudah habis. Pasalnya Bulog mengimpor menurut kebutuhan yang sesuai data dari Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Barat (Jabar), Sulawesi Selatan.
"Sehingga waktu itu perhitungan kita dengan data kebutuhan itu, kita butuh berapa? Ternyata kebutuhan tersebut riil 100.000 ton. Oleh alasannya itu kita impor 100.000 ton, begitu tiba pribadi didistribusikan jadi enggak nyampe di gudang kita," tuturnya.
Lanjut dia, impor jagung itu nantinya dijual sebesar Rp4.500 per kilogram (kg), dari Bulog. "Jadi jikalau ada yang jual Rp8.000 per kg itu, salah, kita jualnya Rp 4.500," ungkapnya.
Dia menambahkan, bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan bila impor akan dilakukan kembali. Apabila hal tersebut diperlukan oleh peternak dan sanggup mengajukan penugasan impor kepada pemerintah. "Maka itu, impor itu, semata-mata dilakukan sesuai kebutuhan," pungkasnya.
Seperti diketahui, sehabis tetapkan untuk melaksanakan impor pakan ternak sebanyak 100.000 ton pada final tahun lalu, sekarang pemerintah kembali membuka impor jagung sebanyak 30.000 ton pada awal 2019.
Impor ditugaskan kepada Perum Bulog, yang rencananya jagung tersebut masuk ke Indonesia paling lambat di final Maret 2019. (Sumber: economy.okezone.com)
Sumber http://infovet.blogspot.com/