Aging Population Tenaga Kerja Sapi Perah Mengancam Keberlanjutan Usaha
![]() |
Sapi perah yang dibudidaya di kawasan Kopeng, Kabupaten Semarang. |
Kira-kira 100 meter dari Jalan Raya Solo-Semarang tepatnya di Kelurahan Doborejo, Kecamatan Argo Mulyo, Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah, penulis bersama Tim Monitoring Sapi Perah Direktorat Bibit dan Produksi menjumpai kelompok tani yang salah satu aktivitasnya beternak sapi perah.
Ada hal sangat menarik dari kelompok tani ini, adalah semua anggota kelompoknya rata-rata berusia di atas 60-70 tahun, tampak giginya ada yang tanggal, ompong dan berambut uban.
Dari hasil wawancara, mereka gotong royong pekerja telaten dan memang mengabdikan untuk perjuangan sapi perahnya dengan memerah susu sapinya dua kali sehari dan rajin menyabit rumput hijauan pakan. Ditanya rumput apa yang dipakai, dengan lancarnya mereka sebut nama-nama rumput hijauan pakan ternak untuk pakan hijauan dan legume konsentratnya dengan sejumlah perbandingan dicampur pula dengan kulit kacang hijau, kulit kopi dan kulit singkong sebagai penambah cita rasa pakan ternaknya.
Produksi susunya tidak mengecewakan bagus, adalah 12-13 liter per hari yang diambil secara rutin harian oleh loper koperasi susu dan dihargai Rp 4.400 per liternya, sehabis melalui tes berat jenis oleh sang loper.
Potret tenaga kerja yang menua ini gotong royong merupakan fenomena umum ketenagakerjaan sektor pertanian kita. Semakin banyak brain drain tenaga kerja muda yang lari ke perkotaan untuk mencari pekerjaan di sektor informal maupun formal.
Efek backwash ini tentunya meninggalkan tenaga kerja pertanian di pedesaan yang semakin menua, sebab sulit mencari penggantinya. Seperti kata seorang warga, Sutimah yang beranak empat, semuanya tertarik bekerja jadi kuli bangunan di perkotaan. Mereka hidup mengontrak rumah di perkotaan dan berpikir biarlah orang renta hidup damai menggarap sawah dan sapi perahnya. Akibatnya, dalam perjuangan sapi perah sebagian jadi perjuangan penggemukan sapi dengan mengawinkan sebagian dengan sapi Limousin atau Simmental atau sapi Merah mereka menyebutnya.
Tindakan ini wajar, sebab dari susu sapinya mereka memperoleh income harian dan sebagai tabungan dari perjuangan penggemukan sapi persilangannya. Kaprikornus sederhana pikirannya, namun cerdas mencari solusi ditengah himpitan kemiskinan struktural yang mendera mereka.
Kendati demikian, mereka tidak berpikir bagaimana melanjutkan perjuangan sapi perahnya, sementara usia mereka semakin menua. Tanpa khawatir sedikitpun kemudian mereka berpikir bahwa perjuangan mereka akan berlanjut dengan memanggil pulang anaknya kelak, jikalau ia meninggal melalui kerabatnya yang sudah guyub itu.
Menurut Hasil Sakernas BPS 2017, menawarkan bahwa memang tenaga kerja pertanian Indonesia dari tahun ke tahun termasuk peternakan, semakin menua. Data Sakernas tersebut menawarkan bahwa usia di atas 60 tahun di ketenagakerjaan peternakan berjumlah 929.387 orang atau porsinya mencapai 22,1% dari total keseluruhan, diikuti usia 55-59 tahun 10,6% dan usia 50-54 tahun 10,2%. Gambaran ketenagakerjaan peternakan tersebut menyerupai tercantum dalam diagram berikut:...
![]() |
M. Chairul Arifin |
Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Januari 2019...
Sumber http://infovet.blogspot.com/