Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bokubitch Chap 3 B. Indonesia

Chapter 3 Bukannya membual, tapi mustahil saya hanya akan berkencan di gal-game.
Diterjemahkan oleh




☆☆☆☆


"Nah, kalian berdua, bagaimana kalau memulainya sekarang?"

Setelah meninggalkan sekolah, kami tiba ke taman, tepatnya di air mancur pada sentra kota.

Sekarang telah lewat 18:00, matahari terbenam sedang tersorot penuh. Stasiun di seberang jalan raya dipenuhi oleh orang-orang yang lalu-lalang tanpa istirahat. Tempat ini sanggup dianggap sebagai kota komuter meskipun sebuah prefektur. Kaprikornus walaupun pada jam-jam sibuk, akan terlihat pemandangan penduduk yang melimpah.

"Anu, Shinonome....Apa yang kamu maksud dengan 'Bagaimana kalau memulainya sekarang?', bisa kamu jelaskan lebih spesifik?"

"Ikuno-kun, bukankah kamu yang mendapatkan usul Aizawa-san 'Aku ingin tahu suasana ketika berkencan dengan seorang laki-laki'. Kaprikornus kau, sebagai pacar palsu nya, secara alami akan memimpin dia. Fufu"

Dia tersenyum, tapi matanya tidak....

....Akupun ingat apa yang terjadi beberapa waktu kemudian di ruangan klub.



"Kalau begitu, Ikuno-kun. Karena saya sudah menjadi anggota klub ini, ayo kita berkencan"

"B-Baiklah. Ini yakni janji, saya mengerti"

Setelah menuliskan namanya dalam formulir registrasi anggota, Aizawa menyampaikan itu. Aku kemudian bersiap-siap, dan....

"Ikuno-kun, boleh saya membicarakan sesuatu?"

"Eh....yah, apa itu?"

Aku punya perasaan jelek perihal ini....

"Aku pikir belum mengajarkanmu hal-hal perihal kiprah ini. Aizawa-san, lantaran hanya akan bekerjasama dengan kami berdua, dapatkah kamu menunggu di luar?"

Shinonome dengan elegan berkata demikian. Aizawa yang mendengar ini menjawab tanpa ragu.

"Ah. Kemudian, selama waktu itu, saya akan mampir toilet. Aku ingin memperbaiki penampilanku sedikit....hehehe"

"Kalau begitu, tunggulah di pintu masuk dikala kamu selesai"

"Un! Jadi, kalian berdua, hingga nanti!"

Disaat terakhir ketika pandangan Aizawa bertemu denganku, ia tertawa aib dan pergi.

Tampaknya Aizawa cukup senang. Mungkin saja, ia sangat menantikan kencan dengan otaku menyerupai diriku?

Dikatakan bahwa dirinya tidak punya pengalaman dengan lelaki manapun. Dia harusnya bersemangat pada kencan pertama ini.

Dengan benar-benar melupakan perihal bagaimana kekejian dari gadis-gadis cantik, jujur ​​saja saya sempat berpikir Aizawa sungguh manis.

"Ara-ara, saya bertanya-tanya kenapa kamu tersenyum-senyum menyerupai itu?"

"Eh?---Uguuuuuu?!"

Ketika dasiku ditarik, saya mengangkat bunyi penderitaan lantaran leherku tercekik.

"H-Hei, Shinonome....Berhenti menariknya, aku....sungguh....tidak bisa, bernapas...."

"Ara-ara, tampaknya saya bertindak terlalu jauh. Maaf"

Giyu*!!
[Suara dasinya dilepas]

Gadis ini, ia benar-benar ingin menghabisiku!

"Uhuk, uhuk!! K-Kau....apa kamu mencoba membunuhku?!"

"Fufu. Tidak juga, saya takkan pernah melaksanakan hal semacam itu. Aku hanya ingin membuatmu tercekik"

"Itu sama saja!!"

"Ternak yang berisik. Lagipula, kamu yakni milikku. Meski begitu, kamu bersedia untuk menjadi pacar palsu gadis itu. Apa yang bekerjsama kamu pikirkan?"

Mungkin hanya imajinasiku, Shinonome tampak seolah ia mulai tidak sabaran. Selain itu, pipinya memerah.

"Ini, lantaran pekerjaanku yakni untuk menanggapi konsultasi siswa. Apa boleh buat, ya kan?"

Lagipula, ada hal perihal Aizawa yang juga menjadi anggota. Tidak mungkin saya akan menolak.

"Tentu, tugasmu yakni untuk menanggapi konsultasi dari siapa pun. Seperti yang disebutkan dalam pasal 14 konstitusi 'Kesetaraan dibawah hukum' tidak boleh ada diskriminasi terhadap ras, keyakinan atau jenis kelamin....Namun, menjadi milik seseorang yakni dongeng yang berbeda"

"Eh....Menjadi pacar palsunya hanya sementara, kan?"

"Fufu, itu benar. Tapi, fakta bahwa dirimu menjadi milik orang lain tidak berubah"

Tanpa diduga, Shinonome tersenyum lembut dan membelai pipiku.

"Akan lebih baik bila kamu tidak menjadi milik orang lain. Oleh lantaran itu, saya akan melatihmu untuk mematahkan hati pemberontakmu itu. Aku tidak akan menyerahkan dirimu kepada siapa pun"

Dia terus membelaiku berkali-kali seakan-akan diriku merupakan sesuatu yang berharga.

Hanya saja, disaat berikutnya, tiba-tiba pipiku dicubit. Ditarik hingga mendekati wajahnya.

"Adadadadadadaw?! A-Apa yang kamu lakukan?!"

"Fufufu. Seperti yang diharapkan, kamu tidak bangga sama sekali walaupun disentuh olehku. Kalau laki-laki lain, hanya menyenggol tanganku akan membuat mereka bersuka cita....Kau benar-benar laki-laki yang menarik"

Shinonome menatapku riang, mencubit lembut berkali-kali menyerupai sedang bermain dengan mainannya.

"Be-Berhenti! Aku bukan mainan!"

Kemudian, secara mengejutkan ia segera berhenti. Namun, wajahnya masih dekat.

"Tapi, ini menjadi cukup merepotkan. Gadis itu bergabung dengan klub merupakan perkembangan situasi yang tak terduga. Meskipun tak mengubah fakta bahwa klub sastra akan dibubarkan, saya tidak sanggup melatihmu hanya memakai durasi satu bulan....Sulit untuk menemukan lokasi terpencil tanpa orang lain, ini tidak berguna"

"Aku mengerti. Shinonome tak sanggup menawarkan sifat bekerjsama kalau Aizawa di sini ya. Juga, bila seseorang lagi bergabung dengan klub, surgaku ini akan terselamatkan!!"

Sambil melihat wajah anggun Shinonome dari samping, dadaku dipenuh oleh harapan.

Namun, ia mulai tersenyum lagi.

"Nah, mengurus hal menyerupai ini mudah. Untuk sekarang, saya akan mengubah tujuanku dari 'melatihmu' menjadi 'menciptakan halangan' biar gadis itu meninggalkan klub. Dan saya berpikir untuk melakukannya segera"

"....Kau, jangan katakan. Kau akan melecehkan Aizawa?"

"Aku tidak punya waktu untuk itu. Hari ini, hanya satu hari saja sudah cukup. Dan saya bahkan tidak perlu melaksanakan apapun"

Menyingkirkan Aizawa dalam satu hari? Juga, tidak perlu melaksanakan apapun, bagaimana ia bisa berhasil dengan itu?

"Fufu, saya sudah melihatmu sepanjang waktu selama satu setengah bulan ini. Meskipun saya memintamu untuk membawakan barang-barang berat, kamu selalu bertindak seakan dirimu sedang sibuk dan tak ingin mengulurkan tangan. Kau yakni yang terburuk. Aku ingin tahu apakah seseorang yang tidak bisa bersikap baik kepada gadis-gadis menyerupai dirimu, berhasil mencapai kencan tanpa dibenci oleh gadis itu?"

"H-Hal semacam itu, tentu saja saya bisa melakukannya!"

Yang dikatakan, saya tidak punya pengalaman kencan kecuali di gal-game. Tapi tentunya, pengetahuan darisana harusnya mempunyai kegunaan entah bagaimana. Jadi, saya pikir takkan ada hal mengerikan yang terjadi.

"Terserahlah. Tapi saya akan memberitahumu perkiraanku. Kau benar-benar akan dibenci oleh gadis itu pada dikala kencan. Dan, ketika mencapai perpisahan hari ini, ia akan menyampaikan sesuatu menyerupai 'Aku tidak jadi bergabung dengan klubmu'"

"Haha, itu hanya imajinasimu. Tentu saja, saya tidak akan melaksanakan kesalahan yang hingga membuat diriku dibenci"

"Kalau begitu, saya akan menantikannya. Juga, saya melarangmu untuk menjadi terlalu dekat dengan gadis itu lebih dari yang diharapkan di depan tuanmu. Jika kamu tidak sanggup menjaga kesepakatan ini, kamu akan dihukum. Fufufufu"





....Begitulah yang terjadi. Itu sebabnya perilaku Shinonome sedingin ini.

"Ikuno-kun, silakan mulai kencannya. Aku hanya di sini untuk mengawasi sehingga kalian sanggup melupakan keberadaanku. Juga, tampaknya Aizawa-san sedang bermasalah"

Aku menoleh ke belakang dikala ia berkata demikian. Memang, Aizawa tampak gelisah.

"I-Ikuno-kun, saya minta maaf. Ini merupakan pertama kalinya saya melaksanakan sesuatu menyerupai ini, jadi saya cukup gugup...."

Dengan penampilan yang sempurna, Aizawa yang memerah mengalihkan pandangan sambil menyikat rambutnya ke belakang telinga.

Ngomong-ngomong, pada awalnya ia tampak benar-benar bahagia, tapi ia kurang bicara disaat perjalanan kesini....

Aku ingin melaksanakan sesuatu perihal Aizawa yang merona bercampur sinar mentari sore.

"Ti-Tidak apa-apa! Ini juga pertama kalinya untukku, sehingga kamu tidak harus segugup itu"

"Seperti yang diduga, Ikuno-kun juga ya. Aku tahu itu"

Malah lebih buruk, ia menjadi lebih cemas.

Aizawa yakni penyelamat yang bekerja sama untuk melindungi klub sastra.

Meskipun keraguanku tentangnya yang merupakan Pelacur penuh nafsu masih belum dibersihkan---alasannya lantaran 'Gadis-gadis anggun di kenyataan sebagian besar pelacur' yakni sesuatu yang tak terbantahkan---. Untuk dikala ini, saya harus menjadi pacar palsu dan membuat suasana kencan sebagai rasa terima kasih.

Dalam perjalanan pulang sehabis sekolah. Jika ini merupakan gal-game, maka....

"Aizawa, harusnya kini kamu lapar, kan? Jika mau, bagaimana kalau kita mencari daerah untuk makan dulu?"

Tiba-tiba wajahnya menjadi cerah.

"Oh, inspirasi yang bagus! Kita sudah berjalan dari tadi, itu membuat tenggorokanku agak kering"

"Lalu, ayo kita pergi ke restoran di jalan berikutnya"

"Un! Aku setuju!"

Karena diriku bisa membaca suasana hati, Aizawa tersenyum gembira.

Rintangan pertama telah terlewati.

Kemudian, kalau berbicara perihal kencan, kami harus berpegangan tangan kan?

"Anu, Aizawa. Jika kamu ingin lebih memahami suasana kencan, haruskah kita bergandengan tangan?"

"....K-Kau benar....tapi, hal semacam itu....Aku ingin melakukannya ketika berpacaran dengan seseorang yang saya benar-benar cintai. Karena itulah, maaf"

"Aku mengerti. Tidak apa-apa bila kamu tidak menginginkannya. Jangan khawatir"

Hanya meminta berpegangan tangan membuat ia galau menyerupai ini.

Benar-benar seorang gadis yang polos. Masih terkesan, saya melanjutkan berjalan dengannya.

Sedangkan Shinonome mengikuti kami dan menatap dengan dingin.

"Ikuno-kun. Ini pertama kalinya saya berkencan dengan seseorang, jadi saya tampaknya gugup. Dan, berpikir perihal hal itu, kamu juga harusnya mencicipi hal yang sama, kan? Kaprikornus ayo kita nikmati hari ini!"

Aizawa menatapku dari samping dan menawarkan senyuman alami.

"Entah kenapa, tampaknya reaksimu normal, ya?"

"Ya! Itu niscaya lantaran kamu yakni seorang otaku. Tapi, saya mempunyai perasaan ada sesuatu yang berbeda...."

Dia menyesuaikan langkahnya dengan kecepatanku.

Gadis ini kemudian berkata.

"Oh! Aku tahu! Mungkin, itu lantaran kamu 'nayo-nayo'* menyerupai seorang gadis?"
[ナヨナヨ. Lebih ke lembek mungkin. Kayak gak punya otot atau langsing]

"Memang benar kalau diriku tidak mempunyai otot....tapi menyampaikan sesuatu menyerupai itu untuk laki-laki tidak baik, kamu tahu?"

"Eh....Maafkan aku!"

Menyadari itu, Aizawa pribadi menutupi mulutnya. Dia kemudian berjalan menyusul langkahku lagi.

"Hahahaha! Tapi, tinggalkan saja segalanya untukku. Bahkan bila ada kejadian dimana Ikuno-kun bertengkar dengan para preman, saya akan mengalahkan mereka semua untukmu!"

Apa kamu ingin menghabiskan HP*-mu?
[Health point, kalo gak salah. Yg gamer sejenis Fighting atau RPG niscaya tau]

"Aizawa kelihatannya benar-benar menikmati ini....Hmm?"

Aku melihat kebelakang lantaran tidak mencicipi keberadaan satu orang lagi. Tak usang kemudian, saya melihat ia berjalan mendekat.

"....Haah. Maaf, saya sempat terhenti oleh sebuah kendaraan beroda empat yang tiba dari sisi"

Akhirnya, Shinonome juga menyusul.

Senyumannya agak terkesan misterius.

"Ikuno-kun, umm....kau berjalan cukup cepat, ya?"

"Eh, benarkah? Kesampingkan itu, Aizawa, apakah restoran keluarga di sana boleh?"

"....Sepertinya bagus. Ini yang terdekat dari taman, saya tidak keberatan"

Dengan persetujuannya, semua dari kami memasuki restoran.

Menuju area tidak boleh merokok, saya duduk di sisi jendela. Shinonome mengambil daerah sebelahku dan Aizawa duduk di hadapanku.

"Lihat, lihat! Kue ini terlihat lezat, ya kan?!"

Aizawa melihat hidangan dengan matanya berkilauan 'kirakira'*, berkata begitu sambil menunjuk ke potret suatu kue.
[Efek bunyi kerlipan]

Haha, itu benar-benar cara berbicara seorang riajuu yang imut (lol).

"Tentunya terlihat lezat, tapi tidakkah ini mungkin terlalu manis?"

"M-Mou*! Kenapa kamu berkata sesuatu menyerupai itu!"
[Menggembungkan pipi]

Eh? Apa saya menyampaikan sesuatu yang salah?

"Maaf. Umm...."

Aku meminta maaf sementara masih dalam kebingungan. Aizawa kemudian berucap ketika mengetahui suasana mulai memburuk.

"Ah....Maafkan aku. Ha-Hahaha. Kita takkan bisa mendapatkan kencan yang bagus tanpa berusaha, benar kan?"

Ini mengingatkanku. Bahkan dalam dialog normal dengan teman sekelas, melontarkan kata menyerupai itu tidaklah baik.

Selain itu, hari ini saya berperan sebagai pacarnya....

"Aizawa, apa kamu sudah tetapkan pesananmu?"

"Hmm, anu! Aku memesan camilan manis ini....Tidak, saya ingin mencoba pancake* dan teh lemon ini. Bagaimana denganmu?"
[Disebut juga Panekuk. Sejenis camilan manis dadar yang biasanya ditumpuk dan di kasih topping madu. Halaman utama Bokubitch
Ke Chapter selanjutnya


Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/