Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tak Tahu Syariat


Kalau engkau tak tahu perihal syariat Islam, harusnya engkau berguru bukan malah berpuisi. Kalau engkau tak tahu perihal syariat Islam, harusnya engkau bertanya bukan merangkai kata tanpa makna dan miskin arti.

Jika engkau mau mengkaji, engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya pembungkus wujud, tapi bab dari ketaatan, sebagaimana kau rukuk dan sujud.

Engkau juga akan mengerti bahwa membandingkan konde dengan cadar itu masalah yang menggelikan, yang satu ingin menjaga dan yang satu ingin mengumbar.

Maka hal paling cendekia yang kau lakukan ialah diam, alasannya ialah berbicara tanpa ilmu bagaikan kita berjalan tanpa pelita di kegelapan malam.

Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir yang enam kali dilantangkan dalam adzan yang engkau tuduh tak lebih merdu dari kidung ibumu.

Tanpa islam tak ada artinya Indonesia, maka dimulakan negeri ini dengan "atas berkat rahmat Allah". Islam ialah ruh Indonesia, nyawa Indonesia.

Takkan berdaya perempuan Indonesia tanpa Islam yang menuntun mereka dari gelapnya penjajahan menuju cahaya kemerdekaan, dari sekadar pemanis menjadi tiang peradaban.

Kini saya menggugat dirimu, mempertanyakan siapa dirimu, begitu resahnya engkau mendengar adzan dan lalu melihat cadar serta mempermasalahkan hijab, alasannya ialah kutahu yang takut kepada Islam hanyalah penjajah dan dari dulu sudah begitu.

Tak berkonde, tak bisa berkidung, tak menjadi masalah, tapi jikalau engkau tidak tahu perihal syariat Islam, maka ini bermasalah, alasannya ialah bagaimana bisa taat kepada Allah SWT. Tapi tak Islam, maka kita tidak akan ada sumbangan dihari yang tidak ada keraguan di dalamnya.

Kalau engkau tak tahu syariat Islam, mari duduk melingkar, mari kita belajar, maka akan kujelaskan kepada engkau bahwa bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak ada yang lebih penting daripada Allah dan Rasul-Nya.

By: Felix Siauw