Sibuklah Mengurus Dirimu Sendiri!
Mengapa Sibuk Mengurusi Urusan Orang Lain? Sibuklah Mengurus Dirimu Sendiri!
Setiap insan mempunyai ujian hidupnya masing-masing. Kesedihan, kebahagiaan, kemiskinan, bahkan kekayaan ialah ujian bagi setiap individu yang berbeda. Sebagian dari mereka ada yang tidak sadar terhadap ujian hidupnya sendiri, bahkan ada pula yang terlalu sibuk melihat dan berkomentar terhadap ujian hidup insan lainnya.
Apakah insan itu menerka bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-`Ankabūt(29):2-3)
Tiap-tiap yang berjiwa akan mencicipi mati. Kami akan menguji kau dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kau dikembalikan [al-Anbiyâ’/21 : 35]
Jika seseorang sedang sibuk mengerjakan tes ujian masuk sebuah universitas, tentunya ia tidak akan banyak berbicara dengan teman-teman satu ruangannya selama ujian. Ia mustahil membicarakan sahabat disampingnya yang terlihat kesulitan menjawab soal ujian atau terlalu santai dalam mengerjakan soal. Begitu juga hidup ini, kita tidak mempunyai banyak waktu untuk menggunjingkan setiap malu atau kelakukan jelek seseorang. Karena kita tahu bahwa kita mempunyai ujian kita sendiri yang belum tentu telah kita selesaikan secara sempurna.
“Apakah yang memasukkan kau ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan ialah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan ialah kami mendustakan hari pembalasan, hingga tiba kepada kami kematian”. (QS. Al-Muddatstsir(74):42-47)
Kita pun dihentikan lelah dalam bersedekah dan berbuat kebaikan. Karena kita tidak tahu apakah amalan kita diterima atau tidak. Berapa banyak amalan kita yang diterima dan berapa banyak amalan kita yang tertolak. Sebagaimana kita tidak tahu jumlah jawaban yang benar dari soal ujian yang telah kita kerjakan.
Bahkan mereka yang sedang mengerjakan soal ujian, merasa gugup dan tegang padahal mereka mengetahui usang waktu pengerjaan soal. Sedangkan kita sendiri, merasa santai dan berleha-leha padahal kita sendiri tidak tahu berapa usang kita masih bertahan di dunia yang fana, berapa usang sisa waktu kita untuk menuntaskan ujian hidup kita, dan berapa usang waktu yang ada untuk mempersiapkan bekal untuk perjalanan berikutnya.
Sibukkanlah diri kalian dengan ujian kalian sendiri. Jika mereka saja merasa kesulitan dalam menuntaskan ujian ini, kemudian mengapa kita lantas merasa tenang? Apakah kesuksesan duniawi dan jumlah harta yang dimiliki ialah tolak ukur dalam keberhasilan penyelesaian ujian hidup kita? Banyak orang yang berhasil dalam menuntaskan ujian hidup berupa kemiskinan, ia berdoa kepada Sang Pencipta, berserah diri serta beribadah hanya semata-mata mengharap keridhoan-Nya.
Namun banyak pula orang yang gagal dalam menjalani ujian berupa kekayaan, kenikmatan hidup, dan kesuksesan. Mereka lupa terhadap siapa yang membuat mereka, siapa yang memperlihatkan banyak kenikmatan kepada mereka, bahkan mereka lupa bahwa mereka sendiri sedang diuji oleh Yang Maha Kuasa.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah informasi besar hati kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah):155
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kau sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kau dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kau bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS. ‘Āli `Imrān(3):186)
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS.Al-‘Anfāl (8) : 28)
Jangan mengawasi orang lain.
Jangan mengintai geraknya.
Jangan membuka aibnya.
Jangan menyelidikinya.
Sibuklah dengan diri kalian.
Perbaiki aibmu,
Karena kau akan ditanya (Allah) perihal dirimu, bukan perihal orang lain.
-Ali bin Abi Thalib-
Jangan mengintai geraknya.
Jangan membuka aibnya.
Jangan menyelidikinya.
Sibuklah dengan diri kalian.
Perbaiki aibmu,
Karena kau akan ditanya (Allah) perihal dirimu, bukan perihal orang lain.
-Ali bin Abi Thalib-
7 Alasan Kenapa Sebaiknya Jangan Ikut Campur Kehidupan Orang Lain
Kalau ngomongin perihal Indonesia itu nggak lengkap rasanya jikalau kita nggak ngebahas perihal kebiasaan masyarakatnya (termasuk kamu) yang suka ngurusin kehidupan orang lain. Mungkin ini kali ya yang jadi salah satu alasan kenapa media umum itu begitu laku bagi penduduk Indonesia. Udah pada kepoan perihal kehidupan orang lain, terus berlanjut pengen sok-sok ngurusin dan kemudian sampailah pada level pengen ikut campur. Kalau kau pernah dan sering ikut campurin kehidupan orang, mending kau insyaf deh karena...
1. Urusan Kamu Kan Udah Banyak
Ngapain sih kau pake ngurus-ngurusin kehidupannya orang lain. Sementara kau kan punya kehidupan sendiri dengan segala permasalahannya. Ya, kecuali pekerjaan kau itu konsultan, psikolog atau motivator gitu gres boleh lah kau sedikit ngasih saran buat kehidupan orang lain. Kalau bukan ya nggak usah sih ikut campurin urusannya orang. Gini ya, MBDC minta kau untuk nggak usah ngurusin dan ikut campur kehidupan orang lain itu bukan berarti MBDC minta kau jadi orang yang hirau taacuh dan antipati. Ngasih tau orang untuk berbuat baik dan menjauhi hal-hal negatif sih boleh aja, tapi jangan ikut campur dalam permasalahan langsung orang lain sementara kau nggak diminta untuk terlibat di dalamnya. Daripada kau ngurusin dilema orang kan mending kau urusin hidup kamu, daripada ntar...
2. Kaprikornus Pusing Sendiri
Kamu aja ngurusin kehidupan kau udah keteteran dan sering ngeluh, ini pake program ngurusin kehidupannya orang lain. Yang ada kau bakalan jadi pusing sendiri alasannya ialah dengan ikut ngurusin dilema yang bersama-sama bukan dalam wilayah kau buat ikut campur. Nah jikalau kau nggak diminta ikut ngurusin dilema tersebut ya mending kau melipir aja pergi ke daerah pijit buat ngilangin rasa penat, pusing dan cenut-cenut yang sempat menghinggapi kepala kamu.
3. Kamu Nggak Ada Kemajuan
Dengan ngurusin kehidupan orang lain, itu nggak akan merubah apapun dalam kehidupan kamu. Karena fokus kau itu cuma perihal kehidupan dan permasalahan orang lain, sementara hidup kau sendiri stuck di situ-situ aja. Coba deh renungin kenapa selama ini karir kau nggak naik-naik? Usaha kau nggak berkembang atau prestasi kau biasa-biasa aja. Itu semua alasannya ialah kau terlalu sibuk ngurusin segala dilema yang sebenernya bukan permasalahan kamu.
4. Nanti Jatuhnya Malah Gosip
Ketika kau mulai kepo dan ngurusin permasalahan orang lain, maka akan ada kecenderungan bagi kau untuk nyeritain dilema tersebut dengan orang lainnya lagi. Kamu tau nggak jikalau acara kau nerus-nerusin dongeng berantai gitu ntar dapat malah jadi gosip. Nah jikalau informasi yang asalnya dari kau itu udah bermetamorfosis gosip, kamunya dapat apa coba? Tanggung jawab ibarat apa yang dapat kau lakukan sama orang yang udah jadi materi gosip itu. Palingan kau cuma dapat minta maaf dan itu juga nggak bakalan ngerubah keadaan. Karena apabila sebuah gosip itu sudah dihembuskan, ia nggak akan dapat ditarik kembali. Nah lo!
5. Yang Kamu Urusin Juga Belum Tentu Seneng
Apa selama ini kau ngerasa dengan ikut ngurusin kehidupan orang lain tingkat kekerenan yang ada pada diri kau itu bakalan meningkat? Salah besar tau. Karena dengan ikut campurin permasalahan orang lain itu kau bakalan dianggap sebagai orang kepo nan rese yang cuma gangguin hidupnya orang. Mungkin niat kau sih baik dengan berusaha nyariin jalan keluar dari permasalahan orang tersebut. Tapi jikalau kau bergerak sok tau sendiri tanpa koordinasi dan persetujuan yang bersangkutan sih bisa-bisa orang yang kau bantuin itu bakalan murka besar.
6. Bisa Memicu Konflik yang Lebih Besar
Kalau orang yang kau bantuin itu murka besar sama kamu, dapat aja hal itu bakalan memicu konflik yang lebih besar. Secara kau tau sendiri kan pedoman yang ada pada tiap orang itu berbeda-beda. Nah perbedaan cara berpikir inilah yang harus kau hargai dengan tidak ikut mencampuri masalah-masalah individu lain. Kalau tiba-tiba kau nyemplung gitu aja, yang ada bukan ikut nyelesaiin tapi malah nambah ruwet dilema tersebut. Inget bahwa pedoman orang itu berbeda-beda dalam menyikapi sebuah hal, jangan kau maksain cara pandang kau ke orang lain.
7. Belum Tentu Kamu Tau Masalah yang Sebenarnya