Dongeng Ayam Yang Punya Sayap Tapi Tidak Dapat Terbang
Alkisah, dahulu kala ayam masih bisa terbang tinggi ibarat halnya burung yang lain. Bahkan, si ayam mempunyai kemampuan terbang lebih tinggi daripada burung lain. Dengan perilaku yang sombong ayam menantang burung lain untuk beradu terbang dan yang menang yaitu yang bisa terbang paling tinggi hingga tidak terjatuh. “Hai, apa diantara kalian ada yang mau melawanku untuk beradu terbang denganku”, kata ayam congkak. “Hei ayam, jangan sesumbar dahulu kamu. Tubuhku yang kecil lebih ringan dan gampang untuk terbang lebih cepat dibanding kamu”, kata merpati gusar. “Owh, sepakat mari kita mulai perlombaan”, sahut ayam.
Semua jenis burung pun berkumpul untuk melihat perlombaan antara ayam dan merpati. Segera sesudah dimulai lomba, merpati pun pribadi melesat meninggalkan ayam. Dengan tubuhnya yang ringan merpati tidaklah sulit baginya untuk terbang jauh meninggalkan ayam. “Bagaimana ayam? masih merasa andal kamu?”, ejek merpati. “Jangan bahagia dahulu kau! saya niscaya menyusul”, jawab ayam geram. Perlombaan pun sangat seru. Keduanya saling menyusul hingga balasannya hingga tidak terlihat oleh burung-burung yang melihat dari bawah. Setelah itu, timbullah niat jelek ayam untuk berbuat curang. Ketika sempurna di bawah merpati, ayam pribadi menggigit kaki merpati dengan kerasnya beberapakali hingga berdarah-darah kedua kakinya. sehingga kaki merpati yang awalnya kuning kecokelatan menjadi merah berlumuran darah. “K-kkau curang ayam..!!” ucap merpati. Merpati pun jatuh terhempas ke tanah. Dan konon itulah yang menyebabkan kini ini kaki merpati berwarna merah.
Burung-burung yang di bawah pun terkejut melihat merpati yang tiba-tiba jatuh terkapar di tanah. Perlombaan dilarang dan ayam dinyatakan sebagai pemenang. Esok hari ketika merpati sudah sadarkan diri ia menceritakan kejadian kemarin kepada sobat baiknya yaitu burung elang. Elang yang bersimpati dengan sahabatnya pribadi kemudian tiba ke daerah ayam untuk menantang perlombaan terbang. “aku terima tantanganmu elang!”, tukas ayam. Akan tetapi ayam bersama-sama merasa takut lantaran elang yaitu burung yang sangat kuat. Selama ini elang hanya tidak ingin ribut dengan ayam, tapi lantaran ayam yang sudah begitu keterlaluan perlu diberi pelajaran. Ayam balasannya menemukan wangsit licik untuk mengalahkan elang.
Hari yang dinanti tiba, burung-burung kembali berkumpul untuk melihat pribadi pertandingan antara dua burung yang kuat. Akhirnya pertandingan dimulai, benar saja dugaan ayam ternyata elang yaitu burung yang luar biasa kuat. Dalam sekejap elang terbang jauh meninggalkan ayam. Ayam yang merasa tidak bakal bisa mengimbangi kemampuan elang pribadi melaksanakan rencana liciknya. Ia pergi ke tebing sarang burung elang dan di sana didapatkan beberapa telur. Elang pun heran dengan tingkah laris ayam. Tanpa disangka oleh elang, ternyata ayam berniat menjatuhkan sarang beserta telurnya dari tebing. “Hei, apa yang kau lakukan ayam!! Hentikan”, seru elang sembari berbalik untuk menerjang ayam. Tanpa menghiraukan perkataan elang, ayam pribadi menjatuhkan telur-telur itu hingga balasannya pecah ketika menyentuh tanah. “Aku tidak akan memaafkanmu ayam!!”, teriak elang. “Aku bersumpah untuk selalu mengincar dan memangsa anak keturunanmu nantinya sebagai pembalasan apa yang telah kau perbuat!”,kata elang. Konon inilah awal mula lantaran permusuhan antara ayam dan elang juga awal mula lantaran elang selalu memangsa anak ayam.
Ayam yang mengetahui kemarahan elang pribadi terbang setinggi-tingginya. Akan tetapi, setiap perbuatan akan menuai balasan. Seketika petir dari langit menyambar badan ayam dan menghempaskannnya ke tanah, tubuhnya hangus dan sayapnya pun lumpuh. Kemudian takdir atas ayam pun ditentukan bahwa ia akan menjadi burung yang paling sering dimangsa oleh manusia. Untuk menghilangkan sifat congkaknya, kemampuan ayam dicabut oleh Tuhan. Dan begitulah, yang menjadi asal muasal ayam tidak bisa terbang meski mempunyai sayap.