Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review: Terimakasih Cinta (2019)


Info Film

Genre : Drama
Durasi : 101 Menit
Sensor Usia : 13 Tahun Ke Atas
Produser : Ade Puspita Sari
Sutradara : Tema Patrosza
Penulis : Andi Athira, Djono W Oesman
Pemeran : Putri Marino, Achmad Megantara, Allan Dastan, Cut Mini Theo, Gary Iskak
Tanggal Edar : Kamis, 17 Januari 2019
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Terimakasih Cinta" mengisahkan wacana kehidupan seorang gadis, berjulukan Eva (diperankan oleh Putri Marino). Eva ketika itu gres masuk Sekolah Menengan Atas ketika dimana beliau berkenalan dengan Ryan (diperankan oleh Achmad Megantara). Keduanya sama-sama masuk dalam kelompok bawah umur yang mempunyai penyakit ketika Masa Orientasi Sekolah (MOS).

Ryan menerka Eva hanya akal-akalan sakit ibarat dirinya. Namun, terjadilah sebuah insiden yang membuat Ryan untuk segera membawa Eva ke rumah sakit dan harus dirawat. Dokter mendiagnosa Eva terkena Lupus sesudah serangkaian tes yang dijalaninya.

Sugiarti (diperankan oleh Cut Mini Theo) dan Badarudin (diperankan oleh Gary Iskak), orangtua Eva, bimbang untuk memberitahukan Eva perihal penyakitnya. Bersama dengan teman sekamarnya, Dewi yang menderita kanker pankreas, Eva membuat sebuah persahabatan yang indah.

Di sana, Eva senantiasa menunggu kedatangan Ryan yang tidak lagi tiba alasannya dihentikan orangtuanya. Sedangkan, Dewi juga senantiasa menanti kehadiran kakaknya, Nanan (diperankan oleh Allan Dastan), yang selalu tiba di waktu malam ketika Dewi tertidur. Nanan tidak besar lengan berkuasa selalu melihat penderitaan yang dialami Dewi. Hingga suatu hari, Dewi pergi meninggalkan Nanan.

Di ketika yang sama, Ryan telah mengakhiri hubungannya dengan Eva. Sama-sama kehilangan, membuat kekerabatan Nanan dan Eva menjadi lebih dekat.



Kelebihan

Film "Terimakasih Cinta" menyajikan pembukaan yang cukup menarik, lewat perkenalan tokoh Eva dan Ryan. Walaupun pembukaan ini singkat, namun tidak mengecewakan mengena dan membuat penasaran.

Setelah itu, adegan diteruskan dengan kisah mimpi dan penyakit Eva. Walaupun tema film wacana penyakit ibarat ini cukup banyak diproduksi, tapi film ini tak terlalu menggebu-gebu membenturkan mimpi dan penyakit sebagaimana film lain dengan tema serupa. Film ini lebih mengeksplorasi keseharian tokoh utama dengan kehidupan keluarganya.

Walaupun menitikberatkan pada kisah tokoh utama dan keluarganya, film ini tidaklah membosankan. Sebab bisa memperlihatkan kisah romansa yang cukup indah dan membuat senyum-senyum sendiri.

Akting para pemain pun patut diacungi jempol. Dimana, para pemain bisa membawakan abjad penokohan dengan baik.

Hal ini ditunjang pula dengan pengambilan gambar, penataan latar, dan dampak bunyi yang baik. Semua elemen itu menunjang akting para pemain di dalamnya, sehingga suasana dalam film sanggup tergambarkan secara nyata.



Kelemahan

Hal yang disayangkan dalam film ini, yaitu tema penyakit yang diangkat hanya menjadi sumber kesedihan semata. Sangat minim sekali edukasi wacana penyakit yang disajikan. Penjelasan mengenai latar belakang, penyebab, sampai pengobatan wacana penyakit yang diderita Eva begitu minim.

Sebenarnya plot dongeng yang disajikan sepanjang film cukup memperlihatkan kesan tersendiri. Sayangnya, plot dongeng di selesai dalam film ini seakan kehilangan arah. Fokus film ini terasa kabur ketika di akhir. Entah ingin memfokuskan mimpi Eva menjadi pebasket, kisah cinta segitiganya dengan Ryan dan Nanan, atau ketulusan keluarga Eva ketika menemaninya. Ketiga fokus ini terasa tumpang tindih dan terasa makin berkurang ketika berada di klimaks.



Rating

Cerita: 7 | Penokohan: 8 | Visual: 7,5 | Sound Effect: 8 | Penyutradaraan: 7,5 | Nilai Akhir: 7,6/10



Rekomendasi

Film ini sangat layak ditonton, bagi anda para pecinta melodrama. Film ini tak hanya menyajikan dongeng wacana penyakit semata, namun juga menyajikan bumbu-bumbu cinta di dalamnya. Walaupun tidak banyak, tapi kisah romansa ini bisa memperlihatkan kesan tersendiri.

Hal ini ditunjang pula dengan akting para pemain di dalamnya. Dimana, para pemain bisa membawakan abjad penokohan dengan sangat baik.

Sumber https://pancaronafilm.blogspot.com/