Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review: Preman Pensiun (2019)


Info Film

Genre : Drama, Komedi
Durasi : 94 Menit
Sensor Usia : 13 Tahun Ke Atas
Produser : Miftah S Yahya, Reggi Djundjunan
Sutradara : Aris Nugraha
Penulis : Aris Nugraha
Pemeran : Epy Kusnandar, Safira Maharani, Tia Arifin, Soraya Rasyid
Tanggal Edar : Kamis, 17 Januari 2019
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Preman Pensiun" merupakan kelanjutan kisah dari seri televisinya. Dimana, film ini masih menceritakan kisah ihwal seorang preman yang telah usang pensiun, yakni Muslihat (diperankan oleh Epy Kusnandar).

Setelah pensiun, Muslihat lalu menjalankan bisnis kecimpring. Setelah tiga tahun menjalankan bisnis kecimpring ini, Muslihat mengalami sebuah masalah. Dimana, hasil penjualan kecimpringnya mengalami penurunan.

Di tengah menurunnya penjualan kecimpring itu, Muslihat kembali harus menghadapi persoalan baru. Safira (diperankan oleh Safira Maharani), anak wanita satu-satunya ini telah tumbuh menjadi seorang cukup umur dan mulai didatangi banyak lelaki.

Masalah yang dihadapi Muslihat tidak hanya itu, persoalan yang lebih besar lagi pun datang. Saat dimana, mulai adanya permasalahan diantara para mantan anak buahnya dikala menjadi preman dahulu.



Kelebihan

Film "Preman Pensiun" ini bergotong-royong menyajikan kisah lanjutan dari sinetronnya. Bagi anda yang belum menonton sinetronnya,  anda tidak perlu khawatir lantaran seiring berjalannya film anda akan mendapati adegan flash back di dalamnya. Hal ini bisa dilihat pada awal film, dimana penonton disajikan  adegan flash back dikala Kang Bahar (diperankan oleh Didi Petet) menyerahkan posisinya sebagai pimpinan preman kepada Kang Mus.

Walaupun menyajikan kisah lanjutan dari sinetronnya, film ini tetap membawa ciri khas yang ada pada serialnya yakni adanya obrolan berkelanjutan semenjak awal sampai tamat film. Dialog berkelanjutan ini dihadirkan dengan cara yang kocak dan tetap bekerjasama dengan jalan ceritanya, meskipun topik yang dibahas berbeda. Hal ini terbilang unik lantaran belum ada film layar lebar Indonesia yang menerapkan gaya ibarat ini.

Kesuksesan obrolan berkelanjutan itu tidak terlepas dari akting setiap pemain di dalamnya. Dimana, para pemain bisa membawakan penokohan dengan baik. Sehingga setiap kondisi dan emosi dari masing-masing tokoh dalam film ini, bisa anda rasakan.

Sama ibarat sinetronnya, film ini mengambil latar tempat di tempat Bandung. Jadi, nuansa khas Sunda bisa anda rasakan lewat efek musik yang sesuai.

Hal yang unik lainnya ialah pengambilan gambar dalam film ini. Film ini lebih banyak menerapkan angle kamera close up. Pengambilan gambar ibarat ini terbilang cukup cerdas alasannya menawarkan kesan tersendiri yang lebih personal terhadap penonton. Penonton seolah-olah menjadi lawan bicara dikala sang tokoh berbicara dalam film. Sehingga emosi masing-masing tokoh bisa dirasakan dengan lebih baik.

Sebagai sebuah film dengan genre drama komedi, film ini menyajikan candaan khas yang dijamin niscaya mengocok perut. Candaan-candaan yang disajikan dalam film ini, masih dalam batas masuk akal dan tidak vulgar. Sehingga kondusif ditonton oleh semua penonton di atas usia 13 tahun.

Tidak hanya candaannya yang lucu, film ini pun sarat akan nilai sopan santun di dalamnya. Anda bisa mengambil banyak pelajaran dari film ini,  salah satunya ialah bahwa memimpin itu tidak cuma menawarkan perintah, tapi juga menanggung semua persoalan dari setiap orang yang dipimpin.



Kelemahan

Hal yang disayangkan dalam film "Preman Pensiun" ini ialah segi abjad pada tokoh sampingan/pendukungnya. Dimana, akting tokoh pendukung ini masih terkesan kaku.



Rating

Cerita: 8,5 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 8,1/10



Rekomendasi

Film ini layak ditonton sebagai salah satu hiburan di tamat pekan anda. Tidak hanya menyajikan candaan yang mengocok perut saja, film ini pun sarat akan nilai sopan santun di dalamnya.

Kesuksesan itu tidak terlepas dari pengambilan gambar, penataan latar, dan efek musik yang pas. Sehingga setiap adegan dalam film ini, bisa dinikmati dan dipahami oleh para penonton. 

Sumber https://pancaronafilm.blogspot.com/