Bta Kelas 6 Semester 1 Mi Al Falahiyah Plompong
DIKTAT
MATA PELAJARAN BACA TULIS HURUF ALQURAN
KELAS 6 SEMESTER GANJIL
Disusun oleh :
Abdul Hamid, S.Pd.I
Nip : 197003152005011003
Guru MI Al Falahiyah Plompong
MADRASAH IBTIDAIYAH AL FALAHIYAH PLOMPONG
Tahun Pelajaran 2018/2019
BAB I
FADILAH (KEUTAMAAN) MEMBACA AL QUR’AN
Al Qur’an yakni kalam suci Ilahi. Barang siapa yang membacanya akan menerima keutaman dan pahala dari Allah SWT. Adapun keutamaan membaca Al Qur’an yakni :
1. Al Qur’an akan datang sebagai pembela (penolong) pada hari kiamat.
2. Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang suka membaca Al Qur’an.
3. Allah akan memberi pahala kebaikan pada orang yang suka membaca Al Qur’an
FADILAH MEMBACA SURAT DAN AYAT-AYAT KHUSUS
1. Fadilah Surat Al Fatihah
Surat Al Fatihah yakni surat yang paling besar dan tinggi nilainya sehingga oleh Rasulullah saw dijuluki sebagai surat Sab’ul Matsani (tujuh ayat kebanggaan yang berulang) dan Al Qur’anul ‘Azim (Al Qur’an yang agung).
2. Fadilah Surat Al Ikhlas
Nilai keutamaan dan pahala membaca surat Al Ikhlas menyamai sepertiga dari Al Qur’an. Karena intinya Al Qur’an terdiri atas tiga potongan yaitu perihal aqidah (keimanan), aturan syari’at, dan kisah-kisah (sejarah). Dan pada surat Al Ikhlas termasuk dalam ketiga potongan terpenting tersebut yaitu perihal aqidah (keimanan).
3. Fadilah Surat Al Falaq dan surat An Nas
Surat Al Falaq dan surat An Nas disebut juga surat Al-Mu’awwizataini artinya dua surat untuk mohon santunan kepada Allah. Karena Rasullah saw berdoa mohon santunan dari gangguan jin dan insan dengan membaca kedua ayat tersebut.
4. Fadilah membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah
Fadilah dua ayat terakhir surat Al Baqarah yakni bahwa barang siapa dibaca di waktu malam hari, maka Allah akan mencukupinya.
Sebagaian ulama mengatakan, bahwa yang dimaksud mencukupi yaitu orang yang membaca dua ayat tersebut akan dijaminm oleh Allah atas keselamatannya dari gangguan syaitan pada malam itu atau terjamin dari rasa malas berdiri malam untuk melaksanakan ibadah (shalat malam).
5. Fadilah Ayat Kursi
Ayat dingklik yakni ayat yang memiliki nilai (fadilah) sangat besar (terbesar) dalam Al-Qur’an. Ayat ini terdapat pada surat Al Baqarah ayat 255.
BAB II
MENGENAL WAQAF DAN WASHAL,
MACAM-MACAM BENTUK WAQAF DAN HUKUM WAQAF
1. PENGERTIAN WAQAF (WAQOF)
Waqaf berdasarkan bahasa artinya berhenti. Menurut istilah waqaf yakni menghentikan bacaan sejenak pada tamat ataupun pertengahan ayat.
Penerapan waqaf diadaptasi dengan tanda tertentu. Tanda waqaf ada yang terdapat di tamat atau tengah tengah ayat.
2. PENGERTIAN WASHAL (WASOL)
Washal berdasarkan bahasa artinya terus atau menyambung bacaan. Menurut istilah washal yakni meneruskan bacaan Al-Qur'an hingga ada tanda waqaf. Tidak boleh diputus-putus membacanya. Jika tidak berpengaruh napasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya diulang kembali.
3. JENIS JENIS WAQAF :
1. Waqaf Taam (Sempurna), yaitu waqaf pada suatu kalimat yang dibaca secara tepat tanpa melaksanakan pemotongan di tengah - tengah bacaan, serta tidak mempengaruhi arti lantaran tidak berafiliasi dengan bacaan sebelumnya ataupun selanjutnya .
Misal : عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِهِمْ وَاُولَئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ :اُولَئِكَ
2. Waqaf Kaafi (Cukup/Memadai), yaitu waqaf pada suatu kalimat yang di baca secara tepat tanpa melaksanakan suatu pemotongan kalimat di tengah – tengah, namun masih berafiliasi arti dengan kalimat sebelum ataupun sesudahnya.
Misal : اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَايُؤْمِنُوْنَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ
Karena lafadz ini masih berafiliasi arti dengan lafad berikutnya yakni :
خَتَمَ اللهُ عَلَى قُلُوْبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ
Yaitu masih sama sama berafiliasi dalam membicarakan orang orang kafir
3. Waqaf Hasan (Baik), yaitu mewaqafkan suatu kalimat yang tidak mempengaruhi arti namun kalimat tersebut masih berafiliasi dengan kalimat sesudahnya .
Misal lafad الحَمْدُلِلهِ pada permulaan surat Alfatihah.
Karena lafad sesudahnya yaitu رَبِّ اْلعَالَمِيْنَmasih ada kekerabatan dengan lafad لِلهِ lantaran menjadi predikat.
4. Waqaf Qabiih (Buruk), yaitu mewaqafkan ditengah kalimat dengan membaca tidak tepat sehingga mempengaruhi makna yang berkaitan dengan kalimat yang lainnya. Waqaf ini harus dihindari .
Seperti: يَااَيُّهَا اَّلذِيْنَ اَمَنُوْا لاَتَقْرَبُوْا الصَّلَوةَ وَاَنْتُمْ سُكَارَى
Pada lafad ini kita tidak boleh berhenti hanya pada lafad يَااَيُّهَا اَّلذِيْنَ اَمَنُوْا لاَتَقْرَبُوْا الصَّلَوةَ
Karena hal tersebut akan menimbulkan ma’na yang bertentangan.
Maka harus dibaca secara tepat tanpa waqaf. Kecuali bila dalam keadaan dharurat, ibarat kehabisan nafas, lupa, batuk dan sebagainya. Maka hal tersebut dimaafkan dengan catatan siqoori’ harus mengulanginya dari lafadz sebelumnya, yaknilafad لاَتَقْرَبُوْا الصَّلَوةَ .
Waqaf ibarat ini disebut waqof idhthirari (waqof terpaksa)
4. MACAM MACAM TANDA WAQAF DALAM AL QUR'AN
Macam macam tanda waqaf dalam Al Qur'an yakni sebagai berikut:
1. Waqaf Mutlaq (ط)
Waqaf Mutlaq tandanya ط. Apabila kita membaca Al Qur'an menemui tanda waqaf tersebut, maka lebih utama diwaqafkan atau berhenti pada tanda waqaf tersebut.
2. Waqaf Lazim (م)
Waqaf Lazim tandanya م. Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf lazim, maka cara membacanya yakni harus berhenti.
3. Waqaf Jaiz (ج)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf jaiz, maka cara membacanya boleh berhenti dan boleh dilanjutkan dengan kata berikutnya.
4. Waqaf Waslu Ula (صلى)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, cara membacanya yakni lebih utama dilanjutkan dengan kata berikutnya.
5. Waqaf Mustahab (قيف)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
6. Waqaf Waqfu Ula (قال)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
7. Waqaf Mujawwaz (ز)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda tersebut, tetapi boleh juga waqof.
8. Waqaf Murakhas (ص)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut lantaran darurat yang disebabkan oleh panjangnya ayat atau kehabisan nafas, tetapi diutamakan waslah/terus.
9. Waqaf Qobih (ق)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda tersebut.
10. Muthobiqun ‘ala maa qoblahu ( ك )
Sama ibarat waqaf sebelumnya (misal bila sebelumnya terdapat waqaf jaiz, maka pada tanda ini boleh berhenti atau tidak)
11. Waqaf Laa Waqfu (لا)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, jangan waqof kecuali bila di bawahnya terdapat tanda awal ayat yang membolehkan waqof secara mutlaq, maka boleh berhenti tanpa di ulang lagi.
12. Waqaf Mu'anaqah (.’. .’.)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, harus berhenti di salah satu dari kedua kelompok titik tiga tersebut, boleh pada yang pertama atau yang kedua.
13. Waqaf Saktah (سكته)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, harus berhenti dan membisu sejenak tanpa mengambil nafas gres pada kata yang terdapat tanda tersebut. Saktah Sakat yakni membisu sejenak semoga putus & pisah suaranya dengan tanpa berganti nafas.
Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:
Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.
Di dalam surah Al-Qiyamah, ayat 27.
Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.
Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.
D. Cara Mewaqafkan Bacaan Dalam Al-Qur’an
1. Jika karakter terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tida ada perubahan sama sekali. Contohnya:
فَارْغَبْ — فَحَدِّ ثْ — اَعْمَالَهُمْ (tetap dibaca a’maalahum, fahaddits – dan farghab )
2. Jika karakter terakhir berharakat fathah, kasrah,dhammah, atau tanwin,maka karakter terakhir tersebut dibaca sukun (mati). Contohnya:
Lafadz اْلبَلَدِ (al-baladi) dibaca menjadi الْبَلَدْ (al-balad), lafadz خَلَقَ (Khalaqa) dibaca menjadi خَلَقْ (khalaq).
3. Jika karakter terakhir ta’ marbuthah (ة ), baik letaknya di tengah ataupun di tamat kalimat. Maka, membacanya yakni dengan mengganti karakter ta’ marbuthah (ة ) tersebut dengan karakter ha’ (هْ) yang dibaca sukun (mati). Contohnya:
Kata أخِرَةٌ – القَارِعَةُ — جنّةٌ dibaca menjadi أخِرَهْ — القَارِعَه — جَنَّهْ
4. Jika karakter terakhir berharakat (hidup), tetapi sebelumnya didahului karakter mati (sukun), maka dua karakter tersebut dibaca sukun semuanya, tapi karakter yang terakhir dibaca bunyi yang pelan. Contohnya:
Lafadz بِالْهَزْلِ (bil hazli) dibaca menjadi باِلْهَزْلْ (bil hazl)
5. Jika di tamat kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad yang karakter sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membacanya dengan mematikan karakter yang terletak di tamat kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara dua hingga empat harakat.
Contohnya: مِنْ خَوْفٍ — وَٱلصَّيۡفِ — الحَكِيْمُ — يَشْعُرُوْنَ
6. Ketika berhenti di tamat kalimat, tetapi karakter hasilnya berharakat fathah tanwin ( ً ), maka cara mewaqafkan bacaan tersebut dengan membaca harakat fathahnya saja sebanyak dua harakat. Sehingga saat berhenti bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh.
Contohnya: Lafadz اَفْوَاجًا dibaca menjadi افْوَاجَا , lalu lafadz سَلاَ مًا dibaca menjadi سَلَا مَا
7. Jika karakter terakhir bertasydid, maka dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya, ibarat : مِنْـهُنَّ dibaca مِنْـهُنّْ, خلَقَهُنَّ dibaca خَلَقَهُنّْ
8. Hamzah di tamat kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] dimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek bila washal, ibarat : يَـتَـفَـيَّـؤُا dibaca يَـتَـفَـيَّـأْ
BAB III
MENGENAI BACAAN KALLA, BALAA, DAN NA’AM
1. HUKUM MEMBACA KALLA ( كَلَّا )
Jumlah lafadz " Kallaa " didalam Al-Qur'an itu ada 33 daerah yang jatuh berada pada separuh Al-Qur'an yang tamat dari 15 Surah Makkiyyah.
Adapun lafadz كَلَّا itu dibagi menjadi 4 potongan :
I. Lafadz كَلَّا yang baik / sebaiknya diwaqofkan بمعنى الردع ( yang memiliki arti mencegah ). Tetapi juga boleh dijadikan sebagai permulaan, بمعنى حقا ( yang berarti benar apabila dijadikan permulaan baca ), dimana pada Al-Qur'an ada 11 daerah :
1. عَهدًا. كَلَّا Surah Maryam, Juz 16, ayat 78.
2. عَزًّا. كَلَّا Surah Maryam, Juz 16, ayat 81.
3. فِيمَا تَرَكـتُ كَلَّا Surah Al-Mu'minun, Juz 18, ayat 100.
4. شُرَكَاء كَلّا Surah As-Saba', Juz 22, ayat 27.
5. ثُمَّ يُنجِيه . كَلّا Surah Al-Ma'aarij, Juz 29, ayat 14.
6. جَنَّةَ نَعِيمٍ . كَلّا Surah Al-Ma'aarij, Juz 29, ayat 38.
7. اَن اَزِيدَ . كَلّا Surah Al - Muddatsir, Juz 29, ayat 15.
8. مُنَشَّرَةً . كَلّا Surah Al-Muddatsir, Juz 29, ayat 52.
9. اَسَاطِيرُ الاَوَّلِينَ . كَلّا Surah Al-Muthoffifin, Juz 30, ayat 13.
10. اَهَانَن . كَلّا Surah Al-Fajr, Juz 30, ayat 16.
11. اَخلَدَهُ . كَلّا Surah Al-Humazah, Juz 30, ayat 3.
II. Lafadz كَلَّا yang tidak baik diwaqofkan dan tidak baik dijadikan permulaan baca, melainkan diwasholkan dengan ayat yang sebelumnya dan sesudahnya, yang didalam Al-Qur'an hanya ada 2 tempat, yaitu :
1. ثُمَّ كَلَّا سَيَعلَمُونَ Surah An-Naba', Juz 30, ayat 5.
2. ثُمَّ كَلَّا سَوفَ تَعلَمُونَ Surah Al-Kautsar, Juz 30, ayat 4.
III. Lafadz كَلَّا baik untuk diwaqofkan dan tidak baik untuk dijadikan permulaan baca. Tetapi baik juga untuk diwasholkan dengan ayat sebelumnya. Didalam Al-Qur'an hanya ada 2 tempat, yaitu :
1. قَالَ كَلَّا Surah Asy-Syu'aroo', Juz 19, ayat 15.
2. قَالَ كَلَّا Surah Asy-Syu'aroo', Juz 19, ayat 62.
IV. Lafadz كَلَّا yang baik dijadikan permulaan baca, tapi tidak baik apabila diwaqofkan. Dan didalam Al-Qur'an ada 18 tempat, yaitu :
1. كَلّا وَالقَمَر Surah Al-Muddatsir, Juz 29, ayat 32.
2. كَلّا اِنَّهُ تَذكِرَة Surah Al-Muddatsir, Juz 29, ayat 53.
3. كَلّا لَا وَزَرَ Surah Al-Qiyamah, Juz 29, ayat 11.
4. كَلّا بَل تُحِبُّونَ Surah Al-Qiyamah, Juz 29, ayat 22.
5. كَلّا اِذَا بَلَغَتِ التّرَاقِيَ Surah Al-Qiyamah, Juz 29, ayat 26.
6. كَلّا سَيَعلَمُونَ Surah An-Naba', Juz 30, ayat 4.
7. كَلّا اِنَّهَا تَذكِرَة Surah 'Abasa, Juz 30, ayat 19.
8. كَلّا لَمَّا يَقضِ مَا اَمَرَة Surah Abasa, Juz 30, ayat 23.
9. كَلّا بَل تُكَذِّبُونَ Surah Al-Infithor, Juz 30, ayat 9.
10. كَلّا اِنَّ كِتَابَ الفُجَّارِ Surah Al-Muthoffifin, Juz 30, ayat 7.
11. كَلّا اِنَّهُم عَن رَبِّهِم Surah Al-Muthoffifin, Juz 30, ayat 15.
12. كَلّا اِنَّ كِتَابَ الاَبرَارِ Surah Al-Muthoffifin, Juz 30, ayat 18.
13. كَلّا اِذَا دُكَّتِ الاَرضُ Surah Al-Fajr, Juz 30, ayat 21.
14. كَلّا اِنَّ الاِنسَانَ Surah Al- 'Alaq, Juz 30, ayat 6.
15. كَلّا لَئِن لَم يَنتَهِ Surah Al-'Alaq, Juz 30, ayat 15.
16. كَلّا لَا تُطِعهُ Surah Al-'Alaq, Juz 30, ayat 19.
17. كَلّا سَوفَ تَعلَمُونَ Surah At-Takatsur, Juz 30, ayat 3.
18. كَلّا لَو تَعلَمُونَ Surah At-Takatsur, Juz 30, ayat 5.
2. HUKUM MEMBACA BALA ( بلا)
Di dalam Al-Qur’an lafaz Bala terdapat pada 22 daerah (ayat). Hukum Membaca Bala tersebut terbagi atas 3 macam Yaitu :
I. Boleh dan lebih baik berhenti (waqaf)
Di Al-Qur’an ada 10 yaitu surat :
1. Al-Baqarah ayat 81 ( بلى من كسب )
2. Al-Baqarah ayat 112 ( بَلَى مَنْ أَسْلَمَ )
3. Al-Baqarah ayat 260 (قَالَ بَلَى وَلَكِنْ )
4. Ali Imran ayat 76 ( بَلَى مَنْ أَوْفَى )
5. Al-A’raf ayat 172 ( قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا )
6. An Nahl ayat 28 ( مِنْ سُوءٍ بَلَى إِنَّ اللَّهَ )
7. Yasin ayat 81 ( مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ )
8. Ghafir/Al Mu’min 50 ( قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا )
9. Al Ahqof ayat 33 ( الْمَوْتَى بَلَى إِنَّهُ )
10. Al Insyiqaq ayat 15 ( بَلَى إِنَّ رَبَّهُ )
Cara membacanya hendaknya lafaz diwashalkan, dan berhenti pada lafaz Bala lalu ibtida’ dari lafaz yang terdapat pada setelah lafaz Bala.
II. Tidak boleh (dilarang) waqaf.
Di Al-Qur’an ada 7 yaitu surat :
1. Al An’am ayat 30 ( قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا )
2. An Nahl ayat 38 ( مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا )
3. Saba’ ayat 3 ( السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي )
4. Az Zumar ayat 59 ( بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ )
5. Al Ahqaf ayat 34 ( قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا )
6. At Taghabun ayat 7 ( يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي )
7. Al Qiyamah ayat 4 ( بَلَى قَادِرِينَ )
III. Boleh berhenti (waqaf ) dan boleh juga washal
Di Al-Qur’an ada 5 yaitu surat :
1. Ali Imran ayat 125 ( بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا )
2. Az Zumar ayat 71 ( هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ )
3. Az Zukhruf ayat 80 ( وَنَجْوَاهُمْ بَلَى وَرُسُلُنَا )
4. Al Hadid ayat 14 ( قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ )
5. Al Mulk ayat 9 ( قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا )
3. HUKUM MEMBACA NA’AM (نعم)
Di dalam Al Qur’an bacaan Na’am terdapat di banyak tempat. Adapun cara membaca lafaz Na’am terbagi atas 2 macam yaitu :
I. Boleh dan baik waqaf, Di Al-Qur’an ada 1 yaitu surat :
1. Al A’raf ayat 44 ( قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ )
II. Tidak boleh (tidak baik) waqaf, tetapi harus diwashalkan dengan lafaz sebelumnya dan sesudahnya. Didalam Al-Qur’an ada 3 yaitu surat :
1. Al A’raf ayat 114 ( قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ )
2. As Syu’ara’ ayat 42 ( قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا )
3. As Saffat ayat 18 ( قُلْ نَعَمْ وَأَنْتُمْ دَاخِرُونَ )