Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Short Story: Saat Essai Liburan Animo Panas Yang Ditulis Anak Kecil Terlalu Fantasi

That One Time the Essay a Child Wrote over Summer Break was Way too Fantasy (Bahasa Indonesia)
By Aska
Diterjemahkan oleh , -MrStar-

“Sampai jumpa lagi, Sensei’.”
“Ya, hingga jumpa lagi. Hati-hati di jalan.”


Aku membalas salam dari murid-muridku yang ceria, dan melihat mereka pergi sambil melambaikan tangan. Sekarang tanggal 1 September. Tapi berbeda dengan yang lain, sekolah dasar tempatku mengajar sudah melaksanakan upacara pembukaan. Liburan demam isu panas yang panjang telah berakhir, dan semester gres telah dimulai. Kutaruh semua laporan dan PR demam isu panas murid-muridku di atas meja kerja, sebelum sedikit membereskan ruangan kelas.
Sudah beberapa tahun sejak saya menjadi guru sekolah dasar. Dan kelas 3 yang kupegang tahun ini lebih pembangkang dari biasanya. Aku sangat terkejut melihat semangat mereka pada awalnya, tapi masih ada beberapa murid yang masih nurut denganku. Pada akhirnya, mereka terlihat menyerupai bawah umur yang polos dan menarik. Untung saja saya bisa masih berpengaruh bersabar.

“Meski begitu, mereka masih bersemangat menyerupai biasa. Dan tidak ada yang absen, terlebih lagi, mereka semua mengerjakan PR demam isu panas mereka. Aku sudah memuji mereka tadi, tapi saya harus memuji mereka lagi besok.”

Mengangguk melihat ruangan kelas yang kosong, saya menatap jam dinding. Kelas hari ini berakhir sebelum tengah hari. Sore nanti bakal sibuk dengan rapat guru dan banyak sekali persiapan, tapi masih ada waktu. Kukeluarkan Onigiri yang kubeli tadi pagi dan kantong plastic, dan sesudah memakannya, saya duduk di bangkuku dan menarik tumpukan PR demam isu panas mendekat ke arahku.
Tugasku hanya menawarkan nilai, tapi alasannya yaitu hanya ada essai, jadi saya harus meluangkan waktuku untuk membaca satu per satu. Dan saya sedikit ingin tau ingin tahu menyerupai apa liburan demam isu panas murid-murid di kelasku. Karena rasa ingin tau itulah, saya membaca ‘Essai Liburan Musim Panas’ di tanganku.
Oke, oke… Oh, yang ini tidak mengecewakan tebal. Apa yang ia tulis? Ah, ini punya Hiroshi-kun. Anak itu anak yang santai, tapi ia anak yang polos dan baik. Aku ingin tau apa ia gres saja jalan-jalan ke suatu tempat.
21 Juli, libur demam isu panas dimulai, dan keluargaku tetapkan untuk pergi jalan-jalan.

“Hmm, kemana mereka pergi.”

Awalnya kukira begitu, tapi cahaya keemasan tiba-tiba muncul di bawah kakiku, dan begitu saya sadar, saya sudah berada di dunia lain.

“FWAH!?” terdengar bunyi aneh.

Di sekitarku ada banyak ksatria yang menyerupai mirip di anime. Dan ada seorang putri kerajaan juga. “Selamat datang, Pahlawan pemberani” katanya. Aku terkejut.

“Tentu saja semua juga niscaya akan terkejut.”

Dikelilingi oleh banyak orang membuatku ketakutan, tapi saya berusaha tetap berdiri. “Di mana ini?” tanya papaku.

“Keluarganya juga ikut!?”

Tidak, saya seharusnya lega alasannya yaitu anak kelas 3 SD tidak pergi ke dunia lain sendirian. Tunggu, yang terpenting, apa-apaan dunia lain? Hiroshi-kun yang polos menulis essai menyerupai ini, apa yang terjadi dengannya selama libur demam isu panas? Dia tadi menyapaku dengan ceria beberapa jam yang lalu. Terlebih lagi, keluarganya (terlebih lagi, orang dewasa) juga ikut masuk.
Sang Tuan Putri menjelaskan. Raja Iblis sedang mengamuk, jadi ia ingin kami menyelamatkan dunia. Kemudian ia mengantar kami ke ruangan penyimpanan senjata legendaris. Tapi sebelum pergi, mama bicara dengan Tuan Putri dengan wajah serius. Mama menyampaikan sesuatu menyerupai ganti rugi atau penculikan atau jaminan hidup. Mama membuat Tuan Putri menangis.

“Mamamu sangat kuat.”

Setelah bicara dengan Tuan Putri, dan menyampaikan ke mama kalau semuanya akan baik-baik saja, mama dan Tuan Putri berjabat tangan dan berbaikan. Setelah hingga di ruangan harta, kami menemukan sebilah pedang dan tombak. “Ini yaitu pedang legendaris,” kata Tuan Putri yang sudah berhenti menangis, dan ia menyerahkannya ke arah kami. Ketika mama menyentuhnya, tiba-tiba pedang itu bersinar. Mama yang terpilih.
“Mamamu luar biasa!”

Besok saya akan bicara panjang lebar dengan Hiroshi-kun, jadi kini saya akan baca laporannya hingga selesai. Aku Cuma ingin tau dengan kelanjutan ceritanya.
Papa mendapatkan tombak, dan Akihiko mendapatkan sepasang sarung tangan bercakar. Tapi alasannya yaitu pisau berbahaya, saya mengambil tongkat sihir di pojokan. “Ini sangat berdebu, apa kau yakin?” saya ditanya, tapi saya menyukainya, jadi saya ambil saja. Setelah itu, Tuan Putri mengambil semuah permen dari lengan bajunya, dan memberikannya padaku. Kemudian saya mengatakan, “Aku dihentikan mendapatkan permen dari orang asing,” dan mengembalikannya, kemudian Tuan Putri terlihat sedih.

“Bagus, Hiroshi-kun. Tapi Tuan Putri yang membawa permen ke mana-mana…”
Kami juga bertemu dengan raja. Mama dan papa berbicara dengannya. “Ketika kalian sudah selesai dengan kiprah kalian, kalian bisa kembali ke dunia kalian,” ketika raja menyampaikan itu, “Aku cuma izin 1 minggu, jadi tolong dipertimbangkan.” Kata papa. Waktu saya bilang, “Aku sudah kesepakatan main dengan Kengo-kun ahad depan, jadi saya juga ingin pulang,” Tuan Putri mencoba membujuk raja. Setelah seminggu, kami bisa kembali, sepertinya.

“G apa-apa tuh?!”

Yang Mulia, Anda sangat lemah dengan puterimu! Dan juga, Tuan Putri lemah dengan Hiroshi-kun!
Setelah membaca sedikit lagi, tampaknya mereka diperbolehkan pindah antar dunia. Mereka menghabiskan ahad pertma mereka di dunia itu, dan sesudah itu, alasannya yaitu mamanya yaitu ibu rumah tangga, ia hanya berperan sebagai jagoan dikala siang. Papanya akan membantu di sore hari dan hari libur. Hiroshi-kun ketika ia punya waktu. Anak yang berjulukan Akihiko-kun bilang kalau ia ingin tinggal di dunia lain hingga Raja Iblis dikalahkan. Eh? Akihiko, apa itu g masalah?
Kalau cuma hingga Raja Iblis dikalahkan, itu artinya tidak ada problem kalau ia tidak kembali ke bumi, jadi ia bukan pelajar atau pekerja. Tapi alasannya yaitu ia tidak problem membawa senjata tanjam, setidaknya ia lebih renta dari Hiroshi-kun… huh? Tapi Hiroshi-kun tidak menyebutnya dengan nama penghormatan, yak an? Kalau ia memanggil orang yang lebih renta yang bukan pelajar atau pekerja tanpa penghormatan, jadi ia yaitu NE… oke, sebaiknya saya tidak menyebutnya. Membayangkannya membuatku sedikit sedih. Aku akan mengabaikannya.
Selama seminggu, kami berlatih di Kastil. Karena kami yang terpanggil, kami sangat kuat, kata mereka. Aku diajari oleh penyihir tua. Setelah seminggu, saya hanya bisa mengeluarkan air dari tongkatku. Airnya sangat enak dan segar. Tapi saya tidak bisa membuat yang lain. Ketika mama dan yang lain kelelahan sesudah latihan, saya menawarkan mereka air, kemudian mereka terlihat sangat senang, tampaknya tidak masalah.

“Oh, itu sangat menyentuh.”

Mama menembakkan petir dari pedangnya, dan sedikit menghancurkan kasil. Papa dan Akihiko mengalahkan begitu banyak prajurit kerajaan. Setelah melihat itu, saya menawarkan air ke Tuan Putri yang sedang menangis di pojokan, dan ia memelukku dengna erat sambil berkata, “Jadi ini yang namanya pelipur lara…” ketika saya menawarkan air ke para Ksatria, mereka terlihat lebih bersemangat. Padahal saya tidak bisa memakai sihir penyembuh, ajaib sekali.

“Itu sudah niscaya alasannya yaitu kau sendiri penyembuh mereka.”

Setelah itu, ia menawarkan air ke Raja yang sedang sakit perut akhir problem yang diakibatkan oleh keluarganya, dank e semua para petinggi di kastil. Karena itu mereka memanjakannya menyerupai seorang cucu. Orang-orang dari dunia lain itu niscaya sangat kerepotan. Walaupun itu akhir tindakan mereka sendiri.
Setelah itu, kami melaksanakan perjalanan. Dengan keluargaku, Tuan Putri, penyihir tua, dan 30 Ksatria.

“Banyak sekali!?... Tidak, mungkin itu normal!? Karena keluarga jagoan sedang berpergian, jadi mereka ingin melindungi mereka.”

Kakek yaitu orang yang memanggil kami ke dunia ini, dan ia yang akan memanggil kami setiap hari selama di perjalanan, dan mengirim kami kembali dan lain-lain.

“Dia g bakal mati alasannya yaitu kelelahan, kan?”

Tuan Putri juga ingin ikut. “Aku niscaya akan melindungi pelipur lara dunia ini!” katanya, mendengar itu raja dan semua orang menganggat jempol mereka dan mengantarnya pergi. Walaupun ia Putri Kerajaan, tapi ia bertarung memakai gada. Katanya itu sangat cocok dengan perempuan terhormat. Juga, Tuan Putri bilang kalau ia bukan lagi orang asing, jadi Tuan Putri memberikanku begitu banyak permen. Rasanya sangat enak.

“Apa-apaan orang-orang ini?”

Perjalanan dari awal belangsung menyerupai yang dikatakan. Mungkin alasannya yaitu sudah 1 minggu, Hiroshi-kun kembali ke bumi. Orang tuanya dan hampir semua orang sepakat kalau menawarkan Hiroshi-kun masakan mentah dan memaksanya berkemah yaitu ilham yang bodoh, jadi ia kembali ke bumi setiap jam 8 setiap malam. Makan malam dengan salah satu orang tuanya dan tidur dengan nyenyak di kamarnya… Penyihir renta itu bakalan pingsan sebentar lagi.
Setelah itu, papanya membantai sekelompok bandit, mamanya mengalahkan pasukan monster, Akihiko-kun mengalahkan 3 dari 4 jendral raja iblis, dan tentu saja para Ksatria juga terluka alasannya yaitu berusaha menolong mereka. Tuan Putri berusaha menghentikan mereka bila mereka terlalu berlebihan, dan si penyihir tua, tentu saja, pingsan berkali-kali. Hiroshi-kun juga berusaha semampunya, mengobati musuh dan para Ksatria dengan air ciptaannya, dan menawarkan sedikit proteksi pertama.
Karena tidak ingin memperlihatkan darah ke Hiroshi-kun, mereka selalu memakai punggung pedang mereka, sepertinya, tapi mereka tetap bertarung dengan serius. Tapi kenapa monster-monster yang babak belur dan ketakutan itu memperlihatkan jalan menuju kastil Raja Iblis sesudah diobati oleh Hiroshi-kun? Pada awalnya, Tuan Putri dan Kesatria merasa curiga, tapi sesudah 5 hari, mereka hanya komentar, ‘Hah, lagi?’ dan berhenti mempertanyakannya. Kamu luar biasa, Hiroshi-kun. Kamu tidak pernah berubah.
Karena ini ditulis dari sudut pandang Hiroshi-kun, ceritanya terasa sangat menyentuh, tapi perjalanan itu sudah niscaya sangat kacau. Dan sesudah berkali-kali ditolong oleh monster, bahkan terkadang mengendarai punggung mereka, Hiroshi-kun dan kawan-kawan berhasil hingga di kastil Raja Iblis sebelum liburan berakhir. Sebenarnya mustahil mereka bisa hingga di boss terakhir kurang dari 40 hari, tapi mau bagaimana lagi kalau yang dibahas yaitu keluarga ini, jadi kupasakan diriku untuk mengakuinya dan lanjut membaca. Mungkin saya menghadapi pertemuan orang renta dan guru dengan sedikit rendah diri.
Y-yah… Ini benar-benar essai yang bagus, tapi saya ragu kalau ini beneran. Jangan dipikirkan, jangan dipikirkan.
Kami jadinya hingga di kastil Raja Iblis. Aku foto selfie dengan naga hitam yang mengantar kami hingga ke sini, dan mengucapkan selamat tinggal. Dia sangat keren. Seperti monster yang tidak bisa berbicara, tapi semua monster yang mengantar kami hingga ke sini semuanya baik-baik.

“Huh Aneh sekali . Di sini ada foto Hiroshi-kun dan naga hitam. Bagaimana caranya saya bertemu dengan keluarganya mulai sekarang? Kami akan gotong royong selama 7 bulan kedepan, tahu?”

Ada banyak monster di kastil Raja Iblis. Tapi semuanya tetap melangkah maju. Tuan Putri mengalahkan semua monster yang mencoba mendekatiku, jadi saya baik-baik saja. “Para Ksatria, lakukan kiprah kalian dengan benar! Kalau Hiroshi-kun tergores sedikit saja, kalian harus berhadapan dengan keluarganya yang mengerikan itu!” katanya sedang nada keras. Semua orang sangat luar biasa.

“Kenapa kau tulis ini di essai-mu!? Kamu sengaja menunjukkannya ke wali kelasmu (aku)!? Apa-apaan tekanan tanggung jawab mengerikan ini! Aku tidak memintanya!”

Nyawa seorang guru… lebih dari itu, essai anak sekolah dasar ini sudah mendorong nyawaku ke ujung tombak. Sebagai seorang guru, saya tahu tidak baik bagi seorang guru untuk mengistimewakan salah satu muridnya. Tapi, tapi, kalau sesuatu terjadi pada Hiroshi-kun, bukannya sudah niscaya saya bakal mati? Aku menjadi tegang, tapi untuk sekarang, ayo baca kelanjutannya. Mungkin di final laporannya akan ada tulisan, ‘dan kemudian saya berdiri dari mimpi panjangku’. Semoga saja.
Ketika kami hingga di ruangan besar di dalam kastil Raja Iblis, ada seorang insan iblis besar berdiri di sana. “Pahlawan Akihiko yang telah mengalahkan ketiga Jendral Iblis yang lain. Aku menantangnya, untuk bertarung satu lawan satu.” Katanya. Ketika kami semua melihat ke arah Akihiko, ia melangkah ke depan kami. Sepertinya ia mendapatkan tantangannya.

“Kamu sangat keren, Akihiko-kun!”

Ketika Akihiko maju ke depan, Tuan Jendral Iblis ternganga alasannya yaitu terkejut dan menjadi lengah, jadi kami mempercayakan semuanya kepada Akihiko dan melanjutkan perjalanan. Dari belakang terdengar lolongan Akihiko, “Woof, Woof, Awooooooooooooh!!” menunjukan pertarungan dimulai. Hati-hatilah, Akihiko.

“Akihiko yaitu anjing!?”

Di awal, saya kira ia yaitu penjaga rumah (NEET), tapi kini semuanya masuk akal! Kalau ia anjing, Hiroshi-kun tidak akan pakai sebutan penghormatan, dan senjatanya cocok dengan dirinya!
…Tunggu dulu. Makara semuanya yang kukira dilakukan oleh insan ternyata dilakukan oleh anjing? Tiga Jendral Iblis dikalahkan oleh seekor anjing! Tentu saja jendral malang yang terakhir ternganga melihat Akihiko!
“Akihiko akan baik-baik saja, kan?” Ketika saya menanyai itu, “Akihiko-san yaitu anjing terhebat yang sudah berhasil mengalahkan banyak monster, dan selalu yakin kalau dialah yang terkuat. Dan sama menyerupai Jendral Iblis lainnya, lawannya niscaya sedang ketakutan, dan melarikan diri.” Kata Tuan Putri sambil tersenyum unuk menghiburku.

“Ke mana perginya Tuan Putri yang naïf itu?”

Akhirnya kami tiba di depan ruangan Raja Iblis. Semua Ksatria menarik pedang mereka. Mama dengan pedangnya, papa dengan tombaknya dan Tuan Putri dengan palu gadanya. Kugenggam erat-erat tongkat sihirku dan foto penyihir renta yang pingsan di tengah jalan (belum mati) dan membuka pintu lebar ruangan Raja Iblis.

“Pak tua….!”

Raja Iblis sedang duduk di singgasananya. DIa bertanya, “Kenapa insan dari dunia lain berusaha keras menyelamatkan dunia ini.” Mama menjawab, “Memang di awal saya merasa kesal. Tapi saya tidak begitu benci dengan orang dari dunia ini. Aku hanya tidak ingin melihat mereka menderita.” Sambil tersenyum. Papa menjawab, “Karena takdir,” dengan singkat. Tuan Putri dan para Ksatria meneteskan air mata alasannya yaitu kata-kata mama, dan menyampaikan “Terima kasih.” Mama bilang kalau mengalahkan monster itu bagus untuk berolahraga dan cara menghilangkan stress, dan sesuatu menyerupai bayarannya cukup untuk membayar cicilan rumah dan kendaraan beroda empat dan yang lain-lain, hooooray! Apa mama berubah?

“Itu dunia orang dewasa. Dan apa kau harus menulisnya di sini? Aku masih ingin merasa terharu dengan perasaan senang Tuan Putri dan yang lain.”

Dan menyerupai tebakan, pertarungan itu berakhir dengan kemenangan di pihak Hiroshi-kun. Raja Iblis sudah niscaya sangat kuat, tapi saya tidak bisa membayangkan keluarganya atau Tuan Putri dikalahkan. Itu saja.
Hiroshi-kun berusaha keras menggambarkan jalan pertarungan, tapi, ‘pedang mama terayun kemudian swoosh dan membelah kastil! Atau, ‘palu Tuan Putri menghantam dinding kastil dan kapooow Raja Iblis!’ ini bukan lagi manusia, cuma itu yang muncul dikepalaku. Raja Iblis, kau sudah berjuang dengan keras.
Raja Iblis terjatuh berlutut. Lalu dari pintu di belakangnya, seorang gadis seumuranku keluar. Dia menangis dan berteriak-teriak di depan Raja Iblis, dan mencoba menghalangi kami. Dari penjelasannya, putri Raja Iblis terserang penyakit yang tidak bisa disembuhkan berjulukan ‘Demam Miasma’. Tidak pedulia seberapa keras mereka mencari di seluruh dunia iblis, mereka tidak bisa menemukan obatnya, dan dari sebuah buku renta diketahui kalau di dunia insan ada yang bisa mengobati Miasma dengan memakai Tongkat Pelipur Lara dari dewa. Mereka sudah berusaha memporak-porandakan dunia insan untuk mendapatkan tongkat itu.

“Jadi si Raja Iblis juga punya alasannya sendiri.”

Di tongkat itu ada satu tuhan yang tinggal, dan hanya yang disukainya saja yang bisa menggunakannya. Katanya, itu bisa membuat air suci, dan membersihkan hati siapa pun yang meminumnya. Legenda mengatakan, air itu bahkan bisa menyucikan hati monster buas. Ketika saya bertanya apa maksudnya itu, katanya ait itu membantumu berteman dengan monster buas. Gadis itu bilang, “Aku tidak punya waktu lagi, dan bila saya mati, papa akan berhenti menyerang dunia manusia!” ke Tuan Putri. Entah kenapa itu membuatku sangat sedih.

“…Tunggu dulu, Air suci? Tongkat Dewa? Minum, dan bisa menyucikan hati insan dan monster?”

Selama di perjalanan, mereka sering kali dihalangi oleh banyak monster. Dan di dikala yang bersamaan juga, mereka ia pandu menuju kastil Raja Iblis. Bahkan mereka diijinkan untuk menaiki punggung monster itu, dan membantu kelompok Hiroshi-kun menuju kastil agar lebih cepat hingga sebelum liburan demam isu panas berakhir. Tapi apa alasan mereka untuk melakukannya? Apa alasan mereka hingga melawan kehendak tuan mereka?
…Benar, mereka punya alasan mereka sendiri. Melawan kehendak tuan mereka dan dianggap menyerupai pengkhianat. Sekali pun mereka tidak bisa berkata-kata, tapi mereka punya impian yang ingin disampaikan. Dan mempercayakannya. Ke seorang jagoan kecil yang baik hati.
Aku ingin gadis yang sedang menangis ini untuk ceria. Makara kuayunkan tongkatku. Karena sudah berhasil membuat mama dan papa dan Akihiko dan Tuan Putri dan penyihir renta dan para Ksatria dan Raja dan semua monster tersenyum. Makara kupikir kalau kulakukan, mungkin saja gadis itu akan tersenyum.

“Hiroshi-kun…”

Ketika saya membuat air, gadis itu terkejut. “Air ini sangat enak, air ajaib yang akan membuatmu tersenyum,” kataku, dan memberikannya segelas air. “Kalau kau takut, mau minumnya bersama-sama?” dan gadis itu minum air bersamaku dengan gugup. Tiba-tiba, badan gadis itu bercahaya, dan benda hitam ajaib keluar dari tubuhnya. Aku terkejut, dan gadis it uterus menangis dan menangis tanpa henti, tapi sesudah itu ia tersenyum. Itu membuatku sangat bahagia.
Itu luar biasa. Dengan semua kekacauan itu, ia berhasil memperbaiki untaian benang yang kusut. Kamu sangat luar biasa, Hiroshi-kun.
Setelah itu Raja Iblis mengucapkan terima kasih padaku, dan membungkuk kea rah Tuan Putri. Dia juga meminta maaf ke mama dan papa. Raja Iblis sudah ababk belur, jadi saya sedikit merasa kasihan padanya.

“Pertahankan rasa simpati tulusmu itu, Hiroshi-kun.”

Ras insan dan iblis duduk bersama dan saling berbincang. Mungkin suatu hari nanti mereka bisa menjadi teman, kata Tuan Putri. Sepertinya semua monster yang memandu kami juga berusaha menahan monster lain, dan menolong manusia. Itu juga salah satu alasannya, kata Tuan Putri. Sepertinya semua akan menjadi sangat sulit, tapi mereka akan berusaha yang terbaik.
Para jagoan yang terlah kembali disambut dengan pesta besar. Tuan Putri yang mencalonkan diri sebagai perwakilan untuk bicara dengan Raja Iblis. Karena ia yang bertanggung jawab untuk semua kekacauan ini, tidak heran kalau ia mendapatkan eksekusi dari kerajaan.
Walaupun essai Hiroshi-kun penuh dengan kesannya ketika makan masakan yummy yang disediakan di pesta, jadi saya yakin kalau ia tidak diberitahu informasi detailnya… saya yakin kalau semuanya akan berakhir baik-baik saja. Untuk ras insan atau monster, atau juga untuk keluarga Raja Iblis. 


“…Huh, Sensei?”
“Whoah! …Eh, Hiroshi-kun? Kenapa kau di sini?”
“Um maaf. Aku lupa botol air minumku, jadi saya kembali untuk mengambilnya. Mama memarahiku.”
“Botol air minum? Sensei sudah bilang jangan ada yang ketinggalan. Padahal sensei ingin memuji kalian alasannya yaitu tidak ada ketinggalan besok…”
“Eh? Tidak mungkin . Sensei, sekali ini saja, ya! Aku kesepakatan tidak akan lupa lagi!”

Suara anak kecil mengalihkan perhatianku dari kertas di tangan, seorang anak murid kelasku masuk ke dalam kelas. Si pemilik essai yang sedang kubaca. Melihat ia mengatupkan kedua tangannya sambil memelas, saya mendesah kecil. Kukatakan kalau hanya kali ini saja. Kemudian ia memasang senyuman ceria ala anak kecil. Benarkah ia jagoan kecil yang pergi menyelamatkan dunia lain selama liburan demam isu panasnya? Aku tertawa sendiri.
Oh ya, selagi orangnya ada di sini, sebaiknya saya eksklusif tanya soal laporan demam isu panasnya. Ini yaitu dongeng yang sangat menarik, tapi sudah seharusnya, ini bukan sesuatu yang bisa di tulis di laporan sekolah. Terutama, essai ‘apa yang kulakukan selama liburan demam isu panas’. Tapi ketika saya berniat menyampaikan sesuatu, terdengar seseorang sedang berlari di lorong.

“Hiroshi! Jangan tinggalin saya sendirian, saya hampir tersesat!”
“Eh? Diana? Bukannya kau menunggu di pintu masuk?”
“Mmm… karena, saya tertarik dengan sekolahmu. Aku tidak pernah meninggalkan kastil, jadi…”

Mataku melotot melihat gadis dengan wajah merona yang sedang gelisah di hadapanku. Ini pertama kalinya saya melihat rambut perak sempurna. Bukan putih atau abu-abu, benar-benar warna perak yang sangat cantik. Oke, pertama sudah niscaya ia bukan orang Jepang. Seakan-akan ia bukan berasal dari dunia ini, begitu kesanku ketika melihatnya. Seorang gadis kecil yang bisa melampaui kata normal.
Mungkin alasannya yaitu ia menyadari tatapanku, saya gres sadar kalau saya sedang berdiri di sini, gadis yang berjulukan Diana itu wajahnya makin merah sambil bersembunyi di balik punggung Hiroshi-kun. Sepertinya saya terlalu usang menatapnya, pikirku dan mengalihkan tatapanku. Begitu mendengar klarifikasi Hiroshi-kun kalau saya yaitu gurunya, jadinya ia mulai tenang.

“Dan, Diana, kau dihentikan berlari di lorong sekolah. Ah, Sensei, maaf. Diana sedang main di rumahku, dan ia tidak tahu peraturan sekolah.”
“Eh? Ah. A-aku minta maaf. Karena berlari di lorong.”
“Um, selama kau mengerti, tidak apa-apa. Kalau kau berlari di lorong dan terjatuh, kepalamu akan terbentur, atau kau akan menabrak seseorang dan terluka, jadi berhati-hatilah.”
“Baik, alasannya yaitu sekolah biasanya ada banyak orang. Terima kasih sudah memberi tahu saya.”

Mendengar tanggapan ceria si gadis, saya tersenyum. Dia memakai kata-kata yang aneh, tapi ia gadis yang cukup sopan. Tidak baik menahan mereka di sini.

“Ayo, cepat pulang. Hati-hati dengan kendaraan beroda empat dan sepeda di jalan ya.”
“Mm, kendaraan beroda empat itu kendaran cepat dengan empat roda, yak an, sepeda itu benda dengan dua roda. Aku ingat onee-chan terjatuh ketika melihatnya.”
“Ya, tapi jadinya Onee-chan berhasil mencar ilmu menyeberang. Onee-chan terlihat murung alasannya yaitu tidak bisa pergi sendiri ke sekolah.”
“Lain kali kita pergi gotong royong yuk. Aku ingin pergi ke banyak tempat… Kapan-kapan bersama papa juga.”

Setelah mereka berbincang, mereka pamit bersama-sama. Setelah membungkuk, mereka meninggalkan ruangan kelas. Setelah melihat mereka pergi, pundakku jadi lemas, kemudian kembali membaca laporan yang kutinggal tadi.
31 Agustus.
Sekolah dimulai besok. Aku tidak akan pernah melupakan demam isu panas ini seumur hidupku. Mama dan papa kembali ke rumah, dan mereka mencoba memakai hadiah dari Raja untuk membayar cicilan dan hutang sambil berusaha tidak menyebabkan kecurigaan. Akihiko bersama keempat Jendral Iblis pergi melaksanakan perjalanan untuk memperbaiki dunia. Terdengar menarik, tapi ketika kubilang agar pulang sesekali, ia menjawab dengan ‘Woof!’ Penyihir renta telah kembali sadar, dan sesudah meminum air dariku, ia bilang kalau ia akan melaksanakan yang terbaik.
Isi dari essai ini sangat imajinatif, tapi sebagian diriku tersenyum membaca dongeng ini.
Ketika kami kembali, Tuan Putri bilang kalau ia ingin saya memanggilnya ‘Onee-chan’. Aku juga senang mendengarnya, jadi kini saya menjadi adik laki-lakinya. Raja juga bilang kalau saya boleh tiba kapan pun, jadi saya pikir saya akan tiba lain kali. Dan yang mengejutkan yaitu gadis itu juga ingin pergi bersama kami. Kemampuan fisiknya telah di segel dengan sihir, dan tampaknya orang dari dunia ini bisa pergi ke bumi juga. Onee-chan juga ingin ikut, jadi kami berjanji akan bertemu lagi. Aku ingin memperlihatkan padanya tempat-tempat menarik di bumi.
Aku juga akan berusaha membuat Diana tersenyum kembali.

“Bertahanlah, sensei. Berusahalah dalam hidup dan ketika hari orang renta dan ketika pertemuan orang tua-guru. Aku dihentikan main-main dengan keluarga jagoan dan kerajaan dari dunia lain dan Raja Iblis.”

Kugaruk kepalaku, mengambil tumpukan essai dan yang lain-lain ke tangan, dan berjalan menuju ruangan guru. Tapi saya merasa sebagian dalam diriku terasa hangat menantikan masa depan yang akan kuhadapi.

Halaman Utama Short Story



Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/