Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kereta Rel Listrik Dulu Dan Sekarang

 Kereta rel listrik atau yang biasa disebut KRL itu kini udah banyak perubahan Kereta Rel Listrik Dulu dan Sekarang

Kereta Rel Listrik Dulu dan Sekarang - Kereta rel listrik atau yang biasa disebut KRL itu kini udah banyak perubahan. Dari mulai akomodasi hingga sistemnya yang semakin membaik. Btw, teman udah pernah naik KRL belom?

Baca juga: Ayoo ke Perpustakaan Umum Depok

KRL yang kini itu lebih baik dari yang dulu. Dulu, belom ada e-ticket, pengamanan kurang, nggak ada gerbong khusus wanita, dll. Tapi sekarang, dapat kita lihat sendiri perbedaannya. Penumpang tertib, nggak ada pedagang asongan, kereta nyaman, sistem tiketnya bagus, keamanan lebih terjaga, ada gerbong khusus wanita. Pokoknya KRL kini berbeda banget dengan KRL dulu.

Dulu, sebelum elok ibarat kini ini, mungkin sekitar 2009an pas gue masih kelas 1 SMP, orang yang naik di atas kereta itu banyak banget. Termasuk gue. Dan rasanya itu sejuk, alias nggak gerah alasannya yakni ribet harus rebutan daerah di dalem gerbong kereta. Naik di atas gerbong kereta itu berasa kaya naik cacing raksasa, wiihhh... Seru deh waktu itu.

 Kereta rel listrik atau yang biasa disebut KRL itu kini udah banyak perubahan Kereta Rel Listrik Dulu dan Sekarang

Cara naik gerbongnya pun praktis banget. Minta tolong sama orang yang udah ada diatas gerbong, "Bang, tarikin dong" (sambil menjulurkan tangan). Setelah itu, kaki naik ke jendela kereta dan 'Ahaa' gue pun udah ada diatas gerbong kereta. Sempat ragu juga sih sebelum naik, "Emang nggak licin ya diatas? Nggak takut?", pikir gue yang polos itu.

Tapi sesudah naik diatas gerbong, usaha itu balasannya terbayar dengan keindahan ibarat pendaki gunung Mount Everest yang udah sampe di puncak gunung. Nikmat juga berada diatas gerbong kereta. Anginnya sepoi-sepoi. Nggak ada satpam/security yang menertibkan juga, jadinya aman.

Tapi ada satu hal yang harus diinget ketika naik diatas gerbong kalo nggak mau mati duluan, yaitu:
Tiarap ketika kereta mendekati stasiun Universitas Indonesia (UI), alasannya yakni kabel listriknya itu pendek banget. Kalo duduk, niscaya nanti kena kabel. Kalo udah kena kabel, kesetrum kemudian separah-parahnya eksklusif mati.
 Itu yang disampaikan orang-orang yang naik diatas kereta.

Tapi itu dulu. Sekarang? Mana ada orang yang berani naik diatas kereta? Nggak ada. Dulu pun masuk ke stasiun itu praktis banget, nggak perlu bayar tiket masuk, tinggal nyelonong aja juga udah dapat masuk. Tapi kini mana ada yang dapat masuk tanpa membeli tiket. Kalo nggak beli nanti malah kena suplisi atau malah pinalti.

Dulu, di gerbong kereta itu padat banget. Apalagi kereta arah Jakarta Kota. Sekarang juga padat sih, tapi bedanya kalo kini itu ada AC-nya, jadi adem. Kalo dulu itu AC-nya alami. Sumber utamanya yaitu pintu dan jendela kereta. Dan itulah daerah terfavorit di dalam gerbong kereta. Duduk ataupun bangkit di pintu kereta layaknya kondektur bis yang lagi nyari penumpang.

Udah padat banget, ditambah lagi dengan adanya pengemis, pengamen, pedagang, penyapu, dan kawan-kawannya. Tapi sekarang, semua itu nggak ada. Udah dibasmi hingga akar-akarnya, haha...

Sekarang juga kereta udah dimanfaatkan sebagai media promosi, salah satunya 'layar tancep' (LCD) yang ada di dalem kereta. LCD ini selain sebagai media promosi juga sebagai media informasi. Kaya kemaren, Rabu 13 Januari 2016 gue pergi ke Tanah Abang, gue liat banyak sekali gosip menarik di LCD itu. Asyik juga, selain menambah pengetahuan, gosip yang ditampilkan juga dapat membunuh rasa bosan di kereta sehingga akan menambah cita rasa perjalanan menjadi lebih menyenangkan, hehe.

 Kereta rel listrik atau yang biasa disebut KRL itu kini udah banyak perubahan Kereta Rel Listrik Dulu dan Sekarang

Baca juga: Bolos Sekolah Sekalian Mudik

Ahh, pokoknya KRL sekarang itu lebih ajibb daripada yang dulu. Semoga aja semakin berkembang dan semakin menjadi transportasi publik pilihan bagi masyarakat. Terimakasih sob udah mau baca goresan pena yang tata bahasanya sangat ngawur ini. Sekian dan hingga jumpa.
Sumber https://si-ysf.blogspot.com/