Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Perlakukan Khusus Benih Sebelum Disemai

Pernahkan anda menanam sebutir biji tanaman, namun tidak mau tumbuh kecambah atau tunas pada biji tersebut? atau, memerlukan waktu usang hingga tumbuh tunasnya? Hal ini alasannya yakni pengembangbiakan tumbuhan melalui biji dari beberapa jenis pohon tertentu seperti 





harus mendapat perlakuan khusus sebelum biji disemai pada media semia. Ketika itu biji sedang mengalami masa dormansi atau masa istriahat yaitu, masa dimana bab biji tumbuhan yang hidup, tidak tumbuh ataupun berkembang walaupun telah mendapat kondisi lingkungan yang optimum untuk penanaman, sehingga pada ketika disemai biji tidak berkecambah.

 Pernahkan anda menanam sebutir biji tumbuhan Tips Perlakukan Khusus Benih Sebelum Disemai


Dormansi terjadi alasannya yakni lantaran kulit biji tidak permeable atau terlalu keras sehingga air dan oksigen tidak sanggup masuk kedalamnya dan juga berakibat kecambah (tunas) tidak sanggup menembus dinding kulit biji tersebut. Untuk mengatasi masa dorminasi, maka sebelum penyemaian biji perlu mendapat perlakuan pendahuluan semoga masa dormansi sanggup berhenti, hal ini disebut dengan skarifikasi

Kehutanan mengenal tiga cara skarifikasi, yaitu secara fisik, mekanis, dan kimiawi. Secara fisik biasanya skarifikasi fisik berupa penyiraman atau perendaman biji dengan air panas atau dengan air hirau taacuh dalam waktu tertentu. Contoh biji tumbuhan yang memerlukan skarifikasi secara fisik antara lain :
  • Akasia daun lebar (Acacia mangium) dengan perendaman biji pada air panas dengan suhu kurang lebih 80 C selama beberapa menti kemudian perendaman pada air hirau taacuh selama 24 jam
  • Sengon (Paraserianthes falcataria) Johar (Cassia siamea) dan kayu kuku (Pericoopsis mooniana). Biji mendapat perlakuan berupaya penyiraman dengan air mendidih selanjutnya direndam dengan air tersebut selama 24 jam
  • Jati putih (Gmelina arborea) Biji dicuci higienis kemudian direndam dalam air hirau taacuh selama 24 jam sehabis itu di tiriskan dan dikeringkan dengan diangin-anginkan
  • Pinus (Pinus Markusii) bijij sebelum direndam iar biasa selama 24 jam
  • Jati. biji digoreng tanpa minyak (disangrai) selama 15 menit
  • Merbau (Intsia bijuga) Biji direndam dengan air hirau taacuh selama 2x24jam
Selain secara fisik, biji merbau sanggup juga dikikir atau dikerat pada bab yang bukan bekas melekatnya tangkai buah. jangan mengerat atau mengikir hingga tembus pada bakal biji/ isi benih. Ulin (Eusideroxylon zwageri) Biji ulin yang besar dan sangat keras diharapkan beberapa pendahuluan antara lain :
  1. Buah diperam dalam tanah sekitar 1-2 bulan semoga kulit buah busuk dan gampang dibersihkan
  2. Biji dipotong melintang pada bab ujungnya (tempat keluar embrio)
  3. Kulit biji dipotong melintang untuk melepas kulit keras biji ulin namun usahakan jangan hingga mengenai isi biji (jangan hingga luka)
Aren ada beberapa cara perlakuan pendahuluan terhadap biji aren sehabis daging buahnya dilepas yaitu:
  • Biji direndam dalam larutan HCL dengan kepekatan 95% dalam waktu 15-25 menit-Bisa juga biji direndam dalam air panas bersuhu 50 derajat Celcius selama 3 menit
  • Mengikir biji pada bab bersahabat embrio tumbuh
  • Setelah biji mendapat perlakuan pendahuluan tersebut barulah biji mendapat perlakuan pendahuluan tersebut barulah biji sanggup disemai untuk dikecambahkan pada bedeng semai dengan kondisi perkecambahan diubahsuaikan dengan jenis tumbuhan hutan