Andaikan Rasa Sayang Itu Dapat Diukur
Assalaamu'alaikum - "Andaikan kau tau bahwa saya sangat menyayangimu. Kalau saja rasa sayangku itu bisa diukur, pastilah kau akan mengetahuinya." kata seorang laki-laki kepada kekasihnya. Rasa sayang itu mirip udara, bisa dirasakan namun tak berbentuk.
Keindahannya hanya sanggup dilihat oleh orang yang merasakan. Ketika rasa sayang itu menggelora maka perbuatan pun menjadi cerminan dan usaha pun menjadi nafas hidupnya. Tak ada yang bisa mengelak kalau rasa sayang itu muncul. Kehadirannya menciptakan semua terasa lebih indah dan terkadang malah menciptakan keadaan menjadi lebih buruk.
Pria diatas yakni pola orang yang menyayangi. Namun sayang, rasa sayang itu tak punya ukuran. Hanya diri sendiri lah yang bisa mengukur kadarnya. Jika ia mencintai kekasihnya yang membuatnya senang yang membuatnya nyaman yang membuatnya merasa lebih hidup, lantas bagaimana dengan Dzat yang Maha Agung?
Jika kita dikasihi sedari kecil oleh orang tua, pantas saja kita akan selalu mencintai mereka. Jika kita dijaga oleh kekasih, pantas saja kita akan menyayanginya. Jika kita dibantu oleh teman, pantas saja kita akan menyayanginya pula. Lantas bagaimana dengan Dzat yang Maha Penyayang?
Dialah Allah SWT yang memperlihatkan kita kehidupan, yang mengasihi segala keperluan kita, yang menjaga kita disetiap waktu, yang Maha Segala. Lantas bagaimana perilaku kita kepada-Nya?
Tak mungkin ada gelas beling yang melayang tanpa sebab. Ada dua gelas kaca, gelas pertama diibaratkan bumi dan yang kedua yakni matahari. Gelas tersebut harus ada yang menjaga dan memastikannya biar tidak jatuh kemudian pecah. Jika penjaganya lelah dan mengantuk pastilah gelas itu akan pecah. Apa akhirnya kalau penjaga itu yang memegang bumi dan matahari?
Maka Allah SWT lah yang menjaga semuanya. Tak ada yang luput dari penglihatan dan pendengaran-Nya. Dia menjaga setiap saat. Tanpa ada kata mengantuk. Tanpa ada kata lelah. Sudahkah kita bersyukur kepada-Nya?
Bahkan kalau lautan dijadikan tintanya dan pepohonan dijadikan penanya, itu tetap tidak akan cukup untuk mengukur nikmat dan karunia-Nya. Tak akan mungkin kita sanggup mengukur rasa sayang-Nya. Begitu besar rasa sayang-Nya kepada kita semua. Tak mungkin ada yang sanggup menandingi-Nya. Sudahkah kita sadar akan hal itu?
Kepada-Nya lah seharusnya kita curahkan rasa sayang terbesar kita. Dan semua rasa sayang selain daripada itu, hendaknya semata-mata hanya lantaran rasa sayang kita kepada-Nya. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang tulus menyayangi-Nya. Aamiin.
Andaikan Rasa Sayang itu Bisa Diukur, niscaya hanya Allah SWT lah satu-satunya yang mempunyai rasa sayang terbesar. Karena hanya Dia lah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. - Wassalaamu'alaikum
Keindahannya hanya sanggup dilihat oleh orang yang merasakan. Ketika rasa sayang itu menggelora maka perbuatan pun menjadi cerminan dan usaha pun menjadi nafas hidupnya. Tak ada yang bisa mengelak kalau rasa sayang itu muncul. Kehadirannya menciptakan semua terasa lebih indah dan terkadang malah menciptakan keadaan menjadi lebih buruk.
Pria diatas yakni pola orang yang menyayangi. Namun sayang, rasa sayang itu tak punya ukuran. Hanya diri sendiri lah yang bisa mengukur kadarnya. Jika ia mencintai kekasihnya yang membuatnya senang yang membuatnya nyaman yang membuatnya merasa lebih hidup, lantas bagaimana dengan Dzat yang Maha Agung?
Jika kita dikasihi sedari kecil oleh orang tua, pantas saja kita akan selalu mencintai mereka. Jika kita dijaga oleh kekasih, pantas saja kita akan menyayanginya. Jika kita dibantu oleh teman, pantas saja kita akan menyayanginya pula. Lantas bagaimana dengan Dzat yang Maha Penyayang?
Dialah Allah SWT yang memperlihatkan kita kehidupan, yang mengasihi segala keperluan kita, yang menjaga kita disetiap waktu, yang Maha Segala. Lantas bagaimana perilaku kita kepada-Nya?
Tak mungkin ada gelas beling yang melayang tanpa sebab. Ada dua gelas kaca, gelas pertama diibaratkan bumi dan yang kedua yakni matahari. Gelas tersebut harus ada yang menjaga dan memastikannya biar tidak jatuh kemudian pecah. Jika penjaganya lelah dan mengantuk pastilah gelas itu akan pecah. Apa akhirnya kalau penjaga itu yang memegang bumi dan matahari?
Maka Allah SWT lah yang menjaga semuanya. Tak ada yang luput dari penglihatan dan pendengaran-Nya. Dia menjaga setiap saat. Tanpa ada kata mengantuk. Tanpa ada kata lelah. Sudahkah kita bersyukur kepada-Nya?
Bahkan kalau lautan dijadikan tintanya dan pepohonan dijadikan penanya, itu tetap tidak akan cukup untuk mengukur nikmat dan karunia-Nya. Tak akan mungkin kita sanggup mengukur rasa sayang-Nya. Begitu besar rasa sayang-Nya kepada kita semua. Tak mungkin ada yang sanggup menandingi-Nya. Sudahkah kita sadar akan hal itu?
Kepada-Nya lah seharusnya kita curahkan rasa sayang terbesar kita. Dan semua rasa sayang selain daripada itu, hendaknya semata-mata hanya lantaran rasa sayang kita kepada-Nya. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang tulus menyayangi-Nya. Aamiin.
Andaikan Rasa Sayang itu Bisa Diukur, niscaya hanya Allah SWT lah satu-satunya yang mempunyai rasa sayang terbesar. Karena hanya Dia lah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. - Wassalaamu'alaikum
Sumber https://si-ysf.blogspot.com/