Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Baka To Test: Volume 3 Soal Kelima, B. Indonesia


Diterjemahkan oleh

Soal Kelima
Terjemahkan kalimat berikut ini:

'Although John tried to take the airplane for Japan with his wife's handmade lunch, he noticed that he forgot his passport on the way.'

Jawaban Himeji Mizuki
“John sudah membawa bekal makan siang buatan istrinya dan berniat naik pesawat ke Jepang, tapi dalam perjalanan, beliau sadar kalau beliau lupa membawa paspornya."

Komentar guru:
Jawaban yang benar.



Jawaban Tsuchiya Kouta :
'Joan'

Komentar guru:
Itu John.


Jawaban Yoshii Akihisa:
"John membawa paspor buatannya dan naik pesawat ke Jepang."

Komentar guru:
Tolong pikirkan lagi arti kata 'paspor buatan'.


***


Jadi, sudah waktunya untuk briefing sebelum penyerangan.

"Jadi hanya Kelas D dan E yang mau membantu pada akhirnya?"

"Terpaksa. Perwakilan Kelas B hanya perwakilan dalam nama saja, beliau bukan pemimpin mereka, dan ketua Kelas C yaitu Koyama, jadi bawah umur di kelasnya agak ragu-ragu."

"Tapi, kini Kelas D dan E bersedia membantu, setidaknya situasinya jauh lebih baik dari sebelumnya."

"Itu benar, selain itu, setengah dari para gadis sedang mandi ketika kita menyerang mereka, jadi jumlah kekuatan yang mereka punya kini hampir 50%. Jadi, selama kita bisa mengalahkan para guru itu, kita seharusnya punya kesempatan berhasil."

Kekuatan lawan mustahil bisa bertambah lebih dari ini.

"Tapi lantaran kita sudah menimbulkan keributan selama dua hari terakhir, bukannya mereka akan berhenti membuka kamar mandi perempuan?"

"Sangat tidak mungkin. Para guru juga punya harga diri. Apa kau pikir mereka berani menyampaikan 'kita mustahil bisa menghentikan bocah-bocah itu untuk mengintip, jadi para gadis mohon untuk tidak menggunakan kamar mandi perempuan'?"

"Ohh , itu benar."

Seperti yang Yuuji katakan, para guru tidak ingin kehilangan identitas dan harga diri mereka sebagai pendidik. Selain itu, lantaran duduk masalah ini diselesaikan dengan pertarungan Syokanju, mereka tidak akan membiarkan para siswa untuk menembus pertahanan.

"Ini hanya tebakanku... tapi mungkin para guru agak senang dengan situasi menyerupai ini?"

"Eh? Maksudmu para guru senang kita berusaha mengintip?"

"Itu benar! Tujuan dari pelatihan camp ini yaitu untuk 'meningkatkan semangat siswa untuk belajar'. Kalau soal belajar, tidak ada metode yang lebih baik daripada menggunakan Syokanju. Dan para gadis juga harus menggunakan Syokanju mereka untuk melindungi diri mereka sendiri dan menghentikan kita untuk mengintip." Analisis Yuuji.

Begitu rupanya! Sebenarnya para guru bisa saja mengurung kami di kelas, tapi alasan mereka tidak melakukannya yaitu lantaran itu? Tapi bukannya para guru terlalu percaya diri kalau kami sudah niscaya tidak bisa menembus pertahanan mereka?

"Muttsurini , apa kau sudah memberikan waktu dan lokasi untuk pertemuan ke kedua kelas lainnya?"

"...Sudah."

Rencana akan dilaksanakan pada pukul 20.10, dan lokasi berkumpulnya di kantin. Kami berniat melancarkan serangan penuh sementara keloter pertama masih membukan pakaian mereka.

"Bagus, kalau begitu sudah waktunya untuk bergerak."

"Oke, niscaya mereka semua sudah tidak sabar ingin keluar."

Ditambah anak laki-laki dari Kelas D dan E, pasukan kami hamper berjumlah 100 orang. Kami dilarang mengulangi kegagalan kemarin!

"Gawat, Yoshii!"

Tiba-tiba, pintu kamar kami dibanting terbuka, dan sobat sekelas kami, Sugawa –san, bergegas masuk.

"Apa yang terjadi, Sugawa-san? Seharusnya masih ada beberapa menit lagi sebelum operasi dimulai, kan?"

"Kami diserang! Para gadis itu menyergap di kantin. Akhirnya, semua pasukan kita terpecah di semua lantai!"

"APA KATAMU!?"

Bagaimana mungkin musuh menyerang kita sekarang? Apakah ada pengkhianat di antara kami yang membocorkan informasi?

"...Kita mustahil membocorkan planning kita sendiri ."

Seakan-akan membaca keraguan dalam pikiranku, Muttsurini eksklusif membantahnya.

Muttsurini mustahil seceroboh itu, dan bahkan kalau planning kami benar-benar bocor, butuh waktu bagi musuh untuk mengambil tindakan.

Dengan kata lain...

"Apa planning kita sudah ketahuan?" Kata Yuuji dengan kesal.

Sepertinya begitu, musuh telah mengetahui planning kami. Biasanya, planning belakang layar menyerupai ini mustahil sanggup bocor. Bisa dibilang satu-satunya alasan kenapa berakhir menyerupai ini yaitu lantaran musuh memahami cara berpikir Yuuji . Dan hanya ada satu orang di dunia ini yang bisa menebak pikiran Yuuji.

"Kirishima Shouko, sebagai penyandang peringkat pertama di angkatan beliau tidak bisa diremehkan."

"Dia niscaya tidak akan memaafkan Yuuji lantaran berencana untuk mengintip."

Saat ini, satu-satunya impian yang tersisa bagi kami yaitu berharap Yuuji bisa membuat planning yang tidak biasa. Kalau planning kami selalu terbaca, kami tidak akan bisa bergerak sama sekali.

"...Tidak ada waktu untuk ragu-ragu."

"I, itu benar! Apa yang kita lakukan sekarang, Yuuji?"

"Apa yang kau maksud? Rencana pertempuran kita tidak berkhasiat sekarang! Kita hanya bisa mengumpulkan kembali semua orang. PASUKAN, BERGERAK!"

""""ROGER!""""

Ditambah Sugawa-san, kami berlima keluar dari kamar, dan menyadari bahwa di luar sudah menjadi medan perang.

"Dasar cabul! Kami akan mengikatmu!"

"Kami tidak akan membiarkan kalian mengintip kami!"

"Sialan! Kenapa gadis-gadis ini muncul di sini?"

"Bagaimana saya tahu!? Bicaranya nanti saja."

Melihat sekelompok gadis menghalangi pasukan kami eksklusif memanggil Syokanju mereka, tetapi perbedaan poinnya terlalu besar.


Kelas D, Onodera Yuuko , Kimia, 116 poin.

Vs

Kelas F, Masahiro Asakura , Kimia, 44 poin


Melihat Asakura-san dikalahkan dengan begitu mudah, Sugawa-san berteriak,

"SEMUANYA TETAP TENANG! SYOKANJU TIDAK BISA MENYENTUH KITA! JANGAN PEDULIKAN MEREKA, KITA HANYA PERLU MENEROBOS PERTAHANAN MEREKA!"

Setelah menyampaikan itu, Sugawa-san langung maju ke depan.

Jangan! Itu salah!

"Jangan, Sugawa-san! Bukan hanya Tetsujin yang perlu diwaspadai!"

Aku dengan panik mencoba menghentikannya, tapi Sugawa-san sudah menjauh. Terlambat!

"Sugawa-san dari Kelas F, kan? Ikut saya ke ruang tahanan. Summon!"

Orang yang berjalan dari belakang para gadis yaitu Fuse-sensei. Bahkan kalau kami tidak memanggil Syokanju, masih ada para guru di sekitar, dan tanpa mengalahkan Syokanju mereka, kami tidak akan bisa menerobos. Jadi, kami harus mengumpulkan semua kekuatan kami. Tidak peduli seberapa besar lengan berkuasa Syokanju yang dipanggil, ada batasan untuk jumlah musuh yang bisa dihadapi. Karena jumlah guru tidak sebanyak murid, jadi kami seharusnya bisa mengalahkan mereka dengan jumlah kami...!

"SEMUANYA DENGARKAN! SEGERA BERKUMPUL DI SINI! IKUTI AKU!"

Yuuji melirik Fuse-sensei ketika beliau memberi perintah. Arah yang beliau pilih adalah—

"OI YUUJI! BUKANNYA DI SANA LEBIH BANYAK MUSUH!? MENURUTKU LEBIH MUDAH MENEROBOS LEWAT TANGGA!"

Di sana ada banyak orang yang berkumpul, dan beberapa gadis Kelas A juga ada di sana.

Tapi Yuuji eksklusif membantah saranku.

"Itu alasannya! Kalau ada pertahanan tipis, ada kemungkinan itu perangkap! Sekali pun sulit, kita harus menerobos pertahanan yang paling kuat!"

Aku gres menyadarinya sehabis beliau menyampaikan itu, memang jumlah musuh yang tersebar sangat tidak rata. Ini menyerupai mengundang kami turun ke bawah. Mungkin itu benar-benar jebakan. Seperti yang diharapkan dari Yuuji, bisa memikirkan ini di situasi menyerupai ini.

"IKUTI SAKAMOTO! LEWATI SENSEI DAN KABUR LEWAT SANA!!"

"MAJUUUU!!!"

Semua orang eksklusif melihat titik berkumpul dan berlari di ketika yang bersamaan. Pada ketika yang sama juga, para gadis berhamburan ke samping. Apa mereka terpesona oleh momentum kami? Tidak, kalian para gadis sebaiknya tidak membuat evaluasi terlalu dini ...

Bagaimanapun, kami tidak punya waktu untuk memikirkan semua ini. Kami bergegas menyusuri koridor di depan tangga, berbalik dari koridor di belakang area kelas.

"...Yuuji, saya sudah menunggumu terlalu lama."

"Ki, Kirishima-san !?"

Di depan kami, Kirishima-san dan kelompoknya sedang berjalan.

"Kerja yang bagus, Shouko ...!"

Aku bisa mendengar Yuuji menggertakkan giginya.

Sudah terang beliau tidak akan senang. Karena semua planning yang beliau disusun satu per satu telah digagalkan. Itu artinya Kirishima-san berpikir dengan sangat hati-hati.

Bagi Yuuji, mungkin tidak ada yang lebih memalukan dari pada ini.

"...Aku tidak akan memaafkanmu lantaran bermain cinta! Aku akan beri kau pelajaran dengan tubuhmu."

Kemudian, Kirishima-san bergerak ke samping. Orang lain muncul dari belakangnya.

"Sepertinya saya perlu mendidik Anda wacana norma sosial."

"PEMIMPIN MEREKA ADALAH GURU KEPALA ANGKATAN  TAKAHASHI-SENSEI!"

Guru ini mengeluarkan aura cuek namun berpengetahuan, menatap kami dengan tajam melalui kacamatanya. Jika lawan kami yaitu Takahashi-sensei, Kelas F tidak punya kesempatan kecuali menjadi samsak tinju.

"Yuuji , kupikir lebih baik kita mundur sekarang."

"Maaf, itu tidak akan berhasil."

Seseorang muncul belakang kami.

"Kudo-san...!"

"Hai. Yoshii- kun sangat berusaha keras, ya."

Kudo-san melambaikan tangannya seperti beliau tidak tahu apa-apa. Setelah itu, guru Pendidikan Kesehatan, Ooshima –sensei, berjalan dari belakangnya seperti satu paket. Dengan mereka berdua sebagai lawan kami, bahkan Muttsurini tidak punya peluang untuk menang.

"Aki, kau menipuku tadi saing! Kamu membuatku sangat malu!"

"Akihisa-kun, kalau kau benar-benar ingin mengintip gadis-gadis mandi, kenapa kau tidak bertanya dengan kami dulu?"

Di depanku ada grup Minami dan Himeji-san. Jika Takahashi-sensei ada di sekitar, berarti yang digunakan yaitu nilai gabungan, dan kelemahan Minami tidak akan begitu terang sekarang. Kami telah kalah sepenuhnya dalam pertempuran ini.


Tapi kami tidak bisa mengalah menyerupai ini! Jika foto-foto itu tersebar di seluruh sekolah, kehidupan sekolahku akan menjadi jauh lebih kelam!

"SEMUANYA, JANGAN MENYERAH! BERTARUNG HINGGA TITIK DARAH PENGHABISAN! SUMMON!!"

Kupanggil Syokanju milikku dan memasang kuda-kuda bertempur. Targetnya yaitu guru Kepala Angkatan Takahashi-sensei. Tapi sekalipun kami berhasil menembusnya, masih ada banyak lawan yang harus kami kalahkan.

"Sensei, Syokanju Aki terlihat jauh lebih besar lengan berkuasa daripada seb—"

"Tidak masalah, Shimada-san. Kamu tidak perlu khawatir."

Takahashi-sensei menggunakan tangannya untuk menghentikan Minami, yang berniat membantunya.

Jadi beliau sangat percaya diri, ya!? Tapi, saya yang paling jago mengendalikan Syokanju! Bahkan sekalipun lawanku yaitu guru Kepala Angkatan, kalau saya bisa mengendalikan Syokanju milikku dengan efektif...!

Setelah mengunci target, Syokanju milikku menerjang menyerupai peluru.

"Yoshii-kun, saya benar-benar kecewa padamu. Kupikir setidaknya ada sesuatu yang elok darimu."

Setelah Takahashi-sensei menatapku dengan dingin, beliau menggerakkan Syokanju miliknya.

Lawan memegang cambuk di tangannya, jadi saya tidak bisa memahami contoh serangannya. Tapi setidaknya saya harus melawannya sekali untuk mengukur jarak!

Kuangkat pedang kayu hingga setinggi mata, bertahan melawan serangan musuh. Tapi Syokanju milikku tiba-tiba tidak bisa bergerak — dan jatuh ke lantai.

"...Eh?"

Untuk sesaat saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan di ketika berikutnya, rasa sakit yang tajam terasa di seluruh tubuhku.

"SAKIIIIIIIIIT!! INI SANGAT SAKIIIIIIT! BUKANNYA INI ALAT UNTUK INTEROGASI !!!???"

Berbeda dengan tinju Tetsujin, rasanya menyerupai kulitku terkoyak akhir rasa sakit yang menyebar ke seluruh tubuh.

"Padahal Akihisa hanya di serang satu kali, tapi... menyerupai yang diharapkan dari perempuan berbakat legendaris..."


Kepala Angkatan, Takahashi Yoko, Mata Pelajaran adonan 7791 poin

Vs

Kelas F, Yoshii Akihisa, Mata Pelajaran adonan 902 poin.


Nilai Takahashi-sensei muncul. ORANG IDIOT MANA YANG MAU MEMBANDINGKAN NILAI? BUKANNYA PERBEDAANNYA SUDAH KETAHUAN TERLALU BESAR!?

"Terpaksa. Kalau begitu, semuanya bertarung sesuai keputusan kalian!"

"""OOSSUU! SERAHKAN PADA KAMI!”""

Komandan kami menawarkan perintah yang tidak jauh beda dari perintah mundur.

Setelah perintah dikeluarkan, semua orang harus melaksanakan sesuai dengan keputusan mereka sendiri. Bagaimana mereka akan melarikan diri? Mari kita lihat!

"..." (<-Berlutut dengan menyesal)

"..." (<-Berlutut dengan menyesal)

"..." (<-Berlutut dengan menyesal)

Mereka semua orang idiot.

"Yoshii-kun dan Sakamoto-kun tidak mengakui kesalahan juga? Apa lantaran kalian ingin mempertahankan harga diri kalian sebagai komandan?"

Melihat Yuuji dan saya tidak mau meminta maaf, Takahashi-sensei menyipitkan matanya, menatap dengan rasa hormat.

Berlutut dan mengakui kesalahan kami? Oi, pakai kata yang lebih baik?

"Salah, Takahashi-sensei. Kami sangat yakin dengan keputusan ini."

Yuuji memperlihatkan senyumnya sambil menjawab.

"Yuuji benar, kami sangat yakin dengan keputusan ini. Tidak perlu berlutut dan mengakui kesalahan kami."

Sama menyerupai Yuuji, saya juga memperlihatkan senyumku.

"Jangan bilang kalian punya bala bantuan?"

Melihat perilaku keras kepala kami, Takahashi-sensei mengernyit.

"Bala bantuan? Tidak, Sensei tidak mengerti sama sekali."

"Benar, kami tidak membicarakan hal itu."

Jika ini yaitu ujian, jawaban Takahashi-sensei hanya akan dinilai 0. Alasan kenapa kami tidak berlutut dan mengakui kesalahan kami bukan lantaran kesombongan atau bala bantuan, tapi—

"Sakamoto-kun, Yoshii-kun. Mengintip terang merupakan kejahatan, tahu?"

"Oh iya, Aki, saya belum melunasi utangku padamu waktu itu."

"...Yuuji , saya katakan sebelumnya bahwa saya tidak akan memaafkanmu lantaran bersikap menyerupai Casanova."

[Casanova yaitu nama seorang laki-laki petualang seks]

- Jawaban yang sempurna yaitu bahwa kami tidak akan diampuni sekali pun kami berlutut.


***


"Tidak kuduga kalau Takahashi-sensei akan bergabung ke dalam pertempuran."

"Dia sangat kuat, sangat curang kalau beliau hingga ikut ke dalam perang..."

Ini bukan lagi duduk masalah siapa yang akan menang. Hampir mustahil ada orang yang bisa mengalahkannya satu lawan satu.

Memikirkannya saja membuat tubuhku sakit. Ini yaitu imbas samping dari serang Syokanju milik Takahashi-sensei dan eksekusi Minami. Rasanya saya bakal memimpikan Himeji-san dan Minami tersenyum padaku sambil menyiksa diriku.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Tidak hanya akan diperas, bahkan kita akan dicap sebagai pengintip!"

Seperti kemarin, Hideyoshi dilepaskan. Tidak ada peraturan yang melarang seorang gadis melihat gadis lain mandi, jadi itu bukan pelanggaran.

"Tentu saja kita tidak akan mengalah sama sekali. Meskipun besok yaitu satu-satunya kesempatan yang tersisa, lihat dari sudut pandang yang berbeda, besok kita masih punya kesempatan."

Besok yaitu hari ke-4 pelatihan camp. Karena kami akan pulang di hari kelima, besok akan menjadi kesempatan terakhir kami untuk mengintip. Tapi, menyerupai yang Yuuji katakan, masih ada besok. Terlalu dini bagi kami untuk menyerah.

"Kamu benar. Meskipun ada perbedaan yang luar biasa dalam hal kekuatan bertarung, kita sudah terbiasa dengan ini. Kemampuan dalam mengatasi kesulitan yaitu kesempatan bagi kita untuk bersinar."

Kami diancam dengan pemerasan dan dicap sebagai tukang intip di belakang kami, dan di depan kami yaitu salah satu lawan yang paling besar lengan berkuasa bahkan hanya orang idiot yang berani melawan dia. Hanya ada satu kesempatan tersisa. Meski begitu, tidak peduli betapa sulitnya itu, kami tidak merasa putus asa.

"...Kita tidak bisa berhenti begitu saja menyerupai ini."

"Itu benar. Kelas F kita sudah terbiasa menyerupai ini, jadi tidak perlu panik."

Hideyoshi dan Muttsurini terlihat agak bersemangat juga, dan sobat sekelas lainnya yang tidak ada di sini seharusnya mencicipi hal yang sama.

"Begitukah? Jika kalian berdua tidak menyerah, berarti kita masih punya jalan keluar."

"Seperti yang diharapkan dari Yuuji! Apa idemu?"

"Tentu saja. Kamu pikir saya ini siapa?"

Yuuji mengeluarkan senyum liciknya. Itu senyum yang sudah kulihat berkali-kali hingga sekarang. Setelah beliau memasang ekspresi itu, beliau biasanya akan membawa kami ke kemenangan (abaikan saja bagaimana beliau melakukannya). Kami harus berhasil kali ini juga.

"Lalu, apa rencananya?"

"Terobos dari depan."

Kutarik kembali kata-kataku. Kami tidak punya peluang sekarang.

"Jangan tunjukkan wajah menyerupai itu dan dengarkan hingga akhir. Strategi menerobos dari depan belum berubah, dan perubahannya ada dipersiapan sebelumnya."

"Kalau kita tetap mencoba menerobos dari depan, apa kau berniat meningkatkan kekuatan kita?"

"Itu benar. Kekuatan lawan sudah mencapai batas mereka. Tidak ada lagi cara untuk meningkatkan kekuatan mereka. Meskipun sayang sekali kita kalah hari ini, tapi berkat itu, kita berhasil mempelajari kemampuan bertarung lawan. Ini sangat penting."

"...Aku mendapatkan informasi dari kelas lain."

Kelas-kelas lain yang dibicarakan Muttsurini yaitu Kelas D dan E.

"Meskipun lawan menggunakan guru sebagai pertahanan utama mereka, mereka masih punya kelemahan. Apa kau tahu apa itu?"

"Sama sekali tidak tahu."

"Aku akan mengajarimu cara yang benar untuk menggunakan gunting."

"GYAAHH! Mataku, MATAKU!!!"

Yuuji membuat pose gunting dengan tangannya dan menawarkan French Kiss ke mataku.

"Dasar, gunakan baik-baik otak tidak bergunamu itu. Area untuk memanggil Syokanju mempunyai sesuatu yang disebut 'Interferensi'. Ini terjadi ketika ada guru lain yang membuat area pemanggilan, konflik dalam mata pelajaran akan menimbulkan monster yang dipanggil menghilang--" (Interferensi: Gangguan/campur tangan)

"Dengan kata lain, para guru dilarang berada di kawasan yang sama ketika perang?"

"Itu intinya."

Jadi kalau para guru terlalu erat satu sama lain, itu akan menimbulkan gangguan dan membuat 'Syokanju' menghilang, ya?

Begitu, jadi itu sebabnya para guru menyerang dari segala arah. Mereka tidak akan bisa melawan anak Sekolah Menengan Atas kalau mereka tidak punya Syokanju, jadinya mereka berusaha menghindari 'Interferensi' dengan segala cara.

"Berdasarkan fenomena ini dan laporan Muttsurini, kita bisa menebak gugusan yang digunakan musuh."

Yuuji menaruh selembar kertas putih di atas meja dan mulai menggambar gugusan yang kira-kira akan digunakan musuh.

"Eh? Posisi Takahashi-sensei berbeda dari posisinya hari ini?"

"Aku tidak yakin 100% soal ini, tapi saya akan gunakan gugusan ini kalau saya yaitu musuh. Ini yaitu taktik dasar dalam perang untuk menempatkan pasukan di tempat-tempat yang kau tidak ingin ditembuh oleh musuh."

Berdasarkan prediksi Yuuji, lokasi Takahashi-sensei akan berada di depan tangga menuju ke bawah tanah. Karena itu satu-satunya tangga yang menuju ke area pemandian perempuan, dan tampaknya musuh akan menyiapkan pasukan utama mereka di sana.

"Kalau begitu, kenapa mereka tidak melakukannya hari ini?"

"Mungkin mereka mencoba untuk menurunkan semangat kita untuk bertarung? Rute kita juga sudah diprediksi musuh."

"Hm, yah, perbedaan nilai yaitu faktor yang sangat penting."

Aku menyesal lantaran membuat para gadis kecewa, tapi kami tidak akan mengalah hanya lantaran ini.

"Tapi ngomong-ngomong, ini bakal jadi pertempuran yang paling sulit bagi kita. Ada Tetsujin, Ooshima-sensei (Pend. Kesehatan) dan Takahashi-sensei (Guru Angkatan). Ini yaitu gugusan yang tidak bisa kita lewati dengan mudah."

Meskipun begitu, kami juga tidak bisa mengabaikan guru-guru yang lain. Apa yang Yuuji prediksi yaitu poin yang sangat penting, dan kurasa ini benar. Saat ini, pasukan kami terdiri dari bawah umur Kelas D, E dan F. Meskipun kami mempunyai semangat yang sangat tinggi, kami tetap saja lemah. Karena pasukan musuh dibantu oleh gadis-gadis dari Kelas A. Lebih parahnya lagi, pasukan kami dari Kelas E tidak mempunyai pengalaman bertarung menggunakan Syokanju.

"Untuk memastikan kemenangan, kita harus menaruh seseorang di depan Tetsujin tanpa sedikit pun luka."

"Seseorang?"

"Itu kamu, Akihisa. Tidak peduli bagaimana caranya, syarat utama untuk menang yaitu kau harus mengalahkan Tetsujin."

"Karena saya yaitu 'Kansatsu Shobusa'?"

"Itu benar. Tetsujin bertindak sebagai garis pertahanan terakhir di depan kamar mandi perempuan. Ini yaitu titik yang harus kita tembus. Tapi, mustahil kita bisa mengalahkan orang itu hanya dengan daging dan tulang."

Kami sudah tahu itu dua hari yang lalu. Kalau orang itu yang mencadi lawan kami, bahkan Yuuji akan dianggap menyerupai bocah. "Manusia menggunakan senjata untuk melawan monster, dan satu-satunya yang mempunyai senjata itu yaitu kamu, Akihisa."

Syokanju mempunyai kekuatan yang jauh lebih besar lengan berkuasa dari manusia. Tapi, Syokanju biasa tidak akan bisa menyentuh objek fisik. Hanya Syokanjuku yang ditunjuk sebagai 'Kansatsu Shobusa' yang bisa menyentuh objek fisik, itu artinya saya harus menjadi lawan Tetsujin. Aku tidak tahu apa saya bisa menang, tapi setidaknya itu lebih baik daripada membiarkan orang lain yang melakukannya.

"Tapi, bukannya itu berarti saya harus melewati Takahashi-sensei tanpa cedera?"

"Ahh, bahkan kalau Muttsurini menangani Ooishima-sensei, jumlah pasukan yang dibutuhkan untuk menghadapi Takahashi-sensei masih belum cukup. Sebenarnya, mustahil kita bisa mengalahkan Takahashi-sensei dengan pasukan kita ketika ini."

Dengan perkiraan dibutuhkan 10 orang untuk menahan seorang guru, kami membutuhkan sekitar 80 orang di lantai kedua dan ketiga. Dan dengan para gadis yang membantu mereka, kami tidak bisa membantah kalau kami berada pada posisi yang sangat tidak menguntungkan.

"Tidak peduli bagaimana caranya, kita harus mendapatkan pinjaman Kelas A, B, dan C."

Apa yang dimaksud Yuuji yaitu Kelas B dan C akan dibutuhkan untuk mencapai Takahashi-sensei, dan Kelas A dibutuhkan untuk mengalahkan Takahashi-sensei.

"Bakal panjang untuk membicarakan semua ini, intinya, penting bagi kita untuk mendapatkan pinjaman dari kelas lain. Jadi, sebelum kita mulai pertempuran, ayo fokus pada ini dulu."

"Jadi maksudmu kita harus menimbulkan Kelas A - C sebagai rekan kita? Tapi kita sudah pernah ditolak satu sekali. Pasti tidak akan mudah."

"Jadi itu sebabnya kita perlu melaksanakan sesuatu."

Kemudian, Yuuji memegang banyak kamera dan yukata yang disiapkan di setiap kamar. Meskipun kami diberitahu untuk tidak menggunakan yukata, orang ini mungkin berniat untuk melanggar peraturan.

"Apa yang akan kau lakukan dengan itu?"

"Gunakan foto-foto ini untuk membangkitkan kegelapan dari dalam hati bawah umur dari Kelas A - C. Jika berhasil, ini akan meningkatkan minat mereka untuk mengintip dan mendapatkan pinjaman mereka."

"Hm ini gres terasa menyerupai planning pertempuran Yuuji."

"Bacot!"

"Tapi, kalau itu efektif, tidak ada salahnya mencoba. Pakai ini, Hideyoshi!"

"...Lagi-lagi kau memaksaku memakainya...?"

Kenapa saya merasa kalau Hideyoshi terlihat tidak senang ketika beliau mendapatkan yukata itu?

"Tenang. Bukan hanya Hideyoshi. Aku meminta Himeji dan Shimada untuk memakainya juga."

"Tidak, masalahnya bukan lantaran saya tidak suka memakainya sendirian."

Jadi bukan lantaran beliau tidak suka? Bagus, sangat bagus.

"jadi, Akihisa. Hubungi Himeji dan Shimada. Muttsurini akan menyiapkan kamera."

Mengikuti arahan Yuuji, kukeluarkan ponselku. "Mm nomor mereka berdua... oh, ketemu."

Tap tap tap, kuketik pesan untuk mereka berdua.

[Aku ingin menyampaikan sesuatu. Bisa tiba ke kamarku?]

Pi Pi Pi Pi Pi

Beberapa ketika sehabis menekan tombol ‘kirim’, saya eksklusif menerima tanggapan — oh, itu dari Himeji-san.

[Baiklah. Aku akan membawa beberapa snack. Aku akan segera pergi.]

Melakukan ini untuk mendapatkan foto, ini yaitu jawaban yang sangat menyenangkan. Aku harus berterima kasih padanya.

Pi Pi Pi Pi Pi

Setelah menutup ponselku, sekitar satu menit kemudian, ada pesan lain. Apa ini dari Minami?

[Tidak masalah. Tapi kenapa sekarang?]

Ah, jadi beliau sedikit waspada? Terpaksa, lantaran Minami dan para gadis melihat kami sebagai tukang intip dan mungkin berbeda dengan Himeji-san yang terlalu polos. Wahai aku, bagaimana saya harus menanggapinya?

Di ketika saya sedang berpikir bagaimana menjawab pesan Minami tanpa menyinggung perasaanya, ponselku berdering lantaran ada pesan ketiga yang masuk.

Hm ? Siapa ini?

Kubuka kotak masuk, pengirimnya adalah— Sugawa-san. Apa sekarang?

[Mungkin ini agak tiba-tiba, kenapa kau berusaha mati-matian untuk mengintip? Atau kau benar-benar menyukai perempuan? Aku agak khawatir mendengar kau menyampaikan sesuatu menyerupai menyukai pantat Sakamoto.]

Untuk sesaat, saya bengong sehabis membaca pesan Sugawa-san.

Itu, itu kesalahpahaman yang parah! Apa semua orang berpikir kalau saya lebih tertarik pada Yuuji daripada wanita!? Harus mengubah pemikiran mereka!

Sementara situasinya sedang bagus, ayo balas pesannya.

Kenapa kami ingin mengintip ke dalam kamar mandi anak perempuan? Tentu saja, lantaran kami yang memutuskannya!

[Itu lantaran saya suka. Bahkan lebih dari Yuuji!]

Dasar, kenapa beliau harus menanyakan ini? Padahal kalau beliau memikirkannya dengan normal niscaya beliau tahu jawabannya.

Karena sedikit terburu-buru, saya eksklusif menekan tombol. Ya ampun. Ada begitu banyak idiot di sekitarku, mereka semua merepot-

[Mengirim pesan ke -> Shimada Minami.]

—Eh?

Ah haha. Sepertinya saya kelelahan, lantaran saya salah membaca nama peserta pesan. Jadi, saya hanya perlu menggosok mataku dan membacanya lagi, kan?

[Pesan dikirim ke -> Shimada Minami.]

"Ack!"

Saat melihat nama penerima, mulutku mengeluarkan bunyi yang aneh.

...Tunggu sebentar, Yoshii Akihisa. Ini bukan pesan yang berbahaya, kan? Bagaimana kalau saya melihat kembali surat yang gres saja kukirim?

[Itu lantaran saya suka. Bahkan lebih dari Yuuji!]

INI ADALAH PESAN CINTA YANG SANGAT KUAT DAN MEMAKSA YANG HANYA PRIA SEJATI YANG BISA MENULISNYA!

"Argh! Aku benar-benar idiot! Ini sangat memalukan! SIALAAAAAAN!!!"

Ini, ini yaitu krisis terparah sepanjang hidupku! Bagaimana saya bisa mengirim surat menyerupai ini ke Minami yang selalu memperlakukan saya menyerupai belatung atau samsak tinju! Aku tidak cuma ditolak, mungkin Minami akan berpikir 'pasti akan canggung bertemu dengan orang yang gres saja kutolak!' dan tidak akan tiba ke kamar. Rencana Yuuji bakal berantakkan, dan saya akan ditolak. Apa ini hari kesialanku!?

Bagaimanapun juga, sebaiknya saya mengirim surat ke Minami untuk menjelaskan wacana isi pesan itu, ya kan?

Aku berusaha sebaik mungkin untuk memikirkan apa yang harus ditulis. Tidak, tidak ada waktu untuk memikirkan itu sekarang! Bagaimanapun, harus mengirim pesan untuk menjelaskan isi surat—

"Apa lagi sekarang, Akihisa? Kenapa kau teriak?"

"Sesuatu yang sangat jelek terjadi! Jangan hentikan aku—"

"Sesuatu yang sangat buruk? Apa –WAH!"


WHOOSH (Suara Yuuji terpeleset kulit pisang)

BAM (Suara Yuuji menabrak saya ketika terjatuh)

CRACK (Suara Yuuji menginjak ponselku dan memecahnya menjadi serpihan)


"—Apa hal jelek yang kau bicarakan, Akihisa?"

"ITU YANG BARU SAJA KAMU LAKUKAN!"

Ponselku kini berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan dikarenakan telah hancur menjadi kepingan. Tentunya, mustahil menggunakan ponselku untuk menghubungi Minami.

"Hm? Apa ini ponselmu? Maaf, saya akan menggantinya nanti."

Tidak peduli orang mau bilang apa, saya harus mengikat orang ini dan menghajar beliau hingga babak belur.

"Tidak masalah. Pokoknya, pinjamkan ponselmu!"

"Oh, ponselku? Oke."

Kuulurkan tanganku untuk mendapatkan ponsel model sederhana kesukaan Yuuji, dan mulai mencari nomor Minami.


Buku telepon Sakamoto Yuuji... rekam no. 1 -> Kirishima Shouko.


"Mu, dasar si Shouko mengacaukan ponselku lagi? Dia seharusnya idiot mekanik... apa saya harus memasukkan kembali nomor orang lain?

...

Jadi beliau niscaya tidak menyimpan nomor ponsel atau alamat email Minami. Apa masa depanku akan hancur begitu saja?

"Kenapa kau melihatku menyerupai itu, Akihisa? Sepertinya kau gres saja tanpa sengaja mengirim surat cinta pada Minami, dan saya menginjak ponselmu sebelum kau bisa menjelaskan padanya."

"Ah hahaha. Apa yang kau katakan, Yuuji? Bagaimana mungkin hal itu terjadi?"

"Ya, kau benar. Jika hal menyerupai itu terjadi, bukannya saya yang akan jadi orang jahatnya?"

"Ya ampun, khayalanmu terlalu tinggi, ah hahahaha."

Tap tap tap. Mengirim... bagus.

Kepada          : Kirishima Shouko
Pengirim        : Sakamoto Yuuji
Aku berniat melamarmu. Tolong tiba ke kamarku dengan menggunakan yukata.


"Hm? Akihisa, kau kirim pesan ke sia— GUAH, APA, APA, APA YANG KAMU LAKUKAN, BANGSAT!!"

"DIAM! AKU AKAN MEMBUATMU MERASAKAN SEMUA PENDERITAANKU! LIHAT SAJA!"

"WAAAAAAH! KENAPA KAU MASUKKAN PONSELKU KE AIR TEH!!??? BAGAIMANA CARAKU MENJELASKANNYA KE SHOUKO SEKARANG, DASAR SAMPAH TIDAK BERGUNA!!???"

"MAKAN ITU! HAHAHA! INI DIA! INI DIA PERASAN BENCI YANG KUMILIKI UNTUKMU, YUUJI!"

"APA YANG KAU BICARAKAN, AKU SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI APA YANG KAMU BICARAKAN! POKOKNYA, AKU HARUS PERGI UNTUK MENJELASKAN ITU KE SHOUKO SEBELUM TERLAMBAT—"


KLAK (Suara Yuuji membuka pintu dan berlari keluar)

BUAK (Suara Yuuji terkena tinju Tetsujin di koridor)

KINK DANG CLANG DOMP (Suara Yuuji dihempaskan ke dinding bersamaan dengan meja di kamar)


"Dilarang meninggalkan kamar!"

"Dimengerti."

Karena Yuuji tidak bisa bergerak sama sekali, saya yang menjawab perintah Tetsujin. Sepertinya para guru sudah meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap seluruh penghuni kamar ini.

"Ngomong-ngomong, Hideyoshi dan Muttsurini, kalian belum beli ponsel?"

"Ya, belum butuh."
"...Aku akan kena duduk masalah kalau berdering pada ketika yang penting."

Saat ini, sebagian besar siswa Sekolah Menengan Atas sudah punya satu ponsel, jadi kedua orang ini yaitu pengecualian, terutama salah satunya mempunyai alasan yang agak unik.

Terpaksa. Aku akan menjelaskannya pada Minami besok.

"Ngomong-ngomong, akan jelek kalau kita tidak membereskan kamar ini. Kita bahkan tidak bisa mengatur kawasan tidur kita menyerupai ini."

"Kamu benar, ayo bersihkan kamar dulu, kemudian kita akan mengambil foto Hideyoshi."

Kami memperbaiki posisi meja yang terbalik, mengambil sampah di lantai dan mengumpulkan mereka semua di kawasan sampah. Koper Hideyoshi harus ditaruh di sisi kanan (buk), vas dan gelas yang pecah harus ditaruh di kiri (hehyo), koperku di kanan (buk), Yuuji yang tidak sadarkan diri yaitu sampah jadi beliau dibuang ke kiri (shasha-BUK)

"GUAAHH! KACA, ADA KACA DIPUNGUNGKU!"

"Ah, Yuuji. Kalau sudah bangun, cepat bantu kami."

"Tunggu! Apa kau tidak lihat luka di punggungku!?"

"Tidak masalah. Setidaknya itu tidak terlihat fatal."

"Karena kau mengatakannya, bagaimana dengan ini?"

"Ahh! Jangan lempar isi koperku?"

"Aku akan membuatmu menderita!"

"Kalau begitu, saya akan menggunakan yukata! Setidaknya saya akan sepasang dengan Hideyoshi!"

"...Aku benar-benar iri padamu."

"Kalian... melupakan jenis kelaminku, ya?"

Waktu berlalu ketika kami beres-beres.


—Tok tok tok…


Terdengar bunyi pintu diketuk.

"Ah, selamat datang, Himeji-san. Apa kau ditahan oleh Tetsujin?"

"Kalau soal Nishimura-sensei, beliau membiarkanku masuk sehabis saya memberinya camilan."

Himeji-san memperlihatkan Camilan Super buatannya.

"Selamat tinggal Tetsujin. Beristirahatlah dengan tenang..."

Dari lubuk hatiku, saya berdoa biar beliau beristirahat dalam damai.

"Ngomong-ngomong, kenapa Akihisa-kun menggunakan yukata?"
 "Eh? Karena sudah disediakan di kamar, jadi saya pakai. Aku merasa ini yaitu kesempatan langka. Apa ini cocok denganku?"

Meskipun bekerjsama lantaran semua pakaianku penuh beling di atasnya, tapi saya tidak perlu menjelaskan hal menyerupai itu sekarang.

"Ya, itu sangat cocok denganmu! Kulit yang indah dan badan yang ramping, kau benar-benar terlihat tampan!"

Dia terlihat menyerupai akan kehilangan kendali, saya ingin tau dengan apa yang terjadi padanya.

"Ah, Himeji, senang sekali kau ada di sini."

"Selamat malam, Sakamoto-kun, maaf mengganggu."

"Meskipun ini terlalu cepat, ini hadiah untukmu."

Yuuji menyerahkan sesuatu padanya.

"Apa ini yukata? Terima kasih. Oh ya, Akihisa-kun mengirim pesan, katanya ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan denganku?"

Himeji-san eksklusif curiga dengan yukata yang beliau terima.

"Sebenarnya, saya punya seruan pada Himeji-san."

"Permintaan?"

"Hm , ya. Aku harap Himeji-san mau menggunakan yukata dan berfoto dengan kami."

"Eh...?"

Karena terlalu mendadak, Himeji-san membelalakkan matanya. Mengatakan ini tiba-tiba memang membuat semua orang terkejut.

"Ah eem, bagaimana ngomongnya ya..."

Apa yang harus kukatakan padanya? Ini benar-benar merepotkan.

"...Yah, kalau Akihisa-kun ingin berfoto denganku, saya bisa terima..."

Kemudian, Himeji-san sepakat sebelum mendengar penjelasannya. Oh, jadi beliau tidak suka di foto sendirian?

"Gampang! Hideyoshi dan saya akan foto bersamamu!"

Semuanya akan baik-baik saja sehabis mereka memotong fotoku. Tidak, bahkan tanpa harus mengatakannya, Muttsurini niscaya otomatis akan eksklusif meng-crop fotoku.

"...Jarang sekali ada kesempatan menyerupai ini. Kupikir kita berdua bisa berfoto bersama..."

Melihat ke belakang, terlihat Himeji-san memasang ekspresi tidak senang sambil membusungkan pipinya. Kami berniat foto bersama, tapi apa Himeji-san masih belum puas?

"Yah, lantaran Akihisa-kun yang memintanya, mau bagaimana lagi... kalau begitu, saya akan ganti baju dulu."

Himeji-san mengambil yukata kemudian beliau pergi untuk ganti baju.

Tiba-tiba saya memikirkan sesuatu. Kami belum bertanya apa kami bisa memperlihatkan foto itu kepada orang lain, ya kan? Meskipun itu bukan foto yang aneh, saya tetap harus meminta izin.

"Tunggu, Himeji-san."

"Ya?"

Aku memanggil Himeji-san, dan berbalik untuk melihat Yuuji. Kusampaikan maksudku tanpa bersuara 'aku akan memberitahu Himeji-san kalau kita akan mengembangkan foto itu', Yuuji menjawab dengan tatapan 'apa kau berpikir kalau saya berencana menyembunyikannya dari dia?'.

"Sebenarnya, ini wacana foto-foto itu. Boleh saya menunjukkannya pada teman-temanku yang lain?"

"Eh? Foto saya sedang pakai yukata? Itu, yah, saya agak malu..."

"Apa yang kau bicarakan? Jika kau aib memperlihatkan dirimu dengan yukata, bagaimana bisa Akihisa bertahan hidup? Dia idiot dan mesum. Menurutmu, bukankah beliau tidak pantas hidup?"

"LEPASKAN AKU, HIDEYOSHI! AKU AKAN MEMBUNUH ORANG ITU, MENARIK OTAKNYA DAN MENCINCANGNYA!"

Hideyoshi berusaha keras menahanku, mencegahku membunuh Yuuji.

Setiap kali saya bersama Yuuji, niscaya sesuatu yang tidak menguntungkan selalu terjadi. Kenapa nasibku selalu menyerupai ini?

"Ngomong-ngomong, saya tidak berniat memintamu tanpa imbalan menyerupai itu. Aku akan menawarkan hadiah yang pantas untukmu."

Yuuji melambaikan tangannya ke Himeji-san ketika beliau menyampaikan ini.

"Apa maksudmu?"

Tanpa merasa curiga, Himeji-san mendekat, dan kemudian mereka berdua mulai berbisik satu sama lain,

"...Besok pagi… hisa... foto wajah tidur..."

"...Benarkah... kalau begitu... tidak peduli berapa harganya, saya akan..."

Apa yang mereka bicarakan? Terutama Himeji-san, yang dari tadi melihat ke arahku; ini agak mencurigakan.

"Jadi kita sepakat. Tidak ada masalah, kan?"

"Ya! Tidak duduk masalah kalau saya hanya perlu sedikit melonggarkan yukataku."

APA!? Apa yang membuatnya begitu termotivasi?

"Pokoknya, terima kasih. Kalau begitu, bisa segera ganti baju?"

"Oke!"

Himeji-san memeluk yukatanya sambil berjalan menuju kamar mandi di dalam kamar kami. Suara ketika baju dibuka membuat darah mudaku meluap-luap, tapi tentu saja itu yaitu belakang layar yang tidak akan kukatakan.

"...(fokus)"

Muttsurini berkonsentrasi melap lensa kameranya. Sebenarnya, beliau niscaya akan memotong fotoku dan meninggalkan Himeji-san dan Hideyoshi di foto. Yah, saya sangat mengerti niat dia.

Ah iya.

"Muttsurini, saya ingin bertanya sesuatu."

"...?"

Aku agak aib untuk menyampaikan ini, jadi saya menurunkan volume suaraku supaya tidak terdengar oleh Yuuji dan Hideyoshi sebelum melanjutkan.

(Kalaupun cuma satu, saya ingin... foto saya dan Himeji-san berdua...)

"...Hanya satu."

Muttsurini sedikit tersenyum.

Ini yaitu memori yang inginku sembunyikan dari semua orang dan menyimpannya untukku seorang.


***


Sebelum Muttsurini karam dalam genangan darahnya, kami butuh beberapa waktu untuk kami berhasil mendapatkan foto Hideyoshi dan Himeji-san menggunakan yukata. Meskipun belum dicetak, tidak ada laki-laki yang tidak akan berniat mengintip sehabis melihat ini. Jika memang ada, bisa dikatakan kalau kemungkinan besar beliau homo.

Setelah difoto, Himeji-san kembali ke kamarnya. Aku tidak tahu apa lantaran kami dimarahi oleh Tetsujin hingga larut malam, tetapi kami eksklusif menguap sehabis kami mematikan lampu. Ngomong-ngomong, saya harus memberi tahu Minami wacana pesan itu segera sehabis saya bangun besok pagi, jadi ayo eksklusif tidur.

Mungkin ini penyebabnya bahkan tidak menyadari ada orang yang masuk ke dalam kamar kami?

"...ki, bangun..."

Rasanya menyerupai diguncang.

"Uuuuuh..."

Ugh... saya tidak tahu siapa itu, tapi saya sangat lelah... tolong, biarkan saya tidur...

"...Ya ampun, kenapa kau malah tidur lagi..."

Orang ini terus mengguncang tubuhku hingga saya bangun.

"Umm!"

Aku tidak bisa menyingkirkan tangan yang memegangiku. Aaah, saya sedang tidur, jadi berhenti menggangguku...

"Aku menyuruhmu bangun!"

Krek krek...

"—UWOAHH!!"

Apa, apa!? Apa-apaan rasa sakit ini!? Bahu kiriku terkilir dan disambungkan lagi supaya tidak ada bukti tanda kekerasan!?

"Apa kau sudah bangun sekarang, Aki?"

"Eh? Ah, jadi itu Minami. Kurasa saya mengerti kenapa ini terjadi."

Jika Minami ada di dekatku, rasa sakit menyerupai ini sudah bisa diduga.

"Tidak, tunggu, kenapa kau ada di sini, Minami GUWAH!"

"Jangan berisik!"

Minami terlihat agak panik ketika beliau menutup ekspresi dan hidungku dengan tangannya.

Eh, eh!? Kenapa!? Kenapa Minami ada di sini!?

"Apa kau sudah bangun sekarang? Setelah kau tenang, saya akan melepaskan tanganku..."

"...(Mengangguk dengan keras)"

Aku dengan panik menganggukkan kepalaku tanpa pikir panjang ketika mendengar kata-kata Minami, hingga leherku hamper putus.

Seharusnya beliau sumpal mulutku lain kali.

"Jangan terlalu keras..."


Setelah menyampaikan ini, Minami kesudahannya melepaskan tangannya,

Hoooo... sehabis menghirup oksigen secukupnya, saya mendongak untuk melihat gadis yang sedang menatapku.

"Yah... kau Minami, kan?"

"...Kenapa kau menatapku sepertin itu?"

Karena ketika ini, rambut Minami tidak dikuncir tapi dibiarkan terurai. Seharusnya hanya itu, tapi kesan yang beliau berikan padaku sangat berubah. Melihat wajahnya yang sedikit memerah, beliau terlihat sangat — manis.

"...Aki...?"

Minami memperlihatkan ekspresi lembut ketika beliau menatapku. Penampilannya kali ini benar-benar berbeda dari kepribadiannya yang membara menyerupai api, agak lemah, dan terlihat menyerupai gadis yang sangat manis.

...Tapi kenapa Minami ada di kamarku sekarang?

Biasanya, bagi perempuan untuk tiba jauh-jauh ke kamar tidur anak laki-laki pada pagi buta sangat sulit untuk dijelaskan. Bahkan sekalipun kami berteman, kami masih berbeda jenis kelamin! Datang ke sini di jam segini, dan selain itu, saya bukan orang yang beliau sukai. Ini sangat mencurigakan. Juga, pakaiannya sangat tipis, jadi ada kemungkinan besar beliau masuk ke ruangan yang salah.

Kenapa Minami menentukan mengambil risiko tertangkap oleh para guru dan tiba jauh-jauh ke sini? Aku berusaha mencari jawabannya, dan tiba-tiba, sebuah pikiran muncul di benakku.

—Apa Minami menyukaiku?

TIDAKTIDAKTIDAKTIDAK!! CEPAT TENANGKAN PIKIRANMU, YOSHII AKIHISA! BAGAIMANA MUNGKIN HAL ITU TERJADI? DIA SELALU MENGHINAKU 'BAKA BAKA!', JADI PASTI DIA LEBIH MEMILIH ORANG YANG LEBIH CERDAS, YA KAN? BAGAIMANA MUNGKIN DIA TIBA-TIBA MENYUKAIKU? BUKANNYA ITU SANGAT MUSTAHIL? Ayo tenangkan pikirkan dulu.

Mari kita menganalisa situasi ketika ini dan memikirkannya dengan jelas.

Seorang gadis di kelasku muncul di depanku dan mengenakan piyama tipis.

DIA MENYUKAIKU!!!

OI! BUKANNYA ITU TERLALU SEDERHANA !?

"Aki, kau akan membangunkan yang lain kalau kau terlalu keras!"

"Guu!"

Minami bahkan menyumbat mulutku lebih keras.

Tunggu, mari kita tenang dan pikirkan ini dengan terang lagi.

Dia menyukaiku.

Apa beliau benar-benar menyukaiku?

Dari sikapnya dulu, tampaknya tidak mungkin, kan? Selain itu, beliau menutup mulutku sekarang.

Ngomong-ngomong, saya mengirim pesan gila ke dia.

Minami seharusnya tidak senang sekarang, kan?

Dia bermaksud untuk tiba dan menghancurkan segalanya bersamaan seperti tidak ada yang terjadi.

Larut malam + invasi + seluruh tubuhnya senjata.

Ooh! Aku memecahkan masalah ini!

"...Minami, setidaknya jangan buat ini menyakitkan..."

"...Apa yang otakmu pikirkan sekarang?"

Aku akan dihukum sekarang.

Ketika saya ingin bangun, Minami mulai merona lantaran suatu alasan, kemudian beliau mulai bicara sambil terlihat agak malu,

"...Aku, saya mengumpulkan semua keberanianku sebelum tiba kemari, kau tahu... jadi, jadi, soal itu, kau tidak perlu kirim pakai pesan, katakan saja eksklusif denganku, tahu..."

"Eh?"

Jangan gunakan pesan? Apa beliau menanyakan seruan terkahirku? Karena tidak ada kertas di sini, jadi beliau ingin mendengarkan eksklusif permintaanku? Minami sangat perhatian, tapi lantaran beliau sangat erat untuk mendengarkan seruan terakhirku, saya berharap beliau mau memperlihatkan belas kasihan padaku...

Baiklah, mari pikirkan cara untuk melarikan diri dari sini. Pertama, mari selidiki apa yang terjadi di sekitar kita.

Saat ini, yang ada di sekelilingku adalah—


Wajah tidur Hideyoshi yang imut.

Muttsurini yang sedang bersiaga dengan kameranya.

Kirishima-san yang mengenakan yukata dan menyelinap ke atas kasur Yuuji .


"..."

Heh? Sepertinya ada yang salah di sini.

Kugelengkan kepala dan berniat untuk mengkonfirmasi semuanya sekali lagi.


Wajah tidur Hideyoshi yang polos.

Muttsurini yang memencet tombol kamera secepat kilat.

Kirishima-san yang mengabaikan perlawanan Yuuji yang terlihat panik sambil melepaskan obi yukata miliknya.


"Dasar merepotkan… tampaknya orang-orang ini sama sekali tidak sanggup diandalkan..."

"Sebelum itu, kau tidak berniat menyelamatkan aku!?"

Aku bahkan tidak berani melihat kea rah Yuuji. Karena kau tahu, Kirishima-san sudah melepaskan pakaiannya sampai-sampai saya bisa melihat terlalu banyak hal.

"Tunggu, tunggu dulu. Semua orang sudah bangun kecuali Kinoshita!? Seharusnya kau bilang dari tadi!"

Minami eksklusif menjauh dariku dengan panik. Mungkin beliau tidak bisa membunuhku kini lantaran ada banyak saksi di sini?

"Be, begitu rupanya. Karena semua orang sudah bangun... makanya Aki akal-akalan tidak tahu apa-apa..."

Bagaimanapun, ancaman sudah berakhir sekarang. Aku hanya perlu meminta mereka kembali ke kamar mereka tanpa terlihat oleh para guru.


BAM!


"Apa kau baik-baik saja, onee-sama!? Miharu di sini untuk menyelamatkanmu!"

Sudah kuduga. Aku tahu kalau ini tidak akan berakhir menyerupai harapanku.

"Mi, Miharu!? Kenapa kau ada di sini!"

"Miharu gres saja masuk ke dalam futon Onee-sama dan ternyata kosong, jadi Miharu khawatir ada sesuatu yang terjadi...! Sepertinya tiba ke sini yaitu keputusan yang benar!"

Shimizu-san, kau luar biasa! 'Menyelinap masuk dan tidak menemukan siapa pun' dan keluar untuk mencari seseorang bukan sesuatu yang orang normal akan pikirkan. Kamu berencana meluncurkan serangan skala penuh di hari ke-3 training camp?

"Hampir saja... Kupikir eksekusi kemarin sudah cukup untuk mengajarimu. Seharusnya saya dilarang lengah..."

Eh? Dia masuk kemarin?

"Onee-sama! Kamar anak laki-laki terlalu kotor! Ayo tidur telanjang bersama Miharu! Ah, tapi Miharu akan melaksanakan banyak hal supaya mencegah Onee-sama dari tidur!"

"Hentikan, Shimizu-san! Muttsurini tidak akan bertahan kalau kau terus membicarakan ini!"

"...(drip drip drip)."

"...Ngomong-ngomong, mari kita lanjutkan, Yuuji."

"KAMU TERNYATA SANGAT EGOIS, SHOUKO!!"

"Ap, apa yang terjadi? Kenapa saya bangun dan melihat 3 gadis di kamar ini, Yuuji ditindih dan kasur Muttsurini semua berlumuran darah?"

"AHH! JANGAN TERIAK! KALAU BEGIN, TETSUJIN BAKAL—"


"Apa yang terjadi? Aku tampaknya mendengar bunyi Yoshii!"

Suara garang Tetsujin terdengar dari arah koridor.

"""""..."""""

"Eh? Kenapa? Kenapa semua orang natapku 'terima kasih, berkat Yoshii, kita semua ketahuan'?"

Dan kenapa Tetsujin hanya mendengar suaraku? Sepertinya indera pendengaran Tetsujin harus diperiksa ke dokter.

"Sialan! Gara-gara Akihisa, situasinya jadi lebih parah! Pokoknya, cepat pergi dari sini sebelum kalian tertangkap!"

"Meskipun bekerjsama bukan salahku, tapi Yuuji benar! Bagaimanapun caranya, cepat pergi, serahkan ini pada kami!"

Jika seseorang mengetahui kalau ada anak perempuan kamar laki-laki (apalagi lantaran salah satunya hanya mengenakan yukata), ini akan berubah menjadi duduk masalah besar. Pokoknya, kami harus membantu ketiga orang ini kabur!

"Ta, tapi ..."

"Tidak ada waktu untuk ragu, onee-sama! Ngomong-ngomong, cepat lepas bajumu dan tiba ke kamar Miharu!"

"Diam, Miharu!"

Aku terkesan dengan Shimizu-san yang mencoba meyakinkan Minami dalam situasi menyerupai ini.


"Yoshii dan Sakamoto! Aku tahu itu kalian berdua! Jangan kabur kalian!"


Di ketika kami bersiap di depan pintu, bunyi angker Tetsujin terdengar.

"Itu bunyi Tetsujin! Dia hampir sampai!"

"Tidak ada waktu lagi! Kita harus menggunakan jurus 'bom Aki' untuk mengalihkan perhatiannya, kalian bertiga gunakan kesempatan ini untuk melarikan diri!"

"Dimengerti!"

"Minami! Ini bukan ketika yang sempurna untuk menyampaikan kalau kau mengerti!"

Apa-apaan jurus itu? Bukannya itu planning bunuh diri?

"Pertama, Yuuji dan saya akan pergi untuk menarik perhatian Tetsujin. Kalian bertiga gunakan kesempatan ini untuk keluar dari kamar, mengerti?"

"Mm... maaf soal itu, semuanya gara-gara kami..."

"...Terima kasih."

"Aku sangat mencintaimu, onee-sama."

Setelah kami memutuskan, tidak ada waktu lagi untuk khawatir, ayo kita selesaikan ini!

"Ayo, Yuuji!"

"Terpaksa, saya akan ikuti rencanamu!"

Kuletakkan tanganku di gagang pintu dan mengayunnya terbuka.

BAM! Cruck!

"Ugh!? Yo, Yoshii, bajingan!"

"Eh!? Sepertinya kepala Tetsujin terbentur!?"

"Kerja yang bagus, Akihisa!"

Ini memang elok bagi semua orang, tapi bukannya gara-gara ini Tetsujin jadi sangat ingin membunuhku?

"LARI, AKIHISA !!"

"Go-!!"

Saat ini, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Karena Tetsujin terbentur di kepala, ketiga gadis di dalam kamar tidak bisa melarikan diri, dan sekarang, mata Tetsujin terbuka lebar dan melihat ke dalam kamar. Sialan, kalau beliau melihat lebih jauh, beliau akan menemukan gadis-gadis di dalam kamar!

Apa planning kami sekarang? Jika kami tidak melaksanakan apa-apa, ketiga gadis itu akan terlibat! Ngomong-ngomong, saya sadar kalau Yuuji sedang memegangi kepalaku dan berniat menggunakan jurus bunuh diri itu, jadi kalau saya tidak melaksanakan apa-apa, orang yang akan terlibat berikutnya yaitu aku!

"Aku di sini, Tetsujin!"

Kutepak tangan Yuuji, melepas yukataku dan berlari menuju Tetsujin. Tetsujin merespon suaraku dan melihat ke arahku. Bagus, beliau tidak akan bisa melihat para gadis itu sekarang!

"Berapa kali saya harus memberitahumu untuk memanggilku Nishimura-sensei— "

“MAKAN INI!!"

Langsung kuambil yukata yang kulepas dan untuk membungkus wajah Tetsujin.

"Oi, oi, apa yang kau lakukan?"

"DAN INI BONUSNYA!"

Kugunakan obi untuk mengikatnya. Sekarang seharusnya bisa mengulur waktu.

"SEKARANG!"

Kuberi sinyal kepada Minami dan yang lain. Mereka bertiga menganggukkan kepala mereka serentak dan lari keluar kamar.

Bagus. Setidaknya kini tidak ada masalah—

"Yoshii, tampaknya kau benar-benar ingin saya memberimu hukuman, hah...!"

-Tentu saja tidak! Jika kami tidak melarikan diri dari sini, kami akan dipaksa mendapatkan tinju penghakiman Tetsujin.

"Kamu harus berjuang dengan keras sekarang, Akihisa."

Yuuji mengacungkan jempolnya. Tidak tidak, itu tidak akan berhasil.

"Maaf, Nishimura-sensei! Itu lantaran Sakamoto Yuuji membawa alkohol ke sini dan memintaku untuk memancingmu pergi!"

"APA OMONG KOSONG YANG KAMU KATAKAN?"

Melihat Yuuji jadi panik, saya memberinya acungan jempol sebagai jawaban.

Tenang, Yuuji! Sebagai seorang teman, saya tidak akan meninggalkanmu sendirian! Jadi, ayo melarikan diri bersama. Kita akan pergi ke mana pun dan di mana pun!

"Yoshii... Sakamoto... kalian... Apa kalian sudah siap?"

""Bagaimana mungkin kami siap!?""

Sebelum Tetsujin merobek yukataku, Yuuji dan saya sudah berlari jauh. Meskipun saya tidak berniat menyombongkan diri, saya sedikit percaya diri soal melarikan diri!

"Sekarang apa, Yuuji? Kita harus menyingkirkan Tetsujin!"

"Apa? Melarikan diri bukan solusi di sini!"

"Kamu benar, orang itu tidak ada bedanya dengan monster."

"Itu benar, jadi kita harus melarikan diri ke kawasan yang tidak bisa didekati Tetsujin!"

"OKE!"

Sebuah kawasan yang tidak bisa dimasuki Tetsujin... satu-satunya kawasan yang bisa kupikirkan yaitu gang sempit yang tidak akan bisa dilewati oleh badan besarnya, tapi apa kawasan semacam itu ada?

"Tidak ada gunanya kalian berdua melarikan diri! Bersiaplah untuk mendapatkan ruang tahanan yang saya cintai!"

Tetsujin masih mengejar! Harus lebih cepat!

"Di sini, Akihisa!"

"Mengerti!"

Untuk mencegah Tetsujin supaya tidak bisa menangkap kami, kami berdua melewati ruang mencar ilmu mandiri.

"Ngomong-ngomong, Yuuji, kemana kita akan pergi?"

"Tempat di mana seorang guru laki-laki tidak bisa pergi, dengan kata lain — hotel anak perempuan!"

"Begitu rupanya!"

Benarkah, hotel anak perempuan? Memang benar kalau Tetsujin tidak bisa memasuki koridor hotel kamar gadis muda yang sedang berada di alam mimpi, lantaran itu yaitu taman belakang layar yang tidak bisa dimasuki anak laki-laki!

Tapi, kalau saya melarikan diri ke sana hanya dengan celana dalamku—

"-Sepertinya, saya niscaya akan dibunuh..."

Artinya ini melarikan diri ke jurang?

"Ayo, Akihisa!"

"Tidak mungkin!"

Melihat koridor hotel kamar anak perempuan sempurna di depanku, saya menolak pandangan gres Yuuji .

Kalau saya tidak mendapatkan pakaian yang pantas, pilihanku harus terus berlari.

"Cheh! Kamu masih mempedulikan itu dalam situasi menyerupai ini... ya sudahlah. Cepat pakail ini!"

Yuuji melempar sesuatu.

Aku menangkapnya. Ini yaitu — pakaian. Bukannya ini yang kubutuhkan sekarang?

"Seperti yang diharapkan dari Yuuji! Kamu memang yang paling mengerti aku!"

"Cepat dan pakai itu!"

"Mm, terima kasih!"

Aku eksklusif memakainya, mengancingnya, dan tidak lupa mengenakan kaus kaki. Oke! Sempurna!

"Yuuji, lihat saya menggunakan seragam pelaut!"

Blus putih dan rok selutut yang akan menerangi mata siapa pun, dengan stoking biru tua, dan warna pakaian dalamnya adalah, ra-ha-si-a.

—Sekarang ini bukan lagi situasi saya akan ditangkap oleh Tetsujin. Bisa kubayangkan diriku ditangkap dan dibawa ke kantor polisi, semua orang akan sepakat kalau 'siswi ini berasal dari sekolah lain'.

"Baiklah, kini kita bisa melarikan diri ke dalam!"

"Tunggu, Yuuji! Ini mungkin lebih fatal daripada benar-benar telanjang!"

Ngomong-ngomong, bagaimana Yuuji mendapatkan pakaian ini? Seragam sekolah kami menggunakan materi jas, ya kan?

Tetapi tidak ada waktu untuk memikirkan hal ini. Aku harus melepas pakaian ini dulu!

"Bagaimana kalau kita berpencar di sini?"

Yuuji menyampaikan ini padaku yang hanya mengenakan boxer lagi.

"Kenapa kau menyampaikan hal menyerupai itu, Yuuji? Tidak peduli ke mana pun itu, kita akan melarikan diri bersama ?"

Bagaimana mungkin saya ingin ditinggalkan hanya dengan boxer?

"TIDAK AKAN! AKU TIDAK MAU BERURUSAN DENGANMU, CABUL!"

"DIAM! KALAU KAMU TIDAK MAU, BURUAN LEPAS CELANAMU!"

"JADI KAMU MENGINCAR INI!?"

"LEPASKAN! LEPASKAAAAAAN— !!"

"TIDAK SUDI KUBERIKAN INI PADA—"

"... Apa yang kalian lakukan? "

"..."

"..."

Aku bertukar pandang dengan Yuuji.

Adegan saya dengan boxer menarik celana Yuuji niscaya akan merusak mata semua orang yang melihatnya, kan? Tidak peduli dilihat dari sudut mana pun.

"...Aku tahu kalau kalian berdua tidak beruntung dengan perempuan, tapi tolong jangan lakukan hal-hal menyerupai ini di kawasan umum, oke?"

""Sensei! Kami bersedia ditahan! Tapi dengarkan dulu klarifikasi kami!!"”

Selama tiga malam berturut-turut, kami menikmati saat-saat senang bersama Tetsujin.


Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/