Tarif Murah Layanan Operator Indosat Kalau Memenangkan Lelang Frekuensi
Jakarta - 9 Mei 2017
Indosat Ooredoo sepertinya tak sabar menunggu untuk mengikuti proses lelang pita frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz yang biasa dipakai untuk layanan 3G dan 4G.
"Amin. Sudah usang nunggu nih," kata President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli di Kantor Pusat Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (10/5/2017). Reaksi itu muncul ketika ditanya Peraturan Menteri (Permen) lelang akan disahkan bulan Mei ini.
Pria yang disapa Alex ini, mengklaim bahwa Indosat Ooredoo ini juga menjadi operator yang membutuhkan frekuensi tambahan. Tujuannya semoga layanannya dapat diterima konsumen dengan lancar.
Komitmen yang dijanjikan oleh anak perusahaan Ooredoo ini bila mendapat frekuensi tambahan, maka mereka akan mengatakan tarif operator yang lebih murah lagi kepada masyarakat.
"Lelang ini untuk tambah kapasitas untuk memastikan operator gak perlu harganya naik, kan lebih murah dengan frekuensi tambahan. Basicly layanan lebih smooth, kapasitas lebih terjamin tanpa naikin harga," ucap Alex.
Operator seluler memiliki dua pilihan untuk memperlihatkan harga terjangkau. Pertama dengan mengikuti proses lelang frekuensi. Kedua melalui penambahan Base Trenceiver Station (BTS).
"Kami butuh frekuensi, mau yang mana di 2,1 GHz atau 2,3 GHz, kan kini itu teknologi netral, ponsel yang teman-teman juga sudah dapat terima di frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz, i don't care," ucap Alex menegaskan ikut lelang.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memastikan Peraturan Menteri terkait lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz akan ditandatangani tamat Mei ini.
"Bulan ini Insya Allah aku tanda tangan peraturan menterinya," kata Rudiantara ketika ditemui usai aktivitas penandatanganan kerjasama Go-Jek dengan Bank BNI Syariah, BTN dan Permata Bank Syariah dalam aktivitas Swadaya di Jakarta, Selasa (9/5/2017).
Ia pun memastikan proses lelang 2,1 GHz dan 2,3 GHz akan dilaksanakan berbarengan. Pria yang kerap disapa Chief RA menjanjikan pekan depan ia akan memaparkan gambaranya, terutama soal permasalahan lelang.
"Bukan frekuensinya mau dilelang bareng atau tidak. Permasalahannya di kita itu apa. Tadinya yang kita lihat 5 kota, kini di 10 kota. Kita perluas di kota-kota mana saja terjadi congestion," jelasnya. (fyk/fyk)
"Amin. Sudah usang nunggu nih," kata President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli di Kantor Pusat Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (10/5/2017). Reaksi itu muncul ketika ditanya Peraturan Menteri (Permen) lelang akan disahkan bulan Mei ini.
Pria yang disapa Alex ini, mengklaim bahwa Indosat Ooredoo ini juga menjadi operator yang membutuhkan frekuensi tambahan. Tujuannya semoga layanannya dapat diterima konsumen dengan lancar.
Komitmen yang dijanjikan oleh anak perusahaan Ooredoo ini bila mendapat frekuensi tambahan, maka mereka akan mengatakan tarif operator yang lebih murah lagi kepada masyarakat.
"Lelang ini untuk tambah kapasitas untuk memastikan operator gak perlu harganya naik, kan lebih murah dengan frekuensi tambahan. Basicly layanan lebih smooth, kapasitas lebih terjamin tanpa naikin harga," ucap Alex.
Operator seluler memiliki dua pilihan untuk memperlihatkan harga terjangkau. Pertama dengan mengikuti proses lelang frekuensi. Kedua melalui penambahan Base Trenceiver Station (BTS).
"Mana yang lebih murah itu yang kami ambil. Kalau nambah BTS itu masalahnya nyewa tower, belum lagi ribut sama Pemda, dan lainnya," kata Alex.
"Kami butuh frekuensi, mau yang mana di 2,1 GHz atau 2,3 GHz, kan kini itu teknologi netral, ponsel yang teman-teman juga sudah dapat terima di frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz, i don't care," ucap Alex menegaskan ikut lelang.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memastikan Peraturan Menteri terkait lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz akan ditandatangani tamat Mei ini.
"Bulan ini Insya Allah aku tanda tangan peraturan menterinya," kata Rudiantara ketika ditemui usai aktivitas penandatanganan kerjasama Go-Jek dengan Bank BNI Syariah, BTN dan Permata Bank Syariah dalam aktivitas Swadaya di Jakarta, Selasa (9/5/2017).
Ia pun memastikan proses lelang 2,1 GHz dan 2,3 GHz akan dilaksanakan berbarengan. Pria yang kerap disapa Chief RA menjanjikan pekan depan ia akan memaparkan gambaranya, terutama soal permasalahan lelang.
"Bukan frekuensinya mau dilelang bareng atau tidak. Permasalahannya di kita itu apa. Tadinya yang kita lihat 5 kota, kini di 10 kota. Kita perluas di kota-kota mana saja terjadi congestion," jelasnya. (fyk/fyk)
Sumber Informasi : https://inet.detik.com/