Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kusoge Chap 2 (1) Vol 2 B. Indonesia

Chapter 2 Dewi yang turun untuk me-rukyah Kusoge
Diterjemahkan oleh



Keesokan harinya.

Empat gamemaster kita dan satu peri berada di ruang debugging. Alice menarikan pena di papan tulis. Kalimat 'Markas Penanggulangan Bencana Besar Sword & Magic Online', tertulis disana.

Dia membanting tangannya pada papan tulis dan berbalik ke arah yang lain.

"Dan begitulah....kita punya keadaan darurat yang menarik!!"

Alice menjentikkan jarinya. Setelah itu, pemandangan yang dekat muncul di layar utama, itu yaitu kota pertama, {Start}. Meski terlihat sangat berbeda dari biasanya. Langit telah retak. Air menyembur jatuh dari langit yang retak bagaikan air terjun.

Terhantam oleh air, kota itupun banjir.

"UOOOOOOOOOOOOH?!?! APA INI, JENIS ACARA APA INI?!?!"

"Jika kalian menyentuh air tanpa item-item tertentu, kalian akan mati seketika! Semuanya, pergi ke kawasan yang lebih tinggi!"

"Langitnya....Langitnya jatuh di atas kepala kita....(secara harfiah)"


Mereka bisa mendengar tangis derita para pemain.

"....Au ...."

Azrael bergumam di sebelah, merasa agak canggung.

"....Aku minta maaf, Alice"

Tak peduli bagaimana kamu melihatnya, lubang itu yaitu kesalahan Sasaraki dan Azrael.

"Tak perlu minta maaf. Sebaliknya, ini yaitu kesempatan kita!"

"Eh? Kesempatan?"

"Ya, di sini, lihat, ada orang-orang baik yang mencoba menyelamatkan satu sama lain!"

Alice menunjuk pada Layar Utama.

"Oooi, kamu baik-baik saja? Apa kamu perlu 'Potion Berenang'?"

"Kau masih punya sisanya?! Aku mau, terima kasih!"

"Kalau begitu, biaya untuk tiga peringkat C atau satu peringkat B yang langka...."

"Jadi kamu mencoba memeras uang dariku pada ketika bencana, kamu iblis?!"

"Uwahahahahaha, bisnis sedang laku manis!"


Begitulah para pemain mencoba menyelamatkan (haha) satu sama lain.

"Dan? Bukankah mereka terlihat menyerupai sedang bersenang-senang?"

"Dalam bentuk lain, ya kan?!"

"Jika peristiwa ini masuk isu di dunia nyata, kita akan memperoleh pemain baru!"

"Populer alasannya bencana?"

"Ini lebih menyerupai terkenal alasannya penyiraman"

Pintar.

"Ini dia, surat dari Kirine"

Alice menjentikkan jarinya lagi dan sebuah surat muncul di Layar Utama.

Pengirimnya yaitu Watarai Kirine, presiden perusahaan 'EastEnd Games', inilah studio pengembangan gamenya.

{Untuk Alice Dari Kirine (yang merasa bahwa dirinya tidak hidup)*
[Aku gres sadar klo Kirine ini cewek....Kukira om-om]

Halo, Alice. Apa kamu baik-baik saja?

Aku benar-benar tidak tahu apa saya baik-baik saja atau tidak, tapi saya masih hidup, untuk sekarang.

Apa hidup itu menyenangkan?

Ah, maaf, jangan pusingkan pertanyaan dari orang sepertiku. Aku akan mulai dengan laporan.

Banjir di lantai pertama menjadi topik panas. Reaksi dari lembaga 'Game Online untuk Muda-Mudi' di medsos yang dikendalikan oleh pemerintahan yaitu : 'Muncul lagi peristiwa kocak yang lain hahaha', 'Game ini terlalu menyenangkan (selama kamu hanya menonton) wkwkwk', dan seterusnya.

Kaprikornus hitungan pemain meningkat sementara. Hanya sedikit.

Secara rinci, kita mendapat 20 pemain gres semenjak kemarin.

Ehe. Ehehe.

Kirine-san sangat senang.

Aku begitu gembira, saya kini punya sekaleng sukacita.

Viva la banjir!

Ah, tapi saya dilarang terlarut dalam kebahagiaan.

Efek dari program semacam ini hanya sementara.

Karena banjir, orang-orangpun tidak bisa melaksanakan quest atau apa pun, jumlah pemain mungkin akan jatuh dalam jangka panjang. Kaprikornus pertama-tama, ayo kita lakukan sesuatu wacana banjir ini. Tolong lakukan sesuatu. Maaf jikalau saya terdengar menyerupai sedang memberi masalah pada orang lain, saya tidak bisa berbuat apa-apa selain bergantung padamu, Alice. Aku yang terburuk. Aku akan mati saja, bagaimanapun juga. Akhirnya.

Aku akan mengawasimu selamanya.

Tolong berjuanglah, Alice.

Go, Alice, Go!!

--Kirine-san (Alkohol rasanya yummy jadi saya memutuskan untuk melanjutkan hidup)}


"Tidak stabil secara emosional dan mengkhawatirkan menyerupai biasa, ya?!"

Tunggu, jelas-jelas beliau mabuk ketika menulis surat itu.

"Dia cukup efisien bahkan menyerupai ini, kamu tahu? Tidak ada yang lebih baik dalam problem dokumen daripada dirinya"

Alice melanjutkan, "Dan beliau yaitu presiden*, jadi beliau melakukannya secara gratis, kan?"
[Bukan pemimpin negara, tapi pemimpin perusahaan]

"Kembali ke topik, menyerupai yang saya katakan, peristiwa ini juga membawa hal-hal bagus. Kita punya banyak pemain berpakaian renang, dan sebagainya"

Dia mengganti pemandangan di layar, terpampang disana sekelompok pemain wanita cantik, berenang dengan pakaian renang mereka.

"Para pemain wanita ini secara alami berganti ke pakaian renang. Daya tarik seks telah naik!"

"Secara alami....?"

Jumlah pemain tentu saja tampak meningkat sebagai hasil dari daya tarik seks gres ini, tapi....

"Tapi ini akan bertahan paling usang sehari, kan? Setelah itu, mereka mungkin akan bosan"

"Toko-toko, dungeon, dan entah apa lagi terendam banjir, jadi hampir tak ada yang bisa dilakukan orang-orang, kan....?"

Toko-toko yang banjir itu kurang lebih masih berfungsi. NPC di kota tidak bisa dikalahkan, jadi mereka masih akan melaksanakan bisnis bahkan di bawah air. Namun, jumlah pemain yang bisa pergi ke sana cukup sedikit. Jika mereka berganti ke pakaian renang dan memakai potion berenang, mereka akan bisa berenang hingga durasi tertentu, ada batasan untuk itu.

"Bagaimana kalau kita menyediakan pakaian renang gratis untuk sekarang?"

"Bantuan kemanusiaan, ya? Haruskah kita menjatuhkan sepuluh ribu baju renang sekolah dari langit?"

"Itu sejenis hujang yang sangat tidak disambut, kurasa....kita serahkan saja pada Fury"

"Dan kita juga butuh suatu quest, kan?"

"Quest?"

"Quest yang bukan eksplorasi dungeon, tapi sesuatu yang bisa dinikmati semua orang"

Alice mengedip.

"Sasaraki, bisakah kamu memikirkan sesuatu dan menerapkannya?"

"Aku tidak keberatan, tapi apa yang kamu rencanakan?"

"Aku akan mengambil foto baju renang para pemain dan mengubahnya menjadi iklan"

Sasaraki berpikir bahwa para gamemaster benar-benar pekerja serabutan.

☆☆☆

Semua orang kecuali Alice pergi ke lantai pertama.

'Start' telah menjadi metropolis air. Karena kotanya terletak di dataran berbentuk cekung, kastil di penggalan utara tengah kota telah dibanjiri hampir hingga ke lantai dua. Dari langit yang retak di atasnya, air bahari masih mengguyur.

Para pemain tidak bisa berenang. Jika mereka tak mempunyai potion renang atau---suatu perlengkapan, mereka akan pribadi mati ketika melangkah di air pada kedalaman tertentu. Oleh alasannya itu, para pemain tanpa potion atau perlengkapan naik ke atap dan kehabisan akal.

Jika hal-hal dibiarkan sebagaimana adanya, situasi niscaya akan memburuk.

"Jadi, kita harus bagaimana kalau ingin menjadikan ini sebuah Acara?"

"Kita sanggup memberi pesan ke semua pemain yang online lebih atau kurang, tapi...."

Dengan memakai 'Layar Utama', kamu sanggup memproyeksikan diri ke langit dan berbicara kepada semua pemain. Mereka mungkin bisa menggunakannya untuk bertindak menyerupai yang kuasa fantasi dan menjadi seperti, 'Aku menawarkan sebuah kiprah kepadamu'.

Masalahnya adalah---jika pria menyerupai Sasaraki yang melaksanakan itu, mereka tak akan menghiraukannya.

"Ini akan menjadi momen Alice untuk bersinar, tapi...."

Dia tidak begitu suka menjadi mencolok.

"Lizna terlihat menyerupai seorang dewi, kan....?"

"E-E-Eh? Benarkah??"

Lizna tampak agak malu.

"Tapi saya tidak tau bagaimana menjadi seorang dewi, apa itu masih boleh?"

"Kurasa tidak ada seorangpun kecuali Alice yang cocok jadi dewi"

"Bukankah Lizna akan terlihat cocok jikalau kita mendandaninya dengan benar? Sasaraki, beri kami sesuatu yang bagus"

"Ya"

Sasaraki mengoperasikan 'Master Screen' dan memanggil sebuah item. 'Garment of Light' yaitu namanya dan terdengar pantas untuk kiprah ini. Sebuah jubah dari sutra, berkilau keemasan, muncul. Mereka bertigapun berseru "Ooohh !!"

"Luar biasa, luar biasa, luar biasaaaaa!! Aku akan mencobanya!!"

Lizna berkata dan mulai melepas bajunya.

"Tuuungguuuuu!!!"

"Hm? Baiklah"

Lizna terkaku alasannya teriakan Sasaraki.

Gadis ini berhenti dengan lengan disilangkan dan tangan di atas tubuhnya sementara sudah menariknya ke penggalan dada.

"Lizna, apa yang mau kamu lakukan?"

"Berganti pakaian"

"Mengucakannya dengan sangat tenang, tapi kamu sadar kalau tidak seharusnya berganti di depanku, kan?!"

Dia menyampaikan itu ketika mereka sudah pada titik di mana dirinya akan mati jikalau bukan seorang gamemaster (karena Pelanggaran Kode Perlindungan Pemuda).

"Eh? Tapi itu akan merepotkan...."

"LIZNA, APA KAU TIDAK PUNYA RASA MALU?!?!"

Teriak Azrael, yang merasa aib malah dirinya.

"Pakaian normalmu sudah benar-benar terbuka, jikalau kamu melepasnya juga, kamu hanya akan mengenakan pakaian dalam, kan?"

"Ya, begini, saya tidak masalah jikalau Sasaraki yang melihatnya"

"Tidak masalah?!"

Jantung Sasaraki hampir meledak.

Apa yang gadis tak berdaya dan berambut pink ini katakan?

"Apanya yang tidak masalah?!"

"Eh? Kenapa?"

Lizna memiringkan kepalanya dan bertanya.

"Ini hanya game....jadi kenapa jadi masalah? Dia hanya akan melihat celana dalam dan bra-ku"

"Tidak! Tidak boleh sama sekali! Sebagai seorang perempuan, itu yaitu garis yang dilarang kamu lewati!"

"Bagaimana ya....kupikir tidak apa-apa kalau orangnya yaitu Sasaraki-kun"

"Kenapa kamu terus bilang tidak apa-apa selama itu aku?"

"Karena kamu hanya tertarik pada gadis berdada besar"

"Kau gres saja mengucapkan fitnah tak berdasar, mengerti?!"

"Itu tidak benar " Lizna tersenyum riang.

"Yah, kalau begini jadinya, saya akan pergi dan berganti pakaian di kawasan lain, ya ?"

Dia berbalik ke sisi lain atap dan pindah ke kawasan yang tak bisa dilihat Azrael dan Sasaraki dari kawasan mereka berdiri.

Sambil menunggu, Azrael membisikkan sesuatu ke indera pendengaran Sasaraki.

"Bukankah pakaian itu terlalu terbuka? Siapa yang membuatnya? Sangat mesum"

"Aku rasa kamu tidak berhak bilang begitu...."

Rok mini dan belahan dadanya juga cukup terbuka, matanya tidak bisa dengan gampang berpaling dari titik-titik tersebut.

"Ja-Jangan tatap saya dengan mata kotor itu!!! Ini hanya pakaian yang terlihat paling keren"

Dia pikir, alih-alih keren, itu hanya mempunyai banyak ornamen berkilauan di atasnya.

Bagaimanapun, mereka menghabiskan beberapa menit membicarakan ini dan itu, ketika....

"Oke, saya sudah berganti! Bagaimana? Apa saya terlihat menyerupai seorang dewi?!"

Lizna berputar dengan lisan energik di wajah dan benar-benar terlihat menawan.

Dia tampak menyerupai Dewi Danau yang akan menyajikan mereka kapak emas dan perak menyerupai dalam dongeng*.
[Dongeng wacana seorang penebang kayu yg kapaknya jatuh ke dalam danau. Ada banyak variasi dari kisah ini, misal yg ngambilin kapaknya seorang yang kuasa berwujud kakek2, ada juga yg bilang dewi cantik, bahkan peri]

"Ah, itu kelihatan bagus, kan? Bisakah kamu memunculkan 'Devil Axe' menyerupai 'Giant Ono' juga?"

"Akan angker jikalau beliau punya itu, kan?!"

"Dewa itu menakutkan, kamu tahu?"

Dan begitulah, mereka mengobrol sambil merancang planning untuk para pemain.

"Jadi, um, kupikir kita harus memakai sketsa raja iblis"

"Apa itu pandangan gres besar yang membuatnya membanjiri lantai pertama?"

"Seperti, alasannya mereka berhasil menaklukkan dungeon terakhir, jadi beliau membanjiri kota....atau kira-kira begitu?"

"Aku mengerti, terdengar realistis"

Sebaliknya, itu terdengar menyerupai sesuatu yang memang mereka lakukan.

"Kalau begitu kita akan membuat bos yang meyakinkan dan menyampaikan bahwa banjir akan lenyap jikalau mereka mengalahkannya!"

Lizna berucap dengan gembira.

"Jadi, quest membunuh, ya? Tapi bukankah kelompok penyerang yang serius yang akan memonopoli itu?"

"Kita tidak akan membuat satu, tapi sekumpulan monster"

"Monster menyerupai apa yang bisa memecahkan langit dan membawa banjir?"

"Memecahkan langit....memecahkan.... Nutcracker*....! Mainan! Tentara Mainan!"
[Alat pemecah buah yg keras, menyerupai kacang, dll. Yg terkenal yaitu mainan berbentuk prajurit]

"Itu terlalu dipaksakan. Kurang bagus kalau ingin menimbulkan kesan buruk....Gerombolan ikan yang praktis mungkin bisa?"

Hasil dari lima menit diskusi (yang sangat konyol) yaitu penempatan seribu monster bos tipe hiu, yang disebut 'Hyperspace Water Jaw (penamaan oleh Lizna)', di seberang kota. Bunuh semua bos ini dan air akan menyusup....itulah idenya.

Peran Lizna untuk memberi tahu para pemain.

Dia membuat pose kemenangan dan tersenyum.

Melihat itu, Azrael mengekspresikan senyuman ragu.

"....Dia kelihatannya tidak punya kesan suci seorang dewi, ya kan?"

Gadis ini berbisik ke indera pendengaran Sasaraki.

"Pikiranku juga sama"

Tak peduli bagaimana beliau melihat, Lizna agak mengingatkannya pada seorang anak Sekolah Menengah Pertama pada ketika pentas klub drama mereka.

"Tapi beliau sudah sangat siap melakukannya"

"Jadi yang bisa kita lakukan yaitu menyerahkan itu padanya ya"

Mereka mempunyai kekhawatiran masing-masing, tapi untuk ketika ini saling mengangguk.

Dan begitulah, proyeksi di langit lantai pertama pun dimulai. Sasaraki mengetuk 'Master Screen', ketika efek bunyi hymn* dimainkan, sosok Lizna kemudian muncul di langit. Ini yaitu keterampilan khusus gamemaster, yang disebut 'Sabda sang Dewi', yang membiarkan bunyi seseorang menjangkau semua pemain.
[Hymn/Himne yaitu sejenis lagu yg biasanya dinyanyikan sebagai bentuk kebanggaan atau do'a]

"Ooh! Kali ini apa?!"

"Kelihatannya menyerupai seorang dewi akan muncul, kan?"

"Seorang dewi, ya?"

"Aku tahu, akan ada pemberitahuan Acara di seluruh server"

"Kalian semua terlalu berisik! Tenanglah atau saya tidak bisa mendengarnya!"


Kata para pemain.

Lizna membersihkan tenggorokannya dengan sebuah deheman dan mulai berbicara dengan bunyi gugup....

"Bisakah kalian mendengarku, semuanya? Aku berbicara dengan kalian lewat telepati sekarang....Um, menyerupai ini?"

"Bagian terakhir itu tidak perlu! Lanjutkan saja!"

"Ah, maaf, Sasaraki"

"Dan jangan minta maaf padaku!!"

"Ya, umm, ah, saya akan memperkenalkan diri dulu. Aku Dewi Lizeltna"

Lizna mengumumkan nama dewi-nya dengan cara yang cukup biasa.

"Emm, anu, saya gamemaster, intinya seorang pengembang"

"Gamemaster, katanya"

"Gadis manis menyerupai dia?"

"Kalau begitu saya mungkin bisa memaafkan mereka dari bug penghilang item itu"


Dia mendengar banyak sekali jenis reaksi dendam para pemain.

"Aku punya sesuatu untuk diberitahukan kepada semua orang. Banjir ini bukanlah bug"

"Jadi, sebuah fitur, ya?"

"Tentu saja itu fitur"

"Lagipula, tak ada bug di game ini, kan?"


Seperti itulah reaksi mengalah mereka.

"Ini yaitu hasil perbuatan iblis-iblis durjana, yang disebut 'Hyperspace Water Jaw'. Jika kalian bisa mengalahkan mereka, semuanya akan kembali normal"

"Quest berburu, ya?"

"Sesuai dugaan dari game ini, mereka bahkan tidak mempunyai kisah latar belakang, benar kan?"

"Haruskah kita benar-benar mengampuni MMO yang membanjiri ibu kotanya tanpa peringatan?!"

Omong kosong, kami seharusnya memikirkan alasannya dulu*.

[Maksudnya alasan knapa monster-monster hiu itu membanjiri kota]

Meskipun saya tidak berpikir kami bisa membuat suatu dongeng yang masuk nalar untuk ini.

"Ngomong-ngomong, monsternya ada ribuan"

"YA TUHAN?!?!"

"YA TUHAN?!?!"

"YA TUHAN?!?!"


"Semuanya, lakukan yang terbaik! Aku akan bersorak untuk kalian! Jadi, hingga jumpa !"

Sosok Dewi Lizeltna menghilang dari langit.

Lizna menyeka keringat dari dahinya dengan punggung tangan dan memperlihatkan senyum cerah.

"Bagaimana barusan?!"

Apa yang bisa kubilang....?

"....Lain kali kita serahkan saja pada Alice"

"EEEEEEEEEEEEEHHHHH?!?!?!"

Tentu saja mereka akan melakukannya.

☆☆☆

Ketika mereka bertiga kembali ke ruang debugging, muncul sambutan dari Alice yang duduk di kotak kardus jeruk mandarin.

"Yah, untuk sebagian besar sudah bagus, ya?"

Alice mengangguk dengan senyum, tampaknya puas.

Itu bagus? Serius?

"Kita harus mengandalkan Lizna di sini. Aku tidak bisa memperlihatkan wajahku di depan para pemain"

"Kenapa?"

"Aku kira-kira sudah terkenal di luar sana, akan jadi masalah jikalau mereka melihatku"

Alice mengklaim dirinya sebagai pencipta game terkenal. Meski lelaki ini tidak tahu apa itu benar atau tidak, alasannya kini yaitu masa dimana 'Undang-undang Rekonsiliasi Realita Virtual' terkenal buruk, 'kesesuaian antara avatar seseorang dan penampilan konkret yaitu wajib (pelanggaran menimbulkan eksekusi penjara lima tahun atau di bawahnya).

Jika beliau benar-benar terkenal, akan merepotkan kalau wajahnya terlihat.

Selain itu....

"Aku sudah menemukan cara untuk memperbaiki kebocoran air"

"Secepat itu....?"

"Aku ini jenius"

Alice menggoyang-goyangkan jari telunjuknya dan menjulurkan lidah. Imut.

"Jika kita menutupinya dengan 20ribu karung pasir memakai 'Master Screen', itu akan berhasil"

"Itu pekerjaan berat, ya kan?! Tunggu dulu, karung pasir?!"

"Karung pasir yaitu barang serba guna ketika topiknya yaitu untuk penanggulangan bencana, kamu tahu?"

Dia membiarkan kakinya menjuntai di udara tampak menyerupai sedang bersuka ria, "Funf n".

"Yah, bukankah lebih gampang dengan hanya mengubah medan atau semacamnya?"

'Master Screen' dilengkapi dengan mode yang memungkinkan seseorang untuk mengubah medan, yang disebut 'Mode Penciptaan'. Pegunungan, lembah, lautan, hanya dengan membuat impian kepada peri, kamu sanggup membuat hal-hal sesuai keinginan. Sungguh tipikal kekuatan dewa.

"Sasaraki, pikirkan wacana itu"

Namun, Alice mengedip dan berkata....

"Pekerjaan peri kita---sangaaatt tidak jelas"

Alice menggoyang-goyangkan jarinya lagi.

"Dan alasannya apa yang beliau lakukan sangat tidak terperinci inilah, niscaya akan berakhir dengan kebocoran air"

"....Persis menyerupai yang kamu katakan, ya?"

Dia telah melalui banyak kesulitan hanya untuk mendirikan sebuah biara di lantai dua dengan peri.

Pasti takkan ada penanggulangan tragedi yang layak kalau bersamanya.

"Baiklah. Jadi, apa kamu mau mengeluarkan karung-karung pasir untukku di lantai dua?"

"Kenapa harus karung pasir?"

"Karena itu punya atribut 'Anti-Banjir'"

"....Jadi dengan kata lain...."

"Yang lainnya biarkan saja kebanjiran"

"Yeaahhh"

Dunia ini masihlah game yang amburadul.

☆☆☆

"Y-Yah, tapi itu yaitu tugasku untuk melaksanakan sesuatu wacana ini, kan?!"

Sasaraki memfokuskan kembali semangatnya dan pergi ke lantai dua. Bersama dengan Alice. Sedangkan Lizna dan Azrael memantau quest yang mereka berikan kepada para pemain. Saat ini, 20 dari ribuan monster yang disebarkan telah kalah.

Beriringan dengan perkembangan para pemain, Sasaraki mengisi penggalan celah kosong di lantai dua dengan karung pasir.

Ini pekerjaan konstruksi yang sangat tak masuk akal.

"3000 karung pasir, tolong"

"Aye-aaaye"

Begitu beliau mengoperasikan 'Master Screen', karung abu-abu yang jumlahnya abstrak jatuh dari langit. Alice menjentikkan jarinya, sekumpulan karung kemudian berjejer di dasar bahari yang pemandangnya menyerupai dalam kisah Sepuluh Perintah Tuhan untuk Musa lagi (karena Sasaraki telah membelahnya dengan 'Master Screen').

"Aku heran kenapa Tuhan membuat dunia menyerupai ini....?"

"Kurasa Tuhan mempunyai banyak sekali bawahan yang hebat, kan? Malaikat dan sejenisnya"

"Yah, kita tidak punya hal semacam itu, ya kan?"

"Kita punya Fury"

"Jangan menjelaskannya lebih jauh!"

Mereka hanya mempunyai peri yang bagaikan bundel kejahatan.

"Pada akhirnya, semua terserah padaku, ya....?"

"Kelihatannya begitu. 'Master Screen' milikmu yaitu garis hidup kita"

Alice menunjuk pada layar yang terpampang di hadapannya.

"Lagipula, alat ini memungkinkanmu melaksanakan apa saja tanpa batasan"

"Ya. Diikuti dengan tanggung jawab besar, kan?"

Penciptaan medan, penciptaan dungeon, penciptaan objek....Dia tidak bisa mengubah karakter atau data item, tapi selain itu, beliau hampir bisa melaksanakan apa saja. Tugas Sasaraki yaitu untuk memakai alat itu untuk memperbaiki kusoge ini meski hanya sedikit.

"Jika saya tidak bisa menggunakannya, bukankah akan sangat buruk?"

"Sebaliknya, itu akan menjadi skakmat total, benar kan?"

Alice mengangguk.

"Kita atau siapapun takkan sanggup membuat lantai kedua, untuk memperbaiki bug-bug ini"

"Kita akan kacau, kan?"

"Ya, kita akan benar-benar kacau"

Mereka tertawa "Ahaha" bersama selama beberapa detik, kemudian terkaku.

"Hei, Alice"

"Aku sangat tahu apa yang mau kamu ucapkan"

Dia mempunyai perasaan yang sangat buruk.

Bukannya mereka sudah mengacaukannya, persis menyerupai yang dilakukan game ini sepanjang waktu?*.
[Kurang paham sama kalimat disini, mungkin maksudnya mereka telah mengacaukan game nya, menyerupai patch romantis atau membelah lautan]

"A-Aku terlalu berpikir berlebihan, kan? Ya....Ah, harusnya ditambahkan sepuluh ribu karung pasir lagi"

Dan semakin banyak karung pasir yang menumpuk.

"Rasanya kita sudah terhanyut arus menuju flag kegagalan, benar kan?"

"Jangan menganggapnya sebagai kesialan, mengerti?!"

"5000 lagi, tolong"

"Y-Ya"

(Dukdukdukdukdukduk*)---sunyi.
[Bunyi sesuatu jatuh]

Karung pasir berhenti muncul.

Serangkain karakter merah kemudian tertulis di 'Master Screen'.

{'Poin G' tidak mencukupi. Kesempatan telah habis}

"....Alice...."

Alice melipat tangannya dan menggeram, "Fumu...."

"Sasaraki"

"Ya"

"Para gamemaster harus bisa damai setiap saat"

"Ya"

"Pertama-tama, ambil napas dalam-dalam"

"Ya"

Suuh, haah, suuh, haah.

"Apa kamu sudah tenang?"

"Ya"

Sebaliknya, si lelaki sudah damai semenjak awal. Dia tahu ini akan terjadi juga.

"Jadi, ayo kita pikirkan solusinya"

"Ya"

Begitulah situasi mereka. Dia berpikir, Game ini benar-benar kusoge, ya.

☆☆☆☆

Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke

Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/