Review: Keluarga Cemara (2019)
Info Film
Genre : Drama
Durasi : 110 Menit
Sensor Usia : Semua Umur
Produser : Anggia Kharisma, Gina S Noer
Sutradara : Yandy Laurens
Penulis : Gina S Noer, Yandy Laurens
Pemeran : Nirina Zubir, Ringgo Agus Rahman, Adhisty Zara, Widuri Puteri
Tanggal Edar : Kamis, 3 Januari 2019
Warna : Warna
Trailer
Sinopsis
Film "Keluarga Cemara" menceritakan wacana sebuah keluarga bahagia, yang terdiri dari Abah (diperankan oleh Ringgo Agus Rahman), Emak (diperankan oleh Nirina Zubir), Euis (diperankan oleh Adhisty Zara JKT 48), dan Cemara/Ara (diperankan oleh Widuri Puteri). Pada awalnya, keluarga ini serba berkecukupan dan tinggal di kota besar. Namun, sebuah bencana memaksa Abah berhutang hingga mengalami kebangkrutan.
Abah yang sangat ingin bertahan sesudah rumah dan hartanya disita oleh debt collector, guna membayarkan hutang-hutang perusahaan yang diakibatkan oleh ulah sang abang iparnya. Sementara itu, Abah beserta keluarganya harus pindah rumah hingga mereka karenanya menetap di desa terpencil yang ada di Jawa Barat.
Rumah yang ditempati ketika ini yaitu rumah dimana Abah menghabiskan masa kecilnya dan merupakan warisan dari ayahnya. Akan tetapi, Abah mengalami kesulitan ketika kasusnya kalah di pengadilan dan terancam keluarga akan mengalami hidup miskin dan selamanya berada di desa tersebut.
Abah beserta keluarganya sekarang harus bisa mengikuti keadaan dengan ekonomi yang memburuk. Di tengah permasalahan ekonomi tersebut, Abah harus bisa menghadapinya bersama dengan keluarga kecilnya, Emak, Euis yang gres saja beranjak dewasa dan mengalami cinta pertama serta Cemara/Ara yang penuh dengan semangat. Oleh alasannya yaitu permasalahan ini, Abah harus mengambil pekerjaan apa saja biar ekonomi keluarganya tercukupi. Bahkan, Abah harus rela bekerja sebagai kuli bangunan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
Tidak hanya itu saja, mereka juga harus menghadapi banyak sekali permasalahan dalam keluarga, yang perlahan mengguncang prinsip yang selama ini dipegang yaitu "harta yang paling berharga yaitu keluarga".
Kelebihan
Film "Keluarga Cemara" ini menyajikan adegan-adegan dramatik yang berkualitas dan sama sekali tidak terlihat cengeng. Justru, adegan dramatik dalam film ini bisa menyentuh dan menghangatkan hati para penonton.
Hal ini diperkuat dengan relasi dan interaksi para pemeran yang terlihat natural. Sehingga ikatan sebagai sebuah keluarga dalam film ini, sanggup tergambar dengan baik.
Barisan obrolan dan adegan dalam film ini, bisa meninggalkan banyak makna dan kesan wacana arti penting sebagai sebuah keluarga. Pesan dalam lagu pembuka yang legendaris dalam film ini, sukses disampaikan dengan sangat gamblang dan berkesan, yakni “harta yang paling berharga, yaitu keluarga”.
Hal ini tidaklah terlepas dari kualitas akting para aktornya. Penampilan Ringgo Agus Rahman yang di luar dugaan bisa menjawab keraguan banyak pihak. Sementara itu, Nirina Zubir banyak menampilkan emosi netral yang bisa menjaga keseimbangan dan penengah di situasi-situasi konflik. Zara bisa menampilkan akting sendunya sebagai abjad Euis. Terakhir, Widuri Puteri yang berperan sebagai Ara, bisa menghadirkan suasana yang ceria dan lugu dalam film ini. Dia bisa memperlihatkan bakat dan performa yang menawan.
Hal ini didukung pula dengan sinematografi, blocking pemain, tata suara, dan tata musik yang berpadu apik dalam film ini. Tidak hanya itu, latar suasana dan daerah dalam film ini bisa dihadirkan dengan cukup baik. Sehingga para penonton sanggup memperoleh citra suasana yang sangat sesuai.
Kelemahan
Walaupun film ini menyajikan adegan yang apik, namun penuturan kisah dan teknis produksi dalam film ini, terkesan cukup sederhana. Hal ini terlihat dari sisi tata busana dan make up yang terkesan apa adanya.
Namun, terdapat satu hal yang cukup mengganggu dalam film ini yaitu ketika munculnya merk salah satu transportasi online. Memang secara naratif, hal ini bisa jadi masuk nalar alasannya yaitu salah satu mata pencaharian abah yaitu sebagai driver transportasi online. Hanya saja di beberapa adegan terasa kurang pas dan cenderung dipaksakan.
Rating
Cerita: 8,5 | Penokohan: 8 | Visual: 7,5 | Sound Effect: 8,5 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 8,1/10
Rekomendasi
Walaupun teknis film ini terbilang sederhana, namun tidak mengganggu pengemasan keseluruhan film. Cerita yang disajikannya pun sangat menyentuh. Hal ini didukung pula dengan obrolan dan adegan yang apik.
Para pemeran dalam film ini pun bisa memperlihatkan akting yang sangat pas. Sehingga pesan bahwa "harta yang paling berharga yaitu keluarga", bisa tersampaikan dengan gamblang pada para penonton.
Film ini sangatlah layak untuk ditonton oleh siapa pun. Tema keluarga yang disajikan sangatlah menarik dan bisa memperlihatkan kesan tersendiri. Dijamin anda tidak akan bosan dan bisa mencicipi suasana yang terdapat dalam film ini.
Sumber https://pancaronafilm.blogspot.com/