Teknik Pembibitan Durian Part Iii
Teknik pembibitan durian III - Pembibitan batang bawah sebaiknya dilakukan pada dikala trend buah Durian, sebab biji flora ini tidak mempunya masa dorman dan bersifat rekalsitran (tidak tahan kering), sehingga harus segera disemaikan dalam bentuk pendederan biji. Urutan kerja dalam mempersiapkan persemaian dan pendederan biji tersebut yaitu :
- Siapkan biji/benih yang berasal dari Durian matang, selanjutnya diseleksi dengan menentukan biji yang ukurannya sedang. Bersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih menempel pada biji. Hindarkan dari terpaan sinar matahari langsung
- Buat bedengan persemaian/pendederan. Semai biji yang tersedia dengan membenamkannya ke dalam tanah pada posisi pusar (hilum) menghadap ke bawah. Tekan dan tutup dengan tanah atau mulsa
- Beri perlakuan fungsida untuk menghindari serangan jamur dan perlakuan intekstisida butiran untuk mencegah serangan serangga, contohnya semut
- Buat naungan kolekstif untuk bedengan pendederan benih selama satu bulan
Setelah bibit berumur sekitar satu bulan, dengan kotiledon (kepiting biji) yang berfungsi sebagai persediaan makanan yang telah lepas, selanjutnya diseleksi, dan akar yang terlalu panjang dipotong., diubahsuaikan dengan ukuran kantong plastik yang digunakan. Langkah berikutnya, bibit dipindahkan ke kantong plastik (polibag) ukuran 18x12 cm, yang berisi media tumbuh tanah dan pupuk sangkar dengan perbandingan 1:1, atau memakai tanah lapisan olah tanpa pupuk kandang. Dengan memakai kantong plastik ukuran kecil menyerupai dikemukakan di atas, maka akan lebih banyak bibit yang sanggup dipelihara dalam satuan luasan tertentu
Selanjutnya kantong plastik ditaruh pada kawasan yang terlindung atau naungan lebih kurang 60%. Pemeliharaan pada kantong plastik tersebut berlangsung kira-kira satu bulan, sehingga sesudah bibit berumur dua bulan sambungan pucuk sudah sanggup dilakukan
Tunas Sambung
Tunas sambung berupak pucuk, hendaknya diperoleh dari cabang yang dorman (istirahat) dari pohon induk terpilih, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Tetapkan pohon induk durian sebagai sumber mata tunas. Untuk tujuan komersial, pohon induk harus telah terdaftar pada BPSB TPH setempat. Pohon induk sebaiknya dipangkas kira-kira empat bulan sebelum pengambilan entris biar diperoleh mata tunas sambungan dalam jumlah banyak dan bermut
- Pilih tunas pucuk dari ranting yang tegak hingga miring 45 derajat dan tangkai pucuk bernas sepanjng 12 cm. Tangkai daun segera dipotong, dengan menyisakan tiga helai daun (satu pasang ditambah satu daun pada kepingan ujung). Daun-daun tersebut selanjutnya dipotong dengan menyisakan masing-masing menyerupai kepingan helai daun
- Jika memakai pucuk yang tidak dorman, maka pilih ranting yang lebih panjang, sebab kepingan pucuk yang tidak dorman harus dipotong, selanjutnya beri perlakuan yang sama pada ranting yang dorman tersebut diatas
- Ranting Tunas Sambung sanggup disimpan maksimal 4-5 jam, dengan penyimpanan yang baik memakai pisang atau dikemas dalam kardus yang dilapisi kertas koran basah
Kegiatan Penyambungan
Langkah awal dari aktivitas ini yaitu mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan, diantaranya pisau Cutter berukuran lebar 1 cm atau pisau silet Goal. Selanjutnya, sediakan plastik pengikat berupa plastik kemasan gula pasir, atau plastik kemasan es lilin, dengan ketebalan 0,003 mm, diiris dengan ukuran lebar 1 cm, panjang sesuai kebutuhan. Dianjurkan menyediakan kawasan meletakkan atau menancapkan pisau selama bekerja, berupa gedebok pisang
Kegiatan penyambungan diawali dengan memotong semaian batang bawah bekas atau di bawah kotiledon, buat celah dan masukkan tunas sambung yang telah diruncing (bentuk V), dan selanjutnya diikat dengan lembaran plastik pengikat yang telah disiapkan. Upayakan tidak ada celah antara tunas sambung dengan batang bawah untuk mencegah masuknya air dan penyakit pada bekas perlukaan tersebut, yang sanggup menggagalkan pertautan antara tunsa sambung dengan batang bawah.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu kondisi lingkungan. Dianjurkan biar aktivitas penyambungan dilakukan di bawah naungan 50 hingga 60%. Dengan ketinggian sebatas orang sanggup berjalan yang dibutuhkan oleh pelaksana. Proses aktivitas sambung pucuk (dengan metode sambung celah) untuk satu unit sungkup pemeliharaan harus tamat dalam satu hari