Pesan Peace Untuk Donald Trump Dan Kim Jong Un Dari Ican
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2017, International Campaign To Abolish Nuclear Weapons (ICAN), Organisasi Yang Mendorong Penghapusan Senjata Nuklir, Mengirim 'Pesan Khusus' Kepada Presiden AS Donald Trump Dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un.
Direktur administrator ICAN, Beatrice Fihn, ketika ditanya apa pesannya kepada Presiden Trump dan pemimpin Korea Utara, menyampaikan bahwa kedua pemimpin harus mengetahui senjata nuklir yakni ilegal.
"Mengancam memakai senjata nuklir yakni ilegal. Memiliki dan membuatkan senjata nuklir yakni ilegal. Semua kegiatan yang terkait dengan senjata nuklir harus dihentikan," kata Fihn kepada kantor isu Reuters.
Fihn memberikan hal itu untuk mengomentari uji penembakan rudal Korea Utara yang dikecam keras oleh Amerika Serikat, dua negara yang diketahui sama-sama mempunyai senjata nuklir.
Sebelumnya, pada Rabu (04/10), Fihn menyebut, "Donald Trump sinting," terkait isu sengketa Trump dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson soal Korea Utara.
Tillerson menyampaikan perlu dikedepankan pendekatan diplomatis untuk mengatasi krisis Korea Utara, namun Trump meminta Tillerson 'untuk tak perlu capek memakai cara-cara diplomatis'.
ICAN mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian 2017 atas upaya mereka menaikkan kesadaran publik perihal konsekuensi serius dari senjata nuklir, kata Komite Nobel di Norwegia, hari Jumat (06/10).
ICAN juga dinilai aktif mengkampanyekan perlunya menghapus sama sekali jenis senjata ini, kata ketua komite Nobel, Berit Reiss-Andersen.
"Kita hidup di masa ketika kans penggunaan senjata nuklir jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa dekade silam," kata Reiss-Andersen.
Ia menyerukan negara-negara yang mempunyai senjata nuklir untuk bertemu dan menyepakati pembatalan senjata nuklir secara gradual.
Menurut Reiss-Andersen pengaruh senjata nuklir sangat menghancurkan namun tak juga dihentikan oleh komunitas internasional.
ICAN menyebut dirinya sebagai koalisi ratusan organisasi nonpemerintah yang mempunyai visi menghapuskan senjata nuklir dari muka bumi.
Organisasi ini didirikan pada 2007 di Wina, Austria, di sela-sela konferensi internasional perihal perjanjian nonproliferasi nuklir.
ICAN yang berkantor sentra di Jenewa, Swiss, dan aktif di lebih dari 100 negara ini memobilisir pegiat dan selebritas untuk mengkampanyekan perlunya pembatalan senjata nuklir.
Mereka berperan besar mewujudkan traktat larangan senjata nuklir yang ditandatangani 122 negara Juli lalu. Sejumlah pihak menggambarkan perjanjian ini hanya simbolis alasannya yakni sembilan negara yang mempunyai senjata nuklir menolak untuk membubuhkan tanda tangan.
ICAN bukan organisasi antisenjata nuklir pertama yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian.
Pada 1995, Nobel Perdamaian diberikan kepada Pugwash, organisasi yang juga aktif mengkampanyekan perlunya pembatalan senjata nuklir.
ICAN akan mendapatkan medali, sertifikat dan uang senilai US$1,1 juta (sekitar Rp14,8 miliar) dan upacara penerimaan akan digelar pada Desember.
Sumber informasi : www.bbc.com