Meramu Pakan Itik Pedaging Berkualitas Baik
![]() |
Meramu pakan dengan metode segi empat pearson paling gampang dilakukan peternak itik mandiri. (Sumber: Istimewa) |
Kebutuhan pakan dalam peternakan itik dipengaruhi oleh sistem pemeliharaannya. Di Indonesia, sistem pemeliharaan itik terbagi tiga macam, yaitu ekstensif (sistem penggembalaan), semi intensif (sistem ren) dan intensif (di kandangkan).
Sistem ekstensif banyak dilakukan oleh peternak itik tradisional dengan cara menggembalakan itik di sawah atau lahan pertanian yang gres selesai dipanen. Sedangkan pada sistem semi intensif, peternak sudah menyediakan lahan kandang, dimana itik sudah diberi pakan pelengkap berupa materi pakan yang tersedia di lingkungannya. Sementara pemeliharaan itik secara intensif sepenuhnya sudah mengarah ke komersial, di mana perhitungan untung/rugi sangat diperhatikan di samping faktor efisiensi waktu pemeliharaan.
Perbandingan ketiga sistem pemeliharaan itik sanggup dilihat pada tabel berikut:
Perbandingan Sistem Pemeliharaan Itik
Parameter | Ekstensif | Semi Intensif | Intensif |
Pakan | Itik mengonsumsi pakan yang ditemui di lahan penggembalaan | Itik mengonsumsi 50% pakan yang diberi peternak dan 50% pakan mencari sendiri | Itik mengonsumsi 100% pakan dari peternak |
Tenaga kerja | Ada | Ada | Ada |
Kandang permanen | Tidak ada | Ada | Ada |
Obat-obatan | Tidak ada | Kadang | Ada |
Sumber: Dwi Margi S, 2013.
Itik yang dipelihara secara ekstensif sebagian besar mengonsumsi pakan yang ditemui di tegalan/pesawahan, menyerupai gabah (70%), keong (3,67%), lembing (5,06%), tutut besar (6,05%), tutut kecil (5,16%), biji rumput (3,57%), rumput (0,20%), serangga (0,30%) dan materi lain (1,30%).
Sedangkan pemeliharaan itik secara intensif, membutuhkan pakan yang mengandung zat gizi (nutrien) tinggi sesuai dengan kebutuhan badan itik untuk hidup dan produksi (daging dan telur), sehingga peternak sanggup mengharapkan laba atau pendapatan dari penjualan hasil produksi.
Prospek dan Formula Pakan Itik
Berdasarkan Statistik Peternakan, populasi itik di Indonesia mengalami sedikit peningkatan dari 45.268.459 ekor menjadi 45.321.956 ekor. Peningkatan yang hanya 0,01% disebabkan adanya peralihan fungsi lahan dari areal persawahan menjadi areal industri dan perumahan, sehingga peternak itik tradisional jumlahnya semakin berkurang. Namun kondisi ini menjadi peluang bagi petani/peternak untuk memelihara itik secara semi intensif atau intensif yang memakai pakan ramuan/pabrikan.
Pada sistem pemeliharaan intensif, pakan itik merupakan faktor utama yang sangat memilih perolehan jumlah daging atau telur dan memengaruhi laba yang diperoleh peternak. Kondisi inilah yang menyebabkan perkembangan industri perunggasan Indonesia diiringi tumbuh suburnya pabrik pakan ternak.
Pada 2008 tercatat ada 61 perusahaan pakan ternak yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Produksi dari pakan pabrikan tersebut umumnya berupa pakan unggas, terutama pakan ayam ras, pakan ayam kampung dan pakan itik. Walaupun demikian, pakan pabrikan itik yang diproduksi masih sangat rendah volumenya sejalan dengan perkembangan peternakan itik yang masih lamban. Selain itu, pabrik pakan ternak memproduksi pakan itik tergantung dari keberadaan ternak itik di wilayah pemasarannya.
Di sisi lain, perkembangan sentra-sentra kuliner yang menampilkan menu-menu khusus berbahan baku daging itik atau telur itik telah memicu tumbuh kembangnya peternakan itik intensif dan pada hasilnya berdampak pada peningkatan volume produksi pakan itik pabrikan. Di waktu mendatang diharapkan, baik itik pedaging maupun itik petelur, sanggup menjadi sumber penyedia protein hewani andalan dalam rangka ketahanan pangan nasional.
Meramu Pakan Itik Pedaging
Meramu suatu formula pakan juga sanggup diartikan dengan menciptakan pakan ternak sendiri (self mixed). Pakan yang diramu harus menurut kebutuhan itik yang dipelihara, dengan tujuan menekan biaya produksi sehingga biaya pakan tidak membengkak. Untuk itu diharapkan formulasi/susunan materi pakan yang ideal, sehingga tercipta pakan itik yang berkualitas baik sesuai dengan jenis itik yang dipelihara.
Dalam meramu formula pakan ternak itik/ayam, ada beberapa metode yang dipakai, antara lain metode segi empat pearson (square pearson method), metode percobaan, metode komputer dan metode software formula.
Metode yang paling sederhana dan gampang dikerjakan peternak berdikari dengan volume pakan relatif sedikit yakni metode segi empat pearson dan metode percobaan, walaupun ketepatannya relatif rendah. Sedangkan metode komputer dan metode software formula umumnya digunakan oleh pabrikan pakan dengan volume produksi pakan yang besar untuk di pasarkan.
Menyusun formula pakan itik dengan metode segi empat pearson hanya sanggup memakai dua jenis materi pakan dan satu jenis nutrien. Teknik ini lebih gampang dikerjakan dari kombinasi gabungan konsentrat pabrikan dengan materi sumber energi konsentrat.
Tahapannya diawali dengan memilih jenis pakan yang akan dibentuk dan kandungan protein pakannya, kemudian materi pakan yang akan digunakan dibentuk dengan metode segi empat pearson, dihitung penggunaan materi pakannya, kemudian hitung jumlah materi pakan yang akan digunakan untuk memproduksi pakan, hitung kembali pula apakah hasil perhitungan dengan metode tersebut sudah memenuhi kebutuhan nutrien itik. Jika ingin memakai konsentrat, sebaiknya gunakan jenis konsentrat pabrikan yang sesuai dengan umur dan jenis itik.
Contoh, menciptakan pakan itik pedaging umur 0-8 ahad yang mengandung protein 18% dengan materi pakan konsentrat broiler starter mengandung protein 41% dan jagung kuning halus berprotein 8%.
• Langkah I: Membuat segi empat pearson:
• Langkah II: Menghitung persentase konsentrat dan jagung kuning:
a. Bagian konsentrat: 10/(10 + 23) x 100% = 30%
b. Bagian jagung kuning: 23/(10 + 23) x 100% = 70%
• Langkah III: Menghitung jumlah konsentrat dan jagung kuning yang akan dicampur untuk memproduksi pakan sejumlah 500 kg:
a. Konsentrat: 30/100 x 500 kg = 150 kg
b. Jagung kuning: 70/100 x 500 kg = 350 kg
• Langkah IV: Cara mencampur materi pakan menjadi pakan itik pedaging:
a. Timbang konsentrat sebanyak 150 kg dan jagung kuning sebanyak 350 kg.
b. Campur konsentrat dan jagung kuning dengan memakai sekop untuk jumlah 500 kg hingga kedua materi tercampur merata dan gunakan ganjal lantai dari plastik/terpal.
Demikianlah sekilas perihal meramu pakan itik pedaging secara manual dan paling sederhana yang bisa dikerjakan kebanyakan peternak itik pedaging, dalam rangka penyediaan protein hewani alternatif di samping penyediaan protein hewani asal ternak lainnya guna mencapai ketahanan pangan nasional. (SA)
Sumber http://infovet.blogspot.com/