Allah Mengikut Sangkaan Hambanya
Allah سبحانه وتعالى Mengikut Sangkaan Hambanya
بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
.
Allah سبحانه وتعالى mengikut sangkaan hambanya Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى berdasarkan dan mengikut sebagaimana prasangka hambanya. Jika seorang hamba bertaubat dengan Taubatan Nasuha (yang tulus ikhlas), maka Allah سبحانه وتعالى akan mendapatkan taubatnya. Jika ia yakin doanya akan dikabulkan, maka Allah سبحانه وتعالى akan gampang mengabulkan. Berbeza keadaannya, jikalau seseorang itu semenjak awal, sudah berputus asa dan sudah berburuk sangka terhadap Allah سبحانه وتعالى.
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, Allah سبحانه وتعالى berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).
.
Hadis ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus husnuzon pada Allah سبحانه وتعالى dan memiliki perilaku berharap pada-Nya.
Mengenai makna hadits di atas, Al Qodhi ‘Iyadh berkata,
“Sebahagian ulama menyampaikan bahawa maknanya yaitu Allah سبحانه وتعالى akan memberi keampunan jikalau hamba meminta keampunan. Allah سبحانه وتعالى akan mendapatkan taubat jikalau hamba bertaubat. Allah سبحانه وتعالى akan mengabulkan doa jikalau hamba meminta. Allah سبحانه وتعالى akan beri kecukupan jikalau hamba meminta kecukupan. Ulama lain berkata maknanya yaitu berharap pada Allah سبحانه وتعالىdan meminta ampunannya.”
(Syarh Muslim, 17 : 2).
.
Inilah bentuk husnuzon atau berprasangka baik pada Allah سبحانه وتعالى yang diajarkan pada seorang muslim. Jabir berkata bahawa ia pernah mendengar sabda Rasulullah ﷺtiga hari sebelum Baginda wafat,
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
“Janganlah salah seorang di antara kau mati melainkan ia harus berhusnuzon pada Allah سبحانه وتعالى.”
(Hadis Riwayat Muslim no . 2877) .
.
Husnuzon pada Allah سبحانه وتعالى, itulah yang diajarkan pada kita dalam doa. Ketika kita berdoa pada Allah سبحانه وتعالى kita harus yakin bahawa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melaksanakan alasannya yaitu terkabulnya doa dan menjauhi banyak sekali pantangan yang menghalang terkabulnya doa. Kerana ingatlah bahawa doa itu begitu ampuh jikalau seseorang berhusnuzon pada Allah سبحانه وتعالى.
.
Allah سبحانه وتعالى berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu.”
(Surah Ghofir / Al Mu’min : 60)
.
Firman Allah سبحانه وتعالى lagi,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu wacana Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku yaitu dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, semoga mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Surah Al Baqarah : 186)
.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah سبحانه وتعالى selain doa.”
(Hadis Riwayat At-Tirmidzi no.3370, Ibnu Majah no.3829, dan Ahmad 2 : 362, hasan)
.
Jika seseorang berdoa dalam keadaan yakin doanya akan terkabul, Rasulullah ﷺ bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahawa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
(Hadis Riwayat At-Tirmidzi no.3479, hasan)
.
Jika doa tak kunjung terkabul, maka yakinlah bahawa ada sesuatu yang terbaik disebaliknya. Dari Abu Sa’id, Rasulullah ﷺ bersabda,
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandungi dosa dan tetapkan silaturahmi (antara kerabat) melainkan Allah سبحانه وتعالى akan beri padanya tiga hal: (1) Allah سبحانه وتعالى akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di alam abadi kelak, dan (3) Allah سبحانه وتعالى akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan.” Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Rasulullah ﷺ lantas berkata.” Allah سبحانه وتعالى nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.”
(Hadis Riwayat Ahmad 3 : 18, sanad jayyid) .
Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘ Ulum wal Hikam berkata,
فالإلحاحُ بالدعاء بالمغفرة مع رجاء الله تعالى موجبٌ للمغفرة
“Terus meminta dengan doa dan memohon keampunan Allah سبحانه وتعالى disertai rasa penuh harap pada-Nya, yaitu jalan gampang mendapatkan maghfiroh (pengampunan-Nya).”
Maka yakinlah terus pada komitmen Allah سبحانه وتعالى, husnuzonlah pada-Nya. Janganlah berprasangka kecuali yang baik pada Allah سبحانه وتعالى. Dan jangan frustasi dari rahmat Allah سبحانه وتعالى dan teruslah berdoa serta memohon pada-Nya.
“Ya Allah سبحانه وتعالى! Kabulkanlah dan perkenankanlah setiap doa kami.”
.
.
والله أعلم بالصواب
Wallahu A’lam Bish Shawab
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)
.
.