World Teacher Chap 45 B. Indonesia
Chapter 45 Sementara sang iblis pergi
Diterjemahkan oleh
Beberapa hari sesudah keributan di istana.
Tepat sesudah Reese sekali lagi sanggup bersekolah, beliau pindah ke pondok berlian.
"Aku masih belum kompeten, tapi tolong perlakukan saya dengan baik"
Bukannya saya tidak mengerti beliau sedang tegang lantaran akan tinggal di bawah satu atap denganku, tapi beliau mengucapkannya seakan-akan kami yaitu pengantin baru. Meski saya kini merupakan kenalan Lifell-hime dan sang Raja, kami tidak berpacaran maupun bertunangan.
Ketika Reese menggumamkan kata-kata itu, entah kenapa Emilia berkata dengan sedikit murka padaku.
"Sirius-sama! Untuk seorang gadis, tinggal di bawah atap yang sama itu sangat penting!"
Yah, tidak mungkin Reese menggandakan keterampilanmu dalam mengontrol cinta, beliau mungkin dimabukkan oleh romansa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya. Gadis ini berada di usia dimana dirinya terlalu sensitif, jadi saya harus memaklumi kata-kata yang beliau lontarkan.
"Maaf maaf. Ngomong-ngomong, ketika berganti pakaian atau semacamnya, berhati-hatilah dan lakukan di daerah yang tidak gampang dilihat. Aku akan pastikan untuk berhati-hati juga"
"Sirius-sama tidak perlu berhati-hati. Silahkan, ini kunci kamar kami"
"Kenapa kamu memberikannya padaku, saya kan punya kunci utama?"
Karena saya ibarat manajer untuk pondok berlian, kunci utama dipegang olehku. Dan lantaran itu, tak ada gunanya memberiku kunci kamar mereka.
"Itu karena....kami akan selalu menunggu bila kamu ingin menyelinap ke kamar kami"
Pipinya merona merah ketika tersipu, kemudian berlari sambil menciptakan semacam teriakan gembira. Aku berterima kasih kepada kaa-san* dikarenakan telah mengajarkan banyak sekali hal kepadanya, tapi beliau tidak perlu mengajarkan 'hal itu' juga kan? Usianya masih terlalu muda, kamu tahu.
[Masih ingat siapa yg dimaksud? Ini Erina]
Karena saya bahkan tidak punya niat untuk melakukannya, saya dengan sopan mengembalikan kunci tersebut.
Tidak ibarat sebelumnya, kini semua murid tinggal disini, jauh lebih gampang bagi masing-masing untuk mengkoordinasikan jadwal harian kami.
Khususnya Emilia, bebannya mulai berkurang. Sejak tinggal denganku, suasana hatinya menjadi sangat baik. Pelatihannya juga menjadi semakin giat, akhir-akhir ini beliau memperoleh sihir angin baru.
Pertempuran palsu dengan Reus juga telah berubah secara substansial. Aku sudah mulai menyerang dari segala penjuru, dan dengan banyak sekali cara. Dalam pertarungan yang sebenarnya, musuh tidak hanya menyerang dari depan, sehingga sangat penting biar beliau berguru untuk berurusan dengan tipuan dan serangan mendadak.
Reese berada dalam kondisi puncak sesudah berdamai dengan ayahnya. Dia sering tersipu dan memalingkan wajah setiap kali mata kami bertemu, namun tetap melatih diri dengan derma perangkat sihir yang kukembangkan. Setiap harinya dipenuhi oleh kesenangan, diikuti dengan percakapan ceria setiap makan malam.
Bersama para murid ibarat biasanya, saya berdiri di halaman pondok berlian dan bersiap memulai latihan pagi.
"Kita akan lari hari ini. Tujuannya yaitu puncak gunung itu, berangkat!"
"""Ya!!"""
☆☆☆
Sementara pembinaan terus berlanjut, tiga tahunpun berlalu semenjak pertama kali kami menginjakkan kaki di akademi.
Para siswa tahun pedoman gres telah berkumpul disekolah, mereka telah menuntaskan ujian dan wawancaranya. Ketika melihat siswa-siswi gres yang tiba dari banyak sekali ras, mengenakan jubah gres dan berkumpul di depan auditorium, saya mencicipi nostalgia, meskipun hanya tiga tahun semenjak kami pertama kali tiba.
Namun bersamaan dengan nostalgia itu, problem juga mengikuti selama penerimaan siswa baru.
"Senang bertemu denganmu, Senior. Ini memang mendadak, tapi maukah kamu berlatih tanding denganku?"
"Bukankah kamu tidak kompeten? Aku tidak peduli metode pengecut macam apa yang kamu gunakan, orang yang tidak kompeten seharusnya berada di bawah"
"Si tidak kompeten ini yang terkuat? Gelar terkuat lebih pantas untuk nama keluargaku"
....Siswa gres mencoba dominasi dengan pamer kekuatan.
Kenapa aku, orang yang dikenal tidak berwarna mendapatkan perlakuan semacam ini?
Itu lantaran ada rumor yang beredar bahwa saya yaitu orang terkuat di sekolah. Sudah tersebar ke sekitar bahwa diriku telah bertarung dengan ningrat demi Reese, tapi saya tidak pernah memperlihatkan banyak kekuatan.
Menurut bawahan dari Reus, sepertinya rumor itu menyebar dengan sendirinya.
Penyebabnya yaitu Emilia dan Reus yang selalu berada di sisiku, entah bagaimana mereka menonjol.
Emilia dianggap sebagai satu dari dua siswa teratas di sekolah berkat kecantikan, kemampuan fisiknya yang tinggi, dan belum lagi talenta sihirnya. Selain itu, lantaran sikap sopan dan pesonanya, beliau sangat terkenal di kalangan lelaki dan wanita yang tidak mendiskriminasi ras binatang. Gambaran seorang gadis yang sempurna.
Sementara itu, Reus telah mengalahkan setiap lawan yang menantangnya, termasuk yang dianggap sebagai top di kelas masing-masing dalam hal kekuatan, dan kini beliau disebut hero pedang terkuat di sekolah.
'Meskipun tanpa warna, orang macam apa beliau yang bisa membawa keduanya?'....dan begitulah rumor terbentuk.
Dikabarkan bahwa akulah yang melatih kedua bersaudara, ceritanya kemudian mulai dilebih-lebihkan, hingga terasa benar-benar fiktif, melahirkan lebih banyak hal, dan kesudahannya gagasan bahwa saya yaitu yang terkuat di sekolahpun tercipta.
Bahkan ada pembicaraan asing ihwal berdiri di atas sekolah bila mereka bisa mengalahkanku. Tahun lalu, tantangan yang ditunjukkan padaku serasa tak mempunyai ujung dari siswa baru, dan itu berlangsung selama hampir setengah bulan.
Itu sebabnya, para siswa gres yang tertipu oleh rumor ini juga tiba untuk menantangku, tapi....
"Kalian, jangan pikir bisa menantang Aniki sebelum melewatiku!"
Aku tak perlu bicara lantaran Reus yang bertarung menggantikanku. Dia mendapatkan tantangan para siswa baru, pergi ke pusat pelatihan, kemudian menghajar mereka dalam waktu singkat, dan berakhir.
Menilai bahwa tidak mungkin untuk menyerang dari depan, mereka mencoba serangan mendadak dari jarak jauh. Namun, semuanya dimentahkan oleh sihir Emilia dan dibalas dengan {Air Shot}, mereka yang terkena eksklusif dikirim ke ruang medis.
"Siapa pun yang berani macam-macam pada Sirius-sama akan dihukum"
Karena kedua bersaudara mengurus semua orang yang mencoba melawanku, dapat dipercaya rumor itupun meningkat.
Secara kebetulan, saya juga menjadi sasaran ketika sendirian, mereka akan membawaku ke tempat-tempat yang jauh dari mata publik, dan itu malah membuatku bisa menghajar mereka tanpa ragu. Aku akan bersembunyi di sudut, lenyap dari pandangan kemudian menyelinap ke pecahan belakang selama mereka kebingungan dan memukul leher untuk melumpuhkan belum dewasa itu.
'Sekolah yaitu daerah yang ganas sesudah kamu masuk'....itulah yang dikatakan kepala sekolah padaku tanpa sedikitpun rasa kasihan di suaranya. Dia menyesali penurunan kualitas para siswa baru, dan pada kesudahannya tertawa lantaran menganggap tantangan yang ditujukan pada kami yaitu suatu dorongan.
Ngomong-ngomong, Reese tidak melaksanakan apa-apa. Yah, lagipula tak ada daerah baginya untuk ikut campur.
"Makan malam hari ini kari, ya? Aku akan membantu"
Dia mulai bisa berkata hal-hal yang beliau inginkan dan menghabiskan waktu untuk meningkatkan keahlian memasaknya.
Yah, para siswa gres memandangnya dengan kesan baik, siswa lain juga menyukainya, jadi tidak ada masalah.
Emilia selalu berbicara sopan dan disukai lantaran rasa peduli pada teman-teman sekelas dan rekannya. Reus kuat, namun tidak pernah membanggakan diri. Karena bersifat rendah hati dan tulus, gampang bersosialisasi dengannya. Setiap lawan yang beliau kalahkan menjadi bawahannya, dan ini telah membentuk sebuah geng aneh.
Meskipun diriku ditakuti sebagai master dari keduanya, saya tidak dibenci lantaran tak melaksanakan sesuatu yang buruk. Mark tidak berubah dan masih ramah padaku, jadi akupun menghabiskan kehidupan sekolah dalam damai.
Namun, sanggup dimengerti bahwa ada orang yang tidak berpikir baik tentangku. Terutama para ningrat yang merupakan bekas murid Gregory.
Aku akan dipelototi oleh mereka ketika berpapasan di koridor, dan bila mengkonsentrasikan pendengaran, saya sanggup mendengar mereka bergumam hal-hal semacam 'si tidak kompeten' atau 'subhuman'. Terutama istilah 'subhuman', saya punya dua orang disini yang tidak tahan dengan sebutan itu. Ketahuilah ini, saya harus bekerja keras menarik leher Reus dan Emilia demi mencegah mereka menyerang setiap kali gumaman itu muncul. Kalian akan dihajar bila saya tidak menghentikan mereka, mengerti?
Hanya saja, melegakan lantaran para ningrat hanya menatap kami. Mata yang melihat kami bukan hanya terisi rasa jijik, entah kenapa saya merasa seolah mereka sedang merencanakan sesuatu dibalik tatapan itu.
Sekolah memang terasa normal di permukaan, namun ada lapisan problem yang tersembunyi di bawahnya.
☆☆☆
"....Jadi begitulah, tidakkah anda berpikir situasi di sekolah agak asing belakangan ini?"
Kembali ke awal, saya bertanya kepada kepala sekolah ihwal situasi lingkungan sekolah hari ini sambil memberinya puding. Orang itu sendiri mengangguk dengan puding dimulutnya.
"Yah....meskipun masakan ringan manis selalu enak, kadang kala puding juga terasa nikmat. Aku bahagia lantaran tidak pernah bosan dengan rasanya"
"Permisi. Tentang jawaban untuk pertanyaanku...."
"Seperti yang kamu katakan. Para ningrat memang terlihat aneh....khususnya mantan siswa Gregory. Mereka menjadi lebih mencurigakan akhir-akhir ini"
"Sesuai dugaanku. Setiap kali kami berpapasan, tatapan mereka sangat mengganggu. Tapi ini sudah cukup usang semenjak hal-hal yang terjadi tiga tahun lalu"
Kekalahan mereka sesudah {Trade} ihwal Reese tiga tahun yang kemudian sudah dikenal, tapi selain dari bertarung dengan Alstro, saya menyembunyikan kekuatanku. Gregory yang dicap sebagai kriminal dan melarikan diri juga merupakan jawaban perbuatannya sendiri, jadi kenapa mereka masih menatap benci padaku?.
"Kurasa bukan ihwal insiden tiga tahun yang lalu. Lebih mungkin, kali ini yaitu ihwal Emilia-kun dan Reus-kun. Orang-orang itu yaitu sejenis yang memandang rendah ras binatang, dan terlalu menjunjung tinggi manusia. Sirius-kun dikucilkan lantaran kamu yaitu orang yang melatih keduanya padahal kamu sendiri tidak berwarna"
Banyak hal mendalam yang terjadi di masa kemudian antara ras insan dan ras binatang. Meskipun kerajaan Elysion secara umum toleran terhadap ras lain, kenyataannya banyak ningrat yang diperbudak oleh pujian terlampau tinggi.
"Hasilnya, Reus menghajar siswa yang dikenal lantaran ketidaksukaannya terhadap ras binatang. Mereka tidak suka citra ihwal ras hewan yang dihormati, tapi lantaran hal-hal bisa menjadi jelek bila mereka salah dalam bertindak, mereka tidak bisa melaksanakan apa pun selain melotot. Ya ampun, padahal kesenjangan antara ras insan dan ras hewan hanyalah problem yang sepele...."
Di masa kemudian terdapat faksi yang menyarankan Raja untuk mengusir seluruh ras hewan dan menciptakan Elysion bersatu sebagai negerinya umat manusia. Terlepas dari penampilan fisik diantara kedua ras yang hampir sama, status negara bisa lebih berkembang lantaran kemampuan fisik dari para ras binatang.
Tentu saja, Cardeas tidak akan mengijinkan hal ibarat itu. Dia mengusut ketidakadilan ini, dan mengusir para pelaku ke teritori terjauh. Dia mungkin bertindak memalukan di sekitar anak-anaknya, namun masihlah raja yang hebat. Sekarang beliau bukan hanya orangtua yang konyol.
Mungkin terlihat seolah diskriminasi terhadap ras hewan telah menurun, tapi itu tidak pernah benar-benar lenyap. Gregory hanyalah satu diantara seluruh pelaku diskriminasi tersebut.
"Gregory yaitu orang yang paling gampang dipahami di antara kelompok pendiskriminasi ras binatang. Orang ibarat itu menentukan siswanya sendiri. Merupakan hal yang alami bila pembenci ras hewan berkumpul, sebagian besar yang melototimu yaitu siswa Gregory"
"Mengerti. Aku tidak berpikir mereka akan bergerak segera, tapi saya akan memberitahu kedua bersaudara untuk hati-hati"
"Yah, bersabarlah. Sebenarnya, sikap bermasalah mereka bukan hanya itu. Begitu Gregory pergi, guru-guru lain harus menggantikan posisinya di kelas. Sayangnya, baru-baru ini para siswanya secara serius berkata bahwa mereka tidak ingin mengambil pelajaran bersama ras binatang"
Astaga, ini hanya bisa disebut sebagai keegoisan anak-anak. Aku ingin memberi tahu mereka untuk tidak masuk sekolah bila tidak ingin berguru dengan tekun, tapi ada banyak sekali keadaan menurut masing-masing orang. Sepertinya sia-sia saja mengurusinya, untuk kini kami hanya perlu menjauh dari situasinya.
"Tidakkah lebih baik bila ini dilaporkan kepada orang bau tanah mereka?"
"Beberapa mungkin bisa, tapi ada banyak siswa yang kebenciannya terhadap ras hewan dipelajari dari orang tuanya sendiri. Ini situasi menjijikkan, dimana perasaan jelek orangtua dipaksakan pada anaknya"
".....Sungguh merepotkan"
Seseorang berhak mempunyai kesan pribadi pada suatu hal, tapi itu sudah salah bila memaksa orang lain untuk melihat pada sudut pandang yang sama.
Sulit untuk mengubah keyakinan sesudah berakar. Orangtua mungkin sudah terlanjur membenci dari lubuk hatinya, tapi kurasa belum dewasa masih sanggup mengubah referensi pikir itu lantaran mereka masih muda.
Seolah bisa menebak pemikiranku, Rodwell beralih dari ekspresi kesulitan ke wajah yang dipenuhi kepercayaan diri.
"Sebenarnya, saya sudah merencanakan program yang dimaksudkan untuk mengubah referensi pikir para siswa tersebut. Ini akan menjadi obat yang kira-kira bisa mengubah kesadaran...."
Dia tidak sepenuhnya menjelaskan, tapi dirinya terang sangat yakin dengan metode itu. Meski ucapan, perilaku, dan penampilannya memberi kesan lembut, namun Rodwell juga berdarah hirau taacuh hingga beliau pernah ingin berurusan dengan 'Dragon of Fresh Blood' sendiri sebagai retribusi. Jika beliau hingga berkata bahwa rencananya kali ini akan menjadi obat, saya hanya bisa merasa bahwa situasi sudah melaju ke arah yang penting.
"Ngomong-ngomong, saya gres saja mengingat ini. Kenapa Gregory memperlakukan ras hewan dan aku....tidak, orang-orang tanpa warna sebagai musuhnya?"
"Aku tidak benar-benar ingin membicarakannya, lantaran itu privasi....namun kamu mempunyai hak untuk tahu sesudah semua yang beliau lakukan kepadamu. Gregory telah membenci ras hewan semenjak awal, ada insiden dimana ayahnya dibunuh oleh seorang laki-laki tanpa warna dan seorang dari ras binatang. Sejak ketika itu, beliau sangat membenci keduanya"
"Dendam....ya? Bukannya saya tidak mengerti, tapi kupikir itu tidaklah adil kalau beliau menyerang orang lain hanya lantaran mereka sejenis dengan yang beliau benci"
"Kau benar. Yah, begitulah. Sejujurnya, lokasi Gregory kesudahannya dikonfirmasi beberapa hari yang lalu. Aku menerima informasi bahwa beliau sedang bersembunyi di sebuah kota yang agak jauh dari sini"
Aku tak mempunyai petanya, tapi saya mengetahui kota itu. Jaraknya sekitar satu hari bila menaiki kereta berkuda.
"Akhirnya ya. Dia yaitu laki-laki yang telah menumpahkan banyak darah, keputusan yang salah bila anda meninggalkannya"
"Aku tahu. Kejahatan itu semuanya akan kuurus. Aku akan menyelesaikannya dengan tanganku sendiri"
Meski tersenyum, beliau terlihat sangat marah, hingga ke titik di mana kekuatan sihirnya terasa bergejolak. Itu yaitu tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah, dan dirinya ingin menjadi orang yang memperlihatkan keadilan kepada Gregory. Dengan demikian, Rodwell memutuskan untuk pergi ke daerah persembunyiannya sendiri.
"Aku telah menuntaskan persiapan, dan akan berangkat ke lokasi itu lusa. Aku juga mengikutsertakan Magna-sensei, kami akan pergi selama satu atau dua hari....Sebenarnya, saya punya permintaan, Sirius-kun"
"Akan kulakukan bila bisa"
"Ini bukan hal yang terlalu sulit. Tolong buatkan masakan ringan manis yang bisa bertahan selama beberapa hari. Setelah itu...."
Ternyata soal masakan ringan manis ya?
Untuk sekarang, saya memutuskan untuk memberinya perangkat sihir ibarat kulkas yang ada masakan ringan manis di dalamnya.
☆☆☆
Setelah sekolah berakhir dan menuntaskan banyak ajakan di Perusahaan Galgan, kamipun kembali ke pondok berlian. Di sana, kami menghabiskan waktu di ruang tamu dengan bersantai sesudah makan malam.
Emilia sedang merajut, Reus dan Reese bermain Reversi, sedangkan saya mengukir deretan sihir di Magic Stone.
Aku mengukirnya menggunakan peralatan khusus, namun penyesuaiannya sulit lantaran kerikil itu sangatlah kecil. Mungkin ada beberapa kekeliruan, bahkan ketika gesekan berhasil terbentuk dan sudah mencoba berkali-kali, hasilnya masih nihil. Hari ini juga....
"....Tak berguna. Ini gagal"
Formasi sihir yang tergambar yaitu sihir asliku {Call}, tapi tetap gagal. Memang sanggup digunakan, hanya saja ini mempunyai kekurangan yang fatal. Berapa banyak Mana Stone yang telah saya pakai sekarang? Aku cukup kaya, tapi sesudah menghabiskan banyak uang untuk batu-batu ini, tabunganku menurun drastis.
Ketika saya menjatuhkan bahu, murid-murid menghentikan apa yang mereka lakukan dan mendekatiku.
"Tolong jangan berkecil hati, Sirius-sama. Bagaimana kalau minum biar sedikit tenang?"
"Aah, ya. Ternyata menciptakan deretan sihir gres yaitu hal yang sulit"
"Itu bukan hanya sulit! Jika berhasil, namamu akan tertera dalam sejarah"
"Tidak problem kalau itu Aniki! {Impact} tempo hari juga sangat mengagumkan, apa yang Aniki ukir kali ini?"
"{Call}. Sejauh ini, hanya ucapanku yang berhasil dikirim, tapi bila dipakai dengan benar, bunyi kalian harusnya sanggup mencapaiku juga"
"Benarkah?!"
Emilia yang mengambil jus buah, berseru keras. Dia meletakkan cangkir tanpa suara, kemudian menatap lekat Mana Stone yang saya pegang.
"Sirius-sama! Dengan ini, suaraku bisa mencapaimu dimanapun saya berada, kan?
"A-Aah....ya, benar. Itu bisa digunakan, namun masih ada kekurangannya...."
"Bisakah kamu meminjamkannya bila itu tidak berbahaya?!"
Tanpa berpikir panjang, saya menyerahkan mana stone sesudah melihat kegembiraannya. Dia memegang mana stone di dadanya dengan gembira, dan berlari cepat ke kamarnya sendiri sesudah mendengar cara pemakaian.
Ngomong-ngomong, metode untuk memakainya yaitu dengan hanya bicara sambil menuangkan mana ke dalam batu. Jika bisa, saya ingin membuatnya sanggup dipakai dengan mana dari alam tanpa harus terus-menerus menyediakannya menggunakan mana-ku, tapi saya bahkan belum bisa menyempurnakannya. Pokoknya, perbaikan selesai.
Ini yaitu produk gagal, tapi masih harus diuji, jadi saya bersyukur. Aku menunggunya untuk mencapai kamarnya, kemudian memanggil dengan {Call}.
"Bisakah kamu mendengarku, Emilia?"
"(---? Ah iya. Aku bisa mendengarmu, Sirius-sama!)"
"Hmm?"
"Eh?"
"Katakan sesuatu dengan segera"
"(Ya, Sirius-sama! Hari ini, tidur bersama di kasurmu....)"
Komunikasi terputus di tengah-tengah pengakuannya.
Ketika saya menoleh ke sisi, Reus memiringkan kepalanya dan Reese sedikit memerah. Singkatnya, begitulah.
"Aniki, kenapa saya mendengar bunyi Nee-chan?"
"Aku juga? Namun, Emilia sungguh berani. Tapi, apa itu perlu....aku jadi penasaran?"
"Sebenarnya, saya ingin menciptakan dimana hanya saya dan si peserta tertuju yang sanggup mendengar transmisinya. Kegagalan dalam desain ini adalah, siapa pun di dekatnya sanggup mendengarkan juga"
Sekarang, benda ini lebih ibarat speaker yang mengeraskan bunyi seseorang dari jauh. Meski sanggup bermanfaat tergantung pada situasinya, ketika ini masih tidak berguna.
Kami pergi ke kamar Emilia lantaran komunikasi terputus, kemudian masuk atas izin Reese....
"....Aku menginginkannya ...."
Disana terdapat sosok Emilia yang berbaring di daerah tidur dalam posisi yang aneh, kehabisan mana.
Seperti yang diduga, lantaran benda ini menggemakan bunyi tanpa pandang bulu, takkan asing kalau konsumsi mana-nya besar. Jarak efektif kerikil ini hanya sekitar kebun pondok berlian, meskipun begitu Emilia yang sudah terbiasa melatih mana-nya pun kewalahan dengan dua jawaban saja.
Sebagaimana yang dibuktikan oleh hasil di depanku, hal ini masih tidak mudah untuk penggunaan umum. Aku memahami penyebabnya, di mataku ini hanyalah prototipe gagal.
"Kau baik-baik saja, Emilia? Ayo, berbaringlah disini"
"Auu....Sirius-sama ...."
Aku mengumpulkan mana stone itu, dan meletakkan kepalanya di pangkuanku ketika beliau sedikit terbangun. Ini yaitu hadiah lantaran bekerja sama dengan eksperimen.
Apa beliau menyadari kalau kepalanya sedang beristirahat di pangkuanku bahkan dengan mata setengah terpejam? Ekornya melambai. Mungkin saya akan tetap ibarat ini untuk sementara waktu.
"Enaknya Emilia. Sirius-san, tolong biarkan saya ikut dalam eksperimen juga"
"Selanjutnya giliranku, Aniki. Aku sudah terbiasa pingsan!"
"Ini bukan alat untuk pingsan"
Meskipun deretan sihir yang gres tergambar tidaklah bagus, hari ini pun pondok berlian melewati waktunya dengan damai.
☆☆☆
Dua hari sesudah itu. Kepala sekolah dan Magna-sensei pergi lebih awal di pagi hari. Dalam laporan resmi, mereka akan mengusut pengembangan daerah pembinaan baru. Tentu saja kebenarannya ditutup-tutupi lantaran misi ini berafiliasi ihwal penangkapan kriminal.
Meski demikian, tak ada banyak perubahan di sekolah lantaran para siswa jarang berinteraksi dengan kepala sekolah.
Adapun kelas kami, terdapat guru berbeda di podium untuk menggantikan Magna-sensei, kecuali itu tidak ada perubahan lain.
"Sihir beratribut angin tingkat lanjut jauh lebih kuat, ini bahkan bisa mengubah gelombang medan perang---...."
Ketika menatap guru yang sedang mengajari sihir tingkat lanjut untuk setiap atribut, saya mendengar derap langkah di kejauhan. Aku melihat ke sisi, kedua bersaudara juga mencicipi sesuatu lantaran indera pendengaran dan hidung mereka berkedut.
"Aniki....ada yang aneh"
"Aku pikir juga begitu. Ada bacin yang tidak dikenal, tapi....ini terasa buruk"
"Jangan lupakan perasaan itu, dan bila sesuatu terjadi, jangan eksklusif bergerak. Tunggulah kesempatan"
Sambil menguatkan pendengaran, saya memindai sekolah dengan {Search}....muncul reaksi dari banyak orang lebih dari biasanya. Aku mencicipi mereka berlarian, tidak hanya di ruang kelas namun juga di koridor, bahkan ada reaksi pertarungan di beberapa ruang kelas.
Sejumlah reaksi semakin akrab ke ruang kelas kami.
"Jangan bergerak!!"
Ruang kelas di sekolah ini hanya mempunyai satu pintu masuk. Dari pintu masuk itu, beberapa laki-laki bergegas ke kelas kami. Guru yang mencicipi situasinya pun mulai melantunkan mantra.
"Terlalu lambat!"
Salah satu laki-laki dengan cepat mendekati dada si guru, dan secara paksa menekan pisau ke tenggorokannya untuk menyegel semua gerakan. Bahkan bila spesialisasi seseorang yaitu sihir, tidak ada yang bisa diperbuat bila mantranya dihalangi. Para penyusup ini sudah terbiasa berurusan dengan penyihir.
Mereka mengenakan pakaian petualang, dipersenjatai dengan pisau dan pedang. Pertama menyandera guru, yang merupakan orang paling kuat dan kemudian siswa barisan paling depan yang dilanda kebingungan, mereka mengancam kami untuk tidak bergerak.
Aku mengenal baik alur insiden semacam ini, mereka bukanlah petualang biasa. Dari penampilan dan gerakan, apa mereka prajurit bayaran?
Sementara semua orang terdiam, laki-laki lain muncul dan berdiri di podium guru. Perawakannya tampan, dengan pakaian yang terlalu bagus untuk seorang petualang. Daripada tentara bayaran beliau mungkin bangsawan.
"Kalian dihentikan bergerak. Jika ada yang melaksanakan sesuatu, gurumu di sini akan menjadi mayat, dan salah satu dari kalian akan menjadi yang berikutnya"
Pada kata-kata 'salah satu dari kalian akan menjadi yang berikutnya', para siswa yang mulai melantunkan sihir dalam perlawanan, berhenti dan duduk lagi. Seiring itu, para penyusup mulai menyebar ke dalam kelas. Ada enam totalnya, termasuk si bangsawan.
"Sekarang, saya akan menjelaskan pada kalian yang belum memahami apa yang terjadi. Sekolah ini kini ditempati oleh pemimpin kami, Gregory-dono"
Mendengar nama Gregory, para siswa mulai bergumam dan berbicara ihwal pendudukan sekolah. Si ningrat tampak jengkel lantaran keributan itu, namun sebelum sesuatu yang lebih jauh bisa terjadi, Mark berdiri di depan kelas dan berbicara lantang biar sekitar bisa mendengar.
"Semuanya, tenanglah. Apa boleh buat kalau kita kebingungan lantaran tidak mengetahui apapun. Jadi, mari dengarkan kisah mereka terlebih dahulu"
"Ternyata ada anak yang bisa tenang di antara kalian. Namun, saya membenci anak sejenis ini"
"Aku merasa terhormat dipanggil demikian oleh para penyusup"
"Cih. Bagaimanapun, ruang kelas lain juga diambil alih ibarat kelas ini. Hentikan perlawanan tak mempunyai kegunaan kalian dan duduklah"
Bangsawan itu meludahkan ketidaksenangan dari lubuk hati dan menyuruhnya duduk, namun Mark tetap berdiri menghadap si bangsawan. Dalam situasi semacam ini kamu tak bergeming dan masih menyuarakan pendapatmu, ibarat yang diduga dari pujian bangsawan.
"Berhenti bercanda! Apa kamu berpikir hal ibarat pendudukan sekolah diizinkan?! Ini yaitu pemberontakan terhadap negara!"
"Ini bukan pemberontakan melainkan revolusi! Ketika pendudukan sekolah berakhir, berikutnya yaitu pendudukan istana. Ya, hal-hal yang dilakukan di sini hanyalah pijakan untuk tujuan mulia kami"
Sia-sia saja.
Mata itu telah dibutakan terhadap kebenaran apa pun kecuali ihwal revolusi yang beliau percayai. Ini ibarat dengan fanatik religius yang begitu setia pada dewanya hingga tidak mau mendapatkan pendapat dari luar, musuh semacam inilah yang merepotkan.
Si ningrat yang mabuk atas keyakinannya sendiri, mengangkat kedua tangan dan terus memperlihatkan pidato seakan-akan gembira ihwal itu.
"Gregory-dono menolak ras hewan kurang arif dan mengusulkan untuk mengakibatkan Elysion sebagai nirwana bagi umat manusia. Kalian bisa menjadi saksi atas perbuatan mulia ini. Merasa terhormatlah!"
Mendengar pidato barusan merusak suasana hatiku.
Ras hewan bodoh? Surga bagi umat manusia? Ucapannya terlalu menjijikkan. Tak peduli bagaiman saya melihat, dialah yang bodoh. Sesuatu ibarat menyingkirkan ras hewan dan menciptakan nirwana bagi umat insan yaitu mustahil. Bahkan bila berhasil, itu akan segera runtuh.
Berkata bahwa beliau tidak suka anak-anak, padahal orang itu sendiri lebih kekanak-kanakan.
"Aku akan memberi kalian kode lebih lanjut ketika waktunya tiba. Duduklah dengan tenang hingga ketika itu, mengerti?!"
Si ningrat melihat sekeliling kelas, kemudian duduk di dingklik dan menyeka keringat menggunakan lengan bajunya. Guru dan siswa yang menjadi sandera diikat dan ditinggalkan di lantai, seorang tentara bayaran mengawasi mereka.
Meskipun tidak sanggup bergerak dengan bebas, saya masih menganalisa situasi sambil mengkonfirmasi posisi musuh melalui {Search}.
Sebelumnya saya pernah mendengar ihwal isu revolusi dari Zack di perusahaan Galgan.
Revolusi atau tidak, ini hanyalah keegoisan, dan saya tidak yakin mereka sanggup menguasai istana hanya dengan menduduki sekolah.
Jika dipikir-pikir, bukankah mereka menahan belum dewasa ningrat ini sebagai sandera?
Namun demikian, risiko menargetkan sekolah di mana ada banyak siswa itu tinggi. Dalam kondisi sekarang, sepertinya semua berjalan baik lantaran mereka menyewa tentara bayaran, namun meskipun masih anak-anak, para siswa bisa menggunakan sihir. Jika seseorang di kedua sisi menciptakan sedikit saja kesalahan, ini sanggup dengan gampang berpindah ke situasi kekerasan.
Meski begitu, alasan meluncurkan strategi ini....sementara kepala sekolah tidak hadir? Ketika dipikirkan, informasi ihwal Gregory yang bersembunyi di kota tetangga pastinya palsu.
Bertujuan disaat kepala sekolah yang merupakan orang paling kuat tidak ada, sepertinya ini memang kejahatan yang direncanan. Tidak ibarat para ningrat kurang arif yang kulihat hingga sekarang, revolusi ini merupakan pertimbangan Gregory sendiri. Aku tak boleh ceroboh.
Agak gegabah ketika bertindak disaat informasinya kurang.
Si ningrat di depan kami tak mempunyai kegunaan dan terlihat tidak tahu hal-hal penting....jadi haruskah saya bergerak secepatnya?
"Emilia, Reus"
Aku berusaha mengeluarkan bunyi yang hanya bisa didengar oleh diriku sendiri tanpa menggerakkan mulut, namun keduanya masih bereaksi dan menoleh kesini.
Aku menggunakan isyarat tangan di bawah meja untuk menunjuk sasaran masing-masing, mereka menyentuhkan ekornya padaku sebagai tanda mengerti.
Sekarang....dia berkata untuk berhenti dengan perlawanan yang sia-sia, tapi jangan berpikir kalau yang ini sia-sia, ya?
Aku perlahan berdiri.
☆☆☆Chapter 45 berakhir disini☆☆☆
Ke Halamam utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/
Diterjemahkan oleh
Beberapa hari sesudah keributan di istana.
Tepat sesudah Reese sekali lagi sanggup bersekolah, beliau pindah ke pondok berlian.
"Aku masih belum kompeten, tapi tolong perlakukan saya dengan baik"
Bukannya saya tidak mengerti beliau sedang tegang lantaran akan tinggal di bawah satu atap denganku, tapi beliau mengucapkannya seakan-akan kami yaitu pengantin baru. Meski saya kini merupakan kenalan Lifell-hime dan sang Raja, kami tidak berpacaran maupun bertunangan.
Ketika Reese menggumamkan kata-kata itu, entah kenapa Emilia berkata dengan sedikit murka padaku.
"Sirius-sama! Untuk seorang gadis, tinggal di bawah atap yang sama itu sangat penting!"
Yah, tidak mungkin Reese menggandakan keterampilanmu dalam mengontrol cinta, beliau mungkin dimabukkan oleh romansa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya. Gadis ini berada di usia dimana dirinya terlalu sensitif, jadi saya harus memaklumi kata-kata yang beliau lontarkan.
"Maaf maaf. Ngomong-ngomong, ketika berganti pakaian atau semacamnya, berhati-hatilah dan lakukan di daerah yang tidak gampang dilihat. Aku akan pastikan untuk berhati-hati juga"
"Sirius-sama tidak perlu berhati-hati. Silahkan, ini kunci kamar kami"
"Kenapa kamu memberikannya padaku, saya kan punya kunci utama?"
Karena saya ibarat manajer untuk pondok berlian, kunci utama dipegang olehku. Dan lantaran itu, tak ada gunanya memberiku kunci kamar mereka.
"Itu karena....kami akan selalu menunggu bila kamu ingin menyelinap ke kamar kami"
Pipinya merona merah ketika tersipu, kemudian berlari sambil menciptakan semacam teriakan gembira. Aku berterima kasih kepada kaa-san* dikarenakan telah mengajarkan banyak sekali hal kepadanya, tapi beliau tidak perlu mengajarkan 'hal itu' juga kan? Usianya masih terlalu muda, kamu tahu.
[Masih ingat siapa yg dimaksud? Ini Erina]
Karena saya bahkan tidak punya niat untuk melakukannya, saya dengan sopan mengembalikan kunci tersebut.
Tidak ibarat sebelumnya, kini semua murid tinggal disini, jauh lebih gampang bagi masing-masing untuk mengkoordinasikan jadwal harian kami.
Khususnya Emilia, bebannya mulai berkurang. Sejak tinggal denganku, suasana hatinya menjadi sangat baik. Pelatihannya juga menjadi semakin giat, akhir-akhir ini beliau memperoleh sihir angin baru.
Pertempuran palsu dengan Reus juga telah berubah secara substansial. Aku sudah mulai menyerang dari segala penjuru, dan dengan banyak sekali cara. Dalam pertarungan yang sebenarnya, musuh tidak hanya menyerang dari depan, sehingga sangat penting biar beliau berguru untuk berurusan dengan tipuan dan serangan mendadak.
Reese berada dalam kondisi puncak sesudah berdamai dengan ayahnya. Dia sering tersipu dan memalingkan wajah setiap kali mata kami bertemu, namun tetap melatih diri dengan derma perangkat sihir yang kukembangkan. Setiap harinya dipenuhi oleh kesenangan, diikuti dengan percakapan ceria setiap makan malam.
Bersama para murid ibarat biasanya, saya berdiri di halaman pondok berlian dan bersiap memulai latihan pagi.
"Kita akan lari hari ini. Tujuannya yaitu puncak gunung itu, berangkat!"
"""Ya!!"""
☆☆☆
Sementara pembinaan terus berlanjut, tiga tahunpun berlalu semenjak pertama kali kami menginjakkan kaki di akademi.
Para siswa tahun pedoman gres telah berkumpul disekolah, mereka telah menuntaskan ujian dan wawancaranya. Ketika melihat siswa-siswi gres yang tiba dari banyak sekali ras, mengenakan jubah gres dan berkumpul di depan auditorium, saya mencicipi nostalgia, meskipun hanya tiga tahun semenjak kami pertama kali tiba.
Namun bersamaan dengan nostalgia itu, problem juga mengikuti selama penerimaan siswa baru.
"Senang bertemu denganmu, Senior. Ini memang mendadak, tapi maukah kamu berlatih tanding denganku?"
"Bukankah kamu tidak kompeten? Aku tidak peduli metode pengecut macam apa yang kamu gunakan, orang yang tidak kompeten seharusnya berada di bawah"
"Si tidak kompeten ini yang terkuat? Gelar terkuat lebih pantas untuk nama keluargaku"
....Siswa gres mencoba dominasi dengan pamer kekuatan.
Kenapa aku, orang yang dikenal tidak berwarna mendapatkan perlakuan semacam ini?
Itu lantaran ada rumor yang beredar bahwa saya yaitu orang terkuat di sekolah. Sudah tersebar ke sekitar bahwa diriku telah bertarung dengan ningrat demi Reese, tapi saya tidak pernah memperlihatkan banyak kekuatan.
Menurut bawahan dari Reus, sepertinya rumor itu menyebar dengan sendirinya.
Penyebabnya yaitu Emilia dan Reus yang selalu berada di sisiku, entah bagaimana mereka menonjol.
Emilia dianggap sebagai satu dari dua siswa teratas di sekolah berkat kecantikan, kemampuan fisiknya yang tinggi, dan belum lagi talenta sihirnya. Selain itu, lantaran sikap sopan dan pesonanya, beliau sangat terkenal di kalangan lelaki dan wanita yang tidak mendiskriminasi ras binatang. Gambaran seorang gadis yang sempurna.
Sementara itu, Reus telah mengalahkan setiap lawan yang menantangnya, termasuk yang dianggap sebagai top di kelas masing-masing dalam hal kekuatan, dan kini beliau disebut hero pedang terkuat di sekolah.
'Meskipun tanpa warna, orang macam apa beliau yang bisa membawa keduanya?'....dan begitulah rumor terbentuk.
Dikabarkan bahwa akulah yang melatih kedua bersaudara, ceritanya kemudian mulai dilebih-lebihkan, hingga terasa benar-benar fiktif, melahirkan lebih banyak hal, dan kesudahannya gagasan bahwa saya yaitu yang terkuat di sekolahpun tercipta.
Bahkan ada pembicaraan asing ihwal berdiri di atas sekolah bila mereka bisa mengalahkanku. Tahun lalu, tantangan yang ditunjukkan padaku serasa tak mempunyai ujung dari siswa baru, dan itu berlangsung selama hampir setengah bulan.
Itu sebabnya, para siswa gres yang tertipu oleh rumor ini juga tiba untuk menantangku, tapi....
"Kalian, jangan pikir bisa menantang Aniki sebelum melewatiku!"
Aku tak perlu bicara lantaran Reus yang bertarung menggantikanku. Dia mendapatkan tantangan para siswa baru, pergi ke pusat pelatihan, kemudian menghajar mereka dalam waktu singkat, dan berakhir.
Menilai bahwa tidak mungkin untuk menyerang dari depan, mereka mencoba serangan mendadak dari jarak jauh. Namun, semuanya dimentahkan oleh sihir Emilia dan dibalas dengan {Air Shot}, mereka yang terkena eksklusif dikirim ke ruang medis.
"Siapa pun yang berani macam-macam pada Sirius-sama akan dihukum"
Karena kedua bersaudara mengurus semua orang yang mencoba melawanku, dapat dipercaya rumor itupun meningkat.
Secara kebetulan, saya juga menjadi sasaran ketika sendirian, mereka akan membawaku ke tempat-tempat yang jauh dari mata publik, dan itu malah membuatku bisa menghajar mereka tanpa ragu. Aku akan bersembunyi di sudut, lenyap dari pandangan kemudian menyelinap ke pecahan belakang selama mereka kebingungan dan memukul leher untuk melumpuhkan belum dewasa itu.
'Sekolah yaitu daerah yang ganas sesudah kamu masuk'....itulah yang dikatakan kepala sekolah padaku tanpa sedikitpun rasa kasihan di suaranya. Dia menyesali penurunan kualitas para siswa baru, dan pada kesudahannya tertawa lantaran menganggap tantangan yang ditujukan pada kami yaitu suatu dorongan.
Ngomong-ngomong, Reese tidak melaksanakan apa-apa. Yah, lagipula tak ada daerah baginya untuk ikut campur.
"Makan malam hari ini kari, ya? Aku akan membantu"
Dia mulai bisa berkata hal-hal yang beliau inginkan dan menghabiskan waktu untuk meningkatkan keahlian memasaknya.
Yah, para siswa gres memandangnya dengan kesan baik, siswa lain juga menyukainya, jadi tidak ada masalah.
Emilia selalu berbicara sopan dan disukai lantaran rasa peduli pada teman-teman sekelas dan rekannya. Reus kuat, namun tidak pernah membanggakan diri. Karena bersifat rendah hati dan tulus, gampang bersosialisasi dengannya. Setiap lawan yang beliau kalahkan menjadi bawahannya, dan ini telah membentuk sebuah geng aneh.
Meskipun diriku ditakuti sebagai master dari keduanya, saya tidak dibenci lantaran tak melaksanakan sesuatu yang buruk. Mark tidak berubah dan masih ramah padaku, jadi akupun menghabiskan kehidupan sekolah dalam damai.
Namun, sanggup dimengerti bahwa ada orang yang tidak berpikir baik tentangku. Terutama para ningrat yang merupakan bekas murid Gregory.
Aku akan dipelototi oleh mereka ketika berpapasan di koridor, dan bila mengkonsentrasikan pendengaran, saya sanggup mendengar mereka bergumam hal-hal semacam 'si tidak kompeten' atau 'subhuman'. Terutama istilah 'subhuman', saya punya dua orang disini yang tidak tahan dengan sebutan itu. Ketahuilah ini, saya harus bekerja keras menarik leher Reus dan Emilia demi mencegah mereka menyerang setiap kali gumaman itu muncul. Kalian akan dihajar bila saya tidak menghentikan mereka, mengerti?
Hanya saja, melegakan lantaran para ningrat hanya menatap kami. Mata yang melihat kami bukan hanya terisi rasa jijik, entah kenapa saya merasa seolah mereka sedang merencanakan sesuatu dibalik tatapan itu.
Sekolah memang terasa normal di permukaan, namun ada lapisan problem yang tersembunyi di bawahnya.
☆☆☆
"....Jadi begitulah, tidakkah anda berpikir situasi di sekolah agak asing belakangan ini?"
Kembali ke awal, saya bertanya kepada kepala sekolah ihwal situasi lingkungan sekolah hari ini sambil memberinya puding. Orang itu sendiri mengangguk dengan puding dimulutnya.
"Yah....meskipun masakan ringan manis selalu enak, kadang kala puding juga terasa nikmat. Aku bahagia lantaran tidak pernah bosan dengan rasanya"
"Permisi. Tentang jawaban untuk pertanyaanku...."
"Seperti yang kamu katakan. Para ningrat memang terlihat aneh....khususnya mantan siswa Gregory. Mereka menjadi lebih mencurigakan akhir-akhir ini"
"Sesuai dugaanku. Setiap kali kami berpapasan, tatapan mereka sangat mengganggu. Tapi ini sudah cukup usang semenjak hal-hal yang terjadi tiga tahun lalu"
Kekalahan mereka sesudah {Trade} ihwal Reese tiga tahun yang kemudian sudah dikenal, tapi selain dari bertarung dengan Alstro, saya menyembunyikan kekuatanku. Gregory yang dicap sebagai kriminal dan melarikan diri juga merupakan jawaban perbuatannya sendiri, jadi kenapa mereka masih menatap benci padaku?.
"Kurasa bukan ihwal insiden tiga tahun yang lalu. Lebih mungkin, kali ini yaitu ihwal Emilia-kun dan Reus-kun. Orang-orang itu yaitu sejenis yang memandang rendah ras binatang, dan terlalu menjunjung tinggi manusia. Sirius-kun dikucilkan lantaran kamu yaitu orang yang melatih keduanya padahal kamu sendiri tidak berwarna"
Banyak hal mendalam yang terjadi di masa kemudian antara ras insan dan ras binatang. Meskipun kerajaan Elysion secara umum toleran terhadap ras lain, kenyataannya banyak ningrat yang diperbudak oleh pujian terlampau tinggi.
"Hasilnya, Reus menghajar siswa yang dikenal lantaran ketidaksukaannya terhadap ras binatang. Mereka tidak suka citra ihwal ras hewan yang dihormati, tapi lantaran hal-hal bisa menjadi jelek bila mereka salah dalam bertindak, mereka tidak bisa melaksanakan apa pun selain melotot. Ya ampun, padahal kesenjangan antara ras insan dan ras hewan hanyalah problem yang sepele...."
Di masa kemudian terdapat faksi yang menyarankan Raja untuk mengusir seluruh ras hewan dan menciptakan Elysion bersatu sebagai negerinya umat manusia. Terlepas dari penampilan fisik diantara kedua ras yang hampir sama, status negara bisa lebih berkembang lantaran kemampuan fisik dari para ras binatang.
Tentu saja, Cardeas tidak akan mengijinkan hal ibarat itu. Dia mengusut ketidakadilan ini, dan mengusir para pelaku ke teritori terjauh. Dia mungkin bertindak memalukan di sekitar anak-anaknya, namun masihlah raja yang hebat. Sekarang beliau bukan hanya orangtua yang konyol.
Mungkin terlihat seolah diskriminasi terhadap ras hewan telah menurun, tapi itu tidak pernah benar-benar lenyap. Gregory hanyalah satu diantara seluruh pelaku diskriminasi tersebut.
"Gregory yaitu orang yang paling gampang dipahami di antara kelompok pendiskriminasi ras binatang. Orang ibarat itu menentukan siswanya sendiri. Merupakan hal yang alami bila pembenci ras hewan berkumpul, sebagian besar yang melototimu yaitu siswa Gregory"
"Mengerti. Aku tidak berpikir mereka akan bergerak segera, tapi saya akan memberitahu kedua bersaudara untuk hati-hati"
"Yah, bersabarlah. Sebenarnya, sikap bermasalah mereka bukan hanya itu. Begitu Gregory pergi, guru-guru lain harus menggantikan posisinya di kelas. Sayangnya, baru-baru ini para siswanya secara serius berkata bahwa mereka tidak ingin mengambil pelajaran bersama ras binatang"
Astaga, ini hanya bisa disebut sebagai keegoisan anak-anak. Aku ingin memberi tahu mereka untuk tidak masuk sekolah bila tidak ingin berguru dengan tekun, tapi ada banyak sekali keadaan menurut masing-masing orang. Sepertinya sia-sia saja mengurusinya, untuk kini kami hanya perlu menjauh dari situasinya.
"Tidakkah lebih baik bila ini dilaporkan kepada orang bau tanah mereka?"
"Beberapa mungkin bisa, tapi ada banyak siswa yang kebenciannya terhadap ras hewan dipelajari dari orang tuanya sendiri. Ini situasi menjijikkan, dimana perasaan jelek orangtua dipaksakan pada anaknya"
".....Sungguh merepotkan"
Seseorang berhak mempunyai kesan pribadi pada suatu hal, tapi itu sudah salah bila memaksa orang lain untuk melihat pada sudut pandang yang sama.
Sulit untuk mengubah keyakinan sesudah berakar. Orangtua mungkin sudah terlanjur membenci dari lubuk hatinya, tapi kurasa belum dewasa masih sanggup mengubah referensi pikir itu lantaran mereka masih muda.
Seolah bisa menebak pemikiranku, Rodwell beralih dari ekspresi kesulitan ke wajah yang dipenuhi kepercayaan diri.
"Sebenarnya, saya sudah merencanakan program yang dimaksudkan untuk mengubah referensi pikir para siswa tersebut. Ini akan menjadi obat yang kira-kira bisa mengubah kesadaran...."
Dia tidak sepenuhnya menjelaskan, tapi dirinya terang sangat yakin dengan metode itu. Meski ucapan, perilaku, dan penampilannya memberi kesan lembut, namun Rodwell juga berdarah hirau taacuh hingga beliau pernah ingin berurusan dengan 'Dragon of Fresh Blood' sendiri sebagai retribusi. Jika beliau hingga berkata bahwa rencananya kali ini akan menjadi obat, saya hanya bisa merasa bahwa situasi sudah melaju ke arah yang penting.
"Ngomong-ngomong, saya gres saja mengingat ini. Kenapa Gregory memperlakukan ras hewan dan aku....tidak, orang-orang tanpa warna sebagai musuhnya?"
"Aku tidak benar-benar ingin membicarakannya, lantaran itu privasi....namun kamu mempunyai hak untuk tahu sesudah semua yang beliau lakukan kepadamu. Gregory telah membenci ras hewan semenjak awal, ada insiden dimana ayahnya dibunuh oleh seorang laki-laki tanpa warna dan seorang dari ras binatang. Sejak ketika itu, beliau sangat membenci keduanya"
"Dendam....ya? Bukannya saya tidak mengerti, tapi kupikir itu tidaklah adil kalau beliau menyerang orang lain hanya lantaran mereka sejenis dengan yang beliau benci"
"Kau benar. Yah, begitulah. Sejujurnya, lokasi Gregory kesudahannya dikonfirmasi beberapa hari yang lalu. Aku menerima informasi bahwa beliau sedang bersembunyi di sebuah kota yang agak jauh dari sini"
Aku tak mempunyai petanya, tapi saya mengetahui kota itu. Jaraknya sekitar satu hari bila menaiki kereta berkuda.
"Akhirnya ya. Dia yaitu laki-laki yang telah menumpahkan banyak darah, keputusan yang salah bila anda meninggalkannya"
"Aku tahu. Kejahatan itu semuanya akan kuurus. Aku akan menyelesaikannya dengan tanganku sendiri"
Meski tersenyum, beliau terlihat sangat marah, hingga ke titik di mana kekuatan sihirnya terasa bergejolak. Itu yaitu tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah, dan dirinya ingin menjadi orang yang memperlihatkan keadilan kepada Gregory. Dengan demikian, Rodwell memutuskan untuk pergi ke daerah persembunyiannya sendiri.
"Aku telah menuntaskan persiapan, dan akan berangkat ke lokasi itu lusa. Aku juga mengikutsertakan Magna-sensei, kami akan pergi selama satu atau dua hari....Sebenarnya, saya punya permintaan, Sirius-kun"
"Akan kulakukan bila bisa"
"Ini bukan hal yang terlalu sulit. Tolong buatkan masakan ringan manis yang bisa bertahan selama beberapa hari. Setelah itu...."
Ternyata soal masakan ringan manis ya?
Untuk sekarang, saya memutuskan untuk memberinya perangkat sihir ibarat kulkas yang ada masakan ringan manis di dalamnya.
☆☆☆
Setelah sekolah berakhir dan menuntaskan banyak ajakan di Perusahaan Galgan, kamipun kembali ke pondok berlian. Di sana, kami menghabiskan waktu di ruang tamu dengan bersantai sesudah makan malam.
Emilia sedang merajut, Reus dan Reese bermain Reversi, sedangkan saya mengukir deretan sihir di Magic Stone.
Aku mengukirnya menggunakan peralatan khusus, namun penyesuaiannya sulit lantaran kerikil itu sangatlah kecil. Mungkin ada beberapa kekeliruan, bahkan ketika gesekan berhasil terbentuk dan sudah mencoba berkali-kali, hasilnya masih nihil. Hari ini juga....
"....Tak berguna. Ini gagal"
Formasi sihir yang tergambar yaitu sihir asliku {Call}, tapi tetap gagal. Memang sanggup digunakan, hanya saja ini mempunyai kekurangan yang fatal. Berapa banyak Mana Stone yang telah saya pakai sekarang? Aku cukup kaya, tapi sesudah menghabiskan banyak uang untuk batu-batu ini, tabunganku menurun drastis.
Ketika saya menjatuhkan bahu, murid-murid menghentikan apa yang mereka lakukan dan mendekatiku.
"Tolong jangan berkecil hati, Sirius-sama. Bagaimana kalau minum biar sedikit tenang?"
"Aah, ya. Ternyata menciptakan deretan sihir gres yaitu hal yang sulit"
"Itu bukan hanya sulit! Jika berhasil, namamu akan tertera dalam sejarah"
"Tidak problem kalau itu Aniki! {Impact} tempo hari juga sangat mengagumkan, apa yang Aniki ukir kali ini?"
"{Call}. Sejauh ini, hanya ucapanku yang berhasil dikirim, tapi bila dipakai dengan benar, bunyi kalian harusnya sanggup mencapaiku juga"
"Benarkah?!"
Emilia yang mengambil jus buah, berseru keras. Dia meletakkan cangkir tanpa suara, kemudian menatap lekat Mana Stone yang saya pegang.
"Sirius-sama! Dengan ini, suaraku bisa mencapaimu dimanapun saya berada, kan?
"A-Aah....ya, benar. Itu bisa digunakan, namun masih ada kekurangannya...."
"Bisakah kamu meminjamkannya bila itu tidak berbahaya?!"
Tanpa berpikir panjang, saya menyerahkan mana stone sesudah melihat kegembiraannya. Dia memegang mana stone di dadanya dengan gembira, dan berlari cepat ke kamarnya sendiri sesudah mendengar cara pemakaian.
Ngomong-ngomong, metode untuk memakainya yaitu dengan hanya bicara sambil menuangkan mana ke dalam batu. Jika bisa, saya ingin membuatnya sanggup dipakai dengan mana dari alam tanpa harus terus-menerus menyediakannya menggunakan mana-ku, tapi saya bahkan belum bisa menyempurnakannya. Pokoknya, perbaikan selesai.
Ini yaitu produk gagal, tapi masih harus diuji, jadi saya bersyukur. Aku menunggunya untuk mencapai kamarnya, kemudian memanggil dengan {Call}.
"Bisakah kamu mendengarku, Emilia?"
"(---? Ah iya. Aku bisa mendengarmu, Sirius-sama!)"
"Hmm?"
"Eh?"
"Katakan sesuatu dengan segera"
"(Ya, Sirius-sama! Hari ini, tidur bersama di kasurmu....)"
Komunikasi terputus di tengah-tengah pengakuannya.
Ketika saya menoleh ke sisi, Reus memiringkan kepalanya dan Reese sedikit memerah. Singkatnya, begitulah.
"Aniki, kenapa saya mendengar bunyi Nee-chan?"
"Aku juga? Namun, Emilia sungguh berani. Tapi, apa itu perlu....aku jadi penasaran?"
"Sebenarnya, saya ingin menciptakan dimana hanya saya dan si peserta tertuju yang sanggup mendengar transmisinya. Kegagalan dalam desain ini adalah, siapa pun di dekatnya sanggup mendengarkan juga"
Sekarang, benda ini lebih ibarat speaker yang mengeraskan bunyi seseorang dari jauh. Meski sanggup bermanfaat tergantung pada situasinya, ketika ini masih tidak berguna.
Kami pergi ke kamar Emilia lantaran komunikasi terputus, kemudian masuk atas izin Reese....
"....Aku menginginkannya ...."
Disana terdapat sosok Emilia yang berbaring di daerah tidur dalam posisi yang aneh, kehabisan mana.
Seperti yang diduga, lantaran benda ini menggemakan bunyi tanpa pandang bulu, takkan asing kalau konsumsi mana-nya besar. Jarak efektif kerikil ini hanya sekitar kebun pondok berlian, meskipun begitu Emilia yang sudah terbiasa melatih mana-nya pun kewalahan dengan dua jawaban saja.
Sebagaimana yang dibuktikan oleh hasil di depanku, hal ini masih tidak mudah untuk penggunaan umum. Aku memahami penyebabnya, di mataku ini hanyalah prototipe gagal.
"Kau baik-baik saja, Emilia? Ayo, berbaringlah disini"
"Auu....Sirius-sama ...."
Aku mengumpulkan mana stone itu, dan meletakkan kepalanya di pangkuanku ketika beliau sedikit terbangun. Ini yaitu hadiah lantaran bekerja sama dengan eksperimen.
Apa beliau menyadari kalau kepalanya sedang beristirahat di pangkuanku bahkan dengan mata setengah terpejam? Ekornya melambai. Mungkin saya akan tetap ibarat ini untuk sementara waktu.
"Enaknya Emilia. Sirius-san, tolong biarkan saya ikut dalam eksperimen juga"
"Selanjutnya giliranku, Aniki. Aku sudah terbiasa pingsan!"
"Ini bukan alat untuk pingsan"
Meskipun deretan sihir yang gres tergambar tidaklah bagus, hari ini pun pondok berlian melewati waktunya dengan damai.
☆☆☆
Dua hari sesudah itu. Kepala sekolah dan Magna-sensei pergi lebih awal di pagi hari. Dalam laporan resmi, mereka akan mengusut pengembangan daerah pembinaan baru. Tentu saja kebenarannya ditutup-tutupi lantaran misi ini berafiliasi ihwal penangkapan kriminal.
Meski demikian, tak ada banyak perubahan di sekolah lantaran para siswa jarang berinteraksi dengan kepala sekolah.
Adapun kelas kami, terdapat guru berbeda di podium untuk menggantikan Magna-sensei, kecuali itu tidak ada perubahan lain.
"Sihir beratribut angin tingkat lanjut jauh lebih kuat, ini bahkan bisa mengubah gelombang medan perang---...."
Ketika menatap guru yang sedang mengajari sihir tingkat lanjut untuk setiap atribut, saya mendengar derap langkah di kejauhan. Aku melihat ke sisi, kedua bersaudara juga mencicipi sesuatu lantaran indera pendengaran dan hidung mereka berkedut.
"Aniki....ada yang aneh"
"Aku pikir juga begitu. Ada bacin yang tidak dikenal, tapi....ini terasa buruk"
"Jangan lupakan perasaan itu, dan bila sesuatu terjadi, jangan eksklusif bergerak. Tunggulah kesempatan"
Sambil menguatkan pendengaran, saya memindai sekolah dengan {Search}....muncul reaksi dari banyak orang lebih dari biasanya. Aku mencicipi mereka berlarian, tidak hanya di ruang kelas namun juga di koridor, bahkan ada reaksi pertarungan di beberapa ruang kelas.
Sejumlah reaksi semakin akrab ke ruang kelas kami.
"Jangan bergerak!!"
Ruang kelas di sekolah ini hanya mempunyai satu pintu masuk. Dari pintu masuk itu, beberapa laki-laki bergegas ke kelas kami. Guru yang mencicipi situasinya pun mulai melantunkan mantra.
"Terlalu lambat!"
Salah satu laki-laki dengan cepat mendekati dada si guru, dan secara paksa menekan pisau ke tenggorokannya untuk menyegel semua gerakan. Bahkan bila spesialisasi seseorang yaitu sihir, tidak ada yang bisa diperbuat bila mantranya dihalangi. Para penyusup ini sudah terbiasa berurusan dengan penyihir.
Mereka mengenakan pakaian petualang, dipersenjatai dengan pisau dan pedang. Pertama menyandera guru, yang merupakan orang paling kuat dan kemudian siswa barisan paling depan yang dilanda kebingungan, mereka mengancam kami untuk tidak bergerak.
Aku mengenal baik alur insiden semacam ini, mereka bukanlah petualang biasa. Dari penampilan dan gerakan, apa mereka prajurit bayaran?
Sementara semua orang terdiam, laki-laki lain muncul dan berdiri di podium guru. Perawakannya tampan, dengan pakaian yang terlalu bagus untuk seorang petualang. Daripada tentara bayaran beliau mungkin bangsawan.
"Kalian dihentikan bergerak. Jika ada yang melaksanakan sesuatu, gurumu di sini akan menjadi mayat, dan salah satu dari kalian akan menjadi yang berikutnya"
Pada kata-kata 'salah satu dari kalian akan menjadi yang berikutnya', para siswa yang mulai melantunkan sihir dalam perlawanan, berhenti dan duduk lagi. Seiring itu, para penyusup mulai menyebar ke dalam kelas. Ada enam totalnya, termasuk si bangsawan.
"Sekarang, saya akan menjelaskan pada kalian yang belum memahami apa yang terjadi. Sekolah ini kini ditempati oleh pemimpin kami, Gregory-dono"
Mendengar nama Gregory, para siswa mulai bergumam dan berbicara ihwal pendudukan sekolah. Si ningrat tampak jengkel lantaran keributan itu, namun sebelum sesuatu yang lebih jauh bisa terjadi, Mark berdiri di depan kelas dan berbicara lantang biar sekitar bisa mendengar.
"Semuanya, tenanglah. Apa boleh buat kalau kita kebingungan lantaran tidak mengetahui apapun. Jadi, mari dengarkan kisah mereka terlebih dahulu"
"Ternyata ada anak yang bisa tenang di antara kalian. Namun, saya membenci anak sejenis ini"
"Aku merasa terhormat dipanggil demikian oleh para penyusup"
"Cih. Bagaimanapun, ruang kelas lain juga diambil alih ibarat kelas ini. Hentikan perlawanan tak mempunyai kegunaan kalian dan duduklah"
Bangsawan itu meludahkan ketidaksenangan dari lubuk hati dan menyuruhnya duduk, namun Mark tetap berdiri menghadap si bangsawan. Dalam situasi semacam ini kamu tak bergeming dan masih menyuarakan pendapatmu, ibarat yang diduga dari pujian bangsawan.
"Berhenti bercanda! Apa kamu berpikir hal ibarat pendudukan sekolah diizinkan?! Ini yaitu pemberontakan terhadap negara!"
"Ini bukan pemberontakan melainkan revolusi! Ketika pendudukan sekolah berakhir, berikutnya yaitu pendudukan istana. Ya, hal-hal yang dilakukan di sini hanyalah pijakan untuk tujuan mulia kami"
Sia-sia saja.
Mata itu telah dibutakan terhadap kebenaran apa pun kecuali ihwal revolusi yang beliau percayai. Ini ibarat dengan fanatik religius yang begitu setia pada dewanya hingga tidak mau mendapatkan pendapat dari luar, musuh semacam inilah yang merepotkan.
Si ningrat yang mabuk atas keyakinannya sendiri, mengangkat kedua tangan dan terus memperlihatkan pidato seakan-akan gembira ihwal itu.
"Gregory-dono menolak ras hewan kurang arif dan mengusulkan untuk mengakibatkan Elysion sebagai nirwana bagi umat manusia. Kalian bisa menjadi saksi atas perbuatan mulia ini. Merasa terhormatlah!"
Mendengar pidato barusan merusak suasana hatiku.
Ras hewan bodoh? Surga bagi umat manusia? Ucapannya terlalu menjijikkan. Tak peduli bagaiman saya melihat, dialah yang bodoh. Sesuatu ibarat menyingkirkan ras hewan dan menciptakan nirwana bagi umat insan yaitu mustahil. Bahkan bila berhasil, itu akan segera runtuh.
Berkata bahwa beliau tidak suka anak-anak, padahal orang itu sendiri lebih kekanak-kanakan.
"Aku akan memberi kalian kode lebih lanjut ketika waktunya tiba. Duduklah dengan tenang hingga ketika itu, mengerti?!"
Si ningrat melihat sekeliling kelas, kemudian duduk di dingklik dan menyeka keringat menggunakan lengan bajunya. Guru dan siswa yang menjadi sandera diikat dan ditinggalkan di lantai, seorang tentara bayaran mengawasi mereka.
Meskipun tidak sanggup bergerak dengan bebas, saya masih menganalisa situasi sambil mengkonfirmasi posisi musuh melalui {Search}.
Sebelumnya saya pernah mendengar ihwal isu revolusi dari Zack di perusahaan Galgan.
Revolusi atau tidak, ini hanyalah keegoisan, dan saya tidak yakin mereka sanggup menguasai istana hanya dengan menduduki sekolah.
Jika dipikir-pikir, bukankah mereka menahan belum dewasa ningrat ini sebagai sandera?
Namun demikian, risiko menargetkan sekolah di mana ada banyak siswa itu tinggi. Dalam kondisi sekarang, sepertinya semua berjalan baik lantaran mereka menyewa tentara bayaran, namun meskipun masih anak-anak, para siswa bisa menggunakan sihir. Jika seseorang di kedua sisi menciptakan sedikit saja kesalahan, ini sanggup dengan gampang berpindah ke situasi kekerasan.
Meski begitu, alasan meluncurkan strategi ini....sementara kepala sekolah tidak hadir? Ketika dipikirkan, informasi ihwal Gregory yang bersembunyi di kota tetangga pastinya palsu.
Bertujuan disaat kepala sekolah yang merupakan orang paling kuat tidak ada, sepertinya ini memang kejahatan yang direncanan. Tidak ibarat para ningrat kurang arif yang kulihat hingga sekarang, revolusi ini merupakan pertimbangan Gregory sendiri. Aku tak boleh ceroboh.
Agak gegabah ketika bertindak disaat informasinya kurang.
Si ningrat di depan kami tak mempunyai kegunaan dan terlihat tidak tahu hal-hal penting....jadi haruskah saya bergerak secepatnya?
"Emilia, Reus"
Aku berusaha mengeluarkan bunyi yang hanya bisa didengar oleh diriku sendiri tanpa menggerakkan mulut, namun keduanya masih bereaksi dan menoleh kesini.
Aku menggunakan isyarat tangan di bawah meja untuk menunjuk sasaran masing-masing, mereka menyentuhkan ekornya padaku sebagai tanda mengerti.
Sekarang....dia berkata untuk berhenti dengan perlawanan yang sia-sia, tapi jangan berpikir kalau yang ini sia-sia, ya?
Aku perlahan berdiri.
☆☆☆Chapter 45 berakhir disini☆☆☆
Ke Halamam utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/