Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Baka To Test: Volume 3, Soal Ketiga, B. Indonesia

Ditranslate oleh

Catatan Translator:
SUDAH CUKUP DENGAN PARA IDIOT INI!
Aku tidak tahan dengan para idiot dan gadis-gadis Yandere mereka!
Bikin gemes dan kesal! UGH!

***

Soal Ketiga
Tuliskan pengalaman hari kedua pelatihan camp kalian.



Catatan Himeji Mizuki:
"Fokus hari ini untuk revisi ialah fisika, yang saya tidak terlalu kenal. Namun, sehabis mencar ilmu dengan kelas A, saya mencar ilmu sedikit. Ini benar-benar pengalaman yang berarti."

Komentar guru:
Bagus sekali kalau Himeji-san bisa meningkat sehabis mencar ilmu bersama Kelas A. Mungkin kau bisa menjadi anggota Kelas A sehabis tes ini, jadi bagus untuk membangung pertemanan.



Catatan Tsuchiya Kouta:
"Bagian pertama dihilangkan.

Aku pergi tidur di malam hari. "

Komentar guru:
‘Bagian pertama dihilangkan’ tidak dipakai menyerupai ini.


Catatan Yoshii Akihisa:
"Semuanya dihapus"

Saran guru:
Sensei belum pernah melihat orang malas dengan cara menyerupai ini. Sensei tidak bisa berkomentar apa-apa wacana ini...

***

"...Yuuji, saya sangat bahagia bisa mencar ilmu bersamamu."

"Tunggu sebentar, Shouko. Jangan seenaknya duduk di pangkuanku! Murid-murid dari kelasmu benar-benar serius ingin melempar wajahku dengan sepatu!"

Hari ini ialah hari kedua pelatihan camp kami, dan kami dijadwalkan untuk mencar ilmu bersama dengan kelas A.

Apa yang dipelajari intinya ialah acuan pribadi. Jika ada masalah, kami bisa bertanya kepada guru atau murid di sekitar kami, jadi intinya mencar ilmu sendiri. Karena itu, meja disusun sedemikian rupa supaya semua murid saling berhadapan.

"Tapi kenapa harus mencar ilmu sendiri? Bukannya kita perlu belajar?"

Bukannya ini cuma buang-buang waktu untuk tiba jauh-jauh ke sini hanya untuk mencar ilmu sendiri? Tapi saya tidak komplain.

"Belajar? Bagaimana bisa kita melaksanakan hal menyerupai itu?"

Mendengarku bergumam, si bajingan beruntung Yuuji meninggalkan Kirishima-san, yang masih tidak ingin ditinggal. Melihat mereka berselisih satu sama lain dengan sangat sengit benar-benar menarik.

"Tidak mungkin? Kenapa?"

"Akihisa. Apa kau pikir kau bisa memahami apa yang dipelajari kelas A?"

"Mm, dasar tidak sopan! Kamu mungkin tidak akan mengerti. Tidak peduli Kelas F atau kelas A."

—Karena bagaimanapun juga, saya tidak akan pernah bisa mengerti.

"...Tujuan dari pelatihan camp ini ialah untuk memotivasi kita semua untuk belajar."

Mengikuti Yuuji, Kirishima-san jalan menuju mejaku. Tapi lebih tepatnya, menyerupai beliau melekat erat dengan Yuuji. Setidaknya beliau sudah mengalah duduk di pangkuan Yuuji.

"Shouko, bagaimana bisa Akihisa mengerti bila kau mengatakannya menyerupai itu? Bagaimanapun, membiarkan Kelas A mencar ilmu bersama Kelas F ialah untuk memperingatkan Kelas A 'untuk tidak menjadi menyerupai kelas F', dan Kelas F akan termotivasi untuk berpikir 'ahh, saya ingin menjadi menyerupai Kelas A'. Karena itu ialah faktor mental, tidak ada bedanya bila kami tidak bisa belajar."

Yuuji bicara sehabis Kirishima-san. Sungguh, mereka berdua mempunyai cukup banyak chemistry; saya merasa bahwa keduanya sangat cocok satu sama lain (yah, kecuali penampilan).

Mungkin ini waktunya bagiku untuk pergi? Tepat ketika saya akan berdiri—

"Ah, jadi ketua kelas ada di sini? Kalau begitu sebaiknya saya duduk di sini juga."

Suara yang tidak asing ini.

Suara dari seorang gadis yang perlahan membuka buku sambil duduk di depanku. Aku ingat dia--

"Kudo-san?"

"Benar. Kamu Yoshii-kun, kan? Lama tidak bertemu." Kudo-san menyampaikan giginya ketika tersenyum.

Sama menyerupai abjad tomboynya, setiap tindakannya sedikit menyegarkan.

"Jarang sekali kita bisa mencar ilmu bersama, jadi biarkan saya memperkenalkan diri. Aku Kudo Aiko, kesukaanku ialah berenang dan mendengarkan musik. Tiga ukuranku ialah 78, 56 dan 59, keahlianku ialah memamerkan celana dalamku dan masakan favoritku ialah masakan ringan manis krim. "

Tunggu dulu! Apa beliau gres saja menyampaikan sesuatu yang menarik hati di kalimat terakhir?

"Hm? Yoshii-kun? Ada apa?"

"Tidak, saya tidak meragukan keahlian Aiko-san, hanya saja... itu..."

Hanya saja saya kepikiran soal keahliannya itu.

"Oh, jadi kau tidak percaya? Kalau begitu, mau kubuktikan?" Aiko-san menaruh kedua tangannya di ujung roknya.

Pada ketika ini, entah kenapa, Yuuji menutupi kedua matanya sambil berguling-guling kesakitan di lantai; dan Kirishima-san, yang duduk di sampingnya, sedang membuat tanda gunting dengan kedua jarinya sambil bergumam "...Tidak boleh nafsu dengan perempuan lain." Anggap saja ini tidak ada hubungannya.

"...Akihisa, jangan tertipu oleh Kudo Aiko."

"Oh? Muttsurini, kau tidak mengecewakan tenang. Aku sendiri terkejut, kupikir kau bakal karam di kolam darahmu sendiri."

Tiba-tiba entah dari mana, Muttsurini muncul, dengan perilaku hening ketika mendengarkan kata-kata Aiko-san. Apa tidak problem kau tidak mengeluarkan kamera dan mulai mengambil foto, Muttsurini?

"...Dia menggunakan celana pendek di bawahnya."

"Bagaimana, bagaimana mungkin! Aiko-san, apa kau mempermainkanku?"

Sialan, kau membuatku sangat kecewa! Kembalikan perasaan berdebar itu padaku! Dan kau harus meminta maaf kepada Yuuji, yang sedang berguling-guling kesakitan di lantai, beliau niscaya berpikir ‘bukannya berarti mataku dicolok tanpa alasan...'!

"Ah haha, saya ketahuan, ya? Seperti yang dibutuhkan dari Muttsurini. Namun, meskipun ini bukan spesialisasiku, saya sudah bermain-main dengan benda ini belakangan ini, kau tahu?"

Dia tersenyum ketika beliau mengeluarkan perangkat mini. Apa itu?

"...Mini-recorder."

"Mm. Ini agak menarik. Misalnya—"

Aiko-san mengoperasikannya. Setelah beberapa saat, terdengar bunyi dari sana.


Hua—'Aiko-san' 'aku' ‘hatiku berdetak dengan sangat kencang' 'kita tidak jadi melakukannya?'


"AAAHHH! AKU TIDAK PERNAH MENGATAKAN HAL SEPERTI ITU! BERHENTI MAIN-MAIN!"

"Heh! Ini menarik, bukan?"

Aiko-san tersenyum nakal, tapi senyumannya tidak ditujukan padaku, tapi justru ke belakangku. Tiba-tiba, saya mencicipi dering radar ancaman di dalam diriku.

"...Ya. Itu sangat menarik ."

"...Benar-benar menarik."

Melihat ke belakang, di sana berdiri Minami dan Himeji-san dengan wajah cuek mereka.

"Mizuki. Aku ingin pergi mengambil ‘itu’. Bisa bantu aku?"

"Aku tahu. ‘Itu’, ya kan? Dengan bahagia hati."

Setelah meletakkan buku pelajaran mereka, mereka berdua keluar dari kelas tanpa melihat ke belakang.

Setelah punggung mereka menghilang di balik pintu, Hideyoshi kembali ke ruangan sehabis berpapasan dengan mereka, kebingungan melihat tingkah mereka berdua.

"Ada apa, Hideyoshi?"

"Yah, saya gres saja mendengar Shimada dan Himeji menyampaikan kalau mereka ingin mengambil beberapa balok batu. Aku ingin tau apa yang terjadi."

Mendengar kata-kata Hideyoshi, keringat cuek mengalir deras di kulitku.

"Kudo, percakapan itu dari potongan suara, ya kan?"

"Mm, ya."

Respon tak hirau Yuuji menakutiku ketika beliau berjalan ke Kudo-san. Menunjukkan mulut serius menyerupai itu, tampaknya beliau memikirkan sesuatu.

Agar tidak ada orang mendengar ini, saya dengan sengaja menurunkan volume suaraku dan bertanya,

(Ada apa, Yuuji?)

(Kamu gres saja melihat apa yang beliau lakukan, ya kan? Aku berpikir mungkin Kudo ialah pelaku yang kita cari-cari.)

Yuuji menatap tajam ke perangkat mini di tangan Kudo-san. Oh, saya ingat, lamaran ijab kabul Yuuji yang direkam! Dilihat dari tingkah lakunya, tampaknya beliau terbiasa menggunakannya. Benar sekali, tampaknya beliau pelaku yang mengancam kami.

(Baiklah, Akihisa, pergi dan periksa apakah beliau pelakunya.)

(Mm, mengerti.)

Aku berjalan ke Kudo-san.

"Kudo-san, kamu..."

Sekalipun saya bertanya langsung, "Apakah kau pelaku yang menaruh surat ancaman di kotak sepatuku?", tidak ada orang kolot yang akan menjawab dengan jujurnya, bukan? Selain itu, bila Kudo-san benar-benar pelakunya, ini hanya akan membuat kami waspada terhadapnya, jadi ini sama sekali tidak berarti.

Terlalu berbahaya! Terlalu berbahaya! saya harus memikirkan cara lain untuk bertanya padanya.

"Hm? Yoshii-kun, apa ada masalah?"

"Ah Yah Itu, kamu—"

Cepatlah berpikir, Yoshii Akihisa! Cepat pikirkan cara untuk mengidentifikasi pelaku tanpa mereka sadari! Ah, saya ingat, pelakunya mempunyai bekas luka bakar di pantatnya— yah, mari kita coba dengan itu!

"Ada apa denganku?"

"Kamu—aku akan bahagia bila kau membiarkanku melihat pantatmu!"

Jadi bagaimana dengan itu?

"...Eh, WAHAHAHAHA !! Kaprikornus Yoshii-kun suka pantat? Atau kau berpikir kalau payudaraku terlalu kecil jadinya kau lebih menentukan pantatku?"

Kudo-san tertawa ketika beliau membalas kata-kata pelecehan seksualku.

"Kamu, kau salah! Aku tidak suka pantat!"

"Akihisa, saya tidak menyangka kau akan sebodoh itu. Kamu tahu kalau ada perekam sempurna di depanmu, tapi kau berani menyampaikan kata-kata menyerupai itu."

"Eh?"

Apa yang dikatakan Yuuji?

"Maaf, saya merekam kata-katamu tadi."

Tap! Terdengar bunyi dari Mini-recorder.


"Aku akan bahagia bila kau membiarkanku melihat bokongmu!"

"GYYYAAAHHH!! AKU PASTI MATI KALAU ITU TIDAK DIHAPUS! KUMOHON, KUDO-SAN!! HAPUS ITU SEKARANG!!"

"Sungguh menarik! Sekarang, Yoshii-kun terasa menyerupai seseorang yang bisa saya bully kapanpun saya mau! Sekarang saya ingin membullymu lagi."

---- 'KUMOHON, KUDO-SAN !!' 'biarkan saya melihat pantatmu'.

"WAHHH!!! BERHENTI MEMBUATKU TERDENGAR SEPERTI ORANG MESUM!!"

Tiba-tiba, saya mencicipi aura membunuh yang mengusik dari belakang.

"...Apa itu? Mizuki?"

"...Apa itu? Minami?"

Ekspresi wajah mereka tidak berubah, tapi ada tumpukan balok kerikil di belakang mereka.

"Kita hanya perlu berhati-hati dengan siswa bermasalah di kelas kita, tapi tampaknya ada orang kolot yang menyampaikan sesuatu yang akan menyebabkan banyak kesalahpahaman, bukan?"

"Itu sangat merepotkan! Jika ada orang menyerupai itu di kelas, kita harus menghukumnya, bukan?"

Saat ini, tampaknya Himeji-san menjadi lebih menyeramkan. Tidak, kini bukan waktunya untuk memikirkan ini. Bagaimanapun, saya harus menjelaskannya kepada mereka!

"Kalian berdua salah! Aku tidak berniat mencari masalah. Hanya saja saya 'suka pantat'-OI! Jangan ganggu aku, Kudo-san! TOLONG! AAARGH, JANGAN IKAT TANGANKU DI BELAKANG. DAN KALIAN YANG DI SANA, BERHENTI TERTAWA DAN TOLONG AKU! TERUTAMA YUUJI!!"

Sendi lenganku dipelintir dengan paksa.

"...Kudo Aiko, berhenti bercanda."

Melihatku dalam bahaya, Muttsurini hasilnya berdiri membelaku sambil berdiri dari kursinya. Seperti yang dibutuhkan dari sabahat sejatiku.

"Muttsulini! Apa kau berniat menyelamatkan aku?"

"...Biarku tunjukkan padamu."

Setelah menyampaikan ini, Muttsurini mengeluarkan mini-recorder lain yang menyerupai dengan milik Kudo-san.

Jadi, apa Muttsurini berpikir untuk menggunakan Mini-recorder-nya untuk menutupi bunyi yang Kudo-san buat? Bagus, kalau begitu saya akan serahkan pada Muttsurini dan melaksanakan apa yang harus kulakukan!

"Kalian berdua salah! Aku tidak berniat mencari masalah. Hanya saja 'suka pantat’ 'Yuuji'!! SIALAN KAMU, MUTTSURINI!! JADI, MAKSUDNYA KAMU INGIN MENUNJUKKAN JALAN KE NERAKA LEBIH CEPAT DARI KUDO-SAN!? "

"...Kudo Aiko, kau terlalu naif."

"Sialan! Seperti yang diduga dari Muttsurini, saya masih belum bisa mengalahkanmu."

Mereka berdua saling menatap menyerupai petarung. Karena kalian berdua bisa membuat percikan api menyerupai itu, sebaiknya menyingkir dari sini dan selesaikan di daerah lain!

"...Yoshii, saya tidak akan pernah menyerahkan Yuuji padamu."

Mendengar kata 'Yuuji', Kirishima-san pribadi menjawab.

Jangan khawatir, saya bukan tipe orang menyerupai itu.

"Aki... jadi kau suka pantat Sakamoto? Apa pantatku tidak cukup?"

"Meskipun saya tahu ini dari dulu, tapi ini sangat mengejutkan..."

"KENAPA KALIAN BERPIKIR KALAU AKU HOMO? TIDAK MUNGKIN AKU TERTARIK DENGAN---"

Ketika saya hampir menuntaskan kalimatku, pintu ke kelas kami dibanting terbuka dan seorang gadis yang tidak asing masuk, menatapku dengan tatapan berbahaya, kemudian berteriak dengan kencang,

"BERHENTI MENGHINA HOMOSEKSUAL!!"

Ahh... kita punya lebih banyak orang gila sekarang...

"Mi, Miharu? Kenapa kau ada di sini?"

"ONEE-SAMA !! Miharu ingin bertemu dengan One-sama, jadi Miharu menyelinap keluar dari Kelas D!!"

Gadis dengan rambut menyerupai mata bor di kiri dan kanan, mencari posisi Minami kemudian melompat dengan postur menyerupai berusaha memeluk Minami dengan penuh semangat.

"Sugawa’s Barrier!"

"Me, menjijikan! Hampir saja saya memeluk babi busuk!!"

Dipakai sebagai perisai pelindung dan dihina menyerupai itu, Sugawa-san tidak sanggup menahan air matanya.

"Onee-sama berlebihan... Miharu sangat menyayangi Onee-sama, tapi membuat Miharu hampir menyentuh babi wangi ini, keterlaluan..."

Mencintai Minami? Sekarang saya ingat, ada seorang gadis yang menyampaikan hal menyerupai itu sebelumnya! Ah, gadis ini Shimizu Miharu dari kelas D!

"Tunggu sebentar, Miharu! Berhenti menggunakan kata ‘bercinta’ di sini! Aki akan salah paham!"

Yah, tidak, kurasa saya bukan satu-satunya yang salah paham di sini...

"Bisakah kalian tolong tetap diam?"

Pada ketika ini, terdengar bunyi kasar.

Berdasarkan spesifikasinya yang penuh dengan pengetahuan, dialah pemilik bunyi serak dan hening ini, Kubo Toshimitsu-san, peringkat kedua di angkatan kami.

"Ah, maaf, Kubo-san."

Aku menundukkan kepalaku ke semua orang di kelas, bukan hanya dia. Aku sangat menyesal.

"Yoshii? Pokoknya, lebih berhati-hati. Sungguh, Himeji-san atau Shimada-san atau siapapun, ada banyak siswa yang bermasalah di kelas F. Ini benar-benar merepotkan."

Tidak sanggup disangkal kalau ada banyak orang yang berbahaya di sini. Tapi, menyebutkan nama Himeji-san dan Minami sebelum Yuuji dan Muttsurini, itu sedikit tidak terduga.

"Juga, kenapa memperlakukan homoseksual sebagai idiot? Mereka bukan orang yang tidak normal, mereka hanya orang dengan selera yang sedikit berbeda, itu saja."

"Eh? Ah, mm, ya."

Apa maksudny? Rasanya Kubo-san juga mengalaminya sendiri.

"Baiklah, Miharu. Berhenti membuat keributan tidak berkhasiat ini dan kembali ke ruang kelasmu sendiri."

"Ini tidak berguna! Miharu menyayangi Onee-sama! Itu tidak ada hubungannya dengan gender! Onee-sama, Miharu sangat menyayangi Onee-sama—"

"Baiklah baiklah, saya tidak sama sekali tidak tertarik, oke?"

Meskipun beliau tidak ingin pergi, Shimizu-san diusir dari kelas. Ara ara, setidaknya situasi kembali tenang.

"...Tidak ada hubungannya dengan gender, ya..."

Kubo-san memasang mulut gila ketika beliau merenungkan kata-kata Shimizu-san. Melihat wajahnya menyerupai itu... entah kenapa, membuatku merinding. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Tidak ada hubungannya dengan gender, ya..."

"Um, Himeji-san, bisakah kau berhenti melihat Yuuji dan saya bolak-balik? Kamu niscaya salah paham. Seperti yang kau tahu, saya 'suka' 'Hideyoshi' TUNGGU DULU!!?"

Karena itu menutupi semua suaraku, saya tidak bisa menyangkalnya sekarang. Meski begitu, saya tidak boleh membiarkannya menyerupai ini. Bagaimanapun juga, saya harus menjelaskan.

"Ba, bagaimanapun juga, jangan salah paham, oke? Mengenai Hideyoshi, aku 'sangat' 'suka pantat' – BERHENTI MENIMBULKAN LEBIH BANYAK KESALAHPAHAMAN!? MUTTSURINI, KUDO-SAN, SERAHKAN PERANGKAT ITU! SEBELUM AKU DIBUNUH!?"

"Ah, Akihisa... soal itu, saya tidak tahu apa yang harus kukatakan...?"

"SIALAN!? SUDAH TERLAMBAT!!? KALAU BEGITU, 'giliran' 'Kubo-san' 'dan Yuuji' 'biarkan saya melihat pantat' TIDAK!! KENAPA AKU HARUS MELIHAT PANTAT KUBO-SAN DI SITUASI SEPERTI INI!!?" (TL: Kubo, cowok)

"Yoshii-kun, saya benar-benar bingung. Ada batasan untuk hal semua hal, kau tahu?"

"AKU TAHU! TAPI SEBELUM KITA BERBICARA TENTANG BATASAN, SEMUA INI HANYA KESALAHPAHAMAN!!"

"Aki, jadi kau lebih suka laki-laki daripada perempuan..."

"DAN KENAPA SEMUA ORANG MEMPERLAKUKAN AKU SEPERTI ORANG SAKIT MENTAL!? TENANG DAN DENGARKAN AKU DULU!!"

Suaraku tertutup oleh seluruh keributan yang ada di dalam kelas.

Pada akhirnya, keributan ini berakhir dengan raungan Tetsujin.


?


Setelah jam pelajaran yang menyiksa dan makan malam yang menyenangkan, hasilnya tiba waktu untuk mandi. Sekarang kami sedang berdiskusi di dalam kamar kami.

"Aku merasa Kudo-san mungkin pelakunya."

"Kemungkinannya agak tinggi."

Yuuji mengangguk setuju. Hanya dengan melihat beliau menggunakan mini-recorder membuatnya terlihat mencurigakan.

"Lalu, bagaimana kalau kita menangkap Kudo-san sekaligus?"

Jika kami bisa mendapatkan bukti menyerupai ini, semuanya akan baik-baik saja—

"...Lebih baik menyerah."

Jarang sekali Muttsurini menentang ilham kami.

"Bahkan kau hingga bilang menyerupai itu, apa ada alasannya?"

"...Hanya ada satu kesempatan. Jika kita menyia-nyiakannya, kita tidak akan bisa menangkap pelakunya."

Karena Muttsurini tidak menjelaskan lebih detail, saya tidak bisa mengerti.

"Maksudnya ‘jika kita menangkap orang yang salah, apa yang akan pelaku sesungguhnya pikirkan ketika beliau melihatnya’?"

"...(Mengangguk)."
Seperti biasa, Yuuji menambahkan penjelasan.

Jadi apa yang akan dilakukan pelaku sebenarnya? Hm Jika saya ialah pelakunya dan melihat sekelompok orang berusaha ingin menangkapku—

"Ahh, saya akan menghancurkan bukti, atau mengancam mereka untuk mencegah mereka menemukanku, atau setidaknya saya akan memikirkan sesuatu menyerupai itu."

"Kira-kira menyerupai itu."

Begitu rupanya. Kalau begitu, hanya ada satu kesempatan. Jika kami bertindak tanpa bukti yang jelas, itu sama saja menyerupai kami mencekik leher kami sendiri.

"Tapi bila kita tidak segera bertindak bahkan dengan semua kecurigaan ini..."

"Tidak akan ada problem kalau kita bisa menemukan bekas luka bakar itu..."

Dan lantaran posisi luka bakar itu kami mengalami kesulitan dalam mengambil tindakan.

"Jadi kenapa kita tidak membuatnya murka dengan mengangkat roknya?"

"...Dia menggunakan celana pendek olahraga di bawah roknya...!"

"Cheh! Benar juga!"

Dan lantaran beliau mengenakan celana pendek olahraga, itu jadi semakin mencurigakan! Sepertinya beliau tidak hanya bermaksud menutupi celana dalamnya, tapi kemungkinan beliau mengenakan celana pendek olahraga untuk menyembunyikan bekas luka bakar di pantatnya—

"...Dan untuk memastikan itu, kita harus mengintip ke kamar mandi perempuan."

"Jadi hasilnya tetap kembali ke planning awal..."

Tidak peduli seberapa banyak kita menebak, tebakan masih tebakan. Seperti yang dikatakan Muttsurini, kami hanya bisa mengintip untuk memastikannya.

"Tapi apa yang harus kita lakukan? Jika kita tidak membuat sebuah rencana, tampaknya kita tidak akan bisa menembus pertahanan para guru."

"Bahkan bila kita punya rencana, lorong itu sangat luas. Tidak peduli bagaimana saya memikirkannya, kita hanya bisa menerobos dari depan."

Lorong menuju pemandian perempuan itu sangat gampang dilihat, dan mencoba menghindari pengawasan guru tanpa daerah untuk bersembunyi itu tidak mungkin.

"Itu benar, dan kita tidak punya waktu untuk membuat rencana, jadi pada dasarnya, kita tidak punya pilihan selain menyerang pribadi dari depan."

Sepertinya Yuuji sepakat dengan Hideyoshi.

Ada keributan di pagi hari, dan kami harus mengikuti tes di sore hari untuk mengisi ulang skor kami lantaran apa yang terjadi kemarin. Karena kami tidak punya waktu untuk membuat rencana, kami harus terima meski sedikit terpaksa.

"Akan tetapi, tidak kita sepenuhnya tanpa rencana."

"Eh? Kaprikornus kita punya rencana?"

Aku tidak menyangka. Yuuji sedikit bisa diandalkan dalam situasi menyerupai ini.

"Itu bukan planning yang terlalu mengesankan. Pokoknya, kita hanya perlu menerobos dari depan. Tidak masalah, kan?"

"Tidak, lantaran terlalu sulit makanya bermasalah..."

Lawannya ialah dua Syokanju para guru dan Tetsujin. Sebaliknya, saya hanya punya dua orang idiot dan si cantik. Setelah membandingkan perbedaan kekuatan kami, posisi kami sangat tidak menguntungkan. Satu-satunya cita-cita kami ialah memulihkan nilai kami, tapi kami tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan itu.

"Jika kita tidak sanggup menerobos dari depan, kita hanya perlu menambah kekuatan kita, secara kualitas atau kuantitas."

"Jadi maksudmu kita akan meningkatkan jumlah rekan mengintip?"

"Betul."

Begitu, itu benar-benar metode sederhana yang bahkan tidak bisa dibilang rencana.

"Jadi, bagaimana kalau kita bersiap? Sudah waktunya untuk mandi, kan?"

"Tenang, saya sudah membicarakannya sebelumnya. Sudah waktunya bagi mereka untuk muncul."

Saat Yuuji menyampaikan ini, bunyi ketukan terdengar dari arah pintu, terdengar menyerupai kode.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan dengan kami, Sakamoto?"

Dengan Sugawa di depan sebagai pemimpin kelompok, anak laki-laki masuk ke kamar kami. Wow, bukankah ini semua anak laki-laki dari kelas F? Muat tidak kamar ini untuk menampung semua orang?

"Waktu yang tepat. Sebenarnya, saya punya proposal."

Yuuji berkata dengan terang seperti beliau ingin bawah umur lelaki yang tidak bisa masuk ke dalam untuk mendengar.

"Sebuah proposal?"

"Ada apa sekarang? Jujur, saya sangat lelah sampai-sampai saya tidak mau melaksanakan apa pun."

"Aku ingin kembali ke kamarku, jadi jangan terlalu banyak bacot "

Semua orang tampak lelah, dan lantaran kami semua mencar ilmu sepanjang hari, sudah diduga.

Bahkan sehabis melihat semua keributan ini, Yuuji tidak kehilangan ketenangannya, beliau hanya menunggu dengan membisu sebelum melanjutkan.

"—Apa kalian semua tertarik untuk mengintip ke kamar mandi anak perempuan?"

””””Beritahu kami detailnya.””””

Aku suka kelas ini.

"Meskipun kami mencoba melakukannya kemarin, kami disergap oleh guru-guru sialan yang kurang didik itu."

"Mm, lalu?"

Tanpa diduga, Yuuji tidak mendapatkan hinaan.

"Jadi, saya ingin kalian menyingkirkan penjaga yang ada di luar kamar mandi anak perempuan selama waktu mandi. Hadiahnya ialah semua pemandangan yang bisa kalian nikmati. Kaprikornus bagaimana?"

““““SETUJU!””””

Baiklah, tidak perlu memikirkan susunan anggota, selama jumlah kami meningkat. Keputusan Yuuji untuk tidak memberitahu mereka untuk 'menangkap pelaku yang memeras kami' ialah keputusan yang tepat. Selain itu, menggunakan ilham untuk mengintip lebih gampang dijelaskan, dan ditambah lagi, kami lebih gampang mendapatkan bantuan.

"Jam berapa sekarang, Muttsurini?"

"...8.10 malam."

Kelompok pertama akan mandi dari jam 8 hingga jam 9, bila kami pergi ke sana sekarang, itu akan menjadi waktu yang sempurna untuk menangkap mereka ketika mereka sedang melepas baju.

Apa yang berbeda dari kemarin ialah dengan pertolongan semua anak laki-laki dari Kelas F, kesempatan kami untuk menerobos keamanan lebih tinggi.

"Jadi, kita akan dibagi menjadi 4 grup. Grup A akan mengikutiku, grup B Akihisa; Hideyoshi grup C dan grup D akan dipimpin Muttsurini."

""""SIAP!""""

"DENGARKAN! KITA HANYA PUNYA SATU TUJUAN! DAN ITU UNTUK MENCAPAI SURGA DUNIA! TIDAK PEDULI APA YANG TERJADI SEPANJANG JALAN, KELUARKAN SEMUA KEKUATAN KALIAN SAMPAI BATAS, DAN TERUS MELANGKAH KE DEPAN SAMPAI MENCAPAI TUJUAN! BUNUH SEMUA MUSUH, DEWA DAN IBLIS! BERTARUNGLAH DEMI MASA DEPAN KITA!! "

""""WOOOOHHHH!!!""""

"PERTAHANKAN SEMANGAT KALIAN! KELAS F, MAJU!!"

""""SERAAAAAAAAAAAAAANG!!""""

Saat ini, Kelas F kami dipersatukan untuk mengapai tujuan yang lebih tinggi.



?



"Nishimura-sensei, meski itu mereka, mereka tidak akan kembali lagi, kan? Maksudku, mereka gres saja dieksekusi kemarin."

"Fuse-sensei, kau tidak bisa meremehkan mereka. Mereka benar-benar idiot. Jika sanksi menyerupai itu bisa mengajari mereka, mereka akan menjadi murid teladan."

"Begitukah? Pokonya saya berharap mereka tidak sebodoh itu — ah, itu?"

—DONG DONG DONG!!!

"WOOOOHHH!!! HANCURKAN SEMUA PENGHALANG!!!"

"BUNUH MEREKA SEMUA!"


"Ni, Nishimura-sensei! Gawat! Kelompok mesum ada di sini!"

"Tidak disangka mereka akan menambah jumlah pasukan. Ini sebabnya kenapa orang-orang itu...! Fuse-sensei, hubungi semua anggota keamanan! Kita tidak bisa membiarkan satu pun dari mereka kabur! Aku akan tetap di belakang untuk berjaga!"

"Ba, baiklah!"


?


"Yoshii! Kinoshita dan grup C sudah bertempur dengan Fuse-sensei!"

"Oke, Sugawa-san. Pasukan, maju selagi Hideyoshi bertarung! Maju dan jangan ada yang tertinggal!"

Setelah menyampaikan ini, saya menuruni tangga. Aku bisa mencicipi semua orang mengikutiku dari belakang sambil berlari.

"Yo, Yoshii! Tunggu!"

Saat saya lewat, saya bisa mendengar bunyi panik Fuse-sensei. Tidak ada orang kolot yang akan berhenti dan menunggu, dan bersikap menyerupai tidak melihat, saya terus berlari ke depan. Meskipun Fuse-sensei mengejar kami dengan panik, sehabis beberapa saat, Fuse-sensei berhenti dan terlihat sangat tidak senang.

"Oh ya? Dia berhenti? Kupikir beliau akan terus mengejar kita."

"Daripada menyampaikan itu, lebih tepatnya kalau beliau benci 'gangguan'."

Berlari di sampingku, Sugawa-san menyampaikan sesuatu yang agak sulit dimengerti. Apa yang beliau maksud dengan 'gangguan'?

"Baiklah, kelompok Kinoshita telah mengepung Fuse, ayo terus bergerak maju!"

"Ah, mm, oke."

Di belakang, kelompok Hideyoshi mengepung Fuse-sensei dengan pasukan. Sepertinya menjatuhkan rintangan pertama hanya problem waktu saja.

"Sepertinya berhasil, Yoshii."

"Ya. Kita seharusnya bisa mencapai tujuan dengan aman."

Aku terus berlari di lorong ketika saya bicara dengan Sugawa-san. Kemudian, sebuah adegan yang tidak bisa dipercaya terjadi di depan kami.

"Berhenti, dasar babi menjijikan! Tempat ini tidak boleh dimasuki oleh laki-laki! Cepat pergi!"

"Shi, Shimizu-san! Dan, berbagai gadis di sini!?"

Apa yang menunggu kami di koridor lebar ini ialah pasukan Syokanju para anak perempuan yang dipimpin oleh Shimizu-san.

"Oi, Yoshii, kita kalah jumlah dan kekuatan...!"

Seperti yang dikatakan Sugawa-san, sedangkan kami, kami hanyalah sekelompok kecil siswa kelas F. Di seberang kami ialah siswi setidaknya berjumlah dua kelas; perbedaan kemampuan bertarung kami sangat jelas.

"Shimizu-san, saya mohon padamu! Minggir!"

"Tidak mungkin! Kamu tega melaksanakan sesuatu yang gila pada dada rata Onee-sama, AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN KAMU SEKALIPUN DEWA MENGAMPUNIMU!"

Cheh, Shimizu-san salah paham! Aku tidak mengincar Minami!

"Tidak! Aku tidak mengincar dada rata Minami! Percayalah padaku!"

"pembohong! Tidak ada laki-laki yang tidak tertarik dengan dada rata onee-sama!"

"Sumpah! Dada rata tetap saja dada rata tidak peduli bagaimana kau menyebutnya! Sekarang, apa yang lebih penting daripada dada rata Minami RASA SAKIT YANG ADA DI SIKUKU!!"

"Aku tidak menyampaikan apa pun, tapi kau terus mengoceh wacana dada rata..."

Ini kesalahanku kerena tidak melihat Minami yang berada di dekatnya sementara saya terus mengoceh dengan Shimizu-san. Karna itu, lenganku dalam kondisi menyedihkan sekarang.

"Mi, Minami, bukannya kini waktunya mandi...?"

"Apakah kau lupa? Mizuki dan saya berasal dari kelas F, kelompok terakhir. –-Dan juga, kelompok pertama, siswa Kelas A, juga ikut ambil bagian."

Minami menunjuk ke area koridor di belakang kami. Melihat ke sana, ada seorang gadis melambai pada kami.

"Hai — Yoshii-kun. Sedang apa kau di sini? Aku bahagia kalau kau ke sini untuk mengintip!"

"Kudo-san!? Bagaimana mungkin! Kenapa kau ada disini!?"

Salah satu tersangka Kudo-san dan "...Aku tidak akan memaafkanmu lantaran suka berpetualang dalam cinta." Kirishima-san muncul di sini. "SHOUKO, TUNGGU DULU! TENANGKAN DIRI SEBENTAR GYYYYAAAAHHHH!!" Ini tidak terduga, kini kami tidak bisa memastikan apakah beliau pelakunya!

"Ah. Apakah kau berpikir untuk merebut benda ini dariku?"

Kudo-san tersenyum ketika beliau mengeluarkan perekam suara. Ini persis menyerupai beliau menyampaikan "Aku tahu semua rencanamu". Kaprikornus apakah beliau benar-benar pelakunya...?

"...Hanya ada satu kesempatan."

Entah dari mana, Muttsurini muncuk di sampingku dan menasihatiku sempurna ketika saya hampir membuat keputusanku. Seperti yang beliau katakan, hanya ada satu kesempatan. Mungkin lebih baik berbicara sedikit lagi.

"Kudo-san, saya ingin bertanya padamu. Kenapa kau mempunyai perekam bunyi itu?"

Benda menyerupai itu, tidak ada orang biasa yang tahu di mana harus membelinya. Apa alasaan beliau memilikinya? Jika beliau gagap dan semacamnya berarti beliau berbohong.

"Tentu saja untuk merekam isi pelajaran."

Itu bohong, kan? Dia tidak terlihat menyerupai orang yang serius belajar. Kaprikornus kini saya bisa menuduh beliau sebagai pelakunya...?

"Lalu bagaimana denganmu, Yoshii-kun? Apa tujuanmu? Apakah kau berniat mengintip di dalam ruang ganti?"

"Cheh...!"

Dia bisa berpura-pura tidak tahu apa-apa. Meskipun saya tidak tahu tujuannya, saya tahu kalau Kudo-san ialah pelakunya! Apa beliau bersikap kolot lantaran beliau tahu penderitaan kami!?

"Kalau begitu, biarkan saya memberitahumu sesuatu yang bagus."

Saat saya bertanya-tanya apakah saya harus menangkapnya, Kudo-san mendekatiku dan menyampaikan sesuatu padaku.

"Ada kamera yang tidak pernah kulihat sebelumnya di dalam ruang ganti."

"...! Kudo-san, kamu!?"

"Meskipun bukan saya yang menaruhnya, saya hanya kebetulan melihatnya."

Kebetulan melihatnya? Itu bohong! Sial! Mengetahui planning kami tapi tetap mengolok-olok kami menyerupai itu, ilham jelek macam apa itu!?

"Kalau begitu, sudah waktunya untuk mengakhiri percakapan ini. Waktunya untuk menuntaskan ini, eh, Muttsurini-san?"

Setelah menyampaikan itu, Kudo-san meninggalkanku dan pindah ke depan Muttsurini.

"...Ya."

Suara Muttsurini terdengar agak pahit. Bukan hanya Kudo-san lawan yang tangguh, Muttsurini gres saja bertarung melawan guru Pendidikan Kesehatan, Ooshima-sensei, dan menang, jadi masuk akal kalau beliau memasang mulut menyerupai itu.

"Tidak apa-apa! Jika itu hanya Syokanju para gadis-gadis, mereka tidak akan bisa menghentikan kita!"

"Ah! Tunggu, Sugawa-san!"

Sugawa-san bermaksud untuk menggunakan ilham kalau Syokanju biasa tidak sanggup menyentuh insan dan berniat untuk bergerak maju. Dalam arti tertentu, saya percaya itu keputusan yang tepat. Jika---

"TERIMA INI, JURUS KELAS KONSELING!"

"GWWAHH!!"

---Jika orang itu tidak berdiri menghalangi tujuan kami.

"TE, TETSUJIN!?"

"KITA TIDAK BISA LEWAT DENGAN KEKUATAN FISIK!?"

"JANGAN BODOH! TENTU SAJA ITU MUSTAHIL!!"

Itu benar, orang yang menyebabkan Sugawa-san menghantam lantai hanya dengan satu pukulan ialah guru wali kelas kami, Tetsujin.

Setiap murid laki-laki, terutama anak laki-laki di Kelas F, sanggup memahami kekuatannya yang menyerupai iblis. Karena itu, semua orang ragu-ragu ketika melihat sosoknya.

"Yoshii. Seperti yang diduga, kau ialah orang yang berbahaya. Kamu mendapatkan sanksi pelengkap khusus untuk hari ini."

Perlahan-lahan, Tetsujin bergerak maju. Dengan gadis-gadis di sampingnya, jadi ini yang namanya Skakmat...

Aku sudah siap mendapatkan kematianku.

Tiba-tiba, pada ketika itu

"Jangan menyerah! Yoshii! Meskipun saya tidak menyukainya, kita harus mundur dan menyimpan semua kekuatan kita! Jika kita tidak bisa melakukannya hari ini, kita masih bisa melakukannya besok!"

"Su, Sugawa-san!?"

Sekalipun babak belur, Sugawa-san menarik kaki Tetsujin untuk mencegahnya bergerak maju.

"Yoshii, kau tidak boleh kalah di sini... satu-satunya yang bisa mengalahkan Tetsujin ialah Syokanju ‘Kansatsu Shobusa’ milikmu... jadi kumohon... lari, tetaplah hidup!"

Sugawa-san menyampaikan ini seperti beliau mencoba menggunakan nafas terakhirnya. Namun,

"TIDAK! SUGAWA-SAN! ITU MUSTAHIL! AKU TIDAK BISA MENINGGALKAN SEMUA ORANG DAN MELARIKAN DIRI!!"

Semua orang ialah temanku! Rekan seperjuanganku!

"Jangan hentikan saya dari tugasku, Sugawa."

Tinju Tetsujin mendarat di badan Sugawa-san tanpa ampun. Tapi, bahkan dengan serangan menyerupai itu, Sugawa-san menggertakkan giginya dan berusaha menahannya.

"Tangan, tangan ini tidak akan lepas...! Yoshii ialah kartu AS kami...! Kartu AS yang kami butuhkan...! Semua orang, lindungi Yoshii dan mundur!"

"""WOOOHHH!!"""

"Su, Sugawa-san... dan, semuanya..."

Semua orang termotivasi sambil menyampaikan senyum mereka untukku. Aku...!

"YOSHII! GUNAKAN SYOKANJUMU UNTUK MENAHAN PARA GADIS! KAMI YANG AKAN MENGHADAPI PARA SYOKANJU DISANA, KAMI AKAN MENGHENTIKAN MEREKA BAGAIMANA PUN CARANYA!"

"SEMUA LAKI-LAKI DI SINI AKAN MENYIAPKAN JALAN UNTUKMU! PERGI, DAN JANGAN MELIHAT KEBELAKANG!"

"SAKARANG SAATNYA KITA TUNJUKKAN SISI JANTAN KITA!"

Satu demi satu, teman-temanku berlari menghadapi kematian. Melihat pemandangan di depanku, saya tidak bisa termangu menyerupai ini selamanya!

"...Aku mengerti. Kuserahkan ini pada kalian semua. Aku akan terus hidup... hingga kita berhasil mencapai tujuan kita! Ayo, SUMMON!!!"

Setelah memastikan keberadaan Syokanju milikku, saya menabrak barisan gadis yang menghalangiku.

"Aki! Kamu ingin melarikan diri!? SUMMON!"

"Akihisa-kun! Kamu tahu, hukumannya belum berakhir! Summon!"

Syokanju Himeji-san dan Minami muncul di depanku.

"KALIAN KIRA KAMI AKAN BIARKAN KALIAN!? SUMMON!"

"JANGAN HALANGI YOSHII! SUMMON!"

"Kalian semua sangat menjengkelkan!"

"Tolong minggir!"

Dua orang rekanku mempertaruhkan nyawa mereka ketika memblokir serangan Syokanju Himeji-san dan Minami.

"Semua orang... saya minta maaf. Aku bersumpah saya akan terus tetap hidup. Suatu hari nanti, saya akan mencapai tanah air kita..."

Marah pada kelemahanku sendiri, saya menggigit bibir dengan tidak bahagia hingga berdarah. Terlalu menyakitkan untuk menahan air mataku ketika melarikan diri, jadi saya harus menjadi lebih kuat.

Berjalan kembali ke kamarku yang kosong, saya memeluk lututku ketika duduk. Mungkin seseorang akan kembali dalam keadaan hidup. Aku terus berharap.


"--Pengumuman. Kepada Yoshii Akihisa dari Kelas F, dimohon menuju ruang tahanan sementara."


Haaaaaah, nah, sudah kuduga ini akan terjadi. Ayo pergi.




Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/