Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Baka To Test: Volume 2 Soal Ketujuh B. Indonesia

Diterjemahkan oleh
Soal Ketujuh
Mohon jawab pertanyaan berikut:

Tahun berapa Masehi sistem Junikai Kan’i diciptakan?


Jawaban Himeji Mizuki:
‘603 Masehi’

Komentar guru:
Benar


Jawaban Sakamoto Yuuji:
‘603’

Komentar guru:
Apa yang terjadi? Sensei kaget kalau kau bisa menjawab dengan benar


Jawaban Yoshii Akihisa:
‘603’

Komentar guru:
Maafkan saya lantaran salah memperlihatkan tanda ‘X’(Salah) begitu tahu kalau kau yang menjawab.



***


“Pagi, Aki ”

“Pagi, Yoshi-kun.”

“Ah pagi, Minami, Himeji-san.”

Pagi hari di hari kedua bazar sekolah, Himeji-san dan Minami tiba di kelas.

Aku sedang berpikir dengan hati-hati apa yang akan kukatakan.

“Ah, iya... Kalian berdua tidur nyenyak tadi malam?”

“Eh? Ya, saya tidur dengan nyenyak.”

“Benarkah? Kalau begitu... sudah sarapan?”

“Ya, saya berangkat sehabis sarapan.”

“Erm, jadi, apa kalian memimpikan sesuatu yang asing tadi malam atau---“

“*tertawa kecil* Yoshii-kun, kau terlalu khawatir.”

Oh tidak, saya ketahuan. Tapi, lantaran mereka nyaris diperkosa, sudah sewajarnya kalau saya mengkhawatirkan kondisi mereka.

“Jangan khawatir. Kemarin memang menakutkan, tapi saya kini sangat tenang, jadi jangan khawatir.”

“Benarkah?”

“Ya, lantaran semuanya baik-baik saja pada akhirnya.. dan lantaran Yoshii-kun yang tiba untuk menyelamatkan kami.”

Setelah menyampaikan itu, senyum mungil terukir di bibir Himeji-san.

“Dari pada Aki, saya rasa lebih sempurna kalau kami diselamatkan oleh Sakamoto dan Tsuchiya.”

Kelihatannya Minami juga tidak ada perubahan. Mereka berdua benar-benar kuat, saya merasa bersalah telah meremehkan mereka.

“Aku merasa lega melihat kalian berdua sangat bersemangat. Kalau begitu, pagi ini, kita akan—“

“...Tidak ada.”

“Tidak ada yang asing terjadi.”

“Benarkah? Terima kasih sobat.”

Hideyoshi dan Muttsurini juga tiba di kelas. Gara-gara peristiwa kemarin, saya meminta Hideyoshi dan Muttsurini untuk menemani para gadis ke sekolah. Aku bahkan meminjamkan stun gun ke mereka.

“Tidak perlu berterima kasih untuk hal kecil menyerupai ini, lagi pula saya sama sekali tidak membantu kemarin...”

“Itu bukan salahmu, tidak ada yang bisa kau lakukan jikalau kau terikat menyerupai itu.”

Atau lebih tepatnya nasib Hideyoshi sangat jelek, lantaran pantatnya dielus bekali-kali.

“Oh, kalian berdua baik-baik saja hari ini?”

Yuuji menggaruk-garuk kepalanya ketika melangkah ke dalam kelas. Sepertinya ia tidak terlalu khawatir dengan para gadis, mungkin lantaran Muttsurini dan Hideyoshi menemani mereka.

“Eh? Sakamoto, kau sudah datang?”

“Yoshii-kun dan Sakamoto-kun tiba lebih pagi hari ini.”

“Kami tiba lebih pagi untuk ujian. Hooaahm...”

Aku menguap lantaran kelelahan. Tentu saja, ini gara-gara begadang semalaman.

“Benarkah? Bukannya ini bakal memengaruhi hasil pertandingan nanti? Lawan kalian kelas 3 loh.”

“Sepertinya, dan katanya mereka juga pemegang peringkat terbaik.”

Dilihat dari sifat mereka, mereka berdua benar-benar terlihat bodoh, terutama si botak.

“Tidak ada yang berbeda. Ujian kelas 3 lebih sulit dan kondisi pertandingan tetap sama.”

“Bukan itu, saya khawatir kalian berdua mungkin terlalu lemah untuk melawan mereka...”

Kata-kata Minami terdengar kalau kami sudah tidak punya cita-cita lagi. Untuk apa ia bersikap kejam sekali menyerupai itu?

“Kalau kau punya waktu untuk mengkhawatirkan kami, buka saja tokonya, huaaaaah...”

“Kau benar-benar tidak peduli dengan Kedai Teh. Bukannya kau bilang akan bantu?”

“Maaf, boleh saya tidur sebentar? Aku tidak cukup tidur akhir-akhir ini, dan pikiranku melantur gara-gara begadang semalaman.”

Sangat sulit untuk fokus dengan kondisi menyerupai ini. Aku cukup yakin dengan kesehatanku, jadi saya rasa saya hanya perlu tidur sebentar supaya kembali bugar.

“Benarkah? Kalau begitu, istirahatlah.”

“Itu benar, serahkan Kedai Teh pada kami.”

“...(mengangguk)”

“Terpaksa. Aku akan bangunkan kalian berdua kalau belum bangkit nanti. Oke?”

“Trims, kalau begitu bisa bangunkan saya jam 11?”

“11? Bukannya pertandingan mulai jam 1?”

“Aku akan tiba membantu pas jam sibuk.”

Walaupun kami hanya sanggup 3 jam untuk tidur, itu sudah cukup untuk Yuuji dan aku.

“Kalau begitu, bangunkan saya juga. Aku akan tidur di atap. Hoaahm...”

Yuuji menutup mulutnya dengan tangan sambil meraih kenop pintu dengan tangannya yang lain.

Begitu, atap. Peralatan Audio yang akan digunakan untuk bazar malam ada di sana, jadi kami tidak akan diganggu. Cuaca hari ini juga sangat sejuk, jadi sangat bagus untuk tidur siang.

“Kalau begitu, saya akan tidur di atap juga. Bangunin kami nanti, ya.”

Berdiri sambil mengangkat kepala pusingku.

Mereka akan tidur bersama...

Tidak salah lagi, ia akan tidur di pundak Sakamoto...

Yah, sebaiknya kuabaikan bunyi bisik-bisik di belakangku, atau saya akan mimpi buruk.


***


“Ayo pergi, Yuuji!”

“Ayo! Shimada, tidak apa-apa kan kalau kami tinggalkan kedai?”

“Tidak pilihan lain, bukan? Karena kalian akan bertanding di final.”

Pada akhirnya, saya dan Yuuji hanya bisa membantu kedai selama setengah jam. Karena mereka melihat kami sangat kelelahan, mereka setuju membiarkan kami tidur lebih lama. Aku merasa teman sekelas kami sangat perhatian.

“Kami akan tiba mendukung kalian nanti.”

Kostum Cheongsam Himeji-san hari ini menakjubkan menyerupai biasa. Pesonanya yakni alasan kenapa pendapatan kami di hari kedua ini meningkat drastis.

"Karena kalian sudah hingga final. Jangan lengah, oke?"

"...(menang)"

"Aku mengerti. Aku tidak akan melaksanakan kesalahan yang sama. Kalau begitu, saya pergi."

"Kata-kata kalian bikin telingaku gatal."

Setelah saya dan Yuuji meninju kepalan tangan Hideyoshi dan Muttsurini, kami berangkat menuju arena.

"Kupikir kita akan diganggu sebelum pertandingan. Tapi tidak kusangka tidak ada yang terjadi."

"Kalau bukan lantaran tidak bisa lagi menggunakan trik murahan, niscaya lantaran mereka tidak tahu kita ada di mana."

"Begitu rupanya. Hanya orang-orang panitia kepingan perlengkapan yang akan pergi ke atap."

Dan, perlengkapan Audio hanya akan digunakan untuk bazar nanti malam. Makara pada dasarnya, itu yakni kawasan persembunyian sementara kami.

"Dan, juga ada Hideyoshi dan Muttsurini yang menjaga kedai."

"Kudengar Stun-gun itu senjata berbahaya yang bisa menyetrum menembus pakaian."

"Tidak apa-apa, itu tidak akan fatal."

Kurasa Stun-gun yang kukasih ke mereka berdua yakni benda yang sangat terlarang, dan juga terlihat berbahaya. Kebanyakan orang akan lari ketakutan, jadi seharusnya tidak ada masalah.

"Kita sudah melaksanakan segalanya, sekarang, kita hanya perlu menang."

"Kau benar."

Setelah itu, kami berjalan tanpa bersuara menuju arena.

"Oh, berbagai penontonnya."

"Sudah seharusnya menyerupai ini."

Jantungku berdetak kencang ketika kami tiba di arena. Bohong jikalau saya bilang saya tidak gugup.

"Yoshi dan Sakamoto, cepetan, sudah waktunya mulai."

Seorang guru melambaikan tangannya ketika melihat kami. Mereka bahkan menugaskan seorang guru untuk mengawal peserta, pertandingan final memang berbeda dari semua pertandingan yang kami lalui hingga sekarang.

"Baiklah, para penonton yang terhormat, maaf atas keterlambatannya! Pertandingan final Turnamen Syokanju, yang menggunakan sistem pertarungan nilai ujian kami, akan segera dimulai!"

Terdengar bunyi seseorang yang tidak pernah kudengar dari siaran audio. Mungkin sekolah menyewa seorang pembawa program profesional. Karena ini yakni program yang paling dinantikan, kejutan menyerupai itu yakni hal yang wajar.

"Para partisipan harap masuk ke dalam arena!"

"Ok, waktunya kalian masuk."

Guru menepuk pundak kami dan kami melangkah menuju arena.

"Kedua murid ini yakni Sakamoto Yuuji dan Yoshii Akihisa dari Kelas 2-F! Para penonton, beri tepuk tangan untuk mereka berdua!"

Suara tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru arena menyerupai hujan deras. Ada berbagai orang yang menonton, dan ayah Himeji-san niscaya ada disini juga.

"Mereka berdua berhasil mengalahkan kelompok terkuat dari Kelas A, ini yakni kombinasi terendah dari Kelas F yang tidak pernah terbayangkan! Mungkin kita perlu mengubah sudut pandang kita terhadap Kelas F!"

Kata-katanya terdengar lumayan.

Ya. Ini juga bisa sedikit mengubah sudut pandang ayah Himeji-san.

Mungkin alasan kenapa para penonton memperlihatkan kami tepuk tangan yakni untuk mempromosikan Sistem Pemanggilan Syokanju dengan alasan 'karena Sistem Pemanggilan Syokanju, bahkan mereka yang terbelakang pun akan berusaha keras'. Kami merasa sangat tersentuh.

"Dan, di sisi yang lain, ada Tsunemura Yuusaku dan Natsukawa Shunpei dari Kelas 3-A!"

Orang yang muncul ketika dipanggil dan berada di depan kami yakni Duo Toko-Natsu yang menyebabkan begitu banyak persoalan untuk kami kemarin.

"Mereka yakni salah satu dari beberapa murid Kelas 3 yang berpastisipasi dan berhasil melangkah ke final. Apakah kini mereka akan memperlihatkan kepada kita kekuatan dari kelas 3?"

Di dikala terdengar tepuk tangan dari arah penonton, mereka melangkah perlahan ke arena.

"Kalau begitu, sekarang, saya akan sedikit menjelaskan peraturan pertandingan. Kekuatan Syokanju yakni setara dengan nilai---"

Pembawa program mulai menjelaskan peraturan, kami mengabaikannya lantaran kami sudah tahu seluruhnya dan menatap satu sama lain.

"Yo, senpai, sudah kehabisan pandangan gres untuk planning jahatmu?"

Yuuji melipat tangannya sambil bicara, seolah-olah bicara dengan orang idiot. Di situasi menyerupai ini, ia terlihat keren.

"Kami sangat mengerti, kami tidak ingin kalian mempermalukan diri kalian di depan orang banyak. Tapi, dengan otak Kelas F kalian, tampaknya kalian tidak akan mengerti."

Botak-senpai tidak ingin kalah ketika membalas kata-kata Yuuji, memancing kami sambil mengusap dagunya. Sepertinya kedua sisi sangat bakir memprovokasi lawan mereka.

"Sayang sekali, saya tidak paham apa yang kau katakan meskipun kau dari Kelas A. Seharusnya kau asah dulu bahasa Jepangmu, Raja Monyet Botak dari Gunung Kera."

"Kalian, bocah, berani bersikap menyerupai itu ke senpai kalian..."

Kedua sisi masih saling memprovokasi dengan bunyi yang hanya mereka saja yang bisa dengar. Sepertinya Yuuji juga punya banyak kata-kata hinaan yang ingin ia keluarkan.

Aku juga punya sesuatu yang ingin kutanyakan peda mereka.

"Senpai, saya ingin tanya."

"Huh?"

"Apa alasanmu membantu Dekan Sekolah?"

Mendengar ini, Botak-senpai mengeluarkan ekspresi terkejut.

"...Benarkah? Sepertinya kalian tahu banyak."

"Kira-kira begitu, jadi kenapa?"

"Untuk kelulusan kami. Kalau kami berhasil, ia akan membuatkan surat rekomendasi untuk kami. Kami tidak perlu berguru untuk ujian masuk."

"Sungguh? Kalau begitu-- Natsukawa-senpai juga sama?"

"Kira-kira begitu."

"...Owh."

Aku menganggukkan kepala di simpulan percakapan. Hanya ini yang ingin kutanyakan.

"Sebenarnya, kami tidak butuh pakai trik. Perbedaan kekuatan Kelas A dan Kelas F bagaikan langit dan bumi."

"Serius? Karena kalian berdua pakai trik-trik murahan menyerupai itu, kukira kalian berdua takut dengan kami, benar?"

"Ha! Itu hanya tebakan kalian saja! Kalian menang lantaran memanfaatkan kepribadian dan kelemahan lawan. Kalau lawan kalian yakni kami, kalian sudah niscaya tidak punya kesempatan menang."

Mungkin itu benar, alasan kenapa kami bisa menang hingga kini lantaran kami sangat mengerti lawan kami. Kami tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua jikalau pakai trik yang sama.

"Dan sekarang, pertandingan final akan dimulai! Seluruh peserta, bersiap!"

Setelah klarifikasi selesai, guru wasit berdiri di pinggir tengah arena.

""""Summon!!!""""

Kami berteriak memanggil Syokanju kami.

Peralatan lawan kami yakni pedang tradisional dan baju pelindung. Sama menyerupai peringkat mereka, bahkan perlengkapan mereka pun mengagumkan.


Kelas A, Tsunemura Yuusaku, Sejarah Jepang 209 poin
&
Kelas A, Natsukawa Shunpei, Sejarah Jepang 197 poin


Seperti yang diperlukan dari Kelas A, nilai mereka cukup mengagumkan. Kalau mereka bisa sanggup nilai setinggi itu, itu artinya Syokanju mereka niscaya tidak mengecewakan kuat, tidak menyerupai keju Swiss.

Sepertinya mereka berdua cukup rajin mengerjakan PR mereka juga.

"Lihat, bukankah nilai kami sangat luar biasa?"

"Karena kalian, Kelas F, tidak pernah melihat nilai menyerupai ini, masuk akal saja jikalau kalian terdiam."

Melihat para senpai sedang pamer menyerupai ini, saya melamun seribu bahasa. Nilai mereka memang pantas untuk dibanggakan. Sangat, Kuat.

Tapi lantaran mereka bisa mendapatkan nilai setinggi itu, itu artinya mereka bisa lolos ujian dengan kemampuan mereka sendiri. Karena dengan nilai sebesar itu mereka bisa mendaftar ke akademi tinggi mana pun.

Tapi, mereka tidak mau bekerja keras walaupun mereka bisa, kemudian berusaha merusak satu-satunya kenangan bazar kelas 2 kami, mencegah kami membuat kenangan indah -- bahkan hampir membuat bencana lantaran tidak bisa melindungi orang yang berharga bagiku.

"Baiklah, tunjukkan pada semua orang nilai mengerikan kalian."

"Tsunemaru, jangan mem-bully mereka terlalu parah. Lagi pula, mereka akan menunjukkannya, bukan?"

Mohawk-senpai tertawa dengan nada menjijikan.

Melihat mereka berdua, membuat emosiku meluap-luap.

Gara-gara orang-orang ini, saya tidak bisa mencegah Himeji-san pindah sekolah? Itu sangat bodoh!!!

"Tadi..."

"Hm?"

"Tadi, ada seorang gadis di kelas yang bicara padaku."

"Apa? Apa ia kasih tahu cara melarikan diri supaya tidak mempermalukan dirimu sendiri?"

Botak-senpai tertawa terbahak-bahak.

Kata-kata Himeji-san ketika Perang Syokanju mengiang di kepalaku. Dan, ia berkata...

"Dia bilang, 'Aku akan selalu berusaha keras demi orang yang kusayangi'."

"Eh? Mimpi apa kau tadi?"

"--- dan, saya juga mencicipi hal yang sama selama turnamen ini."


Kelas F, Sakamoto Yuuji, Sejarah Jepang 215 poin
&
Kelas F, Yoshii Akihisa, Sejarah Jepang 166 poin


""Apa??!!!""

Setelah melihat nilai kami di layar, mereka berdua terkejut, kemudian menjadi pucat.

"Kali ini, kami tidak akan pakai trik murahan! Kami akan hancurkan kalian dengan kemampuan kami! Lawan kami, Bangsat!!!"

Para Syokanju memasang kuda-kuda bertarung sambil menggenggam senjata khusus mereka masing-masing. Pertarungan pun dimulai.


***


"Akihisa, saya sudah berusaha keras bersamamu hingga titik ini. Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau kalah!"

"Aku tahu. Terima kasih sudah mengajariku. Aku tidak menduga otakmu tidak mengecewakan pintar."

"Semua orang masih lebih baik dibandingkan kau--- Sekarang, ayo berjuang!"

Syokanju Yuuji menerjang duluan. Perlengkapannya lebih ringan, itu sebabnya, ia lebih gesit.

"Tsunemura! Serahkan ini padaku!"

Mohawk-senpai dengan panik berdiri menghadapi Yuuji. Karena ia lebih lambat, ia membiarkan Syokanju Yuuji mendekatinya.

"Kalau begitu, lawanku yakni senpai."

"Maju! Aku sangat kesal sekarang, jangan sombong dulu kau!"

Syokanju Botak-senpai mengangkat pedangnya sambil menyerang dari depan.

Dia cepat, tapi---

"Senpai, kau sangat panik, tahu? Serangan menyerupai ini sangat gampang kuhindari--"

Kugerakkan sedikit tubuhku ke samping. Serangan ceroboh menyerupai ini bahkan tidak akan mengenai ujung jaketku.

"Sialan! Dasar berengsek...!"

Meskipun lawan membuka celah di kepingan perutnya ketika menyerang, ia masih sanggup berputar dan mengayunkan pedangnya ke samping.

"Ho!"

Kugerakkan tubuhku sedikit untuk menghindari serangannya, dan dalam sekejap, kuserang tubuhnya tiga kali.

"Gwah!!!"

Botak-senpai berhasil menangkis serangan dengan pedangnya dan melompat mundur untuk memperbaiki posturnya.

"Dasar bocah tengik, rata-ratamu cuma 60 selama turnamen..."

Nada bicara Botak-senpai berubah ketika menatapku. Sepertinya ia mencari info mengenai pertarungan kami.

"Kecuali mata pelajaran ini, nilaiku tidak jauh beda dari sebelumnya."

"Sialan... kau sudah merencanakan ini dari awal...?"

"Itu benar. Kau sangat pintar."

Kuayunkan pedangku ke Botak-senpai, yang sedang mengatupkan rahangnya dengan keras sambil memasang ekspresi muak. Karena nilaiku sangat tinggi, pedang kayuku sangat berpengaruh sehingga tidak akan pecah ketika menghantam pedang lawan.

"Sekarang apa? Senpai tidak terlihat baik."

"Kalian, para sampah dari Kelas F...!!!"

Percakapan antara Yuuji dan Mohawk-senpai terdengar. Syokanju gesit milik Yuuji sanggup menyamai serangan lawan dengan lincah.

"Terpaksa. Walaupun ini sedikit kekanak-kanakan digunakan untuk anak kelas 2, akan kutunjukkan perbedaan pengalaman kita!"

Setelah menyampaikan itu, Syokanju Botak-senpai melompat mundur ke belakang Syokanjuku makin jauh dari Botak-senpai. Apa yang ia rencanakan, menjauhkan Syokanjunya? Sangat sulit bagi Syokanju untuk bertarung jikalau jauh dari pengendalinya.

"Ada trik yang tidak pernah kau ketahui."

Botak-senpai menyampaikan sesuatu yang tidak kuduga ketika saya masih resah dengan tindakannya. Karena ia mengatakannya, saya akan lebih fokus ke Syokanju musuh, suka atau tidak. Ketika saya fokus pada setiap inci pergerakan Syokanju musuh, Syokanju musuh terlihat sedang bersiap untuk menyerang.

Apa senpai punya kekuatan Istimewa yang tidak kami ketahui?

"Woooooohh!!!"

Botak-senpai memfokuskan tenaganya. Walaupun saya tidak tahu apa yang musuh akan lakukan, saya akan kalahkan ia sebelum ia melaksanakan sesuatu!

"Maju!!!"

Kuperintahkan Syokanjuku menerjang musuh. Meskipun jaraknya sangat jauh, kondisi tidak menguntungkan ini juga berlaku bagi musuh.

"Lihat, kau kena jebakan."

Kudengar nada menjengkelkan dari Botak-senpai dan di dikala bersamaan, sesuatu mengenai mataku. Ini... batu? Dia melempariku batu!

"Sialan!!!"

Itu sebabnya ia sengaja melaksanakan agresi berlebih menyerupai tadi. Para penonton dan Juri sedang fokus ke Syokanju yang jauh dari pengendali mereka, jadi tidak ada satu orang pun yang memperhatikan tindakan senpai. Aku terkena trik!

"Inilah perbedaan pengalaman."

Sial! Musuh menyerang!

"Guu!" lantaran saya belum mendapatkan penglihatanku sepenuhnya, saya hanya bisa melompat ke samping berdasarkan insting. Setelah itu, saya mencicipi rasa sakit di perut kepingan kiri.

Kuraba perutku yang sakit sambil mencoba membuka mataku, dan saya apa yang kulihat yakni Syokanjuku tertebas di perut sebelah kirinya oleh pedang musuh.

"Jadi kau yakni 'Kansatsu Shobunsha'? Serangan selanjutnya akan sangat menyakitkan, loh!"

Setelah itu, musuh menyerang daguku dengan tinjunya, dan saya hanya melihat kekosongan di dikala kepalaku terasa pusing.

Rasa sakit di kepala jawaban terhantam dan perut yang terasa terbakar, saya merasa mual. Sepertinya ini tidak bagus...

Rasa sakit yang tak tertahankan ini membuat penglihatanku buram, dan kesadaranku hampir hilang.

"Akihisa! Tunjukkan tekadmu!!!!!"

"--!"

Pom!

Kuinjak lantai dengan keras dan memperbaiki pijakanku.

"Kerja bagus, Partner! Siap untuk ronde kedua?"

"...Tentu aja!"

Teriakan Yuuji menyadarkanku. Benar, saya masih bisa bertarung. Dan, saya tidak ingin kehilangan orang yang paling penting bagiku, sekali pun saya harus mati!!!

"Berhenti berusaha keras, akan kuberikan rasa sakit yang tidak akan pernah kau lupakan!!!"

Botak-senpai menerjang maju lagi.

Syokanjuku telah kehilangan banyak tenaga. Aku tidak akan punya kesempatan menang jikalau tidak kuselesaikan kini juga.

"--Ha!"

Kuabaikan rasa sakit ketika memerintahkan syokanjuku melompat melewati musuh, dan kemudian melayangkan tendangan ke punggung musuh yang terbuka.

"Aiya!"

Meskipun rasa sakit ini melemahkanku, namun ini cukup membuat musuh kehilangan keseimbangan dan memberikanku sedikit waktu.

"Yuuji!!!"

"Ho!"

Yuuji memastikan keadaanku sebelum menerjang maju ke arah musuh yang lain, si Mohawk-senpai.

"Jangan remehkan aku!!!"

Mohawk-senpai mengayunkan pedang panjangnya. tapi Yuuji tidak menghindarinya.

"Kena kau!!!"

Pedang hampir mengenai kepala Syokanju Yuuji. Akan tetapi, dalam sekejap---

Clang!

Syokanjuku melempar pedang kayunya dan sempurna mengenai pedang Mohawk-senpai, mengubah arah serangan pedangnya.

"Ugh! Oh tidak!!!"

Seketika pedang meleset, Syokanju Yuuji melayangkan pukulannya sempurna di titik vital.

"Terima seranganku dan terbanglah!!!"

Serangan fatal melesat ke arah musuh, dan teriakan para penonton meninggi ketika serangan kritikal Yuuji mengenai musuh.

"Bocah! Berani juga kau melempar senjatamu!!!"

Setelah itu, Syokanju Botak-senpai berlari menerjang. Aku tidak bersenjata dan musuh yakni murid Kelas 3, jadi ia berbeda dengan murid Kelas 2 yang belum terbiasa dengan Syokanjunya. Itu sebabnya saya tidak bisa mengalahkannya dengan tangan kosong.

Tapi, kalau perhatian musuh teralihkan, saya masih bisa menghindari serangannya.

"Ack! Apa ini---??!!!"

Syokanju Botak-senpai melamun di tempat  untuk sesaat ketika ia melihat Syokanju Mohawk-senpai terbang ke arahnya. Ini jawaban untuk watu kecil tadi.

Kumanfaatkan kesempatan ini untuk memerintahkan Syokanjuku menghindar. Syokanju Botak-senpai kehilangan kesempatan untuk menyerang gara-gara momentumnya yang terganggu, itu sebabnya saya sanggup menghindari serangannya!

"Cheh!!!"

Menarik kembali pedangnya, musuh mencoba untuk menyerang kembali. Walaupun ini giliranku.

"Terima ini!!!"

Kumanfaatkan kesempatan ini untuk menyundulnya. Meskipun efeknya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk mencegah serangannya.

Kutahan rasa sakit di kepalaku sambil menunggu respon partnerku.

"Akihisa!!!"

Syokanju Yuuji menendang kembali pedang kayu yang kulempar tadi. Dia belum terbiasa mengendalikan Syokanjunya, tapi ia berhasil mengoper pedangku dengan baik!

"Maaf menunggu!!!"

Kuperintahkan Syokanjuku menangkap pedang kayu dengan cepat. Dengan begini, semua selesai!

"Sialan! Bagaimana bisa aku, Kelas 3, kalah dari sampah menyerupai kalian---"

"Mati kau!!!"



Crack! Rasa sakit yang tajam terasa di pergelangan tangan kiriku kemudian menjalar dari tangan ke jari-jari, seolah-olah tanganku terpotong.

Belakang perutku juga sakit. Aku tidak bisa lagi bertarung, tapi--

"Untuk standarmu, tadi itu tidak mengecewakan bagus, Akihisa."

Pedang musuh berhasil menebas tangan kiriku-- dan saya berhasil memperlihatkan luka fatal dengan menusuk tembus lehernya.

"Pemenangnya yakni kelompok Sakamoto Yuuji dan Yoshii Akhisa!!!"

"Ye...ah...!"

Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku, dan saya tidak bisa menahan lagi rasa mual ini. Akan tetapi, saya sangat senang serasa terbang di atas awan.


***


"Ini niscaya sangat berat bagi kalian berdua. Aku sangat kagum dengan kalian!"

"Ah hahaha, tidak juga!"

"Baka-onii-chan sangat luar biasa !"

"Hazuki, kau hanya akan menyakiti Aki, kau tahu?"

Minami hanya bisa terenyum canggung dikala ia melihat Hazuki, yang sedang menggosokkan pipinya di dadaku.

Kalau tetap menyerupai ini, saya akan terluka lebih parah lagi. Jadi, kudorong ia dengan lembut. Meskipun Hazuki tidak senang, tapi ia menuruti perintahku.

"Erm, Yoshii-kun."

"Ah, Himeji-san. Apa kau menyaksikan penampilan menakjubkanku?"

"Ya! Tadi itu sangat luar biasa! Aku bahkan ingin minta rekamannya ke Tsuchiya-san!"

Mata Himeji-san berkilauan. Melihatnya menyerupai ini, tampaknya kerja kerasku terbayarkan.

"Erm... rekaman. Muttsurini merekamnya?"

"Ya. Dia sangat fokus merekamnya, ya kan?"

"... (membuang muka)"

Muttsurini mengalihkan pandangannya. Apa orang ini mengabaikan pertandingan dan merekam dalaman para penonton yang menggunakan rok mini?

"Nilai Sejarah Jepangmu sangat bagus, Sakamoto, padahal sangat buruk ketika Perang Syokanju."

"Itu lantaran nilaiku sangat buruk ketika Perang Syokanju, saya berusaha keras di mata pelajaran ini setelahnya."

"Jadi lantaran itu kau bisa mendapatkan nilai yang bagus?"

"Mudah dikatakan, tapi ini sangat sulit bagi kami. Apalagi sehabis Akihisa mendengar perihal itu (Himeji akan pindah), saya dipaksa begadang setiap malam dan berguru bersama dia."

"Oh... Tidak menyerupai Sakamoto. Tadi benar-benar mengejutkan melihat nilai Aki sangat bagus."

"Itu lantaran ia ingin tahu seberapa jauh kemampuannya jikalau bekerja keras.  Dan juga, lebih tepatnya ini dibilang 'berusaha keras melampaui kebodohan'. Sejujurnya, kemampuan konsentrasinya sangat luar biasa."

Yuuji masih bicara dengan Minami sambil membelakangi Himeji-san. Mencegah Himeji-san tahu kalau kami sudah tahu perihal planning pindahnya.

"Erm. Anu..."

"Hm, ada apa Himeji-san?"

Himeji-san terus bermain dengan jarinya di depan dadanya. Dia terlihat menyerupai adik kelas manis yang sedang menyatakan cintanya ke abang kelasnya.

"Ada yang ingin kubicarakan sehabis Festival Malam, kumohon tiba ke parkiran mobil!"

Setelah menyampaikan ini dengan wajah semerah tomat, ia pribadi lari, kembali bekerja sebagai pelayan.

Oh, itu terdengar menyerupai penyataan cinta. Sepertinya saya barusan melihat sesuatu yang bagus.

"...Eh?"

Tiba-tiba, saya mencium sesuatu yang mencurigakan. Apa-apaan tadi itu? Eh--- untuk siapa kata-kata Himeji-san tadi?

[Itu kau. Yoshii Akihisa]

Oh, sudah lama sekali sejak terakhir kali saya melihat iblis dalam diriku. Kau masih saja mencoba menipuku dengan kata-kata manismu. Seperti yang diperlukan dari iblis sejati.

[Tidak, saya tidak berbohong. Ini beneran. Kau seharusnya tahu itu kalau memahami seluruh isi pembicaraan, bukan?]

Seluruh pembicaraan? Kalau begitu...

[Bohong! Bagaimana mungkin Yoshii Akhisa yang buruk dan idiot ini mendapatkan kesempatan menyerupai ini? Singkirkan rayuan manismu, Iblis!!!]

"Keluarlah, wahai malaikat putih!!!"

Seperti perkiraanku, kesudahannya Malaikatku keluar, tapi tidak kukira kalau saya akan mengucapkannya!

[Kalau begitu, coba periksa sendiri. Kalau saya salah, saya akan makan semua masakan buatan Himeji-san!]

[Oke, siapa takut! Kalau saya salah, saya yang makan!]

Maaf, kalian berdua bisa berhenti mengabaikan tuan rumah dan berdebat seenaknya? Apa kalian tidak sadar, tidak peduli siapa yang benar atau salah, pada kesudahannya tetap saja saya yang akan mendapatkan ujian hidup dan mati ini.

"Sakamoto, Akihisa, sorry mengganggu kalian, tapi apa kalian bisa membantu Kedai Teh? Jumlah pengunjungnya bertambah berkat kemenangan kalian, jadi kami sangat kewalahan sekarang."

Di dikala sedang berusaha menenangkan diri, Hideyoshi, yang mengenakan Cheongsam Mini, mendekatiku. Ngomong-ngomong, pakaian dalam apa yang ia pakai sekarang?

"Oh, iya. Oi, Aki! Turnamen sudah selesai, jadi kini berhenti malas-malasan dan bantu di kedai, oke?"

"Mm, lantaran kalian sudah berusaha keras menggantikanku, akan kubayar jasa kalian."

"Ooo, saya merasa sangat lemas."

"Jangan komplain, Sakamoto!"

"Aku tahu, ini demi Himeji-san, bukan?"

Yuuji mengarahkan pandangannya ke arahku, tapi saya memalingkan wajah.

Ngomong-ngomong perihal Himeji-san? Apa maksud perkataannya tadi, ya?

***

"Sekarang, Seiryousai dengan resmi ditutup untuk umum. Kepada para murid, harap membersihkan sekolah sebelum program Festival Malam."

"Akhirnya selesai..."

"Capeknya "

"...(Mengangguk)"

Setelah mendengar pengumungan sekolah, badanku menjadi lemas.

Menyajikan masakan ke pengunjung yang tiba bagaikan ombak, dan kembali melayani pengunjung sehabis itu, saya tidak pernah tahu kalau bekerja sebagai pelayan itu sangat melelahkan.

"Oh iya, apa kata ayahnya Himeji-san?"

"Hm? Kau ingin tau dengan evaluasi dari mertuamu?"

"A? Tidak, tidak, bukan itu!"

"Himeji-san bilang kalau ia akan bicara dengan ayahnya sehabis festival, jadi kita masih harus menunggu jawabannya."

Jawab Hideyoshi.

Begitu. Meskipun kami tidak tahu hasilnya, tapi seharunya baik-baik saja. Tapi kenapa saya masih merasa tidak nyaman...

"Kalau begitu, kami akan ganti baju."

Di dikala saya sedang karam dalam lamunanku, kata-kata yang lebih kejam dan tidak masuk nalar terdengar oleh telingaku.

"Eh?? Kenapa??!!!"

"Kenapa kau tanya... kalau kau mau tahu, alasannya sangat memalukan."

"Sorry, saya akan segera kembali."

"Tunggu! Kalian berdua, pikirkan kembali! Hei, kembali!!!"

Permohonanku tidak didengar, ketika Himeji-san dan Minami pergi menuju ruang ganti. Sayang sekali.

Sebagai catatan, Hazuki hanya menggunakan pakaian pelayan ketika pulang. Semua orang akan mengkhawatirkan masa depannya.

"Mm, kalau begitu saya juga akan ganti---"

"Tidak akan kubiarkan kau! Tidak akan pernah kubiarkan Hideyoshi ganti baju!!!"

Walaupun tubuhku kelelahan, kupeluk kaki Hideyoshi dengan putus asa. Apa pun yang terjadi, tidak akan kubiarkan dia.

"Apa? Apa yang kau lakukan, Akihisa?"

"...(Menggangguk dengan kuat)"

Muttsurini juga melaksanakan hal yang sama. Seperti yang diperlukan dari orang yang mempunyai contoh pikir yang sama.

"Oi, Akihisa, berhenti main-main. Kita pergi ke Kantor Kepala Sekolah."

Ketua Kelas kami sama sekali tidak terlihat kelelahan dikala menatap kami dengan tatapan kasihan.

"Kantor Kepala Sekolah? Kalian berdua ada urusan dengan Kepala Sekolah?"

"Kami ingin menagih janji. Walaupun kini sudah telat, gara-gara Kedai Teh, jadi kami akan pergi sekarang."

Meskipun Kepala Sekolah akan menepati janji, perjanjian tetap perjanjian, jadi setidaknya kami harus melapor.

"Kalau begitu saya akan ganti baju."

"Tidak! Hideyoshi ikut dengan kami!!!"

"...(menarik baju)"

"Ah, Muttsurini juga ingin ikut?"

"...(Mengangguk)"

Seperti yang diperlukan dari orang yang mempunyai contoh pikir yang sama, tidak tahu betul apa yang harus dilakukan.

"Merepotkan sekali. Yuuji bisa kau katakan sesuatu?"

"Hm... ah, tidak masalah, Hideyoshi dan Muttsurini juga bisa ikut kami. Lagi pula sangat repot membuat Akihisa menurut."

Oh, jarang sekali melihat Yuuji begitu perhatian.

"Ya ampun, bahkan Yuuji juga... ya sudah, saya akan ganti baju nanti."

"Baiklah, Akhisa, Muttsurini, lepaskan kaki Hideyoshi."

"Mm."

"...(mengangguk)"

"Haaaa, melihatku dengan penanpilan menyerupai ini sangat tidak berguna, kau tahu..."

Sejujurnya, bukan itu alasannya.



"Permisi."

"Maaf mengganggu."

Setelah mengetuk pintu dan mengucapkan salam, kudorong pintu Kantor Kepala Sekolah.

"Kurasa kalian bedua memang tidak punya rasa hormat sama sekali..."

"Benarkah? Tapi kami tadi ketuk pintu dan mengucapkan salam."

---Dan juga, menurutku saya lebih sopan dibandingkan Yuuji.

"Bukannya saya bilang kalian hanya boleh masuk sehabis ada jawaban?"

"Ah, Kepala Sekolah. Kami tiba untuk melaporkan kemenangan kami."

"Kalian tidak perlu memberi tahu itu. Kalian pikir siapa yang memperlihatkan kalian hadiah?"

Nada bicara nenek ini masih saja bernafsu menyerupai biasa. Kurasa seharusnya ia lebih memahami penderitaan orang lain.

"Ngomong-ngomong, kalian bawa rombongan kali ini."

Melihat Hideyoshi dan Muttsurini, Kepala Sekolah bicara dengan nada menegur. Mungkin Beliau ingin komplain lantaran ini.

"Mereka sangat kerepotan jawaban perbuatanmu, jadi biarkan mereka bertemu dengan orang dibalik ini semua."

"Humph, benarkah? Kalau begitu, maaf."

Kepala Sekolah bicara dengan nada bosan. Dia nenek yang sama sekali tidak imut; tapi kalau iya, itu tetap saja masalah.

"Jadi, apakah kami harus mengembalikan Gelang Platinumnya?"

Sebenarnya, Gelang Platinum berbeda dari Gelang Emas yang digunakan oleh Syokanju. gelang Platinum digunakan oleh pengendali.

"Tidak perlu, kau bisa mengembalikannya kapan pun. Lagi pula, dikala ini saya belum bisa memperbaikinya."

"Eh, Akihisa? Apanya yang rusak?"

"Ah, ya, Hideyoshi tidak tahu soal ini, ya kan? Gelang Platinum ini mempunyai sedikit kecatatan, jikalau gelang ini diberikan kepada seseorang dengan nilai yang tinggi, maka pengendalinya tidak akan bisa mengendalikannya."

"Begitu... Oh? Ada apa, Yuuji?"

Yuuji terlihat sedang memikirkan sesuatu. Apa ia sangat suka berpikir dengan serius di ruangan ini?

"Ngomong-ngomong, bagaimana mereka bisa tahu kalau kami buat kesepakatan dengan si nenek tua..."

Walaupun saya tidak mengerti apa yang Yuuji gumamkan, sebaiknya saya tidak mengganggu dia. Lagi pula, saya tidak akan mengerti apa pun kalau ia tidak menjelaskannya.

"Karena itu, kami buat kesepakatan dengan Kepala Sekolah, jikalau kami menang Kepala Sekolah akan memperbaiki kela---"

"Akihisa! Jangan katakan itu!!!"

"Eh?"

Yuuji tiba-tiba terlihat sangat serius. Ada apa?

"...Ada yang sedang mendengarkan."

"Jadi kita terkena jebakan mereka?"

Setelah Muttsurini menyampaikan itu, Yuuji pribadi berlari mendorong pintu Kepala Sekolah. Di dikala itu, ia bisa mendengar beberapa langkah kaki.

"Itu mereka...! Ayo, Akihisa!"

"Tunggu... Yuuji, memangnya ada apa?"

"Mereka mencuri dengar percakapan kita! Mereka menanam penyadap di sini!"

"Apa kau bilang??!!!"

"Mereka niscaya mendengarkan semua percakapan kita. Kalau mereka merekamnya, ini akan menjadi sangat buruk!"

"Merekamnya? Jangan bercanda!"

Jika ini semua tersebar, semua kerja keras kami akan sia-sia! Sekolah akan kehilangan kepercayaannya, dan bahkan keberadaanya tidak akan diakui. Jika semua berakhir menyerupai ini, jangankan Himeji-san, semua murid di sekolah ini akan dipaksa pindah! Kami harus segera menghancurkan barang bukti!

"Buruan!"

"Oke! Muttsurini, Hideyoshi, juga bantu!"

"Tidak masalah!"

"...(Mengangguk)"

Kami berempat berlari keluar kantor Kepala Sekolah.

"Yuuji! Ini ulah si Duo Toko-Natsu, ya kan?"

"Ya, saya melihat sekilah rambut mereka, itu sudah niscaya mereka!"

"Dengan kata lain, mereka berdua! Ayo berpencar jadi dua grup!"

Akan buruk jikalau kami berempat menyebar dan diserang. Makara lebih baik kami berpencar menjadi dua grup dan mencari mereka.

"Kalau begitu, beri tahu menyerupai apa ciri-ciri mereka."

"Botak dan Mohawk! Kau akan pribadi tahu begitu bertemu mereka."

"Oke! Aku akan cari mereka di luar dengan Muttsurini!"

Begitu rupanya. Semuanya akan jadi buruk jikalau mereka melarikan diri dan menyalinnya, jadi Hideyoshi berencana mencari mereka di gerbang sekolah.

"...Akihisa."

"Hm?"

Muttsurini menyerahkan sesuatu sambil berlari kepadaku. Ini--

"Teropong yang sering kau pakai?"

"...Untuk jaga-jaga."

Lupakan soal itu, saya rasa tidak ada gunanya teropong ada di sekolah. Tapi dalam situasi menyerupai ini, saya akan terima dengan niat baik dan menggunakannya dengan penuh syukur.

"Thanks Muttsurini."

"...Aku cinta sekolah ini."

Itu lantaran para gadis dan seragam imutnya, ya kan? Apa pun yang terjadi, kami tidak berharap sekolah ini ditutup.

"Beri tahu kalau bertemu target!"

"Oke!"

Setelah itu, kami berpencar menjadi dua kelompok, kelompok dalam dan kelompok luar. Ngomong-ngomong, dua hari ini saya selalu berlarian di sekolah.

"Akihisa! Ruangan Siaran!"

Kami buru-buru menuju Ruangan Siaran, kawasan yang paling berbahaya. Jika mereka menyiarkannya, maka tidak mungkin untuk menutup verbal semua saksi. Karena itu, sekali pun kami berhasil mendapatkan barang bukti, itu sama sekali tidak berguna. Maka dari itu, kami dihentikan gagal.


Ruangan Siaran


"Permisi!"

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Yuuji, hanya ada orang idiot yang sedang merokok dan jualan DVD porno di sini!"

"Benarkah? Kalau begitu, mari sita rokok dan DVD porno ini, terus pergi ke kawasan selanjutnya!"

"Kau benar, lagi pula mereka melanggar peraturan."

"Pe, pencuri! Pencuri!!!"


Koridor


"Eh? Aki, Sakamoto? Ada apa?"

"Sorry Minami, kami ada urusan penting! Kita bicara nanti."

"Hei, tunggu! Kau menjatuhkan sesuatu! Eh-- 'Kisah Kehidupan Budak Sexs Gadis SMA', apa ini?"

"Lari! Yuuji! Ada aura petarung di sekeliling Minami!"

"Tunggu! Kenapa kau punya barang menyerupai ini?"

"Argh! Dia mengejar kita!!!"


Depan Kelas 2-A


"...Yuuji."

"Shouko! Maaf, saya sedang sibuk!"

"...Tidak masalah. Aku bisa pergi ke kantor wilayah sendiri. Aku hanya ingin menyerahkan formulir pernikahan."

"Apa yang kau--- Tunggu! Aku tidak ingat sudah men-stample itu!"

"Yuuji, tidak ada gejala keberadaan mereka di sini. Ke kawasan selanjutnya!"

"Tunggu, Akihisa! Ada urusan mendadak yang harus kuurus kini di sini!"

"Kalau begitu, hingga jumpa, Kirishima-san!"

"Oi! Akihisa! Kumohon tunggu!!!"


Karena tidak ada gejala mereka dari lantai dasar hingga lantai keempat, Yuuji dan saya fokus mencari ke kawasan yang sulit ditemukan, menyerupai pojong lapangan.

"Tidak bagus... Kita kehabisan banyak waktu."

"Ya. Sebenarnya mereka ada di mana-- hm?"

Ada benda asing di pojok lapangan sekolah. Apa itu?

"Kau menemukan mereka... Apa, ini cuma kembang api."

"Ah, kembang api yang mereka pakai untuk upacara penutupan? Wow jadi mereka di taruh di kawasan menyerupai ini?"

Aku pernah melihatnya di TV. Mereka akan pakaikan kain untuk membungkus kemudian meletakkannya di lantai.

"Eh? Kenapa mereka tidak taruh meriamnya di sini juga?"

"Meriam harus diletakkan di suatu kawasan yang cocok untuk menembakkan kembang api, bukan? Kembang api masih sejenis Pyrotechnic, jadi menaruh mereka di kawasan yang tidak ada api itu peraturan yang harus selalu dipatuhi."

Pyrotechnic, huh? Kalau begitu, tidak ada bedanya dengan dinamit. Perbedaannya cuma apakah akan muncul kembang api yang elok atau tidak.

"Seperti yang diperlukan dari sekolah kaya. Mereka bahkan bisa menyiapkan sesuatu sebesar ini."

"Apa ini waktunya untuk kagum? Musuh sedang bergerak---"


Dururu Dururu!


Di dikala menyerupai ini, handphone yang dingin, keras dan plastik berdering. Suaranya berasal dari kantongku.

"Moshi moshi?"

"Muttsurini memang hebat, ia bisa menemukan mereka dari jauh."

Ini bunyi Hideyoshi. Kerja bagus!

"Bagus! Mereka ada di mana?"

"Di gedung sekolah yang baru."

"Di gedung baru? Bagaimana mugnkin!? Yuuji dan saya gres saja menyidik setiap sudut---"

"Bukan, mereka bukan di dalam. Mereka ada di atap!"

Sialan! Kami belum menyidik atap!

Kuberikan teropong Muttsurini Ke Yuuji. Sangat sulit melihat ke atap dari sini dengan mata telanjang.

"Sialan! Mereka berniat menggunakan peralatan audio dari sana!"

"Apa kau bilang??!!!"

Tidak pernah kepikiran kalau mereka berniat menggunakan peralatan audio untuk bazar malam!

"Hideyoshi! Kalian ada di mana?"

"Bangunan klub sosial."

Itu akan makan waktu lima menit dari sana menuju atap.

"Akihisa! Sepertinya mereka akan mulai!"

Kami juga butuh lima menit menuju ke sana. Dan, lantaran mereka akan melakukannya sekarang, itu artinya kami tidak akan berhasil sempurna waktu.

Sekarang, bagaimana cara menghentikan mereka sebelum membuatkan isi rekaman---

"...Yuuji."

"...Kau juga memikirkannya."

"Yeah. Tidak ada cara lain."

"Kau benar. Tidak ada cara lain."

"Kalau begitu, Yuuji, kuserahkan ini padamu."

"Oke---Aktifkan!"



"Kau sudah selesai di sana, Natsukawa?"

"Tidak masalah. Hehe. Dengan begini, ini akan menjadi kemenangan kita."

"Ya. Walaupun kita tidak berkemas-kemas untuk ujian masuk--- Wwwwoaaahhh!!!"

"Ada apa denganmu, Tsunemura--- Ap! Tidak mungkin!!!"

"Tiarap!!!"


Boom!!! Pakararara---


"Kau meleset, Akihisa! Sedikit ke bawah!"

Yuuji, yang sedang melihat musuh menggunakan teropong dan mengincar musuh, memperlihatkan instruksi. Sialan, apa saya melaksanakan kesalahan di tembakan pertama?


Kelas F, Yoshii Akihisa, Jepang Modern 70 poin
Vs
UNKNOWN, Jepang Modern UNKNOWN


Nilai mata pelajaran muncul. Kudengar mata pelajaran yang dipilih random, dan tampaknya kali ini mata pelajaran Jepang Modern. Untungnya bukan Sejarah Jepang.

"Sedikit ke bawah!"

Aku masih ingat sensasinya, dan mengubah sedikit sudut lempar cannonball syokanjuku.

"Buruan nyalakan!"

"Oke!"

Setelah itu, kupakai korek untuk menyulut sumbu sebelum melempar bola kembang api ke arah atap.


Whoosh... Boooooom!!!


Bola kembang api terbang ke kawasan yang tidak mungkin diraih dengan lemparan biasa--- meledak sempurna diatas atap. Kekuatan syokanju yang berkali-kali lebih berpengaruh dibandingkan insan biasa memang sangat luar biasa, bahkan melempar menyerupai ini sangat mudah.

"Baiklah! Kita sudah menghancurkan peralatan audio!"

"Kembang api sangat mengerikan..."

Ini yakni strategi terakhirku dan Yuuji. Kami sebut ini 'Serangan pembunuh kembang api' (Semua anak baik, jangan pernah lakukan ini, oke?)

"Masih ada beberapa peralatan audio! Tembak sekali lagi sedikit ke arah kanan!"

"Oke!"

Kuikuti aba-aba Yuuji dan berputar sedikit ke arah kanan.

Sekarang, kenapa saya bisa memanggil syokanju walaupun tidak ada guru di sekitar? Itu lantaran Gelang Platinum yang Yuuji pakai. Gelang Platinum ini tidak memperlihatkan fungsi Istimewa ke Syokanju, tapi bisa membuat area pemanggilan di sekitar pengguna. Dengan kata lain, gelang ini bisa menggantikan guru sebagai saksi.

"Siapkan tembakan selanjutnya!"

"Aku tahu!"

Syokanju mengangkat bola kembang api dengan mantap. Kemampuan menyentuh obyek fisik jadi sangat berkhasiat dikala ini.

"Siap, Yuuji!"

"Tembak!"

"Tembak!!!"

Kunyalakan korek yang kusita dari para brandalan di ruangan siaran dan memerintahkan syokanjuku melempar kembang api sepanjang dua meter dengan seluruh kekuatannya. saya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan pengalaman meluncurkan kembang api sendiri.

"Sip! Kita sudah menghancurkan peralatan audio! Mereka seharusnya tidak bisa berbuat apa pun sekarang!"

"Sungguh!? Kalau begitu kita tidak  boleh berada di sini terlalu lama!"

"Kau benar! Ayo tembak sekali lagi ke arah Duo Toko-Natsu sebelum pergi dari sini."

"Mn."

Ya, benar. Kami harus membasmi iblis jahat sebanyak mungkin.

"Arahkan sedikit ke kiri sekarang. Wooh, mereka bergerak. Sedikit ke kanan."

"...Here? Kalau begitu, ayo berikan tembakkan terakhir! Siap---"

"Kalian berdua! Apa yang kalian lakukan??!!!"

"Wha!!!"

Auman rendah dan serak terdengar dari belakang. Sialan! Aku kehilangan fokusku!


Whooooosh ... Boooom!!!


"Ah, Akihisa! Kau menghancurkan sekolah!!!"

"Aaaaah! Tembok sekolah hancur!!!"

Kembang api nyasar mengenai ujung tembok sekolah. Tembok dan pintu kini menjadi reruntuhan.

"Kalian!!! Kalian berdua!!! Kalian berdua menghancurkan Kantor Dekan Sekolah!!!"

Sensei berteriak panik. Sepertinya ini pertama kalinya sesuatu yang sangat besar terjadi sejak didirikannya sekolah ini.

"Yoshii!!! Sakamoto!!! Jangan kira kalian bisa lolos dalam keadaan hidup!!!"

Setelah itu, bunyi yang biasa kudengar keluar. Ini satu-satunya bunyi yang tidak ingin kudengar.

"Itu Tetsujin! Akihisa! Lari!!!"

"Oooooh!!!"

"Jangan pikir kalian bisa melarikan diri! Tidak akan kubiarkan kau pulang hari ini!!!"

"Sensei! Kau salah! Kami mencoba untuk menyelamatkan sekolah ini!!!"

"Menyelamatkan sekolah?! Apa kalian bodoh?! Kalian gres saja menghancurkan sekolah!!!"

"Itu, itu ada alasannya!!!"

Ngomong-ngomong, sehabis kupikir-pikir ini semua salah Tetsujin.

"Akihisa! Aku berhutang budi padamu! Kuserahkan Tetsujin padamu!!!"

"Sialan kau, Yuuji! Jangan licik! Sensei! Sakamoto lari ke arah sana!!!"

"Akan kuurus kau duluan, Yoshii Akihisa!!!"

"Kenapa selalu saja aku?! Tolooooooong! Hentai-sensei ingin mencabuliku----!!!"

"Jangan teriakkan itu!!!"

Dengan begitu, program lari marathon dengan Tetsujin pun dimulai. Festival Sekolahku kali ini dipenuhi dengan rasa takut dan otot yang keram.


Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/