Baka To Test: Volume 2 Soal Keenam B. Indonesia
Diterjemahkan oleh
Soal Keenam
Silahkan isi kolom yang kosong dengan benar:
"Dalam proses Bosch - Haber, bahan-bahan yang dipakai untuk membuat amonia yaitu amonium klorida dan ( )."
Jawaban Himeji Mizuki:
Kalsium hidroksida.
Komentar guru:
Itu benar. Menciptakan amonia yaitu proses yang sangat penting untuk industri. Harap diingat ini.
Jawaban Tsuchiya Kouta:
Agen penyerap garam amonium.
Komentar guru:
Sensei minta jangan buat metode semaumu.
Jawaban Yoshii Akihisa:
Amonia.
Komentar guru:
Jawaban itu ilegal. (-_- membuat amonia dengan amonia)
***
"Akihisa, hari ini kubunuh kau!"
"Ah, Yuuji, kau menjengkelkan . Matamu mengerikan, tahu?"
Setelah meninju perut Yuuji untuk memuntahkan obat bius, kemudian ditambah seember air dingin, hasilnya Yuuji sadar. Tubuhnya sangat kuat.
“Dan, planning kita tertangkap berair gara-gara salahmu sendiri, kan? Lawan kita Kirishima-san, kau seharusnya mempertimbangkan hal itu!”
“Ugh, sehabis kau mengatakannya, saya tidak sanggup berkata apa-apa...”
Sepertinya Yuuji tidak sanggup bersikap hening kalau membahas Kirishima-san. Dengan kata lain, Yuuji bersama-sama tidak mengecewakan perhatian dengan Kirishima-san, bukan?
“Oh ya, apa Himeji dan Shimada ada di kelas?”
“Eh, saya tidak terlalu yakin, tapi mereka seharusnya ada di sana, kan?”
Sekarang, Himeji-san, Minami, dan Hazuki seharusnya sedang kerja di Kedai Teh sebagai pelayan. Hideyoshi dan Muttsurini tadi bersama kami, jadi mereka seharusnya sudah kembali ke kedai.
“Aku merasa musuh niscaya merencana sesuatu untuk mengganggu bisnis kita...”
Yuuji membuat kesimpulan berbahaya. Apa maksudnya dengan ‘melakukan sesuatu’ dan 'mengganggu bisnis kita'?
“...Yuuji.”
Setelah kami tiba di ruangan kelas, Muttsurini, yang sedang menunggu, berlari menghampiri kami.
“Oh, Muttsurini. Ada apa?”
“Para pelayan perempuan diculik.”
"Ehhh?? Himeji-san dan yang lain diculik??!!!”
Kenapa sesuatu menyerupai ini selalu terjadi pada kami? Ada apa?
"Sepertinya mereka mengira kalau mereka tidak akan berhasil kalau mereka mengincar Akihisa dan saya secara langsung. Seperti dugaanku."
Kudengar gumaman Yuuji. Apa ‘mengincar kami secara langsung’ berarti bertarung dengan kami? Kalau memang begitu, saya tidak peduli, tidak banyak orang yang kutahu yang sanggup mengalahkan Yuuji dalam perkelahian. Meskipun ia selalu malas-malasan dan tidak pernah bekerja keras, ia selalu melatih tubuhya sendiri.
“Lupakan itu. Apa Himeji-san dan yang lainnya baik-baik aja? Kemana mereka dibawa? Siapa yang membawa mereka?”
“Tenanglah, Akihisa. Situasinya masih terkendali.”
“Eh? Benarkah?”
“Aku sudah menebak kalau mereka akan melaksanakan sesuatu kepada para gadis, atau mereka akan melaksanakan sesuatu untuk menghancurkan kedai teh kita dengan mencari kelemahannya.”
Sepertinya menculik para pelayan perempuan yaitu planning musuh untuk menghalangi bisnis kami. Bisnis kami niscaya akan sangat terpengaruh oleh sesuatu menyerupai ini.
“Prediksimu benar-benar berbahaya.”
Yuuji tampaknya sudah memprediksi apa yang akan terjadi pada Himeji-san dan yang lainnya. Ini benar-benar berbeda dari biasanya, ini tidak sanggup dianggap sebagai lelucon. Kalau tidak hati-hati, ini sanggup berakhir menjadi masalah kriminal.
“Ada banyak hal yang mencurigakan.”
Kalau dipikir-pikir, Yuuji sering memasang wajah merenung akhir-akhir ini. Dia tampak agak aneh.
“...Aku tahu mereka ada di mana.”
Kemudian, Muttsurini mengeluarkan sesuatu alat.
“Apa ini? Terlihat menyerupai perekam suara.”
“Ini alat pelacak.”
“Ok. Kalau begitu saya tidak akan bertanya kenapa kau punya alat itu.”
Aku tidak ingin menganggap teman sekelasku sebagai kriminal.
“Lalu, lantaran kini kita tahu di mana mereka, ini jadi lebih mudah. Ayo kita selamatkan para putri, Yang Mulia Yoshii?”
“Aku sangat tidak suka tatapan sindiran kalian, tapi pertama saya berterima kasih pada Yuuji. Jika ada sesuatu yang terjadi pada Himeji-san dan lainnya, situasi akan berakhir menjadi jauh lebih besar daripada Turnamen Syokanju."
“...Mungkin saja itu tujuan musuh.”
“Eh?”
"Pokoknya, kita akan bicarakan ini lebih lanjut sehabis kita menyelamatkan mereka. Muttsulini, tolong selamatkan Himeji-san dan yang lainnya."
“Dimengerti.”
“Yuuji, apa yang harus kita lakukan?”
“Pekerjaan seorang pangeran sudah jelas, ya kan?”
Dia menatapku dengan mata kekanak-kanakannya itu.
"Apa maksudmu dengan pekerjaan seorang pangeran?"
“Kita akan menghajar para preman yang menculik para tuan putri.”
***
“Jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Sakamoto and—Yoshii? Apa kita akan menggunakan para gadis ini untuk mengancam mereka?"
“Tunggu sebentar, Aku tidak tahu wacana si Yoshii—tapi melawan Sakamoto tidak akan menguntungkan kita. Meskipun ia kini cukup tenang, nama Sakamoto populer ketika SMP.”
“Sakamoto, maksudmu Sakamoto yang itu?”
“Mn. Kalau bisa, saya tidak ingin melawan dia...”
“Aku mengerti perasaanmu, tapi kita tidak sanggup terus menyerupai ini, kan? Kita diperintahkan untuk memaksakan mereka berdua untuk tidak sanggup melaksanakan apa pun.”
Suara percakapan ini berasal dari alat penyadap yang Muttsulini pegang.
‘Diperintahkan’? Dengan kata lain, ada dalang di balik semua ini?
Yuuji, orang-orang ini adalah--
Mn, seseorang memperkerjakan para preman ini.
Muttsurini membawa kami ke KTV yang berjarak sekitar 5 menit dari Akademi Fumizuki.
Himeji-san dan yang lain mungkin dikurung di dalam ruangan.
“O, onee-chan...”
“Kalian! Cepat lepaskan Hazuki kini juga!!!”
Teriakan murka Minami terdengar hingga ke indera pendengaran kami. Mungkin lantaran Hazuki diculik, Minami terpaksa pergi bersama mereka.
“Karena! Cara ia berteriak ‘Onee-chan’ imut banget!
“Wahahaha!!!”
Sepertinya ada 7 orang yang tertawa jahat, ya kan? Baiklah, akan kututup ekspresi para sampah itu kini juga!
(Tunggu, Akihisa, jangan bertindak sembrono. Aku mengerti perasaanmu, tapi kita harus mengutamakan keselamatkan para gadis. Kita harus menunggu hingga Muttsurini menuntaskan pekerjaannya.
...Aku mengerti.
Seperti yang Yuuji katakan, kami hanya sanggup menunggu. Muttsurini niscaya punya cara untuk menyelamatkan mereka, dan sehabis itu, giliran kami untuk naik ke atas panggung.
“...Aku akan membersihkan asbak rokoknya.”
"Eh? Terus bagaimana dengan Onee-chan ini? Boleh kita bawa mereka?”
“Kalau begitu saya ingin yg berdada besar disana.”
“Ah! Kau curang! Aku akan pakai ia kalau kau sudah selesai.”
Tawa jahat ini menggema hingga seluruh ruangan.
“Ugh... Mm! Lepaskan Hazuki, Lepaskan!”
“Hm Apa yg harus kita lakukan sekarang?”
“Kita lihat apakah Onee-chan ini akan bekerja keras atau tidak?”
“Kya! Jan, jangan sentuh aku!”
“Oi, hentikan! Hentikan!”
“Ah—ya ampun, kalian para gadis ini benar-benar rewel.”
“Kya!”
Terdengar sesuatu didorong dan bunyi itu terdengar bersamaan dengan jeritan Minami. Lalu, sesuatu terbanting keras; terdengar menyerupai meja yang dibanting jatuh ke lantai.
...lalu, sesuatu dalam diriku melompat keluar.
Oi! Akihisa!!!
Teriakan Yuuji terdengar menyerupai lolongan perang bagiku.
“Permisi!!!”
Kemudian, saya membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
“Yo, Yoshii-kun?”
“Aki...”
Yang berada di dalam ruangan yaitu Himeji-san, yang sedang meringkuk, dan Minami, yang terjatuh duduk di lantai.
Situasi di dalam menyerupai yang kuperkirakan.
“Eh? Siapa kau?”
Pria yang duduk akrab pintu masuk bertanya padaku. Baiklah, kalau begitu saya akan menyerang ia lebih dulu.
“Maaf----”
Dengan lembut kupegang pergelangan dia.
---- membusuklah di neraka, sampah!!!"
Kulanjutkan dengan menendang selangkangannya.
"Guhooo!!!”
Sesuatu yang menjijikan terasa di kakiku. Seketika ia kehilangan kesadarannya dengan tatapan kosong.
“Be, berengsek kau! Beraninya kau lakukan itu pada Yasuo!!!”
Di ketika bersamaan, saya mencicipi hantaman berat dan bunyi tumpul, ini lantaran saya ditinju sempurna di wajah dari samping. Aku sanggup mencicipi darah di mulutku, apakah mulutku hancur---Itu tidak penting!?
"Yaaaahhhhh—!!!"
"Gwaaahhh—!!!"
Aku membalas dengan tendangan ke wajah orang yang memukulku, dan orang itu terjatuh dengan darah yang muncrat dari hidungnya.
"Kalian semua berani melukai Minami?! Akan kuhajar kalian semua!!!"
Siapa orang yang melukai Minami? Apa orang yang di samping Minami? Atau...ah, tidak peduli. Jika tidak tahu, saya hanya perlu menghajar mereka semua!
“Orang itu yang dipanggil Yoshii!”
“Kenapa ia ada disini?”
“Itu tidak penting, kita beruntung kalau ia tiba ke sini sendirian. Habisi dia!!!”
Empat orang menyingkirkan meja yang menghalangi dan mengepungku. Walaupun saya dalam keadaan linglung sehabis terkena pukulan di wajah, saya masih sanggup membalas dengan pukulan ke wajah orang itu.
“Jangan terlalu sombong! Kau sendirian!”
“Jangan meremehkan kami!”
"..."
Tidak peduli dari mana mereka akan menyerang, mereka terlalu banyak. Rasa sakit terus mengalir disekujur tubuhku ketika saya terkena pukulan dari belakang dan samping.
“Aku harus, saya harus mengalahkan kalian semua...”
Meskipun demikian, saya tidak pantas untuk melarikan diri. Aku menggosok darah di mulutku dan memandang musuh dengan ganas. Karena saya tidak sanggup sembunyi, saya hanya perlu menahan rasa sakit dan mengalahkan mereka semua!
Saat saya berniat untuk menggertakkan gigiku dan mendapatkan serangan—
“Aku benar-benar tidak tahan dengan sikapmu, Idiot... berpikirlah sebelum bertindak --- Ha!”
"Uwaaahhh—!!!"
Musuh yang menerjang maju terkena pukulan dan terpental ke dinding.
"Yuuji!"
"Sekarang kau berutang satu padaku!"
Yuuji menyampaikan ini sambil membenamkan kepalan tangannya ke perut salah satu preman itu. Ah, kali ini dengan lutut.
“Dia, Dia disini! Itu Sakamoto!”
“Bahkan Sakamoto tiba juga!?”
Orang-orang itu tiba-tiba panik dan mencoba melarikan diri sehabis Yuuji muncul. Kelihatannya kami sanggup menyelesaikannya sekarang...
"Sakamoto, apa kau tidak peduli dengan nasib nona kecil ini?"
Salah satu dari mereka menahan Hazuki dari belakang. Dia berani melaksanakan hal ini pada seorang gadis, dan terlebih pada anak sekolah dasar!
“Dengarkan! Turuti perintahku, atau akan ada yang terluka parah---“
“...Itu kamu.”
Duk!!!
"Ahhh!"
Si bajingan pingsan, dan berdiri di belakangnya dengan kristal asbak di tangan yaitu seorang pria pendek. Dia yaitu Muttsurini, yang menyamar sebagai anggota mereka dan menyelinap masuk.
Seperti yang Muttsurini katakan, orang ini terluka parah. Dia niscaya mempunyai cukup berpengaruh untuk menarik kata-katanya.
"O, onee-chan! Onee-chan!!!"
“Hazuki! Kamu tidak apa-apa... kau niscaya ketakutan, ya...”
Setelah bebas, Hazuki memeluk Minami dengan erat. Betul-betul adengan reuni yang menyentuh.
"Yoshii-kun!"
Himeji-san membuka lengannya lebar-lebar sementara ia menuju ke arahku---Jangan-jangan, ini kesempatanku?
"Himeji-san!"
Aku juga membuka lenganku untuk mendapatkan tubuhnya yang lembut.
Ayo, datanglah ke pelukanku!
“Yoshii! Berani-beraninya kau lakukan itu pada Yasuo!!!”
"Gwaaah!!"
Apa yang kuterima malah tonjokkan preman.
"...!"
“Eh, ada apa dengan orang ini? Dia menangis darah...?”
Sial...! Dasar sialan, kau membuatku kehilangan satu banding sejuta kesempatan ini!!!
“Himeji, Shimada! Kalian kembali ke sekolah duluan!”
“Yuuji! Kau ingin menghalangiku juga!?”
Akan tetapi, lantaran keputusannya tepat, saya tidak keberatan.
“Guahahahaha! Kalau dilihat-lihat, tampaknya ada banyak samsak untuk menghilangkan stresku! Akan kubuat kalian menyesal telah dilahirkan!!!"
“Dia, apakah ia Sakamoto...”
“Jadi rumor si Iblis Ashura ternyata benar....”
Bertarung melawan Yuuji yang stress akhir ditekan oleh Kirishima-san hingga batasnya. Aku hanya sanggup mengungkapkan belasungkawa untuk orang-orang ini.
“Oh ya, kenapa hanya Hideyoshi saja yang diikat?”
“...Lumayan cocok.”
"Aku sedang memegang tali yang Nee-san pakai untuk mengikatku..."
Kau diikat lantaran sedang memegang benda itu? Kau benar-benar sedang sial.
"Selain itu, kenapa saya saja yang pantatnya diraba..."
Hideyoshi menggerutu kepada dirinya dengan sedih. Tapi, saya sanggup membayangkan apa yang para preman itu pikirkan ketika mereka meraba dia, jadi saya tidak sanggup berkata apa-apa.
***
Karena masalah penculikan sudah berakhir, Yuuji dan saya menikmati suasana ruangan Kelas F yang kosong sehabis kedai tutup.
"Akihisa, orang itu akan segera tiba."
Saat kami sedang duduk dan minum teh, Yuuji mengatakannya.
“Siapa?”
“Nenek bau tanah itu.”
Mungkin yang ia maksud Kepala Sekolah.
“Kepala Sekolah akan tiba ke sini secara pribadi?"
“Aku yang panggil ia kesini. Ketika saya bertemu nenek bau tanah itu di koridor, saya bilang padanya ‘jelaskan semuanya dengan jelas’.”
“Jelaskan semuanya dengan jelas... tidak mungkin, Yuuji. Dia tetap orang tua. Kalau ada sesuatu, kita yang harusnya mendatangi dia."
“Lupakan soal itu... Semua rangkaian tragedi ini berafiliasi dengan nenek bau tanah itu. Aku tidak akan puas kalau ia tidak menjelaskan semuanya."
“Semua ini berafiliasi dengan nenek bau tanah itu---Ehhhh?”
Yuuji menyampaikan semuanya dengan santai, namun tetap saja ini yaitu informasi mengejutkan bagiku.
“Ne, Nenek bau tanah sialan itu. Apa yang ia sembunyikan dari kita!?”
Karena dia, Himeji-san dan yang lainnya dalam bahaya, dan membuat kami mendapatkan banyak kesulitan untuk menjalankan bisnis kedai teh. Kami harus protes ke nenek bau tanah sialan itu!
“...Dasar, bahkan saya harus rela jauh-jauh tiba kesini. Kalian bocah sama sekali tidak punya sopan santun.”
Terdengar bunyi dari arah koridor, kemudian pintu terbuka.
“Jadi kau tiba juga, nenek tua.”
“Jadi otak di balik semua ini telah muncul.”
“Ya ampun, semenjak kapan saya menjadi orang di balik semua ini?”
Kepala Sekolah menarik bahunya dengan perilaku ‘aku korban disini.’
“Meskipun Anda bukan pelaku di balik semua ini, Anda tidak menjelaskan apa yang harus dijelaskan. Hal ini juga dianggap sebagai bentuk pengkhianatan.”
“Uu...sunguh. Aku sadar kalau kau itu cerdas, tapi saya tidak menyangka kau sanggup menebak apa yang saya pikirkan."
"Aku sudah merasa absurd ketika Anda memperlihatkan janji ini. Jika kita membahas rencanamu, tidak masuk nalar bagi Anda untuk meminta kami. Anda sanggup meminta seseorang dengan nilai yang lebih tinggi."
"Ah, sehabis kau menyinggungnya, kau benar. Anda sanggup saja menjelaskannya kepada para pemenang dan meminta mereka untuk menyampaikan hadiahnya."
"Itu benar. Sangat tidak efisien untuk memanfaatkan kami."
Memanfaatkan... erm, kurasa maksudmu ‘membantu’?
"Jangan bilang ia tidak sanggup menuntaskan ini lantaran Dekan sanggup memprotes ia langsung?"
“Kalau tidak, ia tidak akan pelit untuk memperbaiki kelas. Kesehatan para murid lebih penting daripada pendidikan. Sebagai seorang pendidik, apalagi seorang Kepala Sekolah, tidak mungkin bagi ia untuk menolak memperbaiki ruangan kelas.”
“Dengan kata lain, nenek bau tanah ini sengaja bersikap menyerupai itu untuk memaksa kita berpartisipasi dalam Turnamen Syokanju?"
“Ya, itu benar.”
Ne, Nenek bau tanah ini....!
“Kau masih ingat syarat yang kuberikan pada nenek bau tanah itu?”
“Syarat? Erm---“
“Syarat untuk membiarkanmu untuk memilih mata pelajaran, kan? Begitu, jadi waktu itu kau mengetesku.”
“Mm, ini lantaran saya berpikir kalau Anda mungkin menyampaikan anjuran yang sama ke beberapa penerima lain yang menyadari hal ini juga. Kalau begitu, Anda niscaya tidak akan oke dengan syarat yang menguntungkan kami. Tapi, Anda menyetujui syaratku.”
Menerima seruan kami, yang artinya kalau kami menang, itu takkan menjadi masalah, bukan? Alasan kenapa ia keberatan untuk memperbaiki kelas dan bahkan meminta kami padahal kami tidak mempunyai nilai yang bagus, niscaya ada semacam alasan di balik semua ini.
“Juga---beberapa orang bahkan tiba untuk mencari duduk masalah di kedai teh ketika festival, seseorang niscaya memberi peringatan pada lawan kami, dan banyak sekali macam hal lainnya. Diantara semuanya yang paling berbahaya yaitu ketika Himeji dan yang lainnya diculik oleh orang-orang itu. Jika mereka tiba kemari hanya untuk membuat masalah, mereka tidak akan berbuat sejauh ini.”
Itu benar-benar berbahaya. Jika Muttsurini tidak memasang pelacak pada mereka, ini akan menjadi masalah kriminal.
“Benarkah? Karena lawan yang menjadi begitu tidak bermoral... Aku benar-benar minta maaf."
Saat ini, Kepala Sekolah merendahkan kepalanya. Kepala Sekolah yang berkulit tebal itu menundukkan kepalanya dihadapan kami!
"Mereka mungkin berpikir, melawan musuh dengan nilai rendah menyerupai kalian, mereka yakin sanggup menang hanya dengan merusak konsentrasi kalian... Mereka niscaya benar-benar panik ketika kalian berdua berhasil menuju final."
Mungkin Kepala Sekolah yaitu salah satu orang dengan rasa tanggung jawab yang besar, lantaran tidak semudah itu bagi orang yang lebih bau tanah untuk menurunkan kepalanya kepada kami.
“Baiklah, lantaran kami telah menyampaikan semuanya, kini giliran Anda."
“Haaaa... Aku akan mengungkapkan ketidakberdayaanku kalau saya katakan ini. Jika mungkin, saya lebih suka untuk tidak menyampaikan ini..."
Dengan kata pengantar ini, Kepala Sekolah mempersiapkan diri untuk memberitahu kebenaran pada kami.
"Targetku bukan tiket Kisaragi Highlands."
“Bukan tiket!? Kenapa!?”
“Bagiku, saya tidak peduli apa yang ingin dilakukan oleh perusahaan hiburan itu. Aku mengincar hadiah lain."
“Hadiah lain? Apakah benda yang disebut ‘Gelang Platinum’ itu?”
“Oh, alat yang mempunyai fungsi khusus itu?”
Aku menyidik itu sebelumnya, tampaknya ada dua gelang.
Salah satunya memungkinkan pengguna untuk membagi skornya menjadi dua dan memanggil dua Syokanju, sedangkan yang lainnya sanggup menggantikan guru sebagai pengawas dan memungkinkan untuk memanggil Syokanju. Gelang ini tampaknya sanggup mengubah luas tempat pemanggilan menurut nilai, dan tampaknya pengguna sanggup memilih mata pelajaran apa yang akan digunakan.
“Itu benar. Aku harap kalian berdua sanggup membantuku memenangkan gelang platinum itu.”
“Memenangkan gelang? Anda tidak meminta kami untuk merebutnya?”
“Kalau begitu... kalau ia benar-benar ingin merebut kembali gelang itu, tidak ada gunanya untuk meminta kami, kan? Tampaknya ia berusaha untuk mencegah gelang itu jatuh ke tangan orang lain, kan?"
Kata Yuuji ke Kepala Sekolah dengan nada mengejek.
“Kau benar-benar berpikir cepat... itu benar, saya tidak berniat menarik kembali gelang itu, lantaran kami akan mempromosikan teknologi gres ini. Kalau gelang itu kami tarik sebelum dipromosikan, keberadaan teknologi gres ini akan dicurigai."
Jika memungkinkan. Itu artinya ia akan merebut kembali gelang itu kalau sesuatu yang jelek terjadi.
“Lalu, kenapa harus kami yang mengambil gelang platinum itu?”
“...Karena ada sebuah kecacatan.”
Kepala Sekolah mengerutkan dahi dengan sedih. Bagi seorang insinyur, menemukan keanehan di teknologi gres buatan mereka merupakan malu yang sangat memalukan. Tidak absurd kalau ia bereaksi menyerupai ini sementara ia menjelaskan hal ini kepada siswa menyerupai kami.
“Apa tidak duduk masalah kalau kami yang menggunakan itu?”
“Ya, kalau kalian yang menggunakannya, ia tidak akan mengamuk, lantaran akan ada duduk masalah ketika melewati batas tertentu, itu sebabnya saya tidak sanggup meminta siswa lain untuk melaksanakan hal ini."
“Begitu. Makara anda tidak sanggup meminta siswa dengan nilai anggun untuk melaksanakan ini.”
Kali ini, Yuuji memberi senyum ironis.
“Erm---dengan kata lain...?”
“Orang sepertimu ‘yang akan menang dengan nilai terendah’ saja yang kebetulan memenuhi kriteria ini."
“Aku benar-benar tidak mengerti, tapi akan kuanggap itu pujian, benar?”
“Tidak, saya menyampaikan kalau kau idiot.”
“Apa kau bilang, Nenek Tua??!!!”
"Karena kau tidak mengerti kalau tidak dijelaskan, saya juga merasa kau pantas dipanggil idiot..."
Ghuuu! Sepertinya Yuuji mengerti klarifikasi Kepala Sekolah. Kalau begitu, apa hanya saya aja yang idiot?
“Diantara kedua gelang, gelang yang sanggup membuat area pemanggilan, gelang itu sanggup menahan kekuatan hingga batas tertentu.... tapi untuk yang satunya lagi, gelang yang sanggup memanggil dua syokanju, ada resiko akan mengamuk kalau siswa dengan nilai di atas rata-rata yang memakainya, jadi kedua gelang ini hanya sanggup dipakai oleh Yoshii.”
“Yuuji, boleh kuanggap ini sebagai pujian?”
“Tidak, kau ditipu menyerupai orang idiot, dan cukup parah.”
“Apa kau bilang, Nenek Tua!!!”
“Seharusnya kau cari tahu sendiri!!!”
Sialan! Aku tidak paham kalau mereka tidak pribadi bilang ‘Kau idiot’ kepadaku! Apa ini arti dari 'Yang tertua yang terkejam'?
“Benarkah? Kalau begitu, orang yang mencoba menghentikan kami yaitu orang yang berharap Kepala Sekolah kehilangan jabatannya ---seseorang yang bekerja untuk sekolah lain dan para preman yang bekerja untuk orang itu.”
“Yuuji, sanggup kau berhenti mengabaikanku dari percakapan ini?”
“Aku benar-benar tidak tahan dengan kebodohanmu itu... Alasan kenapa mereka mencoba menghalangi kita yaitu lantaran mereka merasa kita berniat mencegah gelang-gelang itu mengamuk, paham? Orang-orang yang ingin ini terjadi yaitu sekolah-sekolah lain yang tidak terima siswa-siswa mereka direnggut.”
Ahh, jadi begitu. Yuuji brengsek, kau kan sanggup menjelaskan kepadaku satu per satu.
“Sungguh kesimpulan yang hebat. Meskipun memalukan untuk mengatakannya, tapi saya tidak sanggup menyembunyikan semua ini selamanya. Sepertinya Dekan Sekolah, Takehara-sensei, yaitu dalang dari ini semua. Aku dengar kalau ia sering keluar masuk dari salah satu sekolah swasta, jadi begitulah intinya."
“Lalu duo Toko-Natsu dan para berandalan itu---“
"Kemungkinan mereka yaitu bawahannya, meskipun saya tidak tahu apa alasan mereka untuk membantu."
Mmm, saya tetap menganggukkan kepalaku, kemudian sesuatu muncul di kepalaku tiba-tiba.
“Tunggu, bukannya itu---masalah yang serius?”
“Kau benar, ini harus berhasil demi kelangsungan hidup Akademi Fumizuki."
Berkat kurikulum Istimewa sekolah, Sistem Pemanggilan Syokanju sedang diamati untuk dinilai apakah cocok untuk dimasukkan kedalam kurikulum. Jika sistem mengamuk ketika dibawah pengawasan, seluruh isi sekolah akan dicurigai.
"Ah, tapi kalau kau sanggup menjelaskan ini kepada para pemenang dan merebut kembali gelang —"
“Sayang sekali, itu mustahil. Kau mau tahu siapa lawan terakhirmu?"
Yuuji mengeluarkan buku kecil dari kantongnya. Mengikuti jadwal yang tertulis di atasnya, lawan terakhir kami seharusnya —
“Grup Toko-Natsu...”
“Itu benar. Mereka orang-orang di pihak Dekan Sekolah dan mereka akan sangat bahagia kalau gelang itu mulai mengamuk."
Kalau begitu, kami tidak sanggup meminta mereka untuk menyerahkan gelang.
“Maafkan Aku. Apapun yang terjadi, kalian harus menang.”
Kepala Sekolah memasang ekspresi kaku. Sepertinya duduk masalah ini sangat serius.
"Tidak pernah kubayangkan akan berakhir menyerupai ini."
Dan bahkan Yuuji menyampaikan ini.
“Kepala Sekolah, saya punya pertanyaan.”
“Apa?”
“Selama total seluruh nilai kurang dari rata-rata, itu tidak akan menjadikan amukan, benar?”
“Iya. Tidak akan terjadi kalau satu atau dua subyek sangat bagus."
“Sungguh, kalau begitu baguslah.”
Kami tidak sanggup berkata apa-apa kalau nilai kami sanggup menjadikan gelang mengamuk, tapi untungnya, nilai Yuuji belum mencapai level itu, jadi seharusnya tidak jadi masalah.
"Yuuji, saya sudah dengar semua yang ingin kudengar. Ayo pulang."
“Kau benar. Kita masih punya sesuatu yang harus dilakukan sehabis pulang sekolah—dan kita harus berdiri pagi-pagi besok.”
“Jadi, saya akan kembali ke tempat kantorku.”
Kepala Sekolah rahasia bangun.
“Untuk besok, kuserahkan pada kalian berdua.”
""Ya!""
Dengan begitu, hari pertama pameran sekolah berakhir.
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/
Soal Keenam
Silahkan isi kolom yang kosong dengan benar:
"Dalam proses Bosch - Haber, bahan-bahan yang dipakai untuk membuat amonia yaitu amonium klorida dan ( )."
Jawaban Himeji Mizuki:
Kalsium hidroksida.
Komentar guru:
Itu benar. Menciptakan amonia yaitu proses yang sangat penting untuk industri. Harap diingat ini.
Jawaban Tsuchiya Kouta:
Agen penyerap garam amonium.
Komentar guru:
Sensei minta jangan buat metode semaumu.
Jawaban Yoshii Akihisa:
Amonia.
Komentar guru:
Jawaban itu ilegal. (-_- membuat amonia dengan amonia)
***
"Akihisa, hari ini kubunuh kau!"
"Ah, Yuuji, kau menjengkelkan . Matamu mengerikan, tahu?"
Setelah meninju perut Yuuji untuk memuntahkan obat bius, kemudian ditambah seember air dingin, hasilnya Yuuji sadar. Tubuhnya sangat kuat.
“Dan, planning kita tertangkap berair gara-gara salahmu sendiri, kan? Lawan kita Kirishima-san, kau seharusnya mempertimbangkan hal itu!”
“Ugh, sehabis kau mengatakannya, saya tidak sanggup berkata apa-apa...”
Sepertinya Yuuji tidak sanggup bersikap hening kalau membahas Kirishima-san. Dengan kata lain, Yuuji bersama-sama tidak mengecewakan perhatian dengan Kirishima-san, bukan?
“Oh ya, apa Himeji dan Shimada ada di kelas?”
“Eh, saya tidak terlalu yakin, tapi mereka seharusnya ada di sana, kan?”
Sekarang, Himeji-san, Minami, dan Hazuki seharusnya sedang kerja di Kedai Teh sebagai pelayan. Hideyoshi dan Muttsurini tadi bersama kami, jadi mereka seharusnya sudah kembali ke kedai.
“Aku merasa musuh niscaya merencana sesuatu untuk mengganggu bisnis kita...”
Yuuji membuat kesimpulan berbahaya. Apa maksudnya dengan ‘melakukan sesuatu’ dan 'mengganggu bisnis kita'?
“...Yuuji.”
Setelah kami tiba di ruangan kelas, Muttsurini, yang sedang menunggu, berlari menghampiri kami.
“Oh, Muttsurini. Ada apa?”
“Para pelayan perempuan diculik.”
"Ehhh?? Himeji-san dan yang lain diculik??!!!”
Kenapa sesuatu menyerupai ini selalu terjadi pada kami? Ada apa?
"Sepertinya mereka mengira kalau mereka tidak akan berhasil kalau mereka mengincar Akihisa dan saya secara langsung. Seperti dugaanku."
Kudengar gumaman Yuuji. Apa ‘mengincar kami secara langsung’ berarti bertarung dengan kami? Kalau memang begitu, saya tidak peduli, tidak banyak orang yang kutahu yang sanggup mengalahkan Yuuji dalam perkelahian. Meskipun ia selalu malas-malasan dan tidak pernah bekerja keras, ia selalu melatih tubuhya sendiri.
“Lupakan itu. Apa Himeji-san dan yang lainnya baik-baik aja? Kemana mereka dibawa? Siapa yang membawa mereka?”
“Tenanglah, Akihisa. Situasinya masih terkendali.”
“Eh? Benarkah?”
“Aku sudah menebak kalau mereka akan melaksanakan sesuatu kepada para gadis, atau mereka akan melaksanakan sesuatu untuk menghancurkan kedai teh kita dengan mencari kelemahannya.”
Sepertinya menculik para pelayan perempuan yaitu planning musuh untuk menghalangi bisnis kami. Bisnis kami niscaya akan sangat terpengaruh oleh sesuatu menyerupai ini.
“Prediksimu benar-benar berbahaya.”
Yuuji tampaknya sudah memprediksi apa yang akan terjadi pada Himeji-san dan yang lainnya. Ini benar-benar berbeda dari biasanya, ini tidak sanggup dianggap sebagai lelucon. Kalau tidak hati-hati, ini sanggup berakhir menjadi masalah kriminal.
“Ada banyak hal yang mencurigakan.”
Kalau dipikir-pikir, Yuuji sering memasang wajah merenung akhir-akhir ini. Dia tampak agak aneh.
“...Aku tahu mereka ada di mana.”
Kemudian, Muttsurini mengeluarkan sesuatu alat.
“Apa ini? Terlihat menyerupai perekam suara.”
“Ini alat pelacak.”
“Ok. Kalau begitu saya tidak akan bertanya kenapa kau punya alat itu.”
Aku tidak ingin menganggap teman sekelasku sebagai kriminal.
“Lalu, lantaran kini kita tahu di mana mereka, ini jadi lebih mudah. Ayo kita selamatkan para putri, Yang Mulia Yoshii?”
“Aku sangat tidak suka tatapan sindiran kalian, tapi pertama saya berterima kasih pada Yuuji. Jika ada sesuatu yang terjadi pada Himeji-san dan lainnya, situasi akan berakhir menjadi jauh lebih besar daripada Turnamen Syokanju."
“...Mungkin saja itu tujuan musuh.”
“Eh?”
"Pokoknya, kita akan bicarakan ini lebih lanjut sehabis kita menyelamatkan mereka. Muttsulini, tolong selamatkan Himeji-san dan yang lainnya."
“Dimengerti.”
“Yuuji, apa yang harus kita lakukan?”
“Pekerjaan seorang pangeran sudah jelas, ya kan?”
Dia menatapku dengan mata kekanak-kanakannya itu.
"Apa maksudmu dengan pekerjaan seorang pangeran?"
“Kita akan menghajar para preman yang menculik para tuan putri.”
***
“Jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Sakamoto and—Yoshii? Apa kita akan menggunakan para gadis ini untuk mengancam mereka?"
“Tunggu sebentar, Aku tidak tahu wacana si Yoshii—tapi melawan Sakamoto tidak akan menguntungkan kita. Meskipun ia kini cukup tenang, nama Sakamoto populer ketika SMP.”
“Sakamoto, maksudmu Sakamoto yang itu?”
“Mn. Kalau bisa, saya tidak ingin melawan dia...”
“Aku mengerti perasaanmu, tapi kita tidak sanggup terus menyerupai ini, kan? Kita diperintahkan untuk memaksakan mereka berdua untuk tidak sanggup melaksanakan apa pun.”
Suara percakapan ini berasal dari alat penyadap yang Muttsulini pegang.
‘Diperintahkan’? Dengan kata lain, ada dalang di balik semua ini?
Yuuji, orang-orang ini adalah--
Mn, seseorang memperkerjakan para preman ini.
Muttsurini membawa kami ke KTV yang berjarak sekitar 5 menit dari Akademi Fumizuki.
Himeji-san dan yang lain mungkin dikurung di dalam ruangan.
“O, onee-chan...”
“Kalian! Cepat lepaskan Hazuki kini juga!!!”
Teriakan murka Minami terdengar hingga ke indera pendengaran kami. Mungkin lantaran Hazuki diculik, Minami terpaksa pergi bersama mereka.
“Karena! Cara ia berteriak ‘Onee-chan’ imut banget!
“Wahahaha!!!”
Sepertinya ada 7 orang yang tertawa jahat, ya kan? Baiklah, akan kututup ekspresi para sampah itu kini juga!
(Tunggu, Akihisa, jangan bertindak sembrono. Aku mengerti perasaanmu, tapi kita harus mengutamakan keselamatkan para gadis. Kita harus menunggu hingga Muttsurini menuntaskan pekerjaannya.
...Aku mengerti.
Seperti yang Yuuji katakan, kami hanya sanggup menunggu. Muttsurini niscaya punya cara untuk menyelamatkan mereka, dan sehabis itu, giliran kami untuk naik ke atas panggung.
“...Aku akan membersihkan asbak rokoknya.”
"Eh? Terus bagaimana dengan Onee-chan ini? Boleh kita bawa mereka?”
“Kalau begitu saya ingin yg berdada besar disana.”
“Ah! Kau curang! Aku akan pakai ia kalau kau sudah selesai.”
Tawa jahat ini menggema hingga seluruh ruangan.
“Ugh... Mm! Lepaskan Hazuki, Lepaskan!”
“Hm Apa yg harus kita lakukan sekarang?”
“Kita lihat apakah Onee-chan ini akan bekerja keras atau tidak?”
“Kya! Jan, jangan sentuh aku!”
“Oi, hentikan! Hentikan!”
“Ah—ya ampun, kalian para gadis ini benar-benar rewel.”
“Kya!”
Terdengar sesuatu didorong dan bunyi itu terdengar bersamaan dengan jeritan Minami. Lalu, sesuatu terbanting keras; terdengar menyerupai meja yang dibanting jatuh ke lantai.
...lalu, sesuatu dalam diriku melompat keluar.
Oi! Akihisa!!!
Teriakan Yuuji terdengar menyerupai lolongan perang bagiku.
“Permisi!!!”
Kemudian, saya membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
“Yo, Yoshii-kun?”
“Aki...”
Yang berada di dalam ruangan yaitu Himeji-san, yang sedang meringkuk, dan Minami, yang terjatuh duduk di lantai.
Situasi di dalam menyerupai yang kuperkirakan.
“Eh? Siapa kau?”
Pria yang duduk akrab pintu masuk bertanya padaku. Baiklah, kalau begitu saya akan menyerang ia lebih dulu.
“Maaf----”
Dengan lembut kupegang pergelangan dia.
---- membusuklah di neraka, sampah!!!"
Kulanjutkan dengan menendang selangkangannya.
"Guhooo!!!”
Sesuatu yang menjijikan terasa di kakiku. Seketika ia kehilangan kesadarannya dengan tatapan kosong.
“Be, berengsek kau! Beraninya kau lakukan itu pada Yasuo!!!”
Di ketika bersamaan, saya mencicipi hantaman berat dan bunyi tumpul, ini lantaran saya ditinju sempurna di wajah dari samping. Aku sanggup mencicipi darah di mulutku, apakah mulutku hancur---Itu tidak penting!?
"Yaaaahhhhh—!!!"
"Gwaaahhh—!!!"
Aku membalas dengan tendangan ke wajah orang yang memukulku, dan orang itu terjatuh dengan darah yang muncrat dari hidungnya.
"Kalian semua berani melukai Minami?! Akan kuhajar kalian semua!!!"
Siapa orang yang melukai Minami? Apa orang yang di samping Minami? Atau...ah, tidak peduli. Jika tidak tahu, saya hanya perlu menghajar mereka semua!
“Orang itu yang dipanggil Yoshii!”
“Kenapa ia ada disini?”
“Itu tidak penting, kita beruntung kalau ia tiba ke sini sendirian. Habisi dia!!!”
Empat orang menyingkirkan meja yang menghalangi dan mengepungku. Walaupun saya dalam keadaan linglung sehabis terkena pukulan di wajah, saya masih sanggup membalas dengan pukulan ke wajah orang itu.
“Jangan terlalu sombong! Kau sendirian!”
“Jangan meremehkan kami!”
"..."
Tidak peduli dari mana mereka akan menyerang, mereka terlalu banyak. Rasa sakit terus mengalir disekujur tubuhku ketika saya terkena pukulan dari belakang dan samping.
“Aku harus, saya harus mengalahkan kalian semua...”
Meskipun demikian, saya tidak pantas untuk melarikan diri. Aku menggosok darah di mulutku dan memandang musuh dengan ganas. Karena saya tidak sanggup sembunyi, saya hanya perlu menahan rasa sakit dan mengalahkan mereka semua!
Saat saya berniat untuk menggertakkan gigiku dan mendapatkan serangan—
“Aku benar-benar tidak tahan dengan sikapmu, Idiot... berpikirlah sebelum bertindak --- Ha!”
"Uwaaahhh—!!!"
Musuh yang menerjang maju terkena pukulan dan terpental ke dinding.
"Yuuji!"
"Sekarang kau berutang satu padaku!"
Yuuji menyampaikan ini sambil membenamkan kepalan tangannya ke perut salah satu preman itu. Ah, kali ini dengan lutut.
“Dia, Dia disini! Itu Sakamoto!”
“Bahkan Sakamoto tiba juga!?”
Orang-orang itu tiba-tiba panik dan mencoba melarikan diri sehabis Yuuji muncul. Kelihatannya kami sanggup menyelesaikannya sekarang...
"Sakamoto, apa kau tidak peduli dengan nasib nona kecil ini?"
Salah satu dari mereka menahan Hazuki dari belakang. Dia berani melaksanakan hal ini pada seorang gadis, dan terlebih pada anak sekolah dasar!
“Dengarkan! Turuti perintahku, atau akan ada yang terluka parah---“
“...Itu kamu.”
Duk!!!
"Ahhh!"
Si bajingan pingsan, dan berdiri di belakangnya dengan kristal asbak di tangan yaitu seorang pria pendek. Dia yaitu Muttsurini, yang menyamar sebagai anggota mereka dan menyelinap masuk.
Seperti yang Muttsurini katakan, orang ini terluka parah. Dia niscaya mempunyai cukup berpengaruh untuk menarik kata-katanya.
"O, onee-chan! Onee-chan!!!"
“Hazuki! Kamu tidak apa-apa... kau niscaya ketakutan, ya...”
Setelah bebas, Hazuki memeluk Minami dengan erat. Betul-betul adengan reuni yang menyentuh.
"Yoshii-kun!"
Himeji-san membuka lengannya lebar-lebar sementara ia menuju ke arahku---Jangan-jangan, ini kesempatanku?
"Himeji-san!"
Aku juga membuka lenganku untuk mendapatkan tubuhnya yang lembut.
Ayo, datanglah ke pelukanku!
“Yoshii! Berani-beraninya kau lakukan itu pada Yasuo!!!”
"Gwaaah!!"
Apa yang kuterima malah tonjokkan preman.
"...!"
“Eh, ada apa dengan orang ini? Dia menangis darah...?”
Sial...! Dasar sialan, kau membuatku kehilangan satu banding sejuta kesempatan ini!!!
“Himeji, Shimada! Kalian kembali ke sekolah duluan!”
“Yuuji! Kau ingin menghalangiku juga!?”
Akan tetapi, lantaran keputusannya tepat, saya tidak keberatan.
“Guahahahaha! Kalau dilihat-lihat, tampaknya ada banyak samsak untuk menghilangkan stresku! Akan kubuat kalian menyesal telah dilahirkan!!!"
“Dia, apakah ia Sakamoto...”
“Jadi rumor si Iblis Ashura ternyata benar....”
Bertarung melawan Yuuji yang stress akhir ditekan oleh Kirishima-san hingga batasnya. Aku hanya sanggup mengungkapkan belasungkawa untuk orang-orang ini.
“Oh ya, kenapa hanya Hideyoshi saja yang diikat?”
“...Lumayan cocok.”
"Aku sedang memegang tali yang Nee-san pakai untuk mengikatku..."
Kau diikat lantaran sedang memegang benda itu? Kau benar-benar sedang sial.
"Selain itu, kenapa saya saja yang pantatnya diraba..."
Hideyoshi menggerutu kepada dirinya dengan sedih. Tapi, saya sanggup membayangkan apa yang para preman itu pikirkan ketika mereka meraba dia, jadi saya tidak sanggup berkata apa-apa.
***
Karena masalah penculikan sudah berakhir, Yuuji dan saya menikmati suasana ruangan Kelas F yang kosong sehabis kedai tutup.
"Akihisa, orang itu akan segera tiba."
Saat kami sedang duduk dan minum teh, Yuuji mengatakannya.
“Siapa?”
“Nenek bau tanah itu.”
Mungkin yang ia maksud Kepala Sekolah.
“Kepala Sekolah akan tiba ke sini secara pribadi?"
“Aku yang panggil ia kesini. Ketika saya bertemu nenek bau tanah itu di koridor, saya bilang padanya ‘jelaskan semuanya dengan jelas’.”
“Jelaskan semuanya dengan jelas... tidak mungkin, Yuuji. Dia tetap orang tua. Kalau ada sesuatu, kita yang harusnya mendatangi dia."
“Lupakan soal itu... Semua rangkaian tragedi ini berafiliasi dengan nenek bau tanah itu. Aku tidak akan puas kalau ia tidak menjelaskan semuanya."
“Semua ini berafiliasi dengan nenek bau tanah itu---Ehhhh?”
Yuuji menyampaikan semuanya dengan santai, namun tetap saja ini yaitu informasi mengejutkan bagiku.
“Ne, Nenek bau tanah sialan itu. Apa yang ia sembunyikan dari kita!?”
Karena dia, Himeji-san dan yang lainnya dalam bahaya, dan membuat kami mendapatkan banyak kesulitan untuk menjalankan bisnis kedai teh. Kami harus protes ke nenek bau tanah sialan itu!
“...Dasar, bahkan saya harus rela jauh-jauh tiba kesini. Kalian bocah sama sekali tidak punya sopan santun.”
Terdengar bunyi dari arah koridor, kemudian pintu terbuka.
“Jadi kau tiba juga, nenek tua.”
“Jadi otak di balik semua ini telah muncul.”
“Ya ampun, semenjak kapan saya menjadi orang di balik semua ini?”
Kepala Sekolah menarik bahunya dengan perilaku ‘aku korban disini.’
“Meskipun Anda bukan pelaku di balik semua ini, Anda tidak menjelaskan apa yang harus dijelaskan. Hal ini juga dianggap sebagai bentuk pengkhianatan.”
“Uu...sunguh. Aku sadar kalau kau itu cerdas, tapi saya tidak menyangka kau sanggup menebak apa yang saya pikirkan."
"Aku sudah merasa absurd ketika Anda memperlihatkan janji ini. Jika kita membahas rencanamu, tidak masuk nalar bagi Anda untuk meminta kami. Anda sanggup meminta seseorang dengan nilai yang lebih tinggi."
"Ah, sehabis kau menyinggungnya, kau benar. Anda sanggup saja menjelaskannya kepada para pemenang dan meminta mereka untuk menyampaikan hadiahnya."
"Itu benar. Sangat tidak efisien untuk memanfaatkan kami."
Memanfaatkan... erm, kurasa maksudmu ‘membantu’?
"Jangan bilang ia tidak sanggup menuntaskan ini lantaran Dekan sanggup memprotes ia langsung?"
“Kalau tidak, ia tidak akan pelit untuk memperbaiki kelas. Kesehatan para murid lebih penting daripada pendidikan. Sebagai seorang pendidik, apalagi seorang Kepala Sekolah, tidak mungkin bagi ia untuk menolak memperbaiki ruangan kelas.”
“Dengan kata lain, nenek bau tanah ini sengaja bersikap menyerupai itu untuk memaksa kita berpartisipasi dalam Turnamen Syokanju?"
“Ya, itu benar.”
Ne, Nenek bau tanah ini....!
“Kau masih ingat syarat yang kuberikan pada nenek bau tanah itu?”
“Syarat? Erm---“
“Syarat untuk membiarkanmu untuk memilih mata pelajaran, kan? Begitu, jadi waktu itu kau mengetesku.”
“Mm, ini lantaran saya berpikir kalau Anda mungkin menyampaikan anjuran yang sama ke beberapa penerima lain yang menyadari hal ini juga. Kalau begitu, Anda niscaya tidak akan oke dengan syarat yang menguntungkan kami. Tapi, Anda menyetujui syaratku.”
Menerima seruan kami, yang artinya kalau kami menang, itu takkan menjadi masalah, bukan? Alasan kenapa ia keberatan untuk memperbaiki kelas dan bahkan meminta kami padahal kami tidak mempunyai nilai yang bagus, niscaya ada semacam alasan di balik semua ini.
“Juga---beberapa orang bahkan tiba untuk mencari duduk masalah di kedai teh ketika festival, seseorang niscaya memberi peringatan pada lawan kami, dan banyak sekali macam hal lainnya. Diantara semuanya yang paling berbahaya yaitu ketika Himeji dan yang lainnya diculik oleh orang-orang itu. Jika mereka tiba kemari hanya untuk membuat masalah, mereka tidak akan berbuat sejauh ini.”
Itu benar-benar berbahaya. Jika Muttsurini tidak memasang pelacak pada mereka, ini akan menjadi masalah kriminal.
“Benarkah? Karena lawan yang menjadi begitu tidak bermoral... Aku benar-benar minta maaf."
Saat ini, Kepala Sekolah merendahkan kepalanya. Kepala Sekolah yang berkulit tebal itu menundukkan kepalanya dihadapan kami!
"Mereka mungkin berpikir, melawan musuh dengan nilai rendah menyerupai kalian, mereka yakin sanggup menang hanya dengan merusak konsentrasi kalian... Mereka niscaya benar-benar panik ketika kalian berdua berhasil menuju final."
Mungkin Kepala Sekolah yaitu salah satu orang dengan rasa tanggung jawab yang besar, lantaran tidak semudah itu bagi orang yang lebih bau tanah untuk menurunkan kepalanya kepada kami.
“Baiklah, lantaran kami telah menyampaikan semuanya, kini giliran Anda."
“Haaaa... Aku akan mengungkapkan ketidakberdayaanku kalau saya katakan ini. Jika mungkin, saya lebih suka untuk tidak menyampaikan ini..."
Dengan kata pengantar ini, Kepala Sekolah mempersiapkan diri untuk memberitahu kebenaran pada kami.
"Targetku bukan tiket Kisaragi Highlands."
“Bukan tiket!? Kenapa!?”
“Bagiku, saya tidak peduli apa yang ingin dilakukan oleh perusahaan hiburan itu. Aku mengincar hadiah lain."
“Hadiah lain? Apakah benda yang disebut ‘Gelang Platinum’ itu?”
“Oh, alat yang mempunyai fungsi khusus itu?”
Aku menyidik itu sebelumnya, tampaknya ada dua gelang.
Salah satunya memungkinkan pengguna untuk membagi skornya menjadi dua dan memanggil dua Syokanju, sedangkan yang lainnya sanggup menggantikan guru sebagai pengawas dan memungkinkan untuk memanggil Syokanju. Gelang ini tampaknya sanggup mengubah luas tempat pemanggilan menurut nilai, dan tampaknya pengguna sanggup memilih mata pelajaran apa yang akan digunakan.
“Itu benar. Aku harap kalian berdua sanggup membantuku memenangkan gelang platinum itu.”
“Memenangkan gelang? Anda tidak meminta kami untuk merebutnya?”
“Kalau begitu... kalau ia benar-benar ingin merebut kembali gelang itu, tidak ada gunanya untuk meminta kami, kan? Tampaknya ia berusaha untuk mencegah gelang itu jatuh ke tangan orang lain, kan?"
Kata Yuuji ke Kepala Sekolah dengan nada mengejek.
“Kau benar-benar berpikir cepat... itu benar, saya tidak berniat menarik kembali gelang itu, lantaran kami akan mempromosikan teknologi gres ini. Kalau gelang itu kami tarik sebelum dipromosikan, keberadaan teknologi gres ini akan dicurigai."
Jika memungkinkan. Itu artinya ia akan merebut kembali gelang itu kalau sesuatu yang jelek terjadi.
“Lalu, kenapa harus kami yang mengambil gelang platinum itu?”
“...Karena ada sebuah kecacatan.”
Kepala Sekolah mengerutkan dahi dengan sedih. Bagi seorang insinyur, menemukan keanehan di teknologi gres buatan mereka merupakan malu yang sangat memalukan. Tidak absurd kalau ia bereaksi menyerupai ini sementara ia menjelaskan hal ini kepada siswa menyerupai kami.
“Apa tidak duduk masalah kalau kami yang menggunakan itu?”
“Ya, kalau kalian yang menggunakannya, ia tidak akan mengamuk, lantaran akan ada duduk masalah ketika melewati batas tertentu, itu sebabnya saya tidak sanggup meminta siswa lain untuk melaksanakan hal ini."
“Begitu. Makara anda tidak sanggup meminta siswa dengan nilai anggun untuk melaksanakan ini.”
Kali ini, Yuuji memberi senyum ironis.
“Erm---dengan kata lain...?”
“Orang sepertimu ‘yang akan menang dengan nilai terendah’ saja yang kebetulan memenuhi kriteria ini."
“Aku benar-benar tidak mengerti, tapi akan kuanggap itu pujian, benar?”
“Tidak, saya menyampaikan kalau kau idiot.”
“Apa kau bilang, Nenek Tua??!!!”
"Karena kau tidak mengerti kalau tidak dijelaskan, saya juga merasa kau pantas dipanggil idiot..."
Ghuuu! Sepertinya Yuuji mengerti klarifikasi Kepala Sekolah. Kalau begitu, apa hanya saya aja yang idiot?
“Diantara kedua gelang, gelang yang sanggup membuat area pemanggilan, gelang itu sanggup menahan kekuatan hingga batas tertentu.... tapi untuk yang satunya lagi, gelang yang sanggup memanggil dua syokanju, ada resiko akan mengamuk kalau siswa dengan nilai di atas rata-rata yang memakainya, jadi kedua gelang ini hanya sanggup dipakai oleh Yoshii.”
“Yuuji, boleh kuanggap ini sebagai pujian?”
“Tidak, kau ditipu menyerupai orang idiot, dan cukup parah.”
“Apa kau bilang, Nenek Tua!!!”
“Seharusnya kau cari tahu sendiri!!!”
Sialan! Aku tidak paham kalau mereka tidak pribadi bilang ‘Kau idiot’ kepadaku! Apa ini arti dari 'Yang tertua yang terkejam'?
“Benarkah? Kalau begitu, orang yang mencoba menghentikan kami yaitu orang yang berharap Kepala Sekolah kehilangan jabatannya ---seseorang yang bekerja untuk sekolah lain dan para preman yang bekerja untuk orang itu.”
“Yuuji, sanggup kau berhenti mengabaikanku dari percakapan ini?”
“Aku benar-benar tidak tahan dengan kebodohanmu itu... Alasan kenapa mereka mencoba menghalangi kita yaitu lantaran mereka merasa kita berniat mencegah gelang-gelang itu mengamuk, paham? Orang-orang yang ingin ini terjadi yaitu sekolah-sekolah lain yang tidak terima siswa-siswa mereka direnggut.”
Ahh, jadi begitu. Yuuji brengsek, kau kan sanggup menjelaskan kepadaku satu per satu.
“Sungguh kesimpulan yang hebat. Meskipun memalukan untuk mengatakannya, tapi saya tidak sanggup menyembunyikan semua ini selamanya. Sepertinya Dekan Sekolah, Takehara-sensei, yaitu dalang dari ini semua. Aku dengar kalau ia sering keluar masuk dari salah satu sekolah swasta, jadi begitulah intinya."
“Lalu duo Toko-Natsu dan para berandalan itu---“
"Kemungkinan mereka yaitu bawahannya, meskipun saya tidak tahu apa alasan mereka untuk membantu."
Mmm, saya tetap menganggukkan kepalaku, kemudian sesuatu muncul di kepalaku tiba-tiba.
“Tunggu, bukannya itu---masalah yang serius?”
“Kau benar, ini harus berhasil demi kelangsungan hidup Akademi Fumizuki."
Berkat kurikulum Istimewa sekolah, Sistem Pemanggilan Syokanju sedang diamati untuk dinilai apakah cocok untuk dimasukkan kedalam kurikulum. Jika sistem mengamuk ketika dibawah pengawasan, seluruh isi sekolah akan dicurigai.
"Ah, tapi kalau kau sanggup menjelaskan ini kepada para pemenang dan merebut kembali gelang —"
“Sayang sekali, itu mustahil. Kau mau tahu siapa lawan terakhirmu?"
Yuuji mengeluarkan buku kecil dari kantongnya. Mengikuti jadwal yang tertulis di atasnya, lawan terakhir kami seharusnya —
“Grup Toko-Natsu...”
“Itu benar. Mereka orang-orang di pihak Dekan Sekolah dan mereka akan sangat bahagia kalau gelang itu mulai mengamuk."
Kalau begitu, kami tidak sanggup meminta mereka untuk menyerahkan gelang.
“Maafkan Aku. Apapun yang terjadi, kalian harus menang.”
Kepala Sekolah memasang ekspresi kaku. Sepertinya duduk masalah ini sangat serius.
"Tidak pernah kubayangkan akan berakhir menyerupai ini."
Dan bahkan Yuuji menyampaikan ini.
“Kepala Sekolah, saya punya pertanyaan.”
“Apa?”
“Selama total seluruh nilai kurang dari rata-rata, itu tidak akan menjadikan amukan, benar?”
“Iya. Tidak akan terjadi kalau satu atau dua subyek sangat bagus."
“Sungguh, kalau begitu baguslah.”
Kami tidak sanggup berkata apa-apa kalau nilai kami sanggup menjadikan gelang mengamuk, tapi untungnya, nilai Yuuji belum mencapai level itu, jadi seharusnya tidak jadi masalah.
"Yuuji, saya sudah dengar semua yang ingin kudengar. Ayo pulang."
“Kau benar. Kita masih punya sesuatu yang harus dilakukan sehabis pulang sekolah—dan kita harus berdiri pagi-pagi besok.”
“Jadi, saya akan kembali ke tempat kantorku.”
Kepala Sekolah rahasia bangun.
“Untuk besok, kuserahkan pada kalian berdua.”
""Ya!""
Dengan begitu, hari pertama pameran sekolah berakhir.
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/