Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

World Teacher Chap 42 B. Indonesia

Chapter 42 Pangeranku (di balik layar)
Diterjemahkan oleh




Bagian 1

"Baiklah, Danna. Aku akan segera mengabari orang yang bertanggung jawab di istana"

"Yah, saya mengandalkanmu. Karena saya tiba untuk bersiap besok pagi, saya juga akan menyiapkan ramuannya pada ketika bersamaan"

"Serahkan padaku. Kalau begitu, tolong tiba lagi besok"

Kami sedang bersiap menggunakan perusahaan Galgan sebagai pertolongan untuk menyelinap ke dalam istana kerajaan sehari sebelum upacara pertunangan Reese.

Spesifiknya, kami akan memanfaatkan pengiriman makanan ringan manis ke istana, yang ialah hadiah ucapan selamat untuk upacara tersebut sebagai sarana menyelinap masuk.

Bagian dalam makanan ringan manis itu sendiri dikosongi dengan saya yang akan bersembunyi di dalamnya. Menculiknya atau tidak, itu tergantung pada jawaban Reese.

Perusahaan ternama Galgan siap bergabung dengan planning kami, tak peduli kuenya diterima atau tidak. Bahkan jikalau gagal, kami akan memikirkan cara lain.

"Reese....kau boleh saja mengkhawatirkan orang lain, tapi memutuskannya sejauh ini...."

"Mungkin ia benar-benar cemas, Reese-ane selalu keras kepala di hal-hal yang aneh"

"Bagaimanapun, kita akan menemuinya besok"

Pada kenyataannya, pertunangan itu sepenuhnya bersifat politis. Aku paham mengganggunya ialah wangsit buruk, mengingat pentingnya ini untuk kerajaan Elysion. Aku bisa saja dimusuhi oleh kerajaan dan sekutunya jikalau hingga melaksanakan itu.

Walaupun mengenalnya gres dua tahun, namun wataknya sudah sangat kupahami. Gadis yang pemalu, namun tekun. Dia agak sulit mengungkapkan pendapat lantaran terlalu mempertimbangkan orang lain dan selalu bersedia mengambil risiko ke dirinya sendiri. Dalam masalah ini, masuk akal jikalau ia mengajukan diri sebagai pengganti Lifell-hime.

Karena itulah, saya ingin menemuinya besok untuk bertanya apa arti dari pilihannya ini. Jika ia benar-benar ingin hidup sebagai bangsawan, saya akan bersedia mundur dan pergi. Meski mungkin sepi tanpanya, tapi mengawasi siswa juga merupakan kiprah seorang guru.

"Baiklah kalau begitu, Aniki. Kami akan kembali ke asrama dulu"

"Selamat malam, Sirius-sama"

Karena besok akan menjadi hari yang sibuk, saya membiarkan kedua bersaudara beristirahat.

Kami berpisah di depan asrama sekolah. Kembali ke Pondok Berlian sendirian, saya eksklusif menyiapkan alat dan materi yang dibutuhkan untuk planning besok. Ketika itu, bunyi samar langkah kaki bisa terdengar dari luar. Sudah lewat jam malam untuk para siswa. Siapapun ini, langkahnya terperinci sekali sedang mendekati pondok.

Setelah mengenali identitas pengunjung menggunakan {Search}, saya menentukan menunggu kedatangnya sambil mendidihkan air. Tak usang kemudian, pintu masuk diketuk.

"Aku meminta maaf atas kunjungan larut malam ini, Sirius-sama. Bolehkah diriku masuk?"

Yang tiba ialah pelayan pribadi Lifell-hime, Senia. Aku sempat keheranan dengan alasan kunjungannya, tapi mungkin saja ini ihwal Reese. Dengan hati-hati, saya mengundangnya masuk, menyajikan secangkir teh hitam kemudian menunggu penjelasannya.

"Silakan, maaf lantaran hanya teh"

"Ini sudah sangat beretika, saya akan menerimanya dengan senang hati. Sebelum itu, terimakasih banyak dikarenakan telah mendapatkan kunjunganku, meskipun mendadak. Secara jujur, ini ihwal Reese-sama"

"Tidak masalah. Sekarang, maukah kamu menjelaskan hal-hal yang terjadi sesuai tingkat pengetahuanmu?"

Senia menjelaskan situasi dari awal hingga sekarang. Reese yang menyetujui pertunangan, telah menutup diri di sebuah ruangan di istana. Sedangkan Lifell-hime yang mencoba menghentikan upacara tersebut malah dikirim ke sanatorium dengan letak yang cukup jauh oleh perintah raja.

"Putri Lifell keberatan dengan upacara ini semenjak awal, dan lebih merasa bersalah ketika menyadari niat bantu-membantu Reese-sama. Dia kemudian dengan patuh mendapatkan untuk dikirim ke sanatorium. Tapi sebelum mereka mengirimnya pergi, ia sempat memberiku sebuah usul untuk disampaikan padamu"

"Permintaan? Jangan-jangan...."

"Ya, kamu cukup cerdas hingga bisa segera mengerti. Tapi saya perlu menekankan satu hal. Permintaan ini bukan berasal dari putri sebuah kerajaan, tapi dari keluarga Reese-sama"

Dia berhenti sejenak, menundukkan kepala dalam-dalam, kemudian berucap.

"Tolong, culiklah Reese-sama ketika upacara berlangsung besok"

....Jadi Lifell-hime juga tertekan dengan upacara tersebut? Walaupun begitu, saya tidak bisa membantah dengan tegas kebijakan suatu kerajaan meski usul ini tiba dari putri kerajaan itu sendiri, jadi saya berpura-pura bersikap netral sambil mengambil langkah dari balik layar. Dan langkah itu....adalah satu-satunya alasanku. Walaupun kebanyakan orang melihat diriku sebagai anak kecil, itu berbeda dengan Lifell-hime. Dia menganggapku layak untuk diandalkan sekaligus memahami watakku kemudian mengirimkanku usul tersebut.

"Lifell-sama menyadari bahwa permintaannya ini akan memberatkan Sirius-sama, orang biasa yang akan dipaksa masuk kedalan kemelut kerajaan. Meski terkesan pengecut, tapi kami tak bisa berdiam diri. Mengingat posisi Sirius-sama, kami yakin kalau kamu takkan menolaknya. Jadi, 'Maukah kamu mendapatkan usul kami?'"

Pengecut....atau mungkin juga tidak.

Jika Lifell-hime ingin memanfaatkanku, saya  juga akan memanfaatkan dirinya secara penuh. Selain itu, meski ia tidak meminta ini, saya sudah berencana pergi ke kastil untuk menemui Reese. Sungguh melegakan bahwa kini ada pendukung yang disebut 'putri dari sebuah kerajaan', daripada tidak ada sama sekali.

"Permintaan ini....akan kuterima"

"Terima kasih banyak. Karena saya tidak bisa bertindak secara terbuka, saya sangat menghargai keputusan itu"

Senia tampak sangat menyesal.

Hanya saja, menculik Reese merupakam pilihan terakhir. Yang utama, kami harus mencari tahu perasaan bantu-membantu dari gadis itu. Jadi, saya harus bertindak perlahan dan berhati-hati nanti.

"Inilah impian Lifell-sama, juga diriku sendiri, yaitu supaya Reese-sama diselamatkan. Kami yakin, jikalau kau, yang sangat dipercayai olehnya, akan membawa planning ini ke arah yang baik"

"Begitu ya. Senia-san juga mengkhawatirkan Reese"

"Ya....aku menganggapnya menyerupai adik perempuanku sendiri. Tapi jikalau hal ini ketahuan, akan menjadi ketidaksopanan untuk tuanku"

Ekspresinya dipenuhi kasih sayang, tampaknya ia sangat mencemaskan Reese.

"Kami juga mustahil menggantungkan semuanya pada Sirius-sama, adakah yang bisa saya bantu? Tolong beritahu saya apapun"

"Kalau begitu, ihwal jalur lain untuk memasuki istana"

Jika hanya aku, dengan pengalaman dari kehidupanku sebelumnya, akan gampang untuk menyusup. Namun, ini takkan berhasil pada kedua bersaudara. Ada juga planning untuk bersembunyi di dalam makanan ringan manis pengantin, tapi itu bisa berjalan lebih lancar jikalau ada orang dalam yang mengetahui seluk beluk istana.

"Dengan menggunakan koneksiku, saya mungkin bisa memasukkan mereka sebagai pelayan istana. Keduanya mempunyai keterampilan petugas yang cukup, jadi yang perlu kita lakukan hanyalah menyamarkan penampilan"

"Kalau begitu, tolong ubah penampilan Emilia dan Reus besok, juga tolong bantu saya masuk. Aku akan memasuki istana sebagai hadiah dari perusahaan Galgan"

"Pasti. Ada satu usul lagi. Jika nanti menjadi situasi di mana kamu menculik Reese-sama, tolong bawa ia ke lokasi Lifell-sama"

"Lifell-hime berada di sanatorium, kan? Dimana lokasi tepatnya?"

"Di sisi lain dari danau, barat bahari istana. Bangunan itu sendiri sangat mencolok, kalian akan segera mengerti begitu mendekatinya. Aku akan menyiapkan kereta kuda di dalam istana, mohon gunakan itu untuk melarikan diri"

Sebenarnya, saya telah terbang mengelilingi Elysion di malam hari untuk menggambar peta dengan parameter yang akurat. Aku memang ingat ada sebuah bangunan berukuran sedang di seberang danau menyerupai yang diceritakan Senia.

Para pengejar niscaya akan segera dikerahkan jikalau kami melarikan diri dengan kuda dan kereta. Tapi beberapa kereta bisa dijalankan sebagai umpan untuk mengusir mereka dari jalur kami. Jelas saja ini dibutuhkan lantaran kami akan menculik seorang putri sebuah kerajaan.

"Baiklah, saya kini tahu lokasinya. Hanya saja, kami tidak membutuhkan kereta maupun kuda. Hutan bisa menjadi penghambat untuk para pengejar jikalau kami lewat sana"

"Tapi jaraknya cukup jauh. Ini akan menyakiti kaki Reese-sama"

"Aku sudah melatihnya bersama kedua bersaudara, ia akan baik-baik saja. Kami selalu berlarian di hutan sebagai bentuk latihan. Kabur ialah duduk kasus mudah"

Pondok Berlian dikelilingi oleh hutan juga. Tujuan dari latihan itu ialah supaya mereka terbiasa dengan medan yang kasar. Aku cukup yakin bisa menyampaikan kalau mereka sudah sama dengan petualangan veteran dalam hal mobilitas di lingkungan semacam itu.

Skenario terburuk, saya bisa menggendong Reese dan terbang. Sedangkan untuk kedua bersaudara, mereka bisa berlari cepat dari para pengejar.

"....Baiklah. Jika demikian, saya akan memanfaatkan kereta yang ada untuk dijadikan umpan"

"Ya, tolong. Dan kapan upacara itu berlangsung?"

"Besok malam. Aku akan membawa kalian sebelum upacaranya dimulai, jadi dimana kita akan bertemu?"

"Perusahaan Galgan. Aku meminta mereka juga untuk membantu penyamaran Emilia dan Reus, sehingga mereka tidak akan menimbulkan kecurigaan di sana"

"Mengerti....Adakah informasi lain yang kamu inginkan?"

"Beritahu saya rincian ihwal pasangan Reese, juga arus prosesi untuk upacara tersebut"

Setelah saya mendapatkan informasi itu, pertemuan kamipun berakhir dengan Senia yang kembali ke daerah Lifell-hime berada. Saat ia melangkah melewati pintu dan keluar dari Pondok berlian, dirinya berbalik dan berkata.

"Terakhir....saat bertemu dengan Reese-sama, bisakah kamu memberikan pesan Lifell-sama padanya? Beritahu dia, 'Jadilah lebih egois'"

"Itu pesan yang sempurna. Baiklah, saya niscaya akan menyampaikannya"

Kami tertawa, dan diapun menghilang ke dalam kegelapan. Biasanya, seseorang menyerupai dirinya perlu pendamping untuk hingga ke daerah ini, namun wanita itu mempunyai kemampuan yang cukup hebat. Bahkan jikalau disergap oleh sekelompok pencuri, saya yakin ia bisa segera membalik posisi mereka. Yah, lagipula tidak ada orang-orang menyerupai itu di lingkungan sini.

Sekarang, saya harus melaksanakan sesuatu. Ada banyak sekali hal yang perlu disiapkan, sekaligus memodifikasi planning berdasarkan informasi barusan.

Aku kembali ke Pondok berlian, menuju kamarku sendiri dan masuk ke ruang bawah tanah, yang jalurnya ada di bawah kasur. Disinilah saya menyembunyikan hal-hal yang saya buat sendiri dan tidak ingin diungkapkan ke publik. Jalurnya disamarkan dengan sempurna, bahkan Emilia takkan sanggup masuk lantaran saya telah menggunakan bulat sihir khusus dan unik. Tempat ini dipenuhi banyak hal yang saya tidak ingin hingga para siswa melihatnya, itu bisa saja menyakiti mereka.

Aku kemudian mengambil setelan biru renta buatan sendiri dan dengan cepat mengganti pakaian. Wajarnya, seseorang akan berpikir bahwa hitam ialah warna yang paling cocok untuk mengendap-endap di malah hari, tapi itu terlalu umum. Ini saja sudah cukup untuk tidak menimbulkan kecurigaan dalam keadaan lain. Setelah mengkonfirmasi bahwa pakaian itu dalam kondisi sempurna, saya terbang ke langit malam.

Tujuannya ialah berkunjung ke calon pasangan di program pertunangan Reese, Kura Evality.

∆∆∆

Bagian 2

Pria macam apa bantu-membantu ia ini. Aku berencana menyidik hingga tahu benar sisi bantu-membantu dari keluarga ningrat Evality. Aku sering melaksanakan ini di kehidupan sebelumnya. Terlalu dini untuk mempercayai rumor di dunia di mana tidak ada transmisi informasi yang berkembang.

Akupun mendarat di atas pagar tembok yang mengelilingi sebuah mansion sesuai apa yang dijelaskan oleh Senia,  sambil menyatu dengan malam. Seperti yang diharapkan, rumah dengan status ini mempunyai banyak penjaga  yang berpatroli. Berkat {Search}, saya eksklusif mengetahui lokasi mereka. Menggunakan kombinasi {String} dan {Boost}, diriku kemudian meluncur dari atas dan masuk dalam hitungan detik.

Aku menyusup ke ruangan yang menyimpan banyak sekali dokumen selagi menyidik interior mansion, dan mulai mengetahui sifat bantu-membantu dari keluarga Evality. Kudengar, mereka telah berkontribusi besar terhadap Elysion hingga diakui oleh Raja. Namun tidak semuanya benar.

Faktanya adalah....sifat sesungguhnya keluarga ini cukuplah mengerikan. Entah penggelapan maupun penipuan ialah hal yang masuk akal bagi mereka, mempekerjakan orang-orang dari dunia bawah untuk melenyapkan halangan juga dilakukan. Mereka bersedia mengambil pilihan apapun untuk meningkatkan status di masyarakat lebih jauh. 'Kebajikan' hanyalah topeng yang menutupi 'kebusukan' di dalam hati. Sekarang, keluarga ini memang aman. Tapi satu kesalahan saja dimana dokumen-dokumen ini bocor ke publik, maka semuanya akan runtuh dalam sekejap.

Seandainya aturan tidak bergerak, kejahatan kecil akan menelan seluruh kerajaan. Sayangnya, keluarga Evality sudah terlalu 'hitam'. Aku ragu kalau sang Raja belum sadar akan hal itu. Firasat tidak nyaman yang saya alami ihwal upacara ini semakin terperinci seiring waktu berlalu.

Ketika saya mulai mengambil beberapa dokumen sebagai bukti, telingaku mendengar bunyi keras dari kamar sebelah. Rasa ingin tau membawa langkahku kesana. Sambil mengintip, saya melihat seorang cowok tampan sedang dimarahi oleh seorang laki-laki renta berjenggot dan terlihat bermartabat.

"Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Kau hanya perlu mendengarkan ucapanku! Berkatku, keluarga kita telah terangkat sejauh ini, kan?"

"Itu benar. Tapi, aku...."

"Ini ialah kesempatan bagi keluarga Evality untuk bersatu dengan keluarga kerajaan! Masa depan kita akan menjadi suram jikalau kamu terus mengejar gadis itu!"

"....Mengerti"

Melihat ciri-cirinya sesuai yang saya dengar dari Senia, nampaknya cowok tampan itu ialah Kura. Dia tidak bisa menyuarakan pendapatnya sendiri di depan orang tuanya, dan hanya bisa menyetujui kata-kata mereka meski dengan enggan.

Disaat Kura meninggalkan ruangan itu sambil menggertakkan gigi tanda frustasi, saya belakang layar membuntutinya. Aku mengkonfirmasi hal lain ketika kami memasuki sebuah ruangan.

Yah, hingga disini saya tahu. Kura tidak benar-benar 'putih'....dia 'abu-abu' lantaran terus dibimbing menuju arah yang salah oleh keluargannya. Hanya saja, laki-laki ini masih bisa kembali menjadi 'putih'.

Masalahnya adalah, orang renta Kura. Mereka sudah sangat 'hitam'.

Aku menahan perasaan untuk ikut campur sekarang. Itu lantaran laki-laki ini turut berkontribusi besar terhadap kerajaan. Jika diriku bertindak terlalu jauh, itu mungkin menghipnotis Elysion secara keseluruhan. Anggap saja saya melupakan dokumen yang ada di sini, dan beralih untuk menjelaskannya pada Lifell-hime nanti.

Sementara itu, waktu sudah tiba dipertengahan malam. Akupun kembali ke Pondok berlian. Walaupun agak lelah, tapi sebuah makanan ringan manis berukuran besar perlu dibentuk untuk upacara besok. Karena perusahaan Galgan masih belum mempunyai oven, pembuatan makanan ringan manis hanya bisa dilakukan di pondok. Bahkan di tengah prosesnya saya terlelap sebentar jawaban seharian tidak tidur sama sekali.

∆∆∆

Dan, hari upacara pun datang.

Setelah menuntaskan makanan ringan manis di malam hari, saya menuju perusahaan Galgan keesokan paginya.

Ini ialah waktu untuk mempersiapkan penyamaran kedua bersaudara. Rambut perak mereka yang indah akan diubah menjadi hitam menggunakan pewarna dengan adonan yang aman, ekor akan diselipkan di balik pakaian, dan indera pendengaran akan ditutupi dengan ikat kepala. Keduanya harus bersabar lantaran indera pendengaran mereka akan tertindih sementara.

Sorenya, Senia tiba ke perusahaan Galgan menggunakan sebuah kereta. Dia sempat terkejut ketika melihat makanan ringan manis pengantin besar itu, tapi saya tidak melihatnya hingga menelan ludah....Di sisi lain, kedua bersaudara dan Zack merasa frustrasi lantaran tidak bisa makan sedikit pun. Kalian hanya akan sakit perut jikalau mengkonsumsi hidangan sebesar ini.

Menggunakan kereta sebagai pertolongan untuk membawa kue, kamipun berangkat ke istana. Hal ihwal investigasi keamaan akan diurus oleh Senia.

"Sirius-sama, waktunya sudah tiba"

"Ya. Maaf, saya akan mengandalkan kalian berdua"

"Untuk Reese-ane, ini bukan apa-apa"

Sekarang diriku sedang menggunakan seragam perusahaan Galgan, tapi nanti saya berencana menggantinya dengan kostum buatan sendiri. Itu terdiri dari pakaian berjubah putih besar hingga bentuk tubuhku takkan bisa terlihat, menyerupai mirip apa yang akan digunakan Paus dalam kehidupanku sebelumnya, dan juga topeng putih dengan lubang di mata. Dengan dua barang ini, takkan ada yang bisa mengetahui identitas asliku.

Kami kemudian menuju ruang pertemuan, daerah upacara akan berlangsung. Sisanya hanyalah menunggu.

∆∆∆

Kemudian, upacara pertunangan dimulai.

Sementara Emilia dan Reus bergerak mengelilingi aula pertemuan sebagai pelayan dan kepala pelayan, saya mengawasi ruang pertemuan dengan merangkak di atas balok di balik langit-langit. Tidak menyerupai keduanya yang bisa eksklusif menyusup masuk, saya harus bersembunyi didalam makanan ringan manis dulu hingga mencapai daerah ini kemudian keluar sebelum orang-orang mulai berkumpul.

Para tamu di dalam aula pertemuan ada sekitar lima puluhan. Mereka ialah adonan dari ningrat peringkat tinggi dan juga kuat yang sedang mengobrol sambil menunggu pasangan dari program ini untuk naik panggung.

"Kedua tokoh utama program ini telah tiba, di pintu masuk itu Kura-sama dan Felice-sama!!"

Perhatian para tamu kemudian fokus ke arah yang ditunjuk si pembawa acara. Disana ialah Kura, cowok tampan yang kulihat kemarin dan juga Reese, terbungkus gaun mewah* layaknya pengantin.
[Aku ingin mengganti kalimat ini dengan 'gaun mewah' saja. Gak pake kata 'pengantin'. Kan mereka cuma pra-wedding....atau yg lebih suka kusebut tunangan. Bukan menikah langsung. Tapi saya beralih utk membuatnya jadi kalimat 'Layaknya pengantin'. Menurutku lebih pas]

Reese tampak cemas, seolah dirinya terbebani oleh atmosfer di aula pertemuan. Matanya tidak fokus dengan emosi yang terlihat siap meledak kapan saja. Tapi demi program ini, ia berusaha keras menahannya.

"Malam ini, demi menyaksikan upacara penyatuan antara keluarga ningrat dan keluarga kerajaan kita, banyak orang telah berkumpul...."

Reese yang awalnya mempunyai tatapan apatis, di tengah perjalanan mulai tersenyum cerah. Mengikuti garis pandang gadis itu, ada Emilia yang menyamar sedang melambai padanya. Suasana hatinya berubah dengan cepat sambil mulai menoleh ke sekeliling aula untuk mencari orang lain. Seusai menyadari kehadiran kami, ekspresinya berubah lagi menjadi murung.

"Para tuan dan nona sekalian, silakan lihat ke sini"

Kue yang saya buat mulai diperlihatkan pada para tamu. Aku jadi penasaran, reaksi apa yang akan mereka buat jikalau tahu bahwa cuilan dalam makanan ringan manis itu kosong.

Seperti yang diharapkan, Reese membatu. Tampak tidak senang melihat makanan ringan manis kesukaannya berada dalam situasi ini. Dia bertahan, tapi kekeras kepalaannya itu sungguh hebat.

Namun, jikalau kamu terus menyerupai ini, pernikahanmu takkan bisa terelakkan lagi. Apakah kamu baik-baik saja dengan itu?

Haruskah saya bertindak kini dan menculiknya?

Ini bukanlah metode yang salah, lantaran termasuk dalan usul Lifell-hime. Hanya saja, saya ingin ia tumbuh secara mental. Aku tidak ingin mendorongnya langsung, saya ingin ia didorong oleh perasaan dari lubuk hatinya sendiri. Jika kamu tidak menginginkan ini, tolaklah dengan jelas. Lalu, saya akan....

Reese kemudian melihat ke bawah dan meneteskan air mata. Melihat itu, indra pendengaranku menajam secara reflek.

"....Tidak...."

....Akhirnya, gadis ini mengungkapkan perasaan tulusnya.

Kau mungkin mendapatkan pertunangan ini lantaran duduk kasus kewajiban keluarga kerajaan dan terutama untuk kakakmu. Sayangnya, kamu belum menyadari efek dari tindakan ini. Bahkan jikalau kamu menggantikan posisinya, kakakmu takkan pernah senang dan malah tertimpa rasa bersalah....Namun, hasil jelek untuk kalian berdua akan kuhancurkan bahkan kalau saya harus diburu sebagai hasilnya.

Dan seandainya prediksiku benar, upacara ini niscaya akan....

{Memulai operasi}

Dia ialah prioritas utama sekarang. Aku memberi isyarat lewat {Call} pada kedua bersaudara untuk meletakkan potongan-potongan kain yang telah terlukis bulat sihir {Aqua Mist} di setiap sudut aula. Menggunakan {String}, saya menyalurkan perintah dan mengaktifkan bulat sihir pada setiap helai kain. Seluruh ruangan pun terbungkus kabut air.

{Aku mengerti}

Menyampaikan kata-kata itu pada Reese, saya kemudian berganti pakaian dan mulai bergerak. Di tengah keributan, Emilia dan Reus sudah selesai dengan pemasangan bulat sihir. Ruangan itu bersinar putih terang jawaban kabut yang memenuhi ruangan.

Aku kemudian meminta kedua bersaudara menghancurkan makanan ringan manis itu. Meski sempat ragu, tapi Emilia tetap melepaskan {Air Shot}, dan menciptakan makanan ringan manis yang perlu berjam-jam untuk dibuat, terciprat dan berantakan seolah meledak. Terasa sia-sia, tapi jikalau dibiarkan, mereka akan tahu bahwa kuenya kosong dan perusahaan Galgan akan dicurigai.

Pada ketika itu, Kura meraih pergelangan tangan Reese untuk meyakinkan sekaligus mempertanyakannya. Namun gadis ini malah meluapkan seluruh emosi yang dirinya pendam, dan menyingkirkan tangan si pemuda. Kura yang terkejut dengan penolakannya, berkata.

"Kenapa?! Aku hanya ingin memakmurkan Elysion...."

"Sungguh adegan yang tidak yummy dilihat. Sadarilah bahwa kamu ditolak"

Aku menyelinap di belakang kemudian masuk ke titik diantara mereka. Reese mempunyai ekspresi yang rumit, tapi yang perlu diurus dulu ialah cowok ini.

"Menculik? Upacara ini dilakukan atas perintah Raja! Apa kamu pikir bisa merusaknya dan lolos begitu saja?"

"Minus. Jika kamu seorang pria, daripada memikirkan ihwal Raja, pikirkanlah pengantinmu terlebih dahulu"

Itu mungkin masuk akal bagi kalangan bangsawan, tapi pasanganmu ialah muridku, kamu tahu? Jika untuk Reese, saya siap menjatuhkanmu berulang kali....kau mengkhawatirkan hal yang salah.

"Setelah dilihat secara menyeluruh, kamu ialah boneka orang tuamu yang cukup hebat. Meski ada banyak gadis yang bisa kamu cintai selain dia, apa yang malah kamu lakukan di sini?"

"Tu-Tutup mulutmu! Walaupun saya tidak tahu perasaan apa yang kamu miliki padanya, ini ialah keputusan dari para petinggi kerajaan!"

Kemarin, ketika saya membuntuti Kura dan masuk ke  sebuah ruangan, saya melihat seorang wanita sedang tidur di dalamnya.

Dia tampak sangat senang melihat kedatangan Kura, berseri-berseri meskipun kulitnya cukup pucat. Seusai si cowok menyampaikan kepada wanita itu ihwal perintah untuk menikahi Reese, ia hanya menggelengkan kepala dan memegangi tangan Kura.

"Kura-sama, menikahlah tanpa mengkhawatirkan diriku. Jika kamu hingga menjalin kekerabatan erat dengan keluarga kerajaan, masa depan keluarga Evality niscaya akan indah. Lupakan saja aku, yang bahkan tidak bisa bangkit dari kasur ini"

"Walaupun ayah memerintahkanku untuk melupakanmu, saya takkan bisa! Ini takkan berubah! Aku selalu mencintaimu!!"

"Kura-sama....perasaanmu sudah cukup untukku. Tolong, menikahlah dengannya. Kebahagiaanmu ialah kebahagiaanku juga"

Aku tidak tahu asal usul dari wanita ini. Tapi yang jelas, mereka saling mencintai. Meskipun begitu, ia rela mundur untuk kebahagiaanmu....Kura, saya tahu kamu cowok yang baik. Pertanyaannya adalah, berapa usang kamu mau terus menjadi boneka?

"Ya ampun, bisakah kamu menyampaikan pendapatmu sendiri dengan benar? Ucapkan dengan besar hati kepada orangtuamu. Kau ialah manusia, bukan boneka"

"Aku, boneka....gaah?!"

Setelah menciptakan si cowok pingsan, saya berjalan menghampiri Reese. Sepertinya ia sudah tahu, mungkin lantaran suaraku yang tidak berubah.

"Felice-hime, saya tiba untuk menculikmu"

"Siri----mguh"

Hei, penyamaran ini akan sia-sia jikalau kamu eksklusif memanggil namaku. Saat saya menutup mulutnya dengan cepat, kenapa ia malah terlihat senang?

Membebaskan mulutnya, gadis ini kemudian menggeleng dan menatapku dengan tatapan normalnya lagi.

"....Aku sangat senang kamu tiba untuk menculikku. Namun, saya harus tetap di sini dan melanjutkan upacaranya"

"Kau tak perlu lagi melanjutkan upacara. Ayo pergi dari sini bersama kami"

"Jika saya tidak melanjutkan upacara ini, saya akan digantikan oleh Ane-sama. Itu sebabnya, jikalau bisa bertahan, semuanya akan...."

Bertahan....ya. Walaupun kamu tahu itu ialah hal yang buruk, kamu masih ingin mengorbankan diri untuk kakakmu. Gadis ini biasanya patuh dan lemah lembut, tapi menjadi merepotkan jikalau demi seseorang yang penting baginya. Ada pepatah yang menyampaikan kalau bawah umur bandel itu manis. Yah, saya setuju.

"Sungguh merepotkan. Dari awal saya memang berniat menculikmu, tapi ini juga merupakan usul dari kakakmu. Larut malam kemarin, seorang ras kelinci tertentu juga tiba untuk meminta hal ini. Mereka menginginkan diriku untuk menculikmu dari upacara pertunangan"

"Ane-sama....Senia...."

"Selain itu, saya punya pesan dari kakakmu. 'Jadilah lebih egois'....itulah yang disampaikan olehnya"

"Lebih egois....apa tidak apa-apa jikalau saya melaksanakan itu?"

Ya, kamu boleh menjadi lebih egois.

Ucapkanlah dengan terperinci penolakanmu pada upacara ini. 'Andaikan hidangannya tidak kamu sukai, gantilah dengan apa yang menurutmu enak'*. Sambil memandangi wajah Reese yang dilanda kebingungan, saya mengulurkan tanganku.
[Ini perumpamaan ya. Setiap orang berhak menentukan apa yang berdasarkan mereka paling baik. Kayak gitu]

"Ayo segera kembali. Kue pengantin seukuran itu takkan mungkin bisa kamu habiskan sendiri, tapi saya akan menciptakan makanan ringan manis yang lebih besar sehingga kita bisa makan bersama-sama dengan kakakmu juga"

Dia menginginkan makanan ringan manis itu, masuk akal saja. Sayangnya, saya harus meminta maaf lantaran akan membawanya pergi dari sini dengan cepat. Di lain waktu, akan kubuat makanan ringan manis yang lebih besar, hingga ukurannya perlu dihabiskan oleh beberapa keluarga. Hal-hal manis bisa mententramkan hati. Jika beruntung, ia mungkin sanggup bersahabat dengan ayahnya*.
[Hm-hm. Bahkan makanan ringan manis dpt memperbaiki kekerabatan keluarga yg renggang. Sungguh OP]

Semyum itupun kembali sesudah ia memutuskan pilihannya dan meraih tanganku.

"Tolong....culiklah diriku"

∆∆∆Chapter 42 berakhir disini∆∆∆

>Catatan penulis : Yah, inilah kisah bedasarkan sudut pandang si Mc.
Aku mencoba merombaknya sedikit menjadi panjang ataupun pendek, tapi risikonya saya memutuskan untuk memposting sebagai sebuah chapter 'di balik layar'. Seandainya saya menulis tanpa harus mengedit....Jika tidak berpikir dua kali, itu akan menjadi sesingkat ini.

Aku ingin menulis alasan sang MC yang rela dimusuhi keluarga kerajaan dan alasan dirinya ikut campur dalam politik lantaran permasalahan batin. Ini bukan sebuah kelanjutan dari chapter sebelumnya dan hanya menjelaskan sedikit keadaan sang MC.

"Tolong lanjutkan". Meskipun tampaknya ada orang yang tidak menyukai isinya lantaran hanya berhenti di setengah jalan, saya memutuskan untuk memotongnya di sini. Chapter ini merupakan 'alasan' dari chapter sebelumnya.

Kau paham kalau si MC selalu mengawasi muridnya dan kekhawatiran yang mengarahkan dirinya, itu saja sudah cukup.

Dua chapter ini cukup menyenangkan untuk dibicarakan, meski kondisi tidak terlalu baik ini terus berlanjut, saya minta maaf atas ketidaknyamanan yang timbul.

Cerita selanjutnya sudah mulai ditulis, jadi kita akan bertemu lagi dalam tiga atau empat hari.

>Catatan penerjemah : ....Yg kuterjemahin, hingga chapter ini gres seperempat yg ada di syosetu.... -_-

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya


Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/