Baka To Test Soal Keenam Vol 1 B. Indonesia
Diterjemahkan oleh
Soal Keenam
Jawablah soal berikut ini :
Tuliskan formula molekul dari Benzene.
Jawaban Himeji Mizuki:
"C6H6"
Komentar Guru:
Soal yang mudah, kan?
Jawaban Tsuchiya Kouta:
"Ben + zene = Benzene"
Komentar Guru:
Kau menghina kimia?
Jawaban Yoshii Akihisa:
"B-E-N-Z-E-N"
Komentar Guru:
Datanglah ke ruangan guru nanti, bersama Tsuchiya.
"Kerja bagus, teman-teman. Terima kasih untuk kerja keras kalian menghadapi semua ujian itu"
Yuuji berkata sambil bangun di belakang podium dan meletakkan tangan di atasnya.
Sepanjang pagi ini kami telah mengerjakan Ujian dan gres saja selesai. Sekarang kami bersiap makan siang. Untuk mengisi kembali nilai yang hilang di semua mata pelajaran, jumlah ujian yang kami kerjakan sungguh mengerikan.
"Kita akan mulai Perang Ujian Syokanju dengan Kelas B siang ini. Apa kalian siap untuk membantai?"
"OOOO!!!!"
Moral juang kami masih tinggi, dan itu yaitu satu-satunya senjata kelas kami.
"Tujuan Perang ini yaitu untuk menahan musuh di kelas mereka. Untuk itu, kita tidak boleh kalah dalam pertarungan di koridor"
"OOOOOO!!!!!"
"Himeji Mizuki akan menjadi komandan di sana. Teman-teman, bersiaga dan bersiaplah untuk mati!"
"A-Aku akan melaksanakan yang terbaik!"
Dengan malu-malu Himeji berjalan keluar dari kerumunan. Mungkin ia tidak ingin berteriak ibarat para murid laki-laki.
"OOOOOOOO!!!!!"
Semangat pasukan garis depan bertambah melampaui batas alasannya mereka bisa bertarung bersama seorang gadis cantik.
Kesimpulannya, kunci dari Perang ini yaitu pertarungan di koridor. Jika kami kalah disana, semuanya akan berakhir. Karena itulah, dari 50 siswa Kelas F, kami mengirim 40-nya untuk bertarung di koridor. Pasukan ini akan dipimpin oleh Himeji, siswa terkuat di kelas F dan yang terkuat kedua di sekolah ini, jadi seharusnya kami bisa memenangkan pertarungan itu tanpa banyak kesulitan.
(suara bel)
Ketika bel yang mengambarkan selesainya istirahat siang berbunyi, perang melawan Kelas B jadinya dimulai.
"Baiklah, ayo semua!! Target kita yaitu meja-meja sistemasis itu!!"
""""SIAP, PAK!"""
Agar berhasil menahan musuh di kelas mereka sendiri, kami harus mengontrol setiap momentum.
Kami bergegas menuju koridor di depan Kelas B dengan kecepatan penuh.
Karena ada banyak siswa Kelas B yang menguasai pelajaran non-sains dan alasannya guru Matematika Hasegawa-sensei mempunyai wilayah pemanggilan yang lebih besar, kami menentukan Matematika sebagai mata pelajaran utama untuk bertarung. Dengan kata lain, jikalau ingin menuntaskan pertarungan secara cepat, Hasegawa-sensei akan sangat diperlukan.
Di sisi kami juga ada guru Komposisi Inggris* Yamada-sensei dan guru Fisika Kimura-sensei. Kali ini, kami perlu meningkatkan jumlah guru pengawas dan mengalahkan musuh sesegera mungkin!
[Komposisi Inggris, mempelajari dasar menulis Bahasa Inggris]
"Aku melihat siswa Kelas B!"
"Mereka membawa Takahashi-sensei!"
Para siswa Kelas B berjalan perlahan menghampiri kami, tapi jumlah mereka hanya 10. Mereka niscaya pasukan garis, dan tampak hanya ingin menguji kemampuan kami.
"Jangan biarkan mereka kabur hidup-hidup!"
Bersamaan dengan teriakan mengancam ini, perang melawan Kelas B secara resmi dimulai.
Kelas B, Nonaka Chounan VS Kelas F, Kondou Yoshimune
Nilai Total
1943 VS 764
Apa?! Dia terlalu kuat! Mereka seolaj berada di tingkatan yang sepenuhnya berbeda!!
Kelas B, Kaneda Ichiyuuko VS Kelas F, Mutou Keita
Matematika
159 VS 69
Kelas B, Satoi Mayuko VS Kelas F, Kimishima Hiroshi
Fisika
152 VS 77
Perbedaan kekuatan bertarung antara dua pihak terlalu besar. Pasukan garis depan kelas F terus menerus kalah. Jika kami tidak mengirim pinjaman sebelum skor mereka mencapai 0, jumlah pasukan disini akan sangat berkurang.
Tepat ketika saya mencoba melihat apakah kami punya bala pinjaman atau mungkin rute-nya telah dihalangi oleh musuh....
"A-Aku terlambat....M-maaf...."
Himeji yang hampir kehabisan napas tiba di medan perang. Kurasa ia berlari sepanjang jalan menuju garis depan.
"Himeji Mizuki di sini!"
Salah satu siswa Kelas B berteriak. Mungkin kah mereka sudah tahu kalau Himeji tidak memasuki ke Kelas A dan menyelidikinya?
Semua siswa Kelas B terkejut ketika mereka mendengar hal itu. Terlihat terang kalau mereka takut sekali pada Himeji.
"Himeji, walaupun kamu gres saja tiba, tapi bisakah....?"
"Y-Ya. Aku maju sekarang"
Himeji pribadi menerjang ke sentra medan tempur. Melihatnya membuatmu merasa tenang. Aku benar-benar ingin memotretnya kini dan menyimpannya sebagai sufenir.
"Hasegawa-sensei, saya Iwashita Ritsuko dari Kelas B ingin menantang Himeji Mizuki dari Kelas F dengan Matematika!"
"Ah, Hasegawa-sensei. Aku Himeji Mizuki, senang bertemu dengan Anda"
Himeji pribadi di targetkan oleh musuh. Apa mereka ingin menyingkirkannya secepat mungkin?
"Ritsuko, saya akan bantu!"
Seorang gadis lain dari Kelas B maju dan memanggil Syokanju-nya di ketika yang bersamaan. Dua dari sepuluh musuh menantangnya. Kelihatannya mereka memang takut pada Himeji.
"Summon!"
Lingkaran sihir muncul sehabis pemanggilan, dan Syokanju yang sudah sering terlihat muncul di hadapan kami.
Kedua Syokanju musuh mengacungkan pedang dan tombak mereka ke Syokanju Himeji, tapi miliknya yang menggenggam greatsword dan sudah pernah kami lihat sebelumnya masih tampak tenang.
Sekarang, ketiga Syokanju dengan wajah ibarat pemilik masing-masing saling berhadapan. Hanya saja...
"Eh? Syokanju Himeji menggunakan aksesoris"
"Ah, iya. Itu alasannya nilai Matematikaku cukup bagus..."
"Kau bisa menggunakan aksesoris di pelajaran yang kamu kuasai ya?"
Syokanju Himeji yang hanya setinggi dua kepala itu menggunakan gelang yang terlihat indah di tangan kirinya selain menggenggam greatword.
"I-Itu kan....?!"
"Dia bukan lawan yang bisa kita hadapi!!"
Para musuh mulai panik ketika menyadari keberadaan gelang itu.
Ah, ini mengingatkanku. Memakai gelang berarti....
"Emmm, saya akan menyerang"
Himeji mengepalkan tangannya. Mengikuti tindakan itu, Syokanju-nya melesat menuju musuh dari sisi kirinya.
"Tunggu sebentar!"
"Ritsuko! Hindari serangannya dulu!"
Kedua Syokanju mereka melompat ke samping dengan dramatis. Gelang di pergelangan tangan Syokanju Himeji mendadak memancarkan sinar terang.
(Beep!)
"Ahhh?!"
"Ri-Ritsuko!"
Seketika sehabis tangan kirinya bersinar, salah satu Syokanju musuh yang tidak sempat menghindar pribadi diselimuti api.
Kelas F Himeji Mizuki VS Kelas B Iwashita Ritsuko & Kikuiri Mayumi
Matematika
412 VS 189 &151
Jadi, menggunakan gelang berarti Syokanju itu bisa menggunakan kemampuan khusus? Meskipun saya lupa berapa jumlah nilai yang dibutuhkan untuk bisa memilikinya. Yang saya ingat, di suatu kepingan peraturan menyebutkan bahwa siswa yang nilainya di atas jumlah tertentu bisa memakaikan gelang itu pada Syokanju-nya, dan membuat mereka bisa menggunakan kemampuan khusus. Peraturan ini tidak ada gunanya untukku, jadi saya melupakannya.
"Ma-Maaf. Aku tidak bisa lembut di dalam pertarungan!"
Syokanju Himeji menghampiri musuh yang kehilangan kontrol alasannya menghindari serangan tadi, kemudian membelah Syokanju sekaligus senjatanya, membunuhnya seketika dan memenangkan pertarungan.
"Iwashita dan Kikuiri telah gugur!"
"Apa?! Bagaimana mungkin?!"
"Himeji Mizuki lebih menyeramkan dari rumornya!!"
Kedelapan murid yang tersisa dari kelas B kelihatan sangat terkejut. Wajar saja jikalau mereka hingga begitu.
Ngomong-ngomong, Himeji, kamu terlalu kuat.
"T-Teman-teman, tolong lakukan yang terbaik....!"
Himeji mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar ibarat tiba dari seorang komandan, tapi justru sangat efektif.
"Aku akan mengerahkan kekuatanku!!"
"Himeji yang terbaik!!"
Jumlah pemuja Himeji bertambah secara drastis.
"Himeji, kamu bisa istirahat sekarang!"
"Ah, ya"
Semangat juang musuh sudah sangat jatuh. Lebih baik kini Himeji dibiarkan beristirahat. Kemampuan khusus memang sanggup menimbulkan kerusakan yang besar, tapi juga menghabiskan banyak nilai. Saat ini, bahkan jikalau tidak ada Himeji, mengalahkan barisan depan musuh hanya kasus waktu saja.
"Gantikan mereka dengan pasukan utama sekaligus mundur! Jangan gugur di pertarungan!!"
Dan itu yaitu bunyi dari musuh. Yang penting kami sudah mencapai misi. Biarkan musuh perlahan mundur, batasi gerak mereka hanya di wilayah Kelas B, ini semua harusnya membuat pertarungan mendekati simpulan untuk hari ini. Semuanya berkat kemampuan bertarung Himeji yang luar biasa hingga planning kami berjalan lancar, terima kasih banyak!
"Akihisa, saya akan kembali ke kelas sekarang"
"Hah? Kenapa?"
Hideyoshi menghampiriku ketika saya sedang mengamati seluruh situasi perang.
‘Kembali’? Apa sesuatu telah terjadi pada pasukan utama?
"Ketua Kelas B itu...."
"Siswa yang berjulukan Nemoto"
"'Nemoto'. Maksudmu Nemoto Kyouji?"
"Iya"
Laki-laki berjulukan Nemoto Kyouji punya reputasi yang sangat buruk. Menurut rumor, ia jago melaksanakan trik kotor dan akan berbuat apa pun demi meraih tujuannya. Ada juga kabar yang beredar ihwal 'Meracuni tim lawan dalam permainan bola', 'Membawa senjata ketika laga dengan yang lain', dan sebagainya. Aku tidak terlalu percaya, tapi berhati-hati juga tak ada salahnya.
"Aku mengerti, kalau begitu lebih baik kita kembali secepatnya!"
"Meski kupikir Yuuji tidak akan terkena jebakannya, kita sebaiknya kembali untuk memastikan semuanya baik-baik saja"
Setelah memberitahu Himeji ihwal ini, Hideyoshi dan saya membawa beberapa orang dan kembali ke kelas.
☆
"Ap---, ini parah!"
"Aku tidak pernah membayangkan mereka benar-benar akan melaksanakan ini semua"
"Keterlaluan"
Ketika kembali ke kelas, kami tidak hanya melihat chabudai yang berlubang-lubang, tapi semua pensil dan penghapus kami juga rusak atau patah.
"Gawat. Sekarang kita tidak bisa mengisi ulang nilai dengan lancar"
"Ya, ini mungkin kasus kecil, tapi niscaya akan menghipnotis pengisian nilai kita"
Ngomong-ngomong, saya mulai berpikir Nemoto itu hanyalah seorang pengecut.
"Jangan terlalu khawatir. Walaupun akan memakan waktu untuk memperbaikinya, ini tidak banyak menghipnotis planning kita"
"Kalau begitu, Yuuji, kami akan akan mengikuti apa yang kamu katakan"
Ada yang tidak beres.
"Kenapa kelas bisa jadi seburuk ini? Dan Yuuji, apa kamu tidak tahu apapun ihwal semua ini?"
Tak ada kasus di kelas sebelum istirahat makan siang, jadi niscaya sudah terjadi sesuatu di waktu antara awal pertempuran dan sekarang. Hanya saja, seharusnya Yuuji berada di kelas ketika itu dan bisa menghentikannya, kan?
"Kelas B ingin membuat kesepakatan. Jadi, saya menetapkan untuk pergi bernegosiasi dengan mereka. Saat itulah kelas menjadi kosong"
"Kesepakatan apa?"
"Yah, jikalau belum ada pihak yang menang hingga jam 4 sore, maka perang akan dilarang dan dilanjutkan besok pagi jam 9. Dengan kata lain, hingga waktunya tiba, kedua kelas tidak boleh melaksanakan apapun yang berafiliasi dengan Perang Ujian Syokanju"
"Begitu ya. Dan kamu setuju?"
"Tepat"
"Tapi kalo hingga pada titik dimana 'stamina menentukan hasil', kita seharusnya punya keuntungan, kan?"
"Itu benar untuk kita semua kecuali Himeji"
....Ah, saya mengerti.
"Setelah memaksa musuh tetap di kelas mereka, Perang untuk hari ini akan berakhir. Pertempuran yang sesungguhnya akan dimulai besok"
"Benar juga. Sepertinya kita memang tidak bisa mengalahkan mereka hari ini"
"Pada ketika itu, kemampuan bertarung Himeji akan lebih penting dibandingkan seluruh kelas"
Itu artinya Perang akan terfokus pada area tertentu? Kalau begitu, ini akan sama ibarat ketika melawan Kelas D dan membuat Himeji mengalahkan Ketua Kelas musuh, kan?
"Jadi itu alasan kamu mendapatkan anjuran mereka. Untuk membiarkan Himeji bertarung dalam kondisi sempurna?"
"Ya. Kesepakatan ini bagus untukku"
Benarkah? Baguslah kalau ibarat itu.
Tapi, saya agak merasa abnormal ihwal hal ini. Mereka menghancurkan meja kami, kemudian membuat kesepakatan yang menguntungkan kami di ketika bersamaan. Aku pikir Nemoto Kyouji bukanlah orang yang naif.
"Akihisa, kita harus menuju garis depan sekarang. Mereka mungkin menggunakan cara kotor lagi"
Hideyoshi berlari keluar dari kelas sehabis mengucapkan itu.
"Baiklah, Yuuji. Kami serahkan sisanya padamu"
"Oh, saya akan siapkan pensil dan penghapus baru"
Yuuji mengangkat tangannya dan melambai. Akupun berbalik, mengejar Hideyoshi.
Aku segera berhasil menyusulnya tanpa perlu berlari cepat.
"Aku terus berpikir kalau kita belum melihat yang sesungguhnya dari mereka!"
"Ya. Kurasa mereka tidak akan berhenti hingga disini. Lebih baik kita berhati-hati"
Trik kotor macam apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Sialan, kelas B mempunyai kemampuan bertarung yang jauh lebih hebat, jadi kenapa mereka tidak pribadi saja menghadapi kami?
Sambil memikirkan itu, kami hampir hingga di medan perang.
"Berhati-hatilah!"
"Kau juga, Hideyoshi!"
Setelah saling mengingatkan, kami kembali pada pasukan kami masing-masing.
"Yoshii! Akhirnya kamu kembali!"
Yang menyambutku kembali yaitu Sugawa. Hah? Bukannya yang mengendalikan pasukan harusnya yaitu Shimada?
"Maaf membuat kalian menunggu! Bagaimana situasinya sekarang?"
"Sangat buruk"
"Hah?! Kenapa?!"
Pasukan utama musuh belum muncul lagi. Ditambah, kemampuan bertarung kami lebih unggul dari mereka. Jadi, kenapa malah situasi kami yang memburuk sekarang?
"Shimada tertangkap dan disandera"
"Apa?!"
Sekarang mereka menggunakan sandera?! Apa mereka yakin bisa menang dengan trik kotor??
"Musuh cuma tinggal 2 orang, tapi kita tidak bisa menyerang mereka sama sekali. Apa yang harus kita lakukan?"
Sekarang pasukanku dihadapkan pada kasus berkat tragedi ini.
"Hmmm....biarkan saya melihat situasinya dulu sebelum mengambil keputusan"
"Kalau begitu lebih baik kita kesana sekarang. Mereka menghalangi kami di koridor itu"
Sugawa memimpin jalan, dan saya mengikuti di belakangnya.
Setelah melintasi pagar-pagar betis yang dibentuk pasukanku, terang terlihat kalau situasi di depanku tepat ibarat yang Sugawa katakan: Shimada dan Syokanju-nya ditawan oleh 2 siswa Kelas B.
Dan ada guru remedial di sebelah mereka.
"Shimada!!"
"Yo-Yoshii!"
Kenapa ini terdengar ibarat sinetron?
"Berhenti disana! Berani mendekat dan saya akan memperlihatkan serangan terakhir ke Syokanju-nya untuk mengirim gadis ini ke Ruangan Remedial!"
Salah satu musuh yang menangkap Shimada maju dan membatasi tindakanku.
Mereka tidak hanya membuat siswa wanita kelas kami yang berharga diambang gugur, tapi mereka juga sengaja menawannya untuk mengancam dan menurunkan semangat juang kami. Strategi yang sangat cerdas.
Jika kami membabi buta menerjang sebelum sempat mengalahkan musuh, mereka akan mengalahkan Shimada dan memanfaatkan fakta itu semoga kami merasa bersalah dikarenakan telah mengirimnya ke Ruang Remidial.
....Hanya saja, ini tak ada apa-apanya.
"Semuanya, bersiaplah untuk menyerang!!"
"Ketua, kamu yakin?!"
Tak ada jalan lain! Selalu ada pengorbanan dalam perang! Ini bukan balas dendam alasannya disiksa setiap hari, melainkan hanya satu keputusan yang harus diambil oleh seorang pemimpin!
"T-Tunggu, Yoshii!!"
Bahkan musuhpun menyuruhku berhenti. Sungguh tidak keren.
"Kau tidak ingin tahu kenapa ia bisa tertangkap oleh kami?"
"Karena ia idiot"
"AKU AKAN MEMBUNUHMU!!!!"
Heh? Apa? Kenapa Shimada terdengar lebih besar lengan berkuasa dariku meskipun ia sedang disandera?
"Gadis ini mempercayai informasi palsu ihwal kamu yang terluka dan kemudian meninggalkan pasukannya sendiri untuk mencarimu di UKS"
Dia bilang apa?!
"Shimada...."
"A-Apa?"
Apa saya terlalu memikirkannya? Wajah Shimada terlihat sangat merah.
"Mencoba membunuhku ketika saya terluka, apa kamu iblis?!"
"Bukan itu alasannya!!!"
Benar-benar menakutkan. Sekarang saya tidak bisa tidur siang di UKS dengan tenang.
"Memangnya salah kalau saya ingin menjenguk dan melihat bagaimana keadaanmu!? Aku ini mencemaskanmu!!!"
Hah....?
"Apa itu benar, Shimada?"
"H-Hm. Tidak boleh?"
Shimada tampaknya sedikit murka kemudian menoleh kesamping.
Benarkah? Dia, mencemaskan aku? Shimada yang itu....??
"Haha, kamu kini mengerti, kan? Jadi, dengarkan saya dan jangan lakukan apapun"
"SEMUANYA, SERAAAANG!!!!!"
"KENAPAAAA?!?!?!"
Kenapa? Apa kamu perlu menanyakan hal semacam itu??
"Dia bukan Shimada! Dia niscaya musuh yang sedang menyamar!"
Kalian menentukan orang yang salah untuk ditiru!! Shimada yang orisinil tidak akan pernah bersikap selembut itu! Kalau ia benar-benar yang asli, niscaya gadis itu akan senang mengirimku ke neraka!
"Hei, tunggu sebentar!!! Orang ini yaitu Shimada yang asli!!"
Para siswa Kelas B, betapa tidak kerennya kalian.
"Diam! Kalian masih ingin menggunakan trik kotor meskipun kami sudah menyadarinya? Busuk sekali!!"
"Aku cuma membertahumu, ia benar-benar asli....!!"
Kelas B Suzuki Jirou VS Kelas F Tanaka Akira
Penulisan Bahasa Inggris
33 VS 65
Kelas B Yoshida Takuo VS Kelas F Sugawa Ryou
Penulisan Bahasa Inggris
18 VS 59
Kalahkan kedua orang itu terlebih dahulu! Berikan serangan fatal ke Syokanju mereka!
"Aaah!!!"
"Tolong aku....!!"
Keduanya pribadi dibawa pergi oleh Guru Remidial. Rasanya melegakan.
Dan kemudian, yang tersisa adalah....
"Semuanya, hati-hati!! Musuh bisa saja membuka samarannya dan mendadak menyerang kita!"
Dialah si palsu yang mencoba menyamar menjadi Shimada!!
"Y-Yoshii, kamu kejam....Padahal saya sangat mengkhawatirkanmu..."
"Hentikan akting payahmu itu, dasar bintang film kacangan!"
Shimada yang orisinil tidak akan pernah berkata ibarat itu!
"Itu memang benar! Aku sangat mengkhawatirkanmu!"
"Kepung dia! Meski pun berasal dari Kelas B, ia takkan bisa melawan kita semua sekaligus"
"Aku serius!! Mereka bilang 'Yoshii melihat celana dalam Mizuki dan tidak bisa berhenti mimisan', itu membuatku benar-benar khawatir!!"
"Hentikan serangan!!! Dia Shimada yang asli!!"
Dialah satu-satunya orang yang akan percaya pada kebohongan terbelakang semacam itu.
"Shimada, kamu baik-baik saja?"
Aku mengulurkan tangan pada Shimada yang sedang terduduk di lantai. Sialan kalian, Kelas B! Berani-beraninya mereka menggunakan trik kotor ibarat ini!!
"...."
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Aku mencemaskanmu"
"..."
"Beristirahatlah di kelas. Kau niscaya sangat lelah"
"...."
"Ngomong-ngomong, orang-orang itu sungguh pengecut. Apa mereka tidak punya harga diri sebagai manusia?"
"...."
Shimada tidak bereaksi.
"Ah....Shimada. Sebenarnya...."
"....Apa?"
Akhirnya ia memalingkan wajahnya dan menatapku.
Aku memasang ekspresi menyesal dan melontarkan senyuman terbaik ke Shimada, yang kini sedang menatap pribadi kearahku.
"Aku sudah tahu kalau itu yaitu kamu semenjak awal!"
Shimada pun mengamuk.
☆☆☆☆
"....Dimana aku?"
Ketika tersadar, saya melihat langit-langit yang dipenuhi oleh debu. Ini....ah, kelas kami.
"Kau sudah sadar?"
Suara yang imut terdengar di sebelahku. Mungkinkah itu bunyi penyembuh milik Himeji?
"Aku mencemaskanmu, Yoshii. Kau terlihat ibarat telah dihajar oleh seseorang kemudian didorong dari atas tangga"
Tepat sekali.
"Walaupun ini Perang Ujian Syokanju, tidak perlu melukai seseorang hingga begini kan?"
Tidak, daripada menyebutnya perang, yang lebih tepat yaitu pembantaian sepihak....
"Jangan dipikirkan. Bagaimana dengan Perangnya?"
Aku mencoba duduk di tatami, kemudian rasa sakit menjalar ke sekujur tubuhku.
"Berdasarkan kesepakatan, kita kini sedang gencatan senjata. Perang akan dilanjutkan besok"
"Dan situasi kita?"
"Kurang lebih kita sudah menyerang hingga ke depan kelas mereka sesuai rencana. Tapi, dampak yanh kita terima lebih besar dibandingkan asumsi awal"
Yuuji membaca laporan kerugian di kertas satu per satu. Meski rencananya sudah berhasil, tapi ini menyisakan kerugian yang besar. Sepertinya kami tidak menang telak di koridor, dan alasannya mengirim sebagian besar pasukan ke sana, hasilnya tidak bagus untuk seluruh planning kami.
"Beberapa hal tak terduga memang terjadi, tapi tampaknya semua sudah berjalan dengan lancar untuk kini kan?"
"Bisa dibilang begitu"
Namun, lawannya yaitu si pengecut Nemoto Kyouji, ia niscaya punya planning rahasia.
(Ketukan di pintu)
"Oh, Muttsurini. Ada yang perlu dilaporkan?"
Sebelum saya menyadarinya, Muttsurini sudah ada disampingku.
Dia merupakan anggota tim kepetangan hari ini, jadi ia tidak ambil kepingan dalam pertempuran. Tugasnya yaitu mengawasi dan melaporkan apapun yang terjadi di pasukan musuh.
"Hah? Ada yang abnormal dengan Kelas C?"
"...." (mengangguk)
Menurut informasi Muttsurini, Kelas C sedang bersiap untuk Perang Ujian Syokanju. Jika mereka tidak berniat untuk menantang Kelas A, maka hanya ada satu alasan....
"Mereka sedang mengincar sasaran empuk. Benar-benar, para bajingan pengecut"
Sesuai perkataan Yuuji, kelas C berencana menyerang pemenang dari Perang ini. Benar juga, lebih gampang bertarung dengan lawan yang sudah kelelahan dan melemah.
"Yuuji, apa rencanamu?"
"Hmm, apa yang harus kulakukan....?"
Yuuji mendongak dan melihat ke arah jam. Sekarang jam 4:30---belum terlambat.
"Kita sebaiknya membuat kesepakatan dengan Kelas C juga. Kalau kita mengancam dengan menggunakam Kelas D untuk menyerang mereka, saya yakin orang-orang itu akan membuang pandangan gres menyerang kita"
"Terlebih lagi, mereka tidak yakin kita akan menang perang kan?"
Seharusnya tidak akan sulit membuat kesepakatan dengan Kelas C.
"Baiklah. Sekarang, ayo kita pergi!"
"Ya"
Aku mengerahkan kekuatan ke tubuhku yang sakit dan berdiri. Tapi kurasa badanku masih baik-baik saja.
"Sebagai planning cadangan, Hideyoshi, tinggallah di kelas"
"Hah? Kenapa? Tidak apa-apa kan jikalau saya ikut dengan kalian?"
"Kalau wajahmu terlihat, seni administrasi rahasiaku untuk keadaan darurat nanti tidak akan berhasil"
"Aku tidak terlalu mengerti, tapi kalau kamu berkata ibarat itu, baiklah!"
Hideyoshi duduk kembali dengan patuh. Tapi keadaan darurat apa yang dimaksud Yuuji?
"Kalau begitu, ayo berangkat! Mungkin akan sedikit berbahaya alasannya jumlah kita sedikit"
Kecuali Hideyoshi. Yuuji, Himeji, Muttsurini, dan saya berjalan menuju Kelas C.
"Yoshii, butuh waktu usang hanya untuk membersihkan darahmu dari jari-jariku. Aku akan membuatmu membayarnya nanti"
"Memangnya itu salah Yoshii?"
Ketika berada di koridor, kami melihat Shimada yang sedang mengelap tangannya menggunakan saputangan, dan Sugawa dengan tas di punggungnya.
"Ah, Shimada, Sugawa. Kebetulan sekali. Ayo pergi ke Kelas C"
Meskipun kurasa tidak akan terjadi apapun, tapi masih ada kemungkinkan siswa Kelas C akan menyerang kami. Pergi kesana hanya dengan beberapa orang akan berbahaya. Juga, kami butuh orang tambahan untuk melindungi Himeji. Aku terus berpikir ibarat itu sambil memanggil kedua sahabat baikku.
Tentu saja, sebagai sahabat baik, mereka tidak akan menolak.
"Hmmm, baiklah"
"Tidak kasus untukku"
Sekarang saya punya pinjaman yang bisa dipercaya.
"Cepatlah, atau Ketua Kelas C akan pulang duluan"
"Ya, ayo!"
Setelah Shimada dan Sugawa bergabung, kami berenam menuju Kelas C.
Masih banyak siswa yang tinggal di Kelas C. Seperti yang dilaporkan Muttsurini, mereka berkemas-kemas untuk Perang Ujian Syokanju dan menunggu sasaran yang lebih gampang muncul.
"Aku. Apa yang kamu inginkan?"
Gadis yang maju di hadapan kami mempunyai rambut yang pendek. Bukankah ia Koyama, bintang klub voli?
"Aku kesini mau bernegosiasi denganmu sebagai Ketua Kelas F. Kau punya waktu sekarang?"
"'Negosiasi' yah....?"
Walaupun saya tidak suka menjelek-jelekkan perempuan, Koyama sangat jauh dari kata lembut dan baik. Setelah mendengar apa yang Yuuji katakan, untuk suatu alasan ia tersenyum jahat.
"Ya, saya disini untuk mengusulkan sebuah perjanjian non-agresi"
"Perjanjian non-agresi....Bagaimana menurutmu, Nemoto?"
Koyama berbalik dan bicara pada sekelompok siswa di ujung kelas.
Hah? ‘Nemoto’?
"Tentu saja tidak. Itu tidak perlu, kan?"
"Apa?! Nemoto?! Kenapa ada Kelas B disini?!"
Orang yang mendekat kesini sambil membawa sekelompok orang itu yaitu musuh kami sekarang. Ketua Kelas B, Nemoto Kyouji. Berambut pendek, dengan janggut yang belum dicukur di sekeliling mulutnya, dan mata yang terkesan busuk. Penampilannya sangat berbeda dengan Yuuji yang punya sorot mata tajam.
"Jahat sekali, Kelas F. Kalian melanggar perjanjian. Bukannya kita sudah sepakat takkan melaksanakan apapun yang berafiliasi dengan Perang Ujian Syokanju?"
"Apa kamu bilang....?"
"Kalian duluan yang ingkar komitmen kan? Aku hanya melaksanakan apa yang akan kalian lakukan!"
Setelah berkata ibarat itu, sekelompok murid yang ada di balik punggungnya mulai bertindak. Orang cukup umur yang bersembunyi di belakang mereka yaitu Hasegawa-sensei, yang bertubuh pendek dan berada di medan perang tadi.
"Hasegawa-sensei! Yoshino dari Kelas B menantang---"
"Tidak secepat itu!! Sugawa dari Kelas F mendapatkan tantangannya! Summon!!"
Tepat ketika Yoshino dari Kelas B hendak menyerang Yuuji secara tiba-tiba, Sugawa menerjang ke depan dan mendapatkan tantangan itu untuk melindungi ketua kelas kami. Kerja bagus, Sugawa!!
"Kami tidak melanggar perjanjian!! Ini hanya kasus di antara Kelas C dan Kelas F---"
"Tidak ada gunanya, Akihisa! Nemoto niscaya akan menggunakan kalimat 'Apapun yang berafiliasi dengan Perang Ujian Syokanju' sebagai alasan!!"
"Ya, dan memang itu yang akan kuperbuat ♪"
"Omong kosong!"
"'Omong kosong' yaitu teori yang sangat berguna!"
"Akihisa, lari!"
"Sial!"
Meninggalkan Sugawa yang sedang bertarung di belakang, kami lari dari kelas C secepat mungkin.
Kelas B Yoshino Takayuki VS Kelas F Sugawa Ryou
Matematika
161 VS 41
"Jangan biarkan mereka lolos! Kalahkan Sakamoto!!"
Suara Nemoto dan bunyi derap kaki terdengar dari belakang.
Jujur saja, keadaan ketika ini sangat berbahaya. Bukan hanya kami tidak bisa bertarung menghadapi Kelas B, tapi juga satu-satunya impian kami, Himeji, telah menggunakan banyak nilai Matematika-nya. Nemoto niscaya sudah mengetahui itu, jadi ia memanggil Hasegawa-sensei kesini. Trik yang kotor, tapi sangat efektif.
"Hah, hooh...."
"Himeji, kamu baik-baik saja?"
Kami berlari di sepanjang koridor dengan kecepatan penuh, tapi Himeji semakin melambat. Dia tidak bagus dalam hal olahraga. Bagi murid dengan fisik lemah ibarat dirinya, berlari ibarat ini niscaya sangat sulit.
"K-Kalian....duluan saja...."
Himeji menyampaikan itu sambil terengah-engah. Kami tak bisa kabur dari musuh dengan keadaan ibarat ini, namun kami juga tidak bisa meninggalkan Himeji. Kalau hingga kehilangan kekuatan tempurnya, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada perang besok. Lagipula, saya tidak bisa kabur demi menyelamatkan nyawaku sendiri dan membiarkan gadis ini!
Apa tidak ada yang bisa kami lakukan sekarang....?
"Yuuji!"
"Apa, Akihisa?!"
"Serahkan ini padaku! Mundurlah bersama Himeji!!"
Aku bangun dan menghadap ke belakang. Sedangkan Himeji dan Yuuji berlari melewatiku.
Aku tidak pernah menerka akan mempunyai kesempatan untuk mengucapkan kata-kata keren ibarat itu. Apa saya sudah terlihat keren atau bagaimana?
"Yo-Yoshii, jangan khawatirkan aku---"
"Mengerti. Kuserahkan padamu!"
Yuuji memotong ucapan Himeji, dan menyetujui saranku. Inilah Yuuji yang kukenal, tidak pernah membiarkan perasaan menghipnotis penilaiannya sambil dengan hening mengambil keputusan berdasarkan situasi.
"...." (berhenti berlari)
"Tunggu, Muttsurini, kamu juga harus pergi. Kurasa kunci di pertarungan besok yaitu dirimu"
Muttsurini berhenti bersamaaan denganku. Aku bersyukur atas tindakannya, tapi kurasa ia punya misi lain yang lebih penting untuk dicapai. Kami tidak bisa kehilangan ia di sini!
"Kalau begitu, sebaiknya saya juga tetap tinggal. Ya kan, Komandan?"
Shimada juga berhenti berlari, dan bangun di sampingku.
"....Apa saya bisa mengandalkanmu?"
"Tentu saja. Serahkan semuanya padaku!"
"...." (semoga berhasil)
Muttsurini mengacungkan kedua jempolnya, dan pribadi pergi menjauh dari kawasan ini.
"....Apa yang harus kita lakukan sekarang? Komandan?"
"Ah, saya punya ide"
"Hah? Benarkah?"
Shimada menatapku tak percaya.
Ugh---kelihatannya ia tidak percaya padaku, sungguh wakil ketua yang tidak sopan.
"Aku tidak mau berakhir di Ruang Remidial, jadi serahkan saja padaku!"
"Ketemu! Itu mereka, Yoshii dan Shimada dari Kelas F!"
"Bunuh mereka!!"
Musuh mendekati kami dengan cepat. Hasegawa-sensei juga ada di sana.
"Siswa Kelas B! Berhenti!!"
Untuk menjatuhkan semangat juang musuh, saya sengaja membentak untuk menghentikan mereka.
"Nyalimu boleh juga. Kalian pikir bisa mengalahkan kami, hanya dengan berdua?"
"Tidak, sebelum kita bertarung, saya ingin menyampaikan sesuatu pada Hasegawa-sensei"
Kalau kami memperlihatkan kelemahan pada musuh, kami takkan bisa mengendalikan situasi ini, jadi saya harus terus menggertak mereka.
(Yoshii, apa yang kamu pikirkan? Kau mau protes pada Hasegawa-sensei dan bilang kalau mereka lah yang merusak perjanjian?)
(Yah. Serahkan saja padaku, saya punya ide)
Bisikku lembut pada Shimada yang mulai khawatir. Ah, ia terlalu cemas.
"Ada apa, Yoshii?"
Hasegawa-sensei melangkah ke depan. Dia masih berusaha menarik napas, mungkin orang ini perlu lebih banyak berolahraga?
"Apa sensei tahu kalau Kelas B tidak mematuhi perjanjian?"
Jika memang ia yaitu seorang guru, orang tersebut tidak akan berpihak pada siswa yang tidak mematuhi peraturan. Itu sudah niscaya untuk seseorang yang bertanggung jawab menjadi hakim.
(Si licik Nemoto niscaya sudah memikirkan alasan yang bagus)
"Kudengar, kelompok yang mengingkari perjanjian yaitu Kelas F, kan? Kalau mau protes alasannya diserang ibarat ini, sebelum berkata sesuatu ihwal perjanjian, kamu seharusnya instropeksi diri dulu?"
Komentar guru sedikit kasar. Nemoto niscaya telah memutar-balikkan fakta ketika menjelaskan situasi ini pada Hasegawa-sensei, ibarat kata Shimada.
(Sesuai dugaan, jadi apa rencanamu selanjutnya?)
"...."
(Aku percaya pada strategimu, Yoshii)
Shimada mengedipkan sebelah matanya.
Dihadapkan oleh impian gadis ini, saya membuat jawaban berikut.
"Tamatlah kita...."
"Orang ini idiot!!"
Kejam sekali.
☆☆☆☆
"Sakamoto! Yoshii....Apa....Apa ia akan baik-baik saja?"
"Tentu saja!! Aku tidak bisa menjamin orang lain, tapi ia niscaya takkan mengalami kesulitan"
"Tapi...."
"Dia memang tidak mahir dalam hal pelajaran. Tapi, kalaupun nilaimu buruk, bukan berarti semuanya juga buruk ya kan?"
"M-Maksudmu?"
"Si Idiot itu....Dia bukan Kansatsu Shobunsha biasa"
☆☆☆☆
""""Summon!!!""""
Keempat musuh memanggil Syokanju masing-masing di waktu bersamaan.
Kami terus melarikan diri, tapi jalur koridor yang kami ambil dipenuhi jalan buntu. Ini hanya kasus waktu sebelum kami benar-benar masuk dalam area pertempuran.
"Yoshii, apa yang harus kita lakukan?"
"Kau bertanya padaku?"
"Lalu pada siapa lagi?! Apa pun boleh, pikirkan saja sesuatu!!"
Shimada dan saya berlari berdampingan sambil saling berteriak.
"Baiklah, saya mengerti! Shimada, kamu cobalah hadapi mereka!!"
"Un, terus?"
"Kesempatan saya untuk melarikan diri akan jadi lebih tinggi"
"Aku niscaya akan menghabisimu suatu hari nanti!"
Sekarang kami tiba di ujung koridor. Hanya ada dinding dengan jendela kecil di depan kami.
"Shimada, panggil Syokanju-mu sekarang"
"Memanggil disini?"
"Dan gunakan ia untuk mendapatkan serangan menggantikanku"
"Mati saja kau!!"
"Wah?! Kenapa kamu tiba-tiba mengamuk?! Memangnya kamu Berserker?"
Aku terus berlari sambil menghindari serentetan pukulan dari Shimada.
Sialan. Sekarang kami benar-benar terjebak.
Aku menyandarkan punggungku ke dinding dan menoleh ke depan, melihat musuh semakin mendekat.
"Kalian niscaya kelelahan sehabis berlarian kesana kemari!"
"Ngomong-ngomong, apa kita memang harus mengejar mereka?"
"Apa boleh buat. Selagi kita bermain terbelakang dengan mereka, kelompok Sakamoto berhasil lolos"
"Kalau begitu, ayo kita selesaikan ini kemudian kembali!"
Ketika mereka sadar kami tidak bisa kabur lagi, mereka berempat yang terlihat sudah kehabisan tenaga alasannya kejar-kejaran ini, mulai mengobrol di hadapan kami.
Karena tak ada gunanya mengejar, kenapa kalian tidak biarkan saja kami pergi?
"Hei, sudah selesai ngobrolnya?!"
Shimada jadi murka dan membentak mereka ketika ia menyadari kalau para musuh sedang bersikap tidak sopan. Oh, bahkan di situasi ibarat ini, ia masih sangat agresif.
"....Ah!"
"Apa?"
"Dasar, kalian memang kelas terburuk"
Beraninya ia menyampaikan itu! Aku harus membalasnya!
"Kami bukan kelas terburuk! Para siswanya saja yang buruk!"
"Yoshii, diamlah!!"
Hah? Aku hanya mencoba untuk melawan, kenapa ia jadi sangat marah?
"Jangan rendahkan kami hanya alasannya kami dari Kelas F!"
"Ohh, benarkah? Memangnya Kelas F rendahan ibarat kalian bisa apa?"
"Lihat saja sendiri! Syokanju, Summon!!"
Begitu gadis ini berteriak, muncullah Chibi Shimada yang sudah sering kulihat.
"Inilah yang akan kulakukan! Akan kubuat kamu mengerti perbedaan tingkat kekuatan kita!!"
Lelaki Kelas B yang bertengkar dengan Shimada juga memanggil Syokanju-nya. Sambil menggenggam sebilah pisau, ia melesat ke arah kami. Meski musuh tidak bisa membuat gerakan rumit, ia punya kekuatan yang sudah cukup.
"Kau!"
Shimada juga membuat Syokanju-nya maju.
Kemudian, serangan hebat musuh mengenai Syokanju Shimada dan---
Kelas B Kudou Shinji VS Kelas F Shimada Minami
Matematika
159 VS 171
"Kau, apa kamu benar-benar dari Kelas F?!"
Tidak mungkin, mereka setara! Apa yang bahwasanya terjadi?
"Hehe, ini salahmu alasannya menentukan matematika. Untuk pelajaran ini, tidak akan kasus bahkan jikalau saya tidak mengerti kanji!"
Ohhh, Shimada sangat keren!!
"Ngomong-ngomong, Shimada. Berapa nilai Sastra Kuno-mu?"
"Cuma satu digit!"
Dia menjawab dengan yakin! Itu juga keren!!
"Kudou, perlu bantuan? Kau tidak mau dikirim ke ruang remidial kan?"
"Sial, tolong bantu aku!!"
Kudou menggigit bibirnya, merasa menyesal. Sungguh memalukan alasannya hingga meminta pinjaman hanya untuk melawan Kelas F.
Situasinya menjadi buruk untuk Shimada. Kedua Syokanju bertarung menggunakan senjata masing-masing dan berjuang dengan segenap kekuatan. Tak ada di antara mereka yang bisa kabur sekarang. Jika jumlah musuh bertambah, Shimada niscaya kalah.
"Shimada, perlu bantuan? Kau tidak mau dikirim ke ruang remidial kan?"
"Kau hanya akan menghalangiku!"
"Kejamnya!!"
Aku menyesalinya sambil menggigit bibirku. Dia benar-benar jahat!
Namun, kini bukan saatnya untuk bercanda. Tak peduli selelah apa diriku, saya tidak boleh kabur di situasi ibarat ini. Sudah waktunya saya bergabung dalam pertarungan.
"Syokanju, Summon!!"
Lingkaran sihir yang erat muncul di sebelahku. Syokanju yang mempunyai kemampuan bertarung ibarat dengan nilai Matematikaku, perlahan memperlihatkan dirinya.
Wajahnya yang tampak kuat!
Tubuhnya yang kekar!!
Gerakannya yang cepat dan gesit!!!
Kekuatannya yang mutlak!!!!
"Jangan pedulikan Yoshii! Kau bisa lihat, ia hanya orang lemah!"
"Kembalikan! Kembalikan narasi ketampananku!"
"Menyingkirlah, Lemah!!"
"Shimada, apa kamu benar-benar rekanku? Kenapa kamu juga menghinaku?!"
Memang benar kalau Syokanju-ku cuma punya bokuto* di tangannya dan terlihat lemah.
[Pedang Kayu]
Sekarang saya dikepung oleh musuh (salah satunya yaitu sobat sekelasku sendiri)!.
"Kita dalam masalah"
Wajah Shimada sedikit mengkerut.
Meski tadinya bisa menang, tapi kini nilai mereka tidak terlalu berbeda. Jelas sekali kalau gadis ini telah menghabiskan banyak nilai.
"Selamat tinggal!"
Siswa Kelas B menggerakkan Syokanju-nya untuk menyerang. Syokanju Shimada takkan bisa menghindari itu. Ini waktunya saya tampil!!
"Rasakan tendanganku!"
Aku melesatkan Syokanju-ku, mengincar kaki Syokanju musuh dan membuatnya terjegal.
"Ah?!"
Karena meremehkan kemampuanku dan belum terbiasa mengontrol Syokanju-nya sendiri, musuh tersandung dengan mudah.
"Ini belum selesai!"
Aku mengayunkan bokuto-ku ke arah musuh, memukulnya hingga membuatnya terjatuh. Sekarang saatnya!!
"Guh---"
Dengan cepat, Syokanju-ku mencengkeram kepala kepingan belakang Syokanju musuh, dan membantingnya ke lantai.
DAANGG!!!! Bunyi yang ditimbulkan sangat keras hingga menjalar di sepanjang koridor.
"Hah?"
Semua orang menyampaikan secara bersamaan.
Hasik pertarunganpun pribadi diputuskan.
Kelas B Sanada Yuka VS Kelas F Yoshii Akihisa
Matematika
166 VS 51
Nilai kami gres saja muncul di udara.
Memalukan sekali!! Padahal nilainya tiga kali lipat nilaiku!
"Apa?! Nilainya Sanada lebih tinggi, kan? Kenapa ia bisa dikalahkan Syokanju lemah itu?"
Kudou dari Kelas B protes pada Hasegawa-sensei. Ini tidak ada hubungannya dengan guru, apa yang bisa kamu sanggup dari protes kepadanya?
"Hah? Syokanju-ku masih hidup?"
Syokanju yang sudah dihajar mulai berdiri, tampaknya kekuatanku tidak cukup....
"Yoshii, apa yang terjadi?"
"Ah....ini mungkin laba dari menjadi Kansatsu Shobunsha?"
Dari yang kulihat sewaktu perang melawan Kelas D, saya sadar ternyata mengontrol Syokanju itu bukan kiprah yang mudah.
Kekuatan luar biasa serta perbedaan ukuran membuat Syokanju lebih sulit dikendalikan. Karena itulah, semua siswa hanya menggunakan serangan menusuk atau teknik serangan yang sederhana, dan membiarkan nilai menentukan hasilnya.
"Apa maksudmu dengan 'keuntungan'?"
"Dengan kata lain, saya sudah terbiasa mengontrol Syokanju-ku!"
Sebagai Kansatsu Shobunsha, saya sudah memanggil Syokanju-ku berulang kali. Rasa sakit dan lelah yang disalurkan padaku, memberiku beberapa keuntungan---itu memaksaku untuk membuat Syokanju melaksanakan tindakan yang lebih rumit. Kalau cuma tahu gerakan sederhana ibarat 'berlari' atau 'mengayunkan pisau', saya takkan pernah bisa mebyelesaikan pekerjaan tambahan yang diberikan oleh para guru.
"Itu niscaya kebetulan!"
Musuh mengacungkan senjatanya lagi dan mencoba menyerangku. Hanya saja, ekspresi takutnya membuatku sedikit senang.
"Ha!!"
Menghadapi pisau musuh, saya mengendalikan Syokanju untuk memblokir serangannya. Seperti yang tertera di nilai, perbedaan kekuatan kami sejauh tiga kali lipat. Kalau saya menahan serangannya secara langsung, bokuto-ku niscaya akan patah. Aku hanya harus mengalihkan kekuatan serangan musuh.
"Ah!"
Pisaunya terlempar ke samping, membuat dirinya dipenuhi celah.
"HAAA!!!!"
Syokanju-ku melesat maju untuk memukul pinggang musuh, kemudian melayangkan serangan lain ke kepalanya.
Kelas B Sanada Yuka VS Kelas F Yoshii Akihisa
Matematika
126 VS 51
Nilai yang ditampilkan sedikit berubah. Meski sudah menghajar musuh hingga ibarat ini, tapi perbedaan kekuatan kami masih terlalu jauh. Syokanju-ku benar-benar lemah!
"Kita sebaiknya mulai serius sekarang!"
"Sebenarnya saya tidak mau menindas Kelas F. Tapi kita tidak bisa bangun saja dan melihat kekacauan ini"
Dua siswa yang berada di belakang kini maju. Situasinya jadi semakin gawat, ya kan?
"Ah, tunggu dulu. Setidaknya bertarunglah secara adil, dua lawan dua!!"
"Yoshii, kamu keliru. Ini bukan empat lawan dua lagi"
"Hah? Pasukan pinjaman sudah tiba?"
"Sekarang lima lawan satu!"
"Kau berniat mengkhianatiku, Shimada?!"
Seberapa besar kebenciannya padaku?
"TERIMA INIII!!!!"
Seiring dengan teriakan tidak berguna, Syokanju musuh mulai bergerak. Aku menyuruh Syokanju-ku menunduk untuk menghindari serangan.
"Orang ini!!"
"Lelaki zombi ini!!"
Wah?! Jumlah Syokanju musuh yang menghadapiku gres saja bertambah dua!! Apa ini yang namanya Hukuman Mati alasannya Dicincang?!?!
Musuh bangun berdampingan dan menerjang ke arahku. Aku tidak boleh terkepung sebelum diriku mengalahkan mereka.
"Seharusnya kita bisa mengalahkan ia dengan sekali pukul...."
"Tapi tak ada satupun serangan kita yang mengenainya...."
"Orang ini ibarat Metal Slime*"
[Monster terlemah di game RPG]
Aku tidak selemah itu!!
"HIYAAA!!!!"
Dipenuhi kemarahan, saya melesat ke salah satu musuh dan meninju perutnya. Serangan telak!!
....Tanganku terasa sakit. Inilah tanggapan dari reaksi yang timbul*.
[Memukul musuh yang jauh lebih besar lengan berkuasa dengan segenap tenaga. Mungkin rasanya kayak mukul tembok??]
"Haruskah kita mulai sekarang?"
"Sial!! Aku akan mundur untuk ketika ini!!"
Kudo menyadari bahwa ia tidak bisa menang satu lawan satu, jadi ia menetapkan untuk mundur. Dia sudah menghabiskan banyak nilai di pertarungan barusan, mundur yaitu pilihan yang tepat. Sekarang jadi tiga lawan dua---Tidak, Shimada juga sudah kehilangan banyak nilai, lebih tepat dikatakan....tiga lawan satu.
"Shimada, sekarang!!"
Aku memperlihatkan instruksi kepada Shimada yang sedang tidak diserang oleh musuh dan memandangi tabung pemadam kebakaran yang pernah kugunakan sebelumnya.
"Roger!!"
Shimada mengambil tabung pemadam itu dan menarik pengamannya. Sekarang, kami harusnya bisa melarikan diri----
"...."
---tapi ia sama sekali tidak bergerak. Apa yang sedang terjadi?
"Shimada, cepat!!"
"Ah, apa yang harus kulakukan ya?"
Dari wajahnya, ia terlihat sangat sombong.
“Shi-Shimada! Apa yang kamu inginkan?"
Shimada jadinya memperlihatkan sifat aslinya di situasi yang mengerikan! Sangat sulit bertarung melawan tiga musuh sekaligus!
"Apa yang kuinginkan? Ah, benar juga---"
"Aku akan lakukan apa pun yang kamu minta!!!"
"Kalau begitu, pertama, ayo ganti cara kita memanggil satu sama lain!"
"AKU AKAN MELAKUKANNYA!!!!"
"Aku akan memanggilmu Aki, dan kamu akan memanggilku Minami-sama"
"Mi-Minami-sama! Seperti itu?"
"Hari ahad besok, saya ingin pergi ke 'La Pedice' di depan stasiun, dan makan crepe di sana"
“Sialan!! Hidupku hanya bergantung pada Air Garam! Bagaimana bisa kamu membuat pandangan gres mahal ibarat itu---Ah!!! Baiklah, baiklah!! Aku akan mentraktirmu, Minami-sama!! Kumohon!!! Aku akan mentraktirmu!! Makara jangan tinggalkan aku!!!"
"Bagus, dan yang terakhir"
"Ada lagi?! Ampunilah aku!!!"
Shimada terlihat sangat bahagia.
"Katakan kamu akan mencintaiku selamanya"
Apa?! Ini ibarat mencuri di rumah yang terbakar!! Akan saya ingat ini!!!
"KAU AKAN MENCINTAIKU SELAMANYAAA!!!!!"
Aku mengulangi apa yang ia ucapkan. Seharusnya tidak ada keluhan lagi, ya kan?
"IDIOOOOTTT!!!!!"
(Suara semprotan alat pemadam kebakaran)
Apinya sudah padam.
Sekujur tubuh kami tertutupi bubuk putih namun masih berhasil melarikan diri.
Tapi kenapa Shimada terlihat ibarat sedang dalam suasana hati yanfg buruk?
☆☆☆☆
"Haahhh. Aku lelaaahhhh!!"
"Yo-Yoshi! Kau baik-baik saja?"
Himeji membuka pintu kelas dan melangkah keluar. Dadanya yang bergoyang benar-benar mempesona.
"Yeah. Ini tidak seberapa---- Ah, sakit!"
Shimada menginjak kakiku dengan keras. Entah kenapa ia terlihat sangat murka padaku hari ini.
"Humph!"
"Shi-shimada, apa saya mempunyai salah padamu?"
(Tatapan Menakutkan!)
"Ah, bu-bukan, Minami...."
Tatapan membunuh itu terfokus padaku sekarang.
Meskipun ia secara khusus memperlihatkan izin untuk menghapus tambahan '-sama', tapi nama panggilan yang sudah ia memutuskan untukku tak boleh diganti.
Aku belum terbiasa memanggilnya Minami dengan waktu sesingkat ini.
"Kenapa relasi kalian menjadi sangat baik?"
"Hah? Maksudmu, kami?”
Jika relasi kami baik, ia tidak akan menginjak kakiku sambil mengancamku di ketika bersamaan, ya kan?
"Ah, kamu sudah kembali? Terima kasih untuk kerja kerasnya"
"Kau terlihat baik-baik saja"
"Ya, saya kembali"
Yuuji dan Hideyoshi juga berjalan keluar kelas. Muttsurini tampaknya tidak terlalu mencemaskan kami, tapi ia sedikit mengangguk ke arahku.
"Kalau begitu, semuanya...."
"Hah?"
Yuuji menatap semua orang dan berkata.
"Inilah citra situasi kita sekarang. Tampaknya Kelas C yaitu musuh kita. Mereka mungkin gres akan bergerak dan mendeklarasikan perang kepada kita segera sehabis perang ini berakhir. Sejujurnya, kita takkan bisa bertahan jikalau hingga melawan Kelas C pribadi sehabis melawan Kelas B"
Mereka niscaya memikirkan hal yang sama. Bahkan jikalau kami memenangkan perang ini, mereka tidak akan memperlihatkan kelas F waktu untuk beristirahat, dan akan pribadi menyerang kami.
"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Bahkan jikalau Kelas F memenangkan perang ini, kita hanya akan menjadi sasaran empuk untuk Kelas C, ya kan?"
"Itu benar...."
"Jangan khawatir"
Dihadapkan dengan keluhan semua orang, Yuuji memperlihatkan tatapan semangat liarnya dan berucap.
"Karena mereka akan menyerang kita dengan cara ibarat ini, saya akan membalas mereka dengan caraku sendiri"
"Caramu sendiri?"
"Yah, saya akan membalas mereka dengan tanggapan yang berlipat ganda besok"
Kamipun pulang sehabis itu dan bersiap untuk perang keesokan harinya.
☆☆☆Soal keenam berakhir disini☆☆☆
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/
Soal Keenam
Jawablah soal berikut ini :
Tuliskan formula molekul dari Benzene.
Jawaban Himeji Mizuki:
"C6H6"
Komentar Guru:
Soal yang mudah, kan?
Jawaban Tsuchiya Kouta:
"Ben + zene = Benzene"
Komentar Guru:
Kau menghina kimia?
Jawaban Yoshii Akihisa:
"B-E-N-Z-E-N"
Komentar Guru:
Datanglah ke ruangan guru nanti, bersama Tsuchiya.
☆☆☆☆
"Kerja bagus, teman-teman. Terima kasih untuk kerja keras kalian menghadapi semua ujian itu"
Yuuji berkata sambil bangun di belakang podium dan meletakkan tangan di atasnya.
Sepanjang pagi ini kami telah mengerjakan Ujian dan gres saja selesai. Sekarang kami bersiap makan siang. Untuk mengisi kembali nilai yang hilang di semua mata pelajaran, jumlah ujian yang kami kerjakan sungguh mengerikan.
"Kita akan mulai Perang Ujian Syokanju dengan Kelas B siang ini. Apa kalian siap untuk membantai?"
"OOOO!!!!"
Moral juang kami masih tinggi, dan itu yaitu satu-satunya senjata kelas kami.
"Tujuan Perang ini yaitu untuk menahan musuh di kelas mereka. Untuk itu, kita tidak boleh kalah dalam pertarungan di koridor"
"OOOOOO!!!!!"
"Himeji Mizuki akan menjadi komandan di sana. Teman-teman, bersiaga dan bersiaplah untuk mati!"
"A-Aku akan melaksanakan yang terbaik!"
Dengan malu-malu Himeji berjalan keluar dari kerumunan. Mungkin ia tidak ingin berteriak ibarat para murid laki-laki.
"OOOOOOOO!!!!!"
Semangat pasukan garis depan bertambah melampaui batas alasannya mereka bisa bertarung bersama seorang gadis cantik.
Kesimpulannya, kunci dari Perang ini yaitu pertarungan di koridor. Jika kami kalah disana, semuanya akan berakhir. Karena itulah, dari 50 siswa Kelas F, kami mengirim 40-nya untuk bertarung di koridor. Pasukan ini akan dipimpin oleh Himeji, siswa terkuat di kelas F dan yang terkuat kedua di sekolah ini, jadi seharusnya kami bisa memenangkan pertarungan itu tanpa banyak kesulitan.
(suara bel)
Ketika bel yang mengambarkan selesainya istirahat siang berbunyi, perang melawan Kelas B jadinya dimulai.
"Baiklah, ayo semua!! Target kita yaitu meja-meja sistemasis itu!!"
""""SIAP, PAK!"""
Agar berhasil menahan musuh di kelas mereka sendiri, kami harus mengontrol setiap momentum.
Kami bergegas menuju koridor di depan Kelas B dengan kecepatan penuh.
Karena ada banyak siswa Kelas B yang menguasai pelajaran non-sains dan alasannya guru Matematika Hasegawa-sensei mempunyai wilayah pemanggilan yang lebih besar, kami menentukan Matematika sebagai mata pelajaran utama untuk bertarung. Dengan kata lain, jikalau ingin menuntaskan pertarungan secara cepat, Hasegawa-sensei akan sangat diperlukan.
Di sisi kami juga ada guru Komposisi Inggris* Yamada-sensei dan guru Fisika Kimura-sensei. Kali ini, kami perlu meningkatkan jumlah guru pengawas dan mengalahkan musuh sesegera mungkin!
[Komposisi Inggris, mempelajari dasar menulis Bahasa Inggris]
"Aku melihat siswa Kelas B!"
"Mereka membawa Takahashi-sensei!"
Para siswa Kelas B berjalan perlahan menghampiri kami, tapi jumlah mereka hanya 10. Mereka niscaya pasukan garis, dan tampak hanya ingin menguji kemampuan kami.
"Jangan biarkan mereka kabur hidup-hidup!"
Bersamaan dengan teriakan mengancam ini, perang melawan Kelas B secara resmi dimulai.
Kelas B, Nonaka Chounan VS Kelas F, Kondou Yoshimune
Nilai Total
1943 VS 764
Apa?! Dia terlalu kuat! Mereka seolaj berada di tingkatan yang sepenuhnya berbeda!!
Kelas B, Kaneda Ichiyuuko VS Kelas F, Mutou Keita
Matematika
159 VS 69
Kelas B, Satoi Mayuko VS Kelas F, Kimishima Hiroshi
Fisika
152 VS 77
Perbedaan kekuatan bertarung antara dua pihak terlalu besar. Pasukan garis depan kelas F terus menerus kalah. Jika kami tidak mengirim pinjaman sebelum skor mereka mencapai 0, jumlah pasukan disini akan sangat berkurang.
Tepat ketika saya mencoba melihat apakah kami punya bala pinjaman atau mungkin rute-nya telah dihalangi oleh musuh....
"A-Aku terlambat....M-maaf...."
Himeji yang hampir kehabisan napas tiba di medan perang. Kurasa ia berlari sepanjang jalan menuju garis depan.
"Himeji Mizuki di sini!"
Salah satu siswa Kelas B berteriak. Mungkin kah mereka sudah tahu kalau Himeji tidak memasuki ke Kelas A dan menyelidikinya?
Semua siswa Kelas B terkejut ketika mereka mendengar hal itu. Terlihat terang kalau mereka takut sekali pada Himeji.
"Himeji, walaupun kamu gres saja tiba, tapi bisakah....?"
"Y-Ya. Aku maju sekarang"
Himeji pribadi menerjang ke sentra medan tempur. Melihatnya membuatmu merasa tenang. Aku benar-benar ingin memotretnya kini dan menyimpannya sebagai sufenir.
"Hasegawa-sensei, saya Iwashita Ritsuko dari Kelas B ingin menantang Himeji Mizuki dari Kelas F dengan Matematika!"
"Ah, Hasegawa-sensei. Aku Himeji Mizuki, senang bertemu dengan Anda"
Himeji pribadi di targetkan oleh musuh. Apa mereka ingin menyingkirkannya secepat mungkin?
"Ritsuko, saya akan bantu!"
Seorang gadis lain dari Kelas B maju dan memanggil Syokanju-nya di ketika yang bersamaan. Dua dari sepuluh musuh menantangnya. Kelihatannya mereka memang takut pada Himeji.
"Summon!"
Lingkaran sihir muncul sehabis pemanggilan, dan Syokanju yang sudah sering terlihat muncul di hadapan kami.
Kedua Syokanju musuh mengacungkan pedang dan tombak mereka ke Syokanju Himeji, tapi miliknya yang menggenggam greatsword dan sudah pernah kami lihat sebelumnya masih tampak tenang.
Sekarang, ketiga Syokanju dengan wajah ibarat pemilik masing-masing saling berhadapan. Hanya saja...
"Eh? Syokanju Himeji menggunakan aksesoris"
"Ah, iya. Itu alasannya nilai Matematikaku cukup bagus..."
"Kau bisa menggunakan aksesoris di pelajaran yang kamu kuasai ya?"
Syokanju Himeji yang hanya setinggi dua kepala itu menggunakan gelang yang terlihat indah di tangan kirinya selain menggenggam greatword.
"I-Itu kan....?!"
"Dia bukan lawan yang bisa kita hadapi!!"
Para musuh mulai panik ketika menyadari keberadaan gelang itu.
Ah, ini mengingatkanku. Memakai gelang berarti....
"Emmm, saya akan menyerang"
Himeji mengepalkan tangannya. Mengikuti tindakan itu, Syokanju-nya melesat menuju musuh dari sisi kirinya.
"Tunggu sebentar!"
"Ritsuko! Hindari serangannya dulu!"
Kedua Syokanju mereka melompat ke samping dengan dramatis. Gelang di pergelangan tangan Syokanju Himeji mendadak memancarkan sinar terang.
(Beep!)
"Ahhh?!"
"Ri-Ritsuko!"
Seketika sehabis tangan kirinya bersinar, salah satu Syokanju musuh yang tidak sempat menghindar pribadi diselimuti api.
Kelas F Himeji Mizuki VS Kelas B Iwashita Ritsuko & Kikuiri Mayumi
Matematika
412 VS 189 &151
Jadi, menggunakan gelang berarti Syokanju itu bisa menggunakan kemampuan khusus? Meskipun saya lupa berapa jumlah nilai yang dibutuhkan untuk bisa memilikinya. Yang saya ingat, di suatu kepingan peraturan menyebutkan bahwa siswa yang nilainya di atas jumlah tertentu bisa memakaikan gelang itu pada Syokanju-nya, dan membuat mereka bisa menggunakan kemampuan khusus. Peraturan ini tidak ada gunanya untukku, jadi saya melupakannya.
"Ma-Maaf. Aku tidak bisa lembut di dalam pertarungan!"
Syokanju Himeji menghampiri musuh yang kehilangan kontrol alasannya menghindari serangan tadi, kemudian membelah Syokanju sekaligus senjatanya, membunuhnya seketika dan memenangkan pertarungan.
"Iwashita dan Kikuiri telah gugur!"
"Apa?! Bagaimana mungkin?!"
"Himeji Mizuki lebih menyeramkan dari rumornya!!"
Kedelapan murid yang tersisa dari kelas B kelihatan sangat terkejut. Wajar saja jikalau mereka hingga begitu.
Ngomong-ngomong, Himeji, kamu terlalu kuat.
"T-Teman-teman, tolong lakukan yang terbaik....!"
Himeji mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar ibarat tiba dari seorang komandan, tapi justru sangat efektif.
"Aku akan mengerahkan kekuatanku!!"
"Himeji yang terbaik!!"
Jumlah pemuja Himeji bertambah secara drastis.
"Himeji, kamu bisa istirahat sekarang!"
"Ah, ya"
Semangat juang musuh sudah sangat jatuh. Lebih baik kini Himeji dibiarkan beristirahat. Kemampuan khusus memang sanggup menimbulkan kerusakan yang besar, tapi juga menghabiskan banyak nilai. Saat ini, bahkan jikalau tidak ada Himeji, mengalahkan barisan depan musuh hanya kasus waktu saja.
"Gantikan mereka dengan pasukan utama sekaligus mundur! Jangan gugur di pertarungan!!"
Dan itu yaitu bunyi dari musuh. Yang penting kami sudah mencapai misi. Biarkan musuh perlahan mundur, batasi gerak mereka hanya di wilayah Kelas B, ini semua harusnya membuat pertarungan mendekati simpulan untuk hari ini. Semuanya berkat kemampuan bertarung Himeji yang luar biasa hingga planning kami berjalan lancar, terima kasih banyak!
"Akihisa, saya akan kembali ke kelas sekarang"
"Hah? Kenapa?"
Hideyoshi menghampiriku ketika saya sedang mengamati seluruh situasi perang.
‘Kembali’? Apa sesuatu telah terjadi pada pasukan utama?
"Ketua Kelas B itu...."
"Siswa yang berjulukan Nemoto"
"'Nemoto'. Maksudmu Nemoto Kyouji?"
"Iya"
Laki-laki berjulukan Nemoto Kyouji punya reputasi yang sangat buruk. Menurut rumor, ia jago melaksanakan trik kotor dan akan berbuat apa pun demi meraih tujuannya. Ada juga kabar yang beredar ihwal 'Meracuni tim lawan dalam permainan bola', 'Membawa senjata ketika laga dengan yang lain', dan sebagainya. Aku tidak terlalu percaya, tapi berhati-hati juga tak ada salahnya.
"Aku mengerti, kalau begitu lebih baik kita kembali secepatnya!"
"Meski kupikir Yuuji tidak akan terkena jebakannya, kita sebaiknya kembali untuk memastikan semuanya baik-baik saja"
Setelah memberitahu Himeji ihwal ini, Hideyoshi dan saya membawa beberapa orang dan kembali ke kelas.
☆
"Ap---, ini parah!"
"Aku tidak pernah membayangkan mereka benar-benar akan melaksanakan ini semua"
"Keterlaluan"
Ketika kembali ke kelas, kami tidak hanya melihat chabudai yang berlubang-lubang, tapi semua pensil dan penghapus kami juga rusak atau patah.
"Gawat. Sekarang kita tidak bisa mengisi ulang nilai dengan lancar"
"Ya, ini mungkin kasus kecil, tapi niscaya akan menghipnotis pengisian nilai kita"
Ngomong-ngomong, saya mulai berpikir Nemoto itu hanyalah seorang pengecut.
"Jangan terlalu khawatir. Walaupun akan memakan waktu untuk memperbaikinya, ini tidak banyak menghipnotis planning kita"
"Kalau begitu, Yuuji, kami akan akan mengikuti apa yang kamu katakan"
Ada yang tidak beres.
"Kenapa kelas bisa jadi seburuk ini? Dan Yuuji, apa kamu tidak tahu apapun ihwal semua ini?"
Tak ada kasus di kelas sebelum istirahat makan siang, jadi niscaya sudah terjadi sesuatu di waktu antara awal pertempuran dan sekarang. Hanya saja, seharusnya Yuuji berada di kelas ketika itu dan bisa menghentikannya, kan?
"Kelas B ingin membuat kesepakatan. Jadi, saya menetapkan untuk pergi bernegosiasi dengan mereka. Saat itulah kelas menjadi kosong"
"Kesepakatan apa?"
"Yah, jikalau belum ada pihak yang menang hingga jam 4 sore, maka perang akan dilarang dan dilanjutkan besok pagi jam 9. Dengan kata lain, hingga waktunya tiba, kedua kelas tidak boleh melaksanakan apapun yang berafiliasi dengan Perang Ujian Syokanju"
"Begitu ya. Dan kamu setuju?"
"Tepat"
"Tapi kalo hingga pada titik dimana 'stamina menentukan hasil', kita seharusnya punya keuntungan, kan?"
"Itu benar untuk kita semua kecuali Himeji"
....Ah, saya mengerti.
"Setelah memaksa musuh tetap di kelas mereka, Perang untuk hari ini akan berakhir. Pertempuran yang sesungguhnya akan dimulai besok"
"Benar juga. Sepertinya kita memang tidak bisa mengalahkan mereka hari ini"
"Pada ketika itu, kemampuan bertarung Himeji akan lebih penting dibandingkan seluruh kelas"
Itu artinya Perang akan terfokus pada area tertentu? Kalau begitu, ini akan sama ibarat ketika melawan Kelas D dan membuat Himeji mengalahkan Ketua Kelas musuh, kan?
"Jadi itu alasan kamu mendapatkan anjuran mereka. Untuk membiarkan Himeji bertarung dalam kondisi sempurna?"
"Ya. Kesepakatan ini bagus untukku"
Benarkah? Baguslah kalau ibarat itu.
Tapi, saya agak merasa abnormal ihwal hal ini. Mereka menghancurkan meja kami, kemudian membuat kesepakatan yang menguntungkan kami di ketika bersamaan. Aku pikir Nemoto Kyouji bukanlah orang yang naif.
"Akihisa, kita harus menuju garis depan sekarang. Mereka mungkin menggunakan cara kotor lagi"
Hideyoshi berlari keluar dari kelas sehabis mengucapkan itu.
"Baiklah, Yuuji. Kami serahkan sisanya padamu"
"Oh, saya akan siapkan pensil dan penghapus baru"
Yuuji mengangkat tangannya dan melambai. Akupun berbalik, mengejar Hideyoshi.
Aku segera berhasil menyusulnya tanpa perlu berlari cepat.
"Aku terus berpikir kalau kita belum melihat yang sesungguhnya dari mereka!"
"Ya. Kurasa mereka tidak akan berhenti hingga disini. Lebih baik kita berhati-hati"
Trik kotor macam apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Sialan, kelas B mempunyai kemampuan bertarung yang jauh lebih hebat, jadi kenapa mereka tidak pribadi saja menghadapi kami?
Sambil memikirkan itu, kami hampir hingga di medan perang.
"Berhati-hatilah!"
"Kau juga, Hideyoshi!"
Setelah saling mengingatkan, kami kembali pada pasukan kami masing-masing.
"Yoshii! Akhirnya kamu kembali!"
Yang menyambutku kembali yaitu Sugawa. Hah? Bukannya yang mengendalikan pasukan harusnya yaitu Shimada?
"Maaf membuat kalian menunggu! Bagaimana situasinya sekarang?"
"Sangat buruk"
"Hah?! Kenapa?!"
Pasukan utama musuh belum muncul lagi. Ditambah, kemampuan bertarung kami lebih unggul dari mereka. Jadi, kenapa malah situasi kami yang memburuk sekarang?
"Shimada tertangkap dan disandera"
"Apa?!"
Sekarang mereka menggunakan sandera?! Apa mereka yakin bisa menang dengan trik kotor??
"Musuh cuma tinggal 2 orang, tapi kita tidak bisa menyerang mereka sama sekali. Apa yang harus kita lakukan?"
Sekarang pasukanku dihadapkan pada kasus berkat tragedi ini.
"Hmmm....biarkan saya melihat situasinya dulu sebelum mengambil keputusan"
"Kalau begitu lebih baik kita kesana sekarang. Mereka menghalangi kami di koridor itu"
Sugawa memimpin jalan, dan saya mengikuti di belakangnya.
Setelah melintasi pagar-pagar betis yang dibentuk pasukanku, terang terlihat kalau situasi di depanku tepat ibarat yang Sugawa katakan: Shimada dan Syokanju-nya ditawan oleh 2 siswa Kelas B.
Dan ada guru remedial di sebelah mereka.
"Shimada!!"
"Yo-Yoshii!"
Kenapa ini terdengar ibarat sinetron?
"Berhenti disana! Berani mendekat dan saya akan memperlihatkan serangan terakhir ke Syokanju-nya untuk mengirim gadis ini ke Ruangan Remedial!"
Salah satu musuh yang menangkap Shimada maju dan membatasi tindakanku.
Mereka tidak hanya membuat siswa wanita kelas kami yang berharga diambang gugur, tapi mereka juga sengaja menawannya untuk mengancam dan menurunkan semangat juang kami. Strategi yang sangat cerdas.
Jika kami membabi buta menerjang sebelum sempat mengalahkan musuh, mereka akan mengalahkan Shimada dan memanfaatkan fakta itu semoga kami merasa bersalah dikarenakan telah mengirimnya ke Ruang Remidial.
....Hanya saja, ini tak ada apa-apanya.
"Semuanya, bersiaplah untuk menyerang!!"
"Ketua, kamu yakin?!"
Tak ada jalan lain! Selalu ada pengorbanan dalam perang! Ini bukan balas dendam alasannya disiksa setiap hari, melainkan hanya satu keputusan yang harus diambil oleh seorang pemimpin!
"T-Tunggu, Yoshii!!"
Bahkan musuhpun menyuruhku berhenti. Sungguh tidak keren.
"Kau tidak ingin tahu kenapa ia bisa tertangkap oleh kami?"
"Karena ia idiot"
"AKU AKAN MEMBUNUHMU!!!!"
Heh? Apa? Kenapa Shimada terdengar lebih besar lengan berkuasa dariku meskipun ia sedang disandera?
"Gadis ini mempercayai informasi palsu ihwal kamu yang terluka dan kemudian meninggalkan pasukannya sendiri untuk mencarimu di UKS"
Dia bilang apa?!
"Shimada...."
"A-Apa?"
Apa saya terlalu memikirkannya? Wajah Shimada terlihat sangat merah.
"Mencoba membunuhku ketika saya terluka, apa kamu iblis?!"
"Bukan itu alasannya!!!"
Benar-benar menakutkan. Sekarang saya tidak bisa tidur siang di UKS dengan tenang.
"Memangnya salah kalau saya ingin menjenguk dan melihat bagaimana keadaanmu!? Aku ini mencemaskanmu!!!"
Hah....?
"Apa itu benar, Shimada?"
"H-Hm. Tidak boleh?"
Shimada tampaknya sedikit murka kemudian menoleh kesamping.
Benarkah? Dia, mencemaskan aku? Shimada yang itu....??
"Haha, kamu kini mengerti, kan? Jadi, dengarkan saya dan jangan lakukan apapun"
"SEMUANYA, SERAAAANG!!!!!"
"KENAPAAAA?!?!?!"
Kenapa? Apa kamu perlu menanyakan hal semacam itu??
"Dia bukan Shimada! Dia niscaya musuh yang sedang menyamar!"
Kalian menentukan orang yang salah untuk ditiru!! Shimada yang orisinil tidak akan pernah bersikap selembut itu! Kalau ia benar-benar yang asli, niscaya gadis itu akan senang mengirimku ke neraka!
"Hei, tunggu sebentar!!! Orang ini yaitu Shimada yang asli!!"
Para siswa Kelas B, betapa tidak kerennya kalian.
"Diam! Kalian masih ingin menggunakan trik kotor meskipun kami sudah menyadarinya? Busuk sekali!!"
"Aku cuma membertahumu, ia benar-benar asli....!!"
Kelas B Suzuki Jirou VS Kelas F Tanaka Akira
Penulisan Bahasa Inggris
33 VS 65
Kelas B Yoshida Takuo VS Kelas F Sugawa Ryou
Penulisan Bahasa Inggris
18 VS 59
Kalahkan kedua orang itu terlebih dahulu! Berikan serangan fatal ke Syokanju mereka!
"Aaah!!!"
"Tolong aku....!!"
Keduanya pribadi dibawa pergi oleh Guru Remidial. Rasanya melegakan.
Dan kemudian, yang tersisa adalah....
"Semuanya, hati-hati!! Musuh bisa saja membuka samarannya dan mendadak menyerang kita!"
Dialah si palsu yang mencoba menyamar menjadi Shimada!!
"Y-Yoshii, kamu kejam....Padahal saya sangat mengkhawatirkanmu..."
"Hentikan akting payahmu itu, dasar bintang film kacangan!"
Shimada yang orisinil tidak akan pernah berkata ibarat itu!
"Itu memang benar! Aku sangat mengkhawatirkanmu!"
"Kepung dia! Meski pun berasal dari Kelas B, ia takkan bisa melawan kita semua sekaligus"
"Aku serius!! Mereka bilang 'Yoshii melihat celana dalam Mizuki dan tidak bisa berhenti mimisan', itu membuatku benar-benar khawatir!!"
"Hentikan serangan!!! Dia Shimada yang asli!!"
Dialah satu-satunya orang yang akan percaya pada kebohongan terbelakang semacam itu.
"Shimada, kamu baik-baik saja?"
Aku mengulurkan tangan pada Shimada yang sedang terduduk di lantai. Sialan kalian, Kelas B! Berani-beraninya mereka menggunakan trik kotor ibarat ini!!
"...."
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Aku mencemaskanmu"
"..."
"Beristirahatlah di kelas. Kau niscaya sangat lelah"
"...."
"Ngomong-ngomong, orang-orang itu sungguh pengecut. Apa mereka tidak punya harga diri sebagai manusia?"
"...."
Shimada tidak bereaksi.
"Ah....Shimada. Sebenarnya...."
"....Apa?"
Akhirnya ia memalingkan wajahnya dan menatapku.
Aku memasang ekspresi menyesal dan melontarkan senyuman terbaik ke Shimada, yang kini sedang menatap pribadi kearahku.
"Aku sudah tahu kalau itu yaitu kamu semenjak awal!"
Shimada pun mengamuk.
☆☆☆☆
"....Dimana aku?"
Ketika tersadar, saya melihat langit-langit yang dipenuhi oleh debu. Ini....ah, kelas kami.
"Kau sudah sadar?"
Suara yang imut terdengar di sebelahku. Mungkinkah itu bunyi penyembuh milik Himeji?
"Aku mencemaskanmu, Yoshii. Kau terlihat ibarat telah dihajar oleh seseorang kemudian didorong dari atas tangga"
Tepat sekali.
"Walaupun ini Perang Ujian Syokanju, tidak perlu melukai seseorang hingga begini kan?"
Tidak, daripada menyebutnya perang, yang lebih tepat yaitu pembantaian sepihak....
"Jangan dipikirkan. Bagaimana dengan Perangnya?"
Aku mencoba duduk di tatami, kemudian rasa sakit menjalar ke sekujur tubuhku.
"Berdasarkan kesepakatan, kita kini sedang gencatan senjata. Perang akan dilanjutkan besok"
"Dan situasi kita?"
"Kurang lebih kita sudah menyerang hingga ke depan kelas mereka sesuai rencana. Tapi, dampak yanh kita terima lebih besar dibandingkan asumsi awal"
Yuuji membaca laporan kerugian di kertas satu per satu. Meski rencananya sudah berhasil, tapi ini menyisakan kerugian yang besar. Sepertinya kami tidak menang telak di koridor, dan alasannya mengirim sebagian besar pasukan ke sana, hasilnya tidak bagus untuk seluruh planning kami.
"Beberapa hal tak terduga memang terjadi, tapi tampaknya semua sudah berjalan dengan lancar untuk kini kan?"
"Bisa dibilang begitu"
Namun, lawannya yaitu si pengecut Nemoto Kyouji, ia niscaya punya planning rahasia.
(Ketukan di pintu)
"Oh, Muttsurini. Ada yang perlu dilaporkan?"
Sebelum saya menyadarinya, Muttsurini sudah ada disampingku.
Dia merupakan anggota tim kepetangan hari ini, jadi ia tidak ambil kepingan dalam pertempuran. Tugasnya yaitu mengawasi dan melaporkan apapun yang terjadi di pasukan musuh.
"Hah? Ada yang abnormal dengan Kelas C?"
"...." (mengangguk)
Menurut informasi Muttsurini, Kelas C sedang bersiap untuk Perang Ujian Syokanju. Jika mereka tidak berniat untuk menantang Kelas A, maka hanya ada satu alasan....
"Mereka sedang mengincar sasaran empuk. Benar-benar, para bajingan pengecut"
Sesuai perkataan Yuuji, kelas C berencana menyerang pemenang dari Perang ini. Benar juga, lebih gampang bertarung dengan lawan yang sudah kelelahan dan melemah.
"Yuuji, apa rencanamu?"
"Hmm, apa yang harus kulakukan....?"
Yuuji mendongak dan melihat ke arah jam. Sekarang jam 4:30---belum terlambat.
"Kita sebaiknya membuat kesepakatan dengan Kelas C juga. Kalau kita mengancam dengan menggunakam Kelas D untuk menyerang mereka, saya yakin orang-orang itu akan membuang pandangan gres menyerang kita"
"Terlebih lagi, mereka tidak yakin kita akan menang perang kan?"
Seharusnya tidak akan sulit membuat kesepakatan dengan Kelas C.
"Baiklah. Sekarang, ayo kita pergi!"
"Ya"
Aku mengerahkan kekuatan ke tubuhku yang sakit dan berdiri. Tapi kurasa badanku masih baik-baik saja.
"Sebagai planning cadangan, Hideyoshi, tinggallah di kelas"
"Hah? Kenapa? Tidak apa-apa kan jikalau saya ikut dengan kalian?"
"Kalau wajahmu terlihat, seni administrasi rahasiaku untuk keadaan darurat nanti tidak akan berhasil"
"Aku tidak terlalu mengerti, tapi kalau kamu berkata ibarat itu, baiklah!"
Hideyoshi duduk kembali dengan patuh. Tapi keadaan darurat apa yang dimaksud Yuuji?
"Kalau begitu, ayo berangkat! Mungkin akan sedikit berbahaya alasannya jumlah kita sedikit"
Kecuali Hideyoshi. Yuuji, Himeji, Muttsurini, dan saya berjalan menuju Kelas C.
"Yoshii, butuh waktu usang hanya untuk membersihkan darahmu dari jari-jariku. Aku akan membuatmu membayarnya nanti"
"Memangnya itu salah Yoshii?"
Ketika berada di koridor, kami melihat Shimada yang sedang mengelap tangannya menggunakan saputangan, dan Sugawa dengan tas di punggungnya.
"Ah, Shimada, Sugawa. Kebetulan sekali. Ayo pergi ke Kelas C"
Meskipun kurasa tidak akan terjadi apapun, tapi masih ada kemungkinkan siswa Kelas C akan menyerang kami. Pergi kesana hanya dengan beberapa orang akan berbahaya. Juga, kami butuh orang tambahan untuk melindungi Himeji. Aku terus berpikir ibarat itu sambil memanggil kedua sahabat baikku.
Tentu saja, sebagai sahabat baik, mereka tidak akan menolak.
"Hmmm, baiklah"
"Tidak kasus untukku"
Sekarang saya punya pinjaman yang bisa dipercaya.
"Cepatlah, atau Ketua Kelas C akan pulang duluan"
"Ya, ayo!"
Setelah Shimada dan Sugawa bergabung, kami berenam menuju Kelas C.
"Aku Ketua Kelas F, Sakamoto Yuuji. Siapa Ketua Kelas disini?"
Masih banyak siswa yang tinggal di Kelas C. Seperti yang dilaporkan Muttsurini, mereka berkemas-kemas untuk Perang Ujian Syokanju dan menunggu sasaran yang lebih gampang muncul.
"Aku. Apa yang kamu inginkan?"
Gadis yang maju di hadapan kami mempunyai rambut yang pendek. Bukankah ia Koyama, bintang klub voli?
"Aku kesini mau bernegosiasi denganmu sebagai Ketua Kelas F. Kau punya waktu sekarang?"
"'Negosiasi' yah....?"
Walaupun saya tidak suka menjelek-jelekkan perempuan, Koyama sangat jauh dari kata lembut dan baik. Setelah mendengar apa yang Yuuji katakan, untuk suatu alasan ia tersenyum jahat.
"Ya, saya disini untuk mengusulkan sebuah perjanjian non-agresi"
"Perjanjian non-agresi....Bagaimana menurutmu, Nemoto?"
Koyama berbalik dan bicara pada sekelompok siswa di ujung kelas.
Hah? ‘Nemoto’?
"Tentu saja tidak. Itu tidak perlu, kan?"
"Apa?! Nemoto?! Kenapa ada Kelas B disini?!"
Orang yang mendekat kesini sambil membawa sekelompok orang itu yaitu musuh kami sekarang. Ketua Kelas B, Nemoto Kyouji. Berambut pendek, dengan janggut yang belum dicukur di sekeliling mulutnya, dan mata yang terkesan busuk. Penampilannya sangat berbeda dengan Yuuji yang punya sorot mata tajam.
"Jahat sekali, Kelas F. Kalian melanggar perjanjian. Bukannya kita sudah sepakat takkan melaksanakan apapun yang berafiliasi dengan Perang Ujian Syokanju?"
"Apa kamu bilang....?"
"Kalian duluan yang ingkar komitmen kan? Aku hanya melaksanakan apa yang akan kalian lakukan!"
Setelah berkata ibarat itu, sekelompok murid yang ada di balik punggungnya mulai bertindak. Orang cukup umur yang bersembunyi di belakang mereka yaitu Hasegawa-sensei, yang bertubuh pendek dan berada di medan perang tadi.
"Hasegawa-sensei! Yoshino dari Kelas B menantang---"
"Tidak secepat itu!! Sugawa dari Kelas F mendapatkan tantangannya! Summon!!"
Tepat ketika Yoshino dari Kelas B hendak menyerang Yuuji secara tiba-tiba, Sugawa menerjang ke depan dan mendapatkan tantangan itu untuk melindungi ketua kelas kami. Kerja bagus, Sugawa!!
"Kami tidak melanggar perjanjian!! Ini hanya kasus di antara Kelas C dan Kelas F---"
"Tidak ada gunanya, Akihisa! Nemoto niscaya akan menggunakan kalimat 'Apapun yang berafiliasi dengan Perang Ujian Syokanju' sebagai alasan!!"
"Ya, dan memang itu yang akan kuperbuat ♪"
"Omong kosong!"
"'Omong kosong' yaitu teori yang sangat berguna!"
"Akihisa, lari!"
"Sial!"
Meninggalkan Sugawa yang sedang bertarung di belakang, kami lari dari kelas C secepat mungkin.
Kelas B Yoshino Takayuki VS Kelas F Sugawa Ryou
Matematika
161 VS 41
"Jangan biarkan mereka lolos! Kalahkan Sakamoto!!"
Suara Nemoto dan bunyi derap kaki terdengar dari belakang.
Jujur saja, keadaan ketika ini sangat berbahaya. Bukan hanya kami tidak bisa bertarung menghadapi Kelas B, tapi juga satu-satunya impian kami, Himeji, telah menggunakan banyak nilai Matematika-nya. Nemoto niscaya sudah mengetahui itu, jadi ia memanggil Hasegawa-sensei kesini. Trik yang kotor, tapi sangat efektif.
"Hah, hooh...."
"Himeji, kamu baik-baik saja?"
Kami berlari di sepanjang koridor dengan kecepatan penuh, tapi Himeji semakin melambat. Dia tidak bagus dalam hal olahraga. Bagi murid dengan fisik lemah ibarat dirinya, berlari ibarat ini niscaya sangat sulit.
"K-Kalian....duluan saja...."
Himeji menyampaikan itu sambil terengah-engah. Kami tak bisa kabur dari musuh dengan keadaan ibarat ini, namun kami juga tidak bisa meninggalkan Himeji. Kalau hingga kehilangan kekuatan tempurnya, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada perang besok. Lagipula, saya tidak bisa kabur demi menyelamatkan nyawaku sendiri dan membiarkan gadis ini!
Apa tidak ada yang bisa kami lakukan sekarang....?
"Yuuji!"
"Apa, Akihisa?!"
"Serahkan ini padaku! Mundurlah bersama Himeji!!"
Aku bangun dan menghadap ke belakang. Sedangkan Himeji dan Yuuji berlari melewatiku.
Aku tidak pernah menerka akan mempunyai kesempatan untuk mengucapkan kata-kata keren ibarat itu. Apa saya sudah terlihat keren atau bagaimana?
"Yo-Yoshii, jangan khawatirkan aku---"
"Mengerti. Kuserahkan padamu!"
Yuuji memotong ucapan Himeji, dan menyetujui saranku. Inilah Yuuji yang kukenal, tidak pernah membiarkan perasaan menghipnotis penilaiannya sambil dengan hening mengambil keputusan berdasarkan situasi.
"...." (berhenti berlari)
"Tunggu, Muttsurini, kamu juga harus pergi. Kurasa kunci di pertarungan besok yaitu dirimu"
Muttsurini berhenti bersamaaan denganku. Aku bersyukur atas tindakannya, tapi kurasa ia punya misi lain yang lebih penting untuk dicapai. Kami tidak bisa kehilangan ia di sini!
"Kalau begitu, sebaiknya saya juga tetap tinggal. Ya kan, Komandan?"
Shimada juga berhenti berlari, dan bangun di sampingku.
"....Apa saya bisa mengandalkanmu?"
"Tentu saja. Serahkan semuanya padaku!"
"...." (semoga berhasil)
Muttsurini mengacungkan kedua jempolnya, dan pribadi pergi menjauh dari kawasan ini.
"....Apa yang harus kita lakukan sekarang? Komandan?"
"Ah, saya punya ide"
"Hah? Benarkah?"
Shimada menatapku tak percaya.
Ugh---kelihatannya ia tidak percaya padaku, sungguh wakil ketua yang tidak sopan.
"Aku tidak mau berakhir di Ruang Remidial, jadi serahkan saja padaku!"
"Ketemu! Itu mereka, Yoshii dan Shimada dari Kelas F!"
"Bunuh mereka!!"
Musuh mendekati kami dengan cepat. Hasegawa-sensei juga ada di sana.
"Siswa Kelas B! Berhenti!!"
Untuk menjatuhkan semangat juang musuh, saya sengaja membentak untuk menghentikan mereka.
"Nyalimu boleh juga. Kalian pikir bisa mengalahkan kami, hanya dengan berdua?"
"Tidak, sebelum kita bertarung, saya ingin menyampaikan sesuatu pada Hasegawa-sensei"
Kalau kami memperlihatkan kelemahan pada musuh, kami takkan bisa mengendalikan situasi ini, jadi saya harus terus menggertak mereka.
(Yoshii, apa yang kamu pikirkan? Kau mau protes pada Hasegawa-sensei dan bilang kalau mereka lah yang merusak perjanjian?)
(Yah. Serahkan saja padaku, saya punya ide)
Bisikku lembut pada Shimada yang mulai khawatir. Ah, ia terlalu cemas.
"Ada apa, Yoshii?"
Hasegawa-sensei melangkah ke depan. Dia masih berusaha menarik napas, mungkin orang ini perlu lebih banyak berolahraga?
"Apa sensei tahu kalau Kelas B tidak mematuhi perjanjian?"
Jika memang ia yaitu seorang guru, orang tersebut tidak akan berpihak pada siswa yang tidak mematuhi peraturan. Itu sudah niscaya untuk seseorang yang bertanggung jawab menjadi hakim.
(Si licik Nemoto niscaya sudah memikirkan alasan yang bagus)
"Kudengar, kelompok yang mengingkari perjanjian yaitu Kelas F, kan? Kalau mau protes alasannya diserang ibarat ini, sebelum berkata sesuatu ihwal perjanjian, kamu seharusnya instropeksi diri dulu?"
Komentar guru sedikit kasar. Nemoto niscaya telah memutar-balikkan fakta ketika menjelaskan situasi ini pada Hasegawa-sensei, ibarat kata Shimada.
(Sesuai dugaan, jadi apa rencanamu selanjutnya?)
"...."
(Aku percaya pada strategimu, Yoshii)
Shimada mengedipkan sebelah matanya.
Dihadapkan oleh impian gadis ini, saya membuat jawaban berikut.
"Tamatlah kita...."
"Orang ini idiot!!"
Kejam sekali.
☆☆☆☆
"Sakamoto! Yoshii....Apa....Apa ia akan baik-baik saja?"
"Tentu saja!! Aku tidak bisa menjamin orang lain, tapi ia niscaya takkan mengalami kesulitan"
"Tapi...."
"Dia memang tidak mahir dalam hal pelajaran. Tapi, kalaupun nilaimu buruk, bukan berarti semuanya juga buruk ya kan?"
"M-Maksudmu?"
"Si Idiot itu....Dia bukan Kansatsu Shobunsha biasa"
☆☆☆☆
""""Summon!!!""""
Keempat musuh memanggil Syokanju masing-masing di waktu bersamaan.
Kami terus melarikan diri, tapi jalur koridor yang kami ambil dipenuhi jalan buntu. Ini hanya kasus waktu sebelum kami benar-benar masuk dalam area pertempuran.
"Yoshii, apa yang harus kita lakukan?"
"Kau bertanya padaku?"
"Lalu pada siapa lagi?! Apa pun boleh, pikirkan saja sesuatu!!"
Shimada dan saya berlari berdampingan sambil saling berteriak.
"Baiklah, saya mengerti! Shimada, kamu cobalah hadapi mereka!!"
"Un, terus?"
"Kesempatan saya untuk melarikan diri akan jadi lebih tinggi"
"Aku niscaya akan menghabisimu suatu hari nanti!"
Sekarang kami tiba di ujung koridor. Hanya ada dinding dengan jendela kecil di depan kami.
"Shimada, panggil Syokanju-mu sekarang"
"Memanggil disini?"
"Dan gunakan ia untuk mendapatkan serangan menggantikanku"
"Mati saja kau!!"
"Wah?! Kenapa kamu tiba-tiba mengamuk?! Memangnya kamu Berserker?"
Aku terus berlari sambil menghindari serentetan pukulan dari Shimada.
Sialan. Sekarang kami benar-benar terjebak.
Aku menyandarkan punggungku ke dinding dan menoleh ke depan, melihat musuh semakin mendekat.
"Kalian niscaya kelelahan sehabis berlarian kesana kemari!"
"Ngomong-ngomong, apa kita memang harus mengejar mereka?"
"Apa boleh buat. Selagi kita bermain terbelakang dengan mereka, kelompok Sakamoto berhasil lolos"
"Kalau begitu, ayo kita selesaikan ini kemudian kembali!"
Ketika mereka sadar kami tidak bisa kabur lagi, mereka berempat yang terlihat sudah kehabisan tenaga alasannya kejar-kejaran ini, mulai mengobrol di hadapan kami.
Karena tak ada gunanya mengejar, kenapa kalian tidak biarkan saja kami pergi?
"Hei, sudah selesai ngobrolnya?!"
Shimada jadi murka dan membentak mereka ketika ia menyadari kalau para musuh sedang bersikap tidak sopan. Oh, bahkan di situasi ibarat ini, ia masih sangat agresif.
"....Ah!"
"Apa?"
"Dasar, kalian memang kelas terburuk"
Beraninya ia menyampaikan itu! Aku harus membalasnya!
"Kami bukan kelas terburuk! Para siswanya saja yang buruk!"
"Yoshii, diamlah!!"
Hah? Aku hanya mencoba untuk melawan, kenapa ia jadi sangat marah?
"Jangan rendahkan kami hanya alasannya kami dari Kelas F!"
"Ohh, benarkah? Memangnya Kelas F rendahan ibarat kalian bisa apa?"
"Lihat saja sendiri! Syokanju, Summon!!"
Begitu gadis ini berteriak, muncullah Chibi Shimada yang sudah sering kulihat.
"Inilah yang akan kulakukan! Akan kubuat kamu mengerti perbedaan tingkat kekuatan kita!!"
Lelaki Kelas B yang bertengkar dengan Shimada juga memanggil Syokanju-nya. Sambil menggenggam sebilah pisau, ia melesat ke arah kami. Meski musuh tidak bisa membuat gerakan rumit, ia punya kekuatan yang sudah cukup.
"Kau!"
Shimada juga membuat Syokanju-nya maju.
Kemudian, serangan hebat musuh mengenai Syokanju Shimada dan---
Kelas B Kudou Shinji VS Kelas F Shimada Minami
Matematika
159 VS 171
"Kau, apa kamu benar-benar dari Kelas F?!"
Tidak mungkin, mereka setara! Apa yang bahwasanya terjadi?
"Hehe, ini salahmu alasannya menentukan matematika. Untuk pelajaran ini, tidak akan kasus bahkan jikalau saya tidak mengerti kanji!"
Ohhh, Shimada sangat keren!!
"Ngomong-ngomong, Shimada. Berapa nilai Sastra Kuno-mu?"
"Cuma satu digit!"
Dia menjawab dengan yakin! Itu juga keren!!
"Kudou, perlu bantuan? Kau tidak mau dikirim ke ruang remidial kan?"
"Sial, tolong bantu aku!!"
Kudou menggigit bibirnya, merasa menyesal. Sungguh memalukan alasannya hingga meminta pinjaman hanya untuk melawan Kelas F.
Situasinya menjadi buruk untuk Shimada. Kedua Syokanju bertarung menggunakan senjata masing-masing dan berjuang dengan segenap kekuatan. Tak ada di antara mereka yang bisa kabur sekarang. Jika jumlah musuh bertambah, Shimada niscaya kalah.
"Shimada, perlu bantuan? Kau tidak mau dikirim ke ruang remidial kan?"
"Kau hanya akan menghalangiku!"
"Kejamnya!!"
Aku menyesalinya sambil menggigit bibirku. Dia benar-benar jahat!
Namun, kini bukan saatnya untuk bercanda. Tak peduli selelah apa diriku, saya tidak boleh kabur di situasi ibarat ini. Sudah waktunya saya bergabung dalam pertarungan.
"Syokanju, Summon!!"
Lingkaran sihir yang erat muncul di sebelahku. Syokanju yang mempunyai kemampuan bertarung ibarat dengan nilai Matematikaku, perlahan memperlihatkan dirinya.
Wajahnya yang tampak kuat!
Tubuhnya yang kekar!!
Gerakannya yang cepat dan gesit!!!
Kekuatannya yang mutlak!!!!
"Jangan pedulikan Yoshii! Kau bisa lihat, ia hanya orang lemah!"
"Kembalikan! Kembalikan narasi ketampananku!"
"Menyingkirlah, Lemah!!"
"Shimada, apa kamu benar-benar rekanku? Kenapa kamu juga menghinaku?!"
Memang benar kalau Syokanju-ku cuma punya bokuto* di tangannya dan terlihat lemah.
[Pedang Kayu]
Sekarang saya dikepung oleh musuh (salah satunya yaitu sobat sekelasku sendiri)!.
"Kita dalam masalah"
Wajah Shimada sedikit mengkerut.
Meski tadinya bisa menang, tapi kini nilai mereka tidak terlalu berbeda. Jelas sekali kalau gadis ini telah menghabiskan banyak nilai.
"Selamat tinggal!"
Siswa Kelas B menggerakkan Syokanju-nya untuk menyerang. Syokanju Shimada takkan bisa menghindari itu. Ini waktunya saya tampil!!
"Rasakan tendanganku!"
Aku melesatkan Syokanju-ku, mengincar kaki Syokanju musuh dan membuatnya terjegal.
"Ah?!"
Karena meremehkan kemampuanku dan belum terbiasa mengontrol Syokanju-nya sendiri, musuh tersandung dengan mudah.
"Ini belum selesai!"
Aku mengayunkan bokuto-ku ke arah musuh, memukulnya hingga membuatnya terjatuh. Sekarang saatnya!!
"Guh---"
Dengan cepat, Syokanju-ku mencengkeram kepala kepingan belakang Syokanju musuh, dan membantingnya ke lantai.
DAANGG!!!! Bunyi yang ditimbulkan sangat keras hingga menjalar di sepanjang koridor.
"Hah?"
Semua orang menyampaikan secara bersamaan.
Hasik pertarunganpun pribadi diputuskan.
Kelas B Sanada Yuka VS Kelas F Yoshii Akihisa
Matematika
166 VS 51
Nilai kami gres saja muncul di udara.
Memalukan sekali!! Padahal nilainya tiga kali lipat nilaiku!
"Apa?! Nilainya Sanada lebih tinggi, kan? Kenapa ia bisa dikalahkan Syokanju lemah itu?"
Kudou dari Kelas B protes pada Hasegawa-sensei. Ini tidak ada hubungannya dengan guru, apa yang bisa kamu sanggup dari protes kepadanya?
"Hah? Syokanju-ku masih hidup?"
Syokanju yang sudah dihajar mulai berdiri, tampaknya kekuatanku tidak cukup....
"Yoshii, apa yang terjadi?"
"Ah....ini mungkin laba dari menjadi Kansatsu Shobunsha?"
Dari yang kulihat sewaktu perang melawan Kelas D, saya sadar ternyata mengontrol Syokanju itu bukan kiprah yang mudah.
Kekuatan luar biasa serta perbedaan ukuran membuat Syokanju lebih sulit dikendalikan. Karena itulah, semua siswa hanya menggunakan serangan menusuk atau teknik serangan yang sederhana, dan membiarkan nilai menentukan hasilnya.
"Apa maksudmu dengan 'keuntungan'?"
"Dengan kata lain, saya sudah terbiasa mengontrol Syokanju-ku!"
Sebagai Kansatsu Shobunsha, saya sudah memanggil Syokanju-ku berulang kali. Rasa sakit dan lelah yang disalurkan padaku, memberiku beberapa keuntungan---itu memaksaku untuk membuat Syokanju melaksanakan tindakan yang lebih rumit. Kalau cuma tahu gerakan sederhana ibarat 'berlari' atau 'mengayunkan pisau', saya takkan pernah bisa mebyelesaikan pekerjaan tambahan yang diberikan oleh para guru.
"Itu niscaya kebetulan!"
Musuh mengacungkan senjatanya lagi dan mencoba menyerangku. Hanya saja, ekspresi takutnya membuatku sedikit senang.
"Ha!!"
Menghadapi pisau musuh, saya mengendalikan Syokanju untuk memblokir serangannya. Seperti yang tertera di nilai, perbedaan kekuatan kami sejauh tiga kali lipat. Kalau saya menahan serangannya secara langsung, bokuto-ku niscaya akan patah. Aku hanya harus mengalihkan kekuatan serangan musuh.
"Ah!"
Pisaunya terlempar ke samping, membuat dirinya dipenuhi celah.
"HAAA!!!!"
Syokanju-ku melesat maju untuk memukul pinggang musuh, kemudian melayangkan serangan lain ke kepalanya.
Kelas B Sanada Yuka VS Kelas F Yoshii Akihisa
Matematika
126 VS 51
Nilai yang ditampilkan sedikit berubah. Meski sudah menghajar musuh hingga ibarat ini, tapi perbedaan kekuatan kami masih terlalu jauh. Syokanju-ku benar-benar lemah!
"Kita sebaiknya mulai serius sekarang!"
"Sebenarnya saya tidak mau menindas Kelas F. Tapi kita tidak bisa bangun saja dan melihat kekacauan ini"
Dua siswa yang berada di belakang kini maju. Situasinya jadi semakin gawat, ya kan?
"Ah, tunggu dulu. Setidaknya bertarunglah secara adil, dua lawan dua!!"
"Yoshii, kamu keliru. Ini bukan empat lawan dua lagi"
"Hah? Pasukan pinjaman sudah tiba?"
"Sekarang lima lawan satu!"
"Kau berniat mengkhianatiku, Shimada?!"
Seberapa besar kebenciannya padaku?
"TERIMA INIII!!!!"
Seiring dengan teriakan tidak berguna, Syokanju musuh mulai bergerak. Aku menyuruh Syokanju-ku menunduk untuk menghindari serangan.
"Orang ini!!"
"Lelaki zombi ini!!"
Wah?! Jumlah Syokanju musuh yang menghadapiku gres saja bertambah dua!! Apa ini yang namanya Hukuman Mati alasannya Dicincang?!?!
Musuh bangun berdampingan dan menerjang ke arahku. Aku tidak boleh terkepung sebelum diriku mengalahkan mereka.
"Seharusnya kita bisa mengalahkan ia dengan sekali pukul...."
"Tapi tak ada satupun serangan kita yang mengenainya...."
"Orang ini ibarat Metal Slime*"
[Monster terlemah di game RPG]
Aku tidak selemah itu!!
"HIYAAA!!!!"
Dipenuhi kemarahan, saya melesat ke salah satu musuh dan meninju perutnya. Serangan telak!!
....Tanganku terasa sakit. Inilah tanggapan dari reaksi yang timbul*.
[Memukul musuh yang jauh lebih besar lengan berkuasa dengan segenap tenaga. Mungkin rasanya kayak mukul tembok??]
"Haruskah kita mulai sekarang?"
"Sial!! Aku akan mundur untuk ketika ini!!"
Kudo menyadari bahwa ia tidak bisa menang satu lawan satu, jadi ia menetapkan untuk mundur. Dia sudah menghabiskan banyak nilai di pertarungan barusan, mundur yaitu pilihan yang tepat. Sekarang jadi tiga lawan dua---Tidak, Shimada juga sudah kehilangan banyak nilai, lebih tepat dikatakan....tiga lawan satu.
"Shimada, sekarang!!"
Aku memperlihatkan instruksi kepada Shimada yang sedang tidak diserang oleh musuh dan memandangi tabung pemadam kebakaran yang pernah kugunakan sebelumnya.
"Roger!!"
Shimada mengambil tabung pemadam itu dan menarik pengamannya. Sekarang, kami harusnya bisa melarikan diri----
"...."
---tapi ia sama sekali tidak bergerak. Apa yang sedang terjadi?
"Shimada, cepat!!"
"Ah, apa yang harus kulakukan ya?"
Dari wajahnya, ia terlihat sangat sombong.
“Shi-Shimada! Apa yang kamu inginkan?"
Shimada jadinya memperlihatkan sifat aslinya di situasi yang mengerikan! Sangat sulit bertarung melawan tiga musuh sekaligus!
"Apa yang kuinginkan? Ah, benar juga---"
"Aku akan lakukan apa pun yang kamu minta!!!"
"Kalau begitu, pertama, ayo ganti cara kita memanggil satu sama lain!"
"AKU AKAN MELAKUKANNYA!!!!"
"Aku akan memanggilmu Aki, dan kamu akan memanggilku Minami-sama"
"Mi-Minami-sama! Seperti itu?"
"Hari ahad besok, saya ingin pergi ke 'La Pedice' di depan stasiun, dan makan crepe di sana"
“Sialan!! Hidupku hanya bergantung pada Air Garam! Bagaimana bisa kamu membuat pandangan gres mahal ibarat itu---Ah!!! Baiklah, baiklah!! Aku akan mentraktirmu, Minami-sama!! Kumohon!!! Aku akan mentraktirmu!! Makara jangan tinggalkan aku!!!"
"Bagus, dan yang terakhir"
"Ada lagi?! Ampunilah aku!!!"
Shimada terlihat sangat bahagia.
"Katakan kamu akan mencintaiku selamanya"
Apa?! Ini ibarat mencuri di rumah yang terbakar!! Akan saya ingat ini!!!
"KAU AKAN MENCINTAIKU SELAMANYAAA!!!!!"
Aku mengulangi apa yang ia ucapkan. Seharusnya tidak ada keluhan lagi, ya kan?
"IDIOOOOTTT!!!!!"
(Suara semprotan alat pemadam kebakaran)
Apinya sudah padam.
Sekujur tubuh kami tertutupi bubuk putih namun masih berhasil melarikan diri.
Tapi kenapa Shimada terlihat ibarat sedang dalam suasana hati yanfg buruk?
☆☆☆☆
"Haahhh. Aku lelaaahhhh!!"
"Yo-Yoshi! Kau baik-baik saja?"
Himeji membuka pintu kelas dan melangkah keluar. Dadanya yang bergoyang benar-benar mempesona.
"Yeah. Ini tidak seberapa---- Ah, sakit!"
Shimada menginjak kakiku dengan keras. Entah kenapa ia terlihat sangat murka padaku hari ini.
"Humph!"
"Shi-shimada, apa saya mempunyai salah padamu?"
(Tatapan Menakutkan!)
"Ah, bu-bukan, Minami...."
Tatapan membunuh itu terfokus padaku sekarang.
Meskipun ia secara khusus memperlihatkan izin untuk menghapus tambahan '-sama', tapi nama panggilan yang sudah ia memutuskan untukku tak boleh diganti.
Aku belum terbiasa memanggilnya Minami dengan waktu sesingkat ini.
"Kenapa relasi kalian menjadi sangat baik?"
"Hah? Maksudmu, kami?”
Jika relasi kami baik, ia tidak akan menginjak kakiku sambil mengancamku di ketika bersamaan, ya kan?
"Ah, kamu sudah kembali? Terima kasih untuk kerja kerasnya"
"Kau terlihat baik-baik saja"
"Ya, saya kembali"
Yuuji dan Hideyoshi juga berjalan keluar kelas. Muttsurini tampaknya tidak terlalu mencemaskan kami, tapi ia sedikit mengangguk ke arahku.
"Kalau begitu, semuanya...."
"Hah?"
Yuuji menatap semua orang dan berkata.
"Inilah citra situasi kita sekarang. Tampaknya Kelas C yaitu musuh kita. Mereka mungkin gres akan bergerak dan mendeklarasikan perang kepada kita segera sehabis perang ini berakhir. Sejujurnya, kita takkan bisa bertahan jikalau hingga melawan Kelas C pribadi sehabis melawan Kelas B"
Mereka niscaya memikirkan hal yang sama. Bahkan jikalau kami memenangkan perang ini, mereka tidak akan memperlihatkan kelas F waktu untuk beristirahat, dan akan pribadi menyerang kami.
"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Bahkan jikalau Kelas F memenangkan perang ini, kita hanya akan menjadi sasaran empuk untuk Kelas C, ya kan?"
"Itu benar...."
"Jangan khawatir"
Dihadapkan dengan keluhan semua orang, Yuuji memperlihatkan tatapan semangat liarnya dan berucap.
"Karena mereka akan menyerang kita dengan cara ibarat ini, saya akan membalas mereka dengan caraku sendiri"
"Caramu sendiri?"
"Yah, saya akan membalas mereka dengan tanggapan yang berlipat ganda besok"
Kamipun pulang sehabis itu dan bersiap untuk perang keesokan harinya.
☆☆☆Soal keenam berakhir disini☆☆☆
Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/