Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

World Teacher Chap 26 B. Indonesia

Chapter 26 Tes Pendaftaran Elysion
Diterjemahkan oleh




Bagian 1


Ibukota di Merifest, Elysion.

Salah satu kota utama pada benua Merifest. Hal pertama yang para pelancong dari tempat lain tangkap dari pandangan mereka ialah dinding raksasa, mengelilingi tanah luas.

Namun, yang terpenting bukanlah tembok maupun skalanya.

Inilah tempat dimana terdapatnya sebuah sekolah, Akademi Elysion.

Tak ada dimanapun pada benua Merifest kecuali disini. Hanya dengan mendaftarkan diri, kamu akan memperoleh kehormatan layaknya bangsawan.

Perubahan suhu selama ekspresi dominan cukup lembut, monster-monster buas dimusnahkan, juga tanah subur dengan kekayaan alam yang melimpah. Di atas semua itu, terdapat sekolah populer yang hampir menyerupai tempat wisata.

Tak diragukan lagi bahwa Elysion merupakan wilayah yang bisa disebut kota metropolitan.

Ketika kamu melihat ke atas dinding besar itu, hal berikutnya yang akan muncul ialah sesuatu yang lebih tinggi---Istana.

Di sanalah raja yang memerintah negara ini tinggal. Tampaknya, lantaran kemampuan sang penguasa bersama orang-orang berbakatnya, kedamaian di sini begitu terjaga. Hampir tak ada ketidakadilan, para penduduk sanggup melewati hari-hari mereka di dalam dinding dengan puas.

Disaat saya bertanya perihal perlakuan terhadap para ras binatang, terlepas dari cuilan darah biru yang menyebalkan, tak ada kasus dengan berjalan-jalan dan diskriminasi juga jarang terlihat. Meski begitu, secara umum dikuasai populasi diduduki oleh manusia, sedangkan ras hewan menempati tiga puluh persennya.

Itulah yang dijelaskan Zack sementara kami menunggu dibagian luar dinding.

Untuk memasuki kota ini kamu hanya bisa lewat dua gerbang pada dua sisi dinding, tentu saja disetiap gerbang dijaga oleh sekumpulan tentara. Setiap individu gres diperbolehkan masuk seusai diperiksa identitas atau asal-usulnya.

Akan lebih cepat jikalau kamu bisa membuktikan diri sebagai orang yang berasal dari perusahaan Galgan. Sebaliknya, jikalau tidak, kamu akan menghabiskan waktu usang untuk menjawab setiap pertanyaan yang mereka lontarkan. Hal itu tampaknya terjadi pada orang-orang di depan barisan, menciptakan kami menunggu hampir tiga puluh menit.

Reus sedang berlatih mengayunkan pedang di akrab kereta. Karena senggang, saya mendengarkan ringkasan perihal kota.

"Ada juga ras hewan di antara para siswa di sekolah, jadi harusnya takkan ada kasus bagi Emilia dan Reus"

"Baguslah. Jika di sini, kalian bisa melepaskan jubah"

"Kelihatannya begitu. Lagipula, Sirius-sama, bolehkah saya memintamu memakaikan kerah padaku?"

"....Hah?"

"Karena saya harus secara terang menyatakan ke lingkungan bahwa diriku ialah milik Sirius-sama. Bahkan jikalau harus diperlakukan sebagai budak, saya malah akan merasa terhormat lantaran menjadi petugasmu"

"Tunggu, tunggu, tunggu! Bahkan jikalau kamu baik-baik saja dengan itu, saya membencinya. Ini ditolak, ditolak!"

"....Begitu ya"

Bisakah kamu berhenti depresi?

Jika ada pengukuran untuk nilai loyalitas, bukankah milikmu akan mencapai puncak dan bahkan menembus cuilan atasnya?

"Yah, pernyataan Emilia-chan agak aneh. Tapi itu sesuatu yang harus dipertimbangkan"

"Zack juga, apa yang kamu bicarakan?"

"Tidak, itu lantaran Emilia-chan begitu manis bahkan dari sudut pandangku. Ini tidak terbatas pada ras binatang, tapi saya pernah mendengar bahwa beberapa darah biru mulai menginginkan mereka hingga muncul rumor perihal penculikan. Kaprikornus jikalau ada tanda yang menyatakan bahwa ia sudah dimiliki, itu bisa bertindak sebagai tindakan pencegahan"

Jika setiap orang berkumpul dari sana kegelapan lahir, ya*.
[Peribahasa mungkin. Kurang tahu sih artinya]

Memang takkan gampang bagi seorang perempuan yang sudah terlatih untuk diculik, tapi ia tidak bisa menang melawan jumlah. Kami harus berhati-hati meski mendapat proteksi sekolah.

"Zack-san kelihatannya juga setuju. Jadi, tolong beri saya kerah. Yah....Aku tidak keberatan jikalau suatu hari nanti berganti menjadi cincin"

"Aah....aku akan memikirkannya"

"Aniki!! Istana itu sangaaaattt besar, ya kan?! Gerbangnya juga terlihat kokoh! Mungkinkah saya bisa menebasnya?!"

Bagus sekali, Reus. Itu menjadi alasan untuk mengubah topik pembicaraan. Hanya saja, komentarmu sanggup mengakibatkan kesalahpahaman yang aneh.

"Tidak boleh. Aku tidak ingin mereka beranggapan kita kesini untuk menyerang kota"

"Mengerti, aniki!"

"Hahaha, Reus dipenuhi semangat, ya"

Giliran kami untuk memasuki Elysion pun tiba.

Bersama Zack dari perusahaan Galgan sebagai perantara, pemeriksaan kami berakhir dengan cepat. Awalnya, mereka yang tidak bisa membuktikan diri harus membayar sejumlah kecil uang sesudah pemeriksaan, tapi Zack berperan sebagai saksi dan membayarkannya untuk kami.

"Maaf membuatmu membayar biaya masuk"

"Jangan khawatir, dibandingkan dengan kasus para cecunguk dan barang dagangan baru*, ini hal yang tidak penting. Ngomong-ngomong, apa yang akan Danna lakukan dari sini?"
[Maksudnya barang dagangan gres itu pas adegan mereka berkemah sesudah insiden bandit. Coba inget2 chapter sebelumnya]

"Tes masuk sekolah mulai besok. Tujuan pertama ialah mencari penginapan"

"Kalau begitu ayo kita pergi. Aku merekomendasikan sebuah penginapan yang anggun dibidang keamanan dan makanannya juga lezat. Aku sering kesana ketika tiba ke kota ini"

"Ini pertama kalinya kami disini. Tanpa tahu arah, saya akan menyerahkannya padamu"

Sudah hampir malam, tapi Zack mengajak kami kesana sebelum mengantarkan barang dagangannya ke perusahaan.

"Ini ialah penginapan {Spring Breeze Perch}. Aku akan pergi sebentar untuk berbicara dengan pemiliknya"

Bangunan ini tiga kali lebih besar dari rumah kami, merupakan konstruksi dari kayu dan berlantai dua.

Melewati pintu masuk ada lobi, bergeser ke samping ada pintu yang mengarah ke ruang makan di mana kamu bisa melihat para tamu sedang menikmati hidangan. Sepertinya juga berfungsi sebagai bar, lantaran ada yang minum alkohol dalam suasana hati gembira. Lantai pertama merupakan ruang makan dan penginapan termasuk tempat tinggal pemiliknya, sedangkan lantai kedua ialah cuilan dari penginapan utama.

Sementara memahami sifat dan akomodasi tempat ini guna mencatat rute pelarian---kebiasaan diduniaku sebelumnya---Zack membunyikan bel di meja lobi.

"Ya, yaaaa! Oh, bukankah ini Zack!"

"Halo, pemilik. Mohon bantuannya lagi"

Yang keluar ialah perempuan ras insan berusia empat puluhan. Sosoknya yang sedikit gemuk, menyambut Zack dengan senyum ramah nan lembut.

"Apa kamu akan memesan satu kamar menyerupai biasa?....Ara, ada beberapa anak yang tidak kukenal. Mungkinkah mereka anakmu?"

"Kau tahu saya belum menikah, kan? Karena kami bepergian bersama, saya mengenalkan mereka pada penginapan ini"

"Ara, terimakasih atas berkontribusimu. Selamat datang! Aku ialah pemilik tempat ini, Rona. Terdapat beberapa kamar kosong, apa yang para pelanggan disini inginkan?"

"Mohon bantuannya juga. Karena bertiga, kami akan memesan kamar ganda untuk pria, dan satu kamar untuk wanita---"

"Satu kamar untuk tiga orang atau kamar besar, tolong!"

Sebelum sempat menuntaskan pesananku, Emilia maju dan melayangkan permintaannya. Tunggu sebentar! Aku tidak benar-benar ingin menyampaikan ini, tapi apa normal untuk menyelat ucapan masternya?.

"Ara, betapa manisnya anak ini. Singkatnya, ketiga pelanggan ingin berada di kamar yang sama, ya. Tapi jou-chan, apa tidak apa-apa meski kamu seorang gadis?"

"Ya, yang disini ialah adikku. Juga ada master kami, Sirius-sama. Tidak masalah"

"Begitulah!"

"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita pergi ke kamar besar yang ada di belakang"

Mereka memutuskan ini seenaknya.

Aku memang tidak ingin kedua anak itu lepas dari pandanganku, tapi....ada apa dengan perasaan tidak terang ini.

"Hanya satu hari untuk Zack, tapi berapa usang kalian bertiga akan tinggal?"
"Benar juga. Tes-nya besok, berapa usang waktu yang dibutuhkan untuk masuk ke asrama?"

"Menurut yang kudengar dari onee-chan, paling tidak butuh tiga hari"

"Aku juga pernah mendengarnya selama itu. Pemilik, jikalau memesan lima hari untuk berjaga-jaga, berapa biayanya?"

"Ayo kita lihat....Dengan tiga kali makan dan satu kamar besar. Ini agak mahal, tiga koin perak, bagaimana?"

Aku tidak tahu apakah tiga koin perak itu mahal atau murah. Tapi sebuah ruangan jumbo termasuk kuliner mungkin memang murah. Ketika saya mencoba mengambil uang dari saku dada, Zack mendahului dan menyerahkan empat koin perak.

"Ini bagianku sekaligus mereka. Kaprikornus tak perlu kembalian"

"Ara, betapa murah hati untuk seseorang yang sangat teliti dengan uang menyerupai dirimu. Apa yang terjadi?"

"Terlepas dari penampilan, mereka sangat menakjubkan. Aku dibantu dengan banyak sekali cara dikala tiba ke sini"

"....Mungkinkah mereka bangsawan?! Sangat menyesal! saya akan segera memperbaiki sikapku!"

Sang pemilik melesat keluar dari meja kemudian mencoba menunduk sangat rendah, akupun menghentikannya dengan panik. Pengaruh darah biru sungguh luar biasa, apa dianggap tidak sopan jikalau kamu tidak bertingkah sebanyak ini?

"Uhh, kami bukan bangsawan, hanya orang biasa. Kaprikornus tidak perlu begitu hormat, tolong berafiliasi saja dengan cara normal"

"Begitulah, pemilik. Danna memang bukan bangsawan, tapi ia laki-laki terhormat yang lebih hebat dari itu. Dia akan sering menjadi pelanggan perusahaan Galgan, jadi saya ingin menjaganya bahkan sesudah diriku kembali"

"Ohhh, saya mengerti. Meski bukan, saya masih akan melayaninya dengan segenap ketulusan menyerupai biasa"

Sang pemilik kembali ke posisi semula, sesudah mengambil buku tamu ia kemudian membungkuk pada kami. Tidak setingkat kaa-san, tapi bungkukannya cukup elegan. Ups, kasus kini bukanlah si pemilik, melainkan Zack.

"Zack, saya merasa tidak enak jikalau kamu membayar biaya penginapan juga"

"Aku ini memang laki-laki yang seenaknya. Seperti sebelumnya, tolong biarkan saya membayar"

"Tapi...."

"Maaf, bolehkah saya memotong sebentar?"

Sambil tersenyum, sang pemilik tiba untuk turun tangan di antara kami, yang sedang saling mendorong beberapa koin perak.

"Tolong biarkan Zack membayar untuk menyelamatkan harga dirinya. Dia merupakan seorang pedagang yang tidak bisa mendapatkan jikalau tidak menebus segala hutangnya dengan benar"

"Sama menyerupai si pemilik katakan. Aku akan berangkat besok, jadi tolong biarkan saya melaksanakan setidaknya sebanyak ini"

Melihat mereka berdua menundukkan kepala, saya kehilangan harapan untuk menyampaikan sesuatu. Apa boleh buat, jikalau memang ini yang harus dilalui maka saya akan memperkenankan kebaikan Zach disini. Hanya saja....si pemilik terpelajar menengahi ya. Seperti yang dibutuhkan dari seseorang yang mengurusi bisnis penginapan dan melibatkan banyak sekali orang.

"Baiklah, dengan rasa syukur saya akan menerimanya"

"Terima kasih. Kalau begitu pemilik, saya meninggalkan sisanya padamu. Aku akan tiba lagi sesudah mengantarkan barang dagangan"

"Ya, selamat jalan....Para pelanggan, tolong masukkan nama Anda disini"

Setelah kepergian Zack, kami menuliskan nama masing-masing di buku tamu. Akupun terheran dengan nama-nama sebelumnya yang tertulis lantaran banyak sekali yang serupa.

"Sirius-sama, Emilia-sama, Reus-sama, benarkan? Tulisan kalian bertiga sangat rapi. Karena ada cukup banyak orang yang tidak sanggup menulis, saya sering menuliskan nama mereka"

"Itu sebabnya ada banyak goresan pena tangan yang sama. Kaprikornus ini ialah penginapan yang berorientasi pada rakyat jelata, bukan darah biru ya"

"Persis. Kami memfokuskan tempat ini menjadi penginapan dimana orang awam bisa bersantai. Meskipun melihat kesopanan dan pakaian kalian bisa disalah kira sebagai bangsawan"

Kesampingkan kesopanan, pakaian kami layaknya petualangan biasa, jadi cuilan mana yang menyerupai itu. Aku agak penasaran.

"Oh, astaga. Barang bawaan kita masih tertinggal di kereta. Reus, ayo mengejar Zack-san"

"Mengerti, nee-chan"

Begitu ya....rambut. orang awam biasanya tidak terlalu mengurusi kilau rambut mereka.

Apalagi Emilia, yang diajarkan berpenampilan baik dari kaa-san biar menjadi petugas yang cocok untukku. Rambut peraknya yang mengkilap halus, takkan ada yang menganggapnya sebagai petualang.

"Kalau begitu, saya akan membimbing Sirius-sama ke kamar sambil menunggu keduanya kembali. Ruang makan akan ditutup dalam dua jam, apa yang kamu akan lakukan perihal makan malam?"

"Aku ingin makan bersama, tapi saya tidak begitu tahu kapan Zach akan kembali"

"Toko cabang perusahaan Galgan tidak jauh dari sini, tampaknya ia hanya akan menilik dan menyerahkan barang dagangannya. Itu mungkin tidak hingga satu jam. Haruskah saya memberitahunya dimana ruanganmu?"

"Tolong lakukan itu"

Kedua bersaudara kembali tak usang kemudian, kamipun diantar ke kamar.

Sepertinya ruangan besar ini awalnya untuk empat orang lantaran ada empat tempat tidur, tapi oleh alasannya itu ruang lainnya kecil, jadi kamarnya hanya untuk tidur saja. Sedangkan toiletnya berada di tempat lain. Ini ialah toilet yang menyiramkan air menggunakan bulat sihir air. Merupakan akomodasi yang tidak jelek lantaran sering dibersihkan.

Sayangnya, tidak ada kolam mandi. Di dunia ini biaya pemeliharaan untuk kolam mandi begitu tinggi, selain dirumah para bangsawan, tak ada tempat untuk mandi di rumah-rumah pribadi.

Ketika berada di rumah, saya membangun menciptakan sebuah drum kayu, dan mandi menggunakan itu.

Biasanya, saya membersihkan diri dengan handuk yang direndam dalam air hangat, namun menyerupai yang dibutuhkan dari kota metropolis nomor satu di benua. Biayanya sedikit lebih tinggi, tapi ada tempat yang menyerupai pemandian umum, saya diberitahu bahwa kami bisa kesana.

Seusai menaruh barang bawaan, kamipun duduk di tempat tidur untuk mengambil nafas.

Karena banyak sekali hal, saya tidak sepenuhnya sanggup beristirahat selama perjalanan. Jadinya saya sering tertidur sambil duduk.

"Ayo kita bicara sedikit hingga Zack kembali. Kita akan mengikuti tes masuk besok, kalian ingat isinya?"

"Wawancara dengan guru dan tes praktek untuk keterampilan sihir, kan?"

"Benar. Yang penting selama praktek, jangan hingga sihir tanpa mantra ketahuan. Kaprikornus takkan kasus jikalau kalian membisikkan sesuatu sebelum menyebutkan nama sihir"

Seperti yang bisa diduga, menggunakan sihir tanpa mantra di usia ini akan menciptakan mereka mengusut banyak sekali hal. Sulit untuk menjelaskan bahwa imajinasi itu penting, dan jikalau mengumumkannya dengan buruk, itu hanya akan menghasilkan protes serius dari para peneliti berkepala keras. Waktu tidak bisa mengikuti perubahan yang terlalu mendadak, saya juga tidak ingin terlalu terkenal, jadi jikalau kami semua lulus tes, itu sudah cukup.

Kalau kami membisikkan kata-kata menyerupai mantra selama tes praktek, paling tidak mereka akan menganggapnya sebagai pemendekan mantra.

"Aku kebanyakan mengayunkan pedang, jadi saya tidak terlalu baik dengan sihir"

"Tidak apa-apa Reus. Sepertinya mereka hanya ingin melihat apakah kamu bisa menggunakan sihir atau tidak. Takkan ada kasus walau kamu hanya bisa menggunakan sihir tingkat dasar. Kau mungkin juga harus memperlihatkan mereka 'itu'"

"'Itu', ya....apa boleh?"

"Silakan saja. Meski saya tidak tahu situasi apa yang akan kalian buat, tapi kalian bisa menunjukkannya kepada orang-orang di sekolah"

"Mengerti. Aku akan memperlihatkan kepada mereka pedoman eksklusif Aniki!"

Aku hanya mengajarkan konsepnya, bahkan sering tidak kuabaikan. Reus bisa menggunakannya murni lantaran kemampuan dan hasil usahanya.

"Aku lebih khawatir dengan cuilan wawancara. Cara bicara akan memengaruhinya kan...."

"Kau benar perihal itu. Bukankah ucapan sopan atau semacamnya sudah anggun untuk Reus?"

"Tidak apa-apa, Aniki! Aku akan berbicara sesuai yang diajarkan oleh Erina-san!"

Ada banyak orang setiap tahun, jadi saya tidak berpikir mereka akan menghabiskan berjam-jam hanya untuk satu kali wawancara. Tapi lantaran tindakan Reus yang biasa ini, saya merasa cemas.

Apalagi baru-baru ini ia sangat ingin tahu apakah dirinya bisa memotong benda kokoh atau tidak. Keadaan bisa berbelok ke arah yang berbahaya jikalau ia ceroboh.

"Yang tersisa ialah Sirius-sama, tapi....seharusnya tidak ada masalah"

"Ya! Khawatir perihal Aniki itu sia-sia!"

Sepertinya akan ada evaluasi atribut sebelum melaksanakan tes praktek, saya tidak tahu bagaimana kesan mereka  terhadap 'Tak Berwarna' milikku. Hanya saja....yah, saya akan mengaturnya.

"Tinggalkan padaku, saya akan mengurus itu entah bagaimana. Bahkan jikalau tidak lulus, saya akan bekerja di perusahaan Galgan dan berperan sebagai tim distributor yang juga memperlihatkan materi untuk Dee"

"Tentu saja, kami juga akan ikut"

"Jika cecunguk dan semacamnya muncul, saya akan mengirim mereka semua terbang!"

Kakak beradik ini tiba ke sekolah lantaran mereka ingin bersamaku. Kaprikornus bahkan jikalau diriku sendiri yang gagal, rasanya mereka akan dengan santainya mengabaikan hasil dan mengikuti jejakku. Siswa-siswa yang sanggup diandalkan.

Saat kami melanjutkan persiapan untuk besok, keduanya yang sedang beristirahat di tempat tidur mulai terlihat menjadi waspada.

Tenang, ini bukan musuh.

"Oooiii, Dannaaa!!"

Apa yang bisa didengar bersamaan dengan ketukan, ialah bunyi Zack. Emilia hendak segera membuka pintu, tapi Reus menghentikannya. Ooh, tampaknya kamu mengerti. Bahkan jikalau itu bunyi seorang kenalan, pintu dilarang dibuka sembarangan.

"....Aniki adalah....?"

"Yang terbaik!!"

Aku terjatuh.

Sejak kapan kalian memutuskan untuk menggunakan kata sandi?! Atau kenapa isi kata sandinya menyerupai itu?! Ada banyak hal yang ingin saya tsukkomi.

Sementara saya memegangi kepalaku erat, pintunya terbuka. Zack muncul dengan senyum puas di wajahnya.

"Maaf sudah menciptakan kalian menunggu. Tapi sungguh, saya tersentuh begitu tahu kalian menantiku untuk makan malam"

"Aah, ya, kalau begitu ayo kita pergi"

"Kau bilang hidangan disini sangat lezat. Aku jadi tidak sabar"

"Begitulah. Bagian terbaik dari tempat ini ialah daging panggang Jaora Snake"

"Aku tidak berpikir itu akan menang melawan masakan aniki, tapi kedengarannya enak!"

Kami berjalan dengan serasi ke ruang makan. Tak usang kemudian itu bermetamorfosis makan malam meriah layaknya pesta kecil.

"Kalau begitu, untuk merayakan kalian yang bersekolah---"

"Tunggu sebentar. Kami bahkan belum lulus tes-nya"

"Eh? Tapi saya tidak bisa membayangkan kalau Danna gagal"

"Daripada itu, ada hal lain yang harus kita rayakan. Seperti pertemuan dengan Zack"

"Itu anggun juga. Kemudian, untuk pertemuanku dengan kelompok Danna, bersulanggg!!"

Sambutannya memang agak amburadul, tapi pesta tetap berlangsung.

Kami makan oven Jaora Snake yang sempat direkomendasikan oleh Zack, meski mempunyai cita rasa yang terlalu berpengaruh lantaran ditenggelamkan dalam minyak, tapi ini memang enak....Lebih seperti, ini hanya belut.

Aku ingin menyantapnya dengan saus kabayaki*, tapi sangat disesalkan lantaran itu tidak bisa dibentuk tanpa kecap.
[Sebenarnya kabayaki itu nama masakannya. Unagi no Kabayaki. Emank dari belut sih. Yg pernah nonton Anime Ben-To niscaya tau. Karena itu ada di episode terakhirnya. Malah nyaranin anime XD ]

"Aku tidak bisa makan terlalu banyak, tapi ini sangat lezat. Kurasa bisa dimengerti kenapa hal ini dikomendasikan"

"Aku juga suka! Rasanya niscaya cocok dengan roti, enak!!"

"Unnn, saya pikir malah akan menjadi yang terbaik jikalau bersama nasi"

"Nasi? Apa itu hal yang sesuai dengan daging ini?"

"Apa itu nasi, Aniki? Apakah itu hidangan baru?!"

"Hohoh! Aku juga ingin mendengarnya lebih banyak"

Sejak mereka bertiga bertanya sambil mencondongkan tubuh, saya sempat menjelaskan bentuk dan kondisi untuk tanaman padi biar bisa tumbuh secara alami, juga perihal kecap kabayaki. Kesampingkan kedua bersaudara, Zack ialah seorang pedagang. Jika saya menjelaskan itu, ia mungkin bisa menemukan beras di suatu tempat. Gad bahkan menemukan saus yang diminta Dee.

"Aku akan mencarinya sesudah kembali ke Almest"

"Bukankah Zack terlalu berlebihan? Kau menghabiskan berhari-hari untuk mengantarkan barang ke Elysion tapi kemudian kembali keesokan harinya"

"Hahaha, biasanya saya tinggal selama beberapa hari, tapi kali ini ialah pengecualian. Kami harus membalas kejahatan perusahaan itu dengan menggunakan kesaksian para bandit. Kau akan kalah jikalau meremehkan lawan terlalu banyak"

"Ya! Kau kalah jikalau meremehkan lawan!"

"Mereka memberi kita pengalaman yang sangat pahit. Ketika Aniki mendengar ini, ia akan benar-benar bersiap. Mungkin Aniki juga akan kembali pada dikala yang sama denganku, sesudah itu perusahaan kami akan berkumpul dan menghancurkan mereka!!"

Zack dipenuhi antusiasme. Walau pada kesudahannya aman, itu tidak mengubah fakta kami telah diserang. Wajar saja jikalau orang-orang yang melaksanakan tindakan terbelakang akan hancur.

"Kali ini saya benar-benar menyadari kekuranganku. Danna menciptakan kesempatan bagi perusahaan kami untuk menghancurkan sumber masalah. Kaprikornus biarpun kebetulan, saya sangat bahagia bertemu kalian semua"

"Aku memang tidak mengarahkan situasi menjadi menyerupai kini tapi lantaran sudah terlanjur, lakukan itu biar tidak menjadikan kasus mengganggu di masa depan"

"Baiklah!! Lain kali saya kemari, saya akan membawa hadiah sebagai ucapan terima kasih bersama Aniki!!"

Makan malam berlanjut dengan suasana hati yang damai. Hari kamipun berakhir.

☆☆☆☆

Bagian 2


Besoknya, sesudah menyaksikan sosok Zack yang kembali ke Almest pagi-pagi, kami hingga pada tujuan, Akademi Elysion.

"Waaaahh....Ini besar"

"Besar sekali! Kaprikornus ini akan menjadi rumah gres kita, ya!"

Sama menyerupai yang dikatakan kedua bersaudara, gedung sekolah sangat besar hingga bisa dikira sebuah benteng....tidak, ini sudah menjadi istana. Kalau dilihat dari luar kota, bangunan ini menyembunyikan istana tempat tinggal raja dibaliknya, tapi saya tidak berpikir sisi belakang mempunyai kastil dengan tingkat yang sama.

"Sekarang, dimana tempat tes-nya?"

"Sirius-sama, orang-orang berkumpul di sana. Terdapat juga anak-anak, jadi mungkin saja itu tempatnya"

Ke arah yang Emilia tunjuk memang ada kerumunan orang. Setelah semakin dekat, bisa terlihat suatu tanda pengumuman yang isinya {Tempat Pendaftaran Tes}. Ada juga sebuah bangunan dengan goresan pena {Resepsionis} diatasnya, kamipun menuju ke sana.

Aku berpaling ke para pendaftar lain di perjalanan, tapi kebanyakan berpakaian layaknya bangsawan.

Ras hewan hanyalah minoritas. Meski begitu, ada anak bertelinga kucing atau kelinci, banyak sekali ras dengan indera pendengaran berbeda sedang mengobrol, berkumpul di tempat yang jauh dari para bangsawan. Sepertinya beberapa faksi sudah di buat.

Ada seorang cowok berwajah muda yang duduk di meja resepsionis, dan memperhatikan kami. Dia mulai berbicara.

"Halo, apakah Anda tiba untuk mengikuti tes pendaftaran?"

"Iya. Termasuk diriku, kami bertiga tiba untuk mengambil tes"

"Aku mengerti. Ngomong-ngomong, apakah Anda semua membawa uang untuk pendaftaran? Maaf, tapi kadang ada yang kemari sebagai lelucon"

"Tidak apa-apa. Biayanya lima belas koin emas, kan?"

"Itu benar. Karena ada tiga orang, totalnya menjadi empat puluh lima. Sebagai imbalan atas koin emas, ini ialah barang untuk diserahkan kepada para pendaftar"

Sambil menyampaikan itu, ia memperlihatkan liontin bertahtakan permata giok pada kami. Sebuah angka terukir di cuilan bawahnya.

"Ini sebagai bukti tes, teruslah gantungkan itu di leher kalian. Ini telah diukir dengan bulat sihir yang menyerang pemakainya jikalau ia meninggalkan area sekolah, jangan lari membawa itu"

"Bagitu ya. Kemudian, ini koin emasnya"

Uang yang saya dapatkan melalui banyak sekali hal, sirna begitu saja. Aku bukan menyesalinya, melainkan hanya emosional*.
[Mungkin ia mengingat masa-masa dikala keluarga mereka berusaha mengumpulkan uang bersama Erina]

Setelah cowok itu selesai menghitung koin-koin, ia memasukkannya ke dalam kotak dan memberi kami masing-masing satu liontin dan selembar kertas. Tampak menyerupai pamflet panduan sekolah.

Kamipun menggunakan liontinnya, dan membaca pamflet ini di tempat agak jauh dari sana.

Tes awal akan dimulai beberapa jam lagi. Setelah berkumpul di paviliun sekolah, yang pertama ialah menulis profil diri sendiri. Dikatakan bahwa mereka yang tidak sanggup membaca ataupun menulis, tidak memenuhi syarat untuk diterima. Kau juga tidak sanggup berkonsultasi dengan siapa pun di tempat, jadi pada dikala itu, kamu resmi dinyatakan keluar.

Setelahnya, lima anak akan dipanggil secara bersamaan untuk menjalani wawancara dan tes praktek. Sejumlah guru akan melaksanakan evaluasi dengan cara membagi belum dewasa itu dalam beberapa ruangan. Pergantian giliran nampaknya tidak buruk.

Lulus atau gagalnya seseorang akan diumumkan segera. Beberapa hari kemudian upacara penerimaan siswa barupun diadakan....begitulah informasinya. Ngomong-ngomong, ketika kamu gagal dan menyerahkan liontin ini kepada pihak sekolah lagi, lima koin emas akan dikembalikan.

Untuk dunia menyerupai ini, pelayanannya sangat baik. Aku jadi berpikir inilah bukti bahwa sekolah sekaligus kepala sekolahnya cukup hebat.

Ketika menceritakan pemikiranku kepada kedua bersaudara, mereka menunjuk nama kepala sekolah yang tertulis di pamflet tersebut.

"Kepala sekolahnya berjulukan Rodwell. Ah, tampaknya ia ialah ras elf"

"Elf ialah ras yang hidup lama, kan? Keren! Dia mungkin sudah berumur lebih dari empat ratus tahun!"

"Kukira Elf merupakan ras yang sering diburu, tapi jikalau setenar ini mana mungkin ia ditargetkan. Aku ingin tahu orang macam apa dirinya"

"Sirius-sama telah bertemu dengan seorang elf sebelumnya kan?"

"Yah, begitulah. Aku jadi ingin tau apa yang ia lakukan sekarang...."

Karena suatu peraturan, Fia tidak bisa meninggalkan hutan tempat tinggalnya selama sepuluh tahun. Sudah sedikit lebih dari tiga tahun semenjak dikala itu, pertemuan masih jauh di masa depan.

"Nah, lantaran sudah mempunyai informasi yang cukup, ayo pergi paviliun. Nomorku adalah....Seratus lima puluh enam"

"Punyaku seratus lima puluh lima"

"Aku seratus lima puluh empat!"

"Aah, saya satu-satunya yang akan pergi dengan kelompok lain, ya. Ini bukan sesuatu yang harus saya katakan sekarang, tapi....percayalah pada kemampuan sendiri dan bertindaklah menyerupai biasa. Lakukan yang terbaik"

""Ya!!""

Kamipun mengikuti tes pendaftaran.

☆☆☆☆

Bagian 3

---Sudut Pandang Rodwell---


Aku ialah kepala sekolah Akademi Elysion, Rodwell.

Cukup menyenangkan ketika tahu banyak belum dewasa yang energik berkumpul di tahun ini juga.

Nah, meski tes dimulai beberapa hari dari kini dan seterusnya, namun hari pertama mempunyai tes paling banyak.

Dari klarifikasi resepsionis, terdapat 163 pendaftar pada hari ini.

Jika menyerupai tahun lalu, ini akan mencapai tiga ratus. Tapi sesuai dugaan, hari pertama memang paling sulit.

Setelah peserta ujian selesai menulis profil masing-masing, mereka selanjutnya akan dipanggil ke kamar terpisah dalam kelompok lima orang untuk memulai wawancara.

Bahkan jikalau dikatakan profil, itu hanya hal sederhana berupa mencantumkan nama, atribut, dan sihir yang kamu sukai. Guru di sekolah ini secara pribadi menilik mereka sambil melihat profil, dan memutuskan hasilnya sesudah menyaksikan sihir para pendaftar. Umumnya ada 10% kegagalan yang disebabkan lantaran terlalu tegang atau kekurangan kemampuan, tapi apa boleh buat. Kau harus mencoba lagi atau mengalah jikalau kamu tidak mau menghadapinya.

Nah, wawancara memang semacam itu, namun....mereka takkan pernah menerka bahwa ada aku, sang kepala sekolah bercampur di antara para guru. Tentu saja sesudah menyamarkan diri, takkan ada yang tahu bahwa diriku ialah elf.

Aku memang tidak sanggup melihat semuanya, tapi menyaksikan belum dewasa melaksanakan yang terbaik menyerupai ini sudah cukup menyenangkan. Inilah yang agak kunantikan setiap tahunnya. Sedikit disayangkan lantaran terdapat beberapa masalah, menyerupai fakta bahwa diriku bersama Gregory-sensei. Dia ialah laki-laki berbakat yang sangat bisa memanfaatkan atribut api dan bumi. Namun sikap sombongnya yang memandang rendah semua orang kecuali bangsawan, cukup menonjol.

Sejujurnya saya ingin segera memberhentikannya, tapi ia seorang darah biru berpangkat tinggi, jadi akan menjadi hal yang merepotkan jikalau saya bertindak ceroboh. Sepertinya ia sedang merencanakan sesuatu akhir-akhir ini, saya hingga berpikir ingin menugaskan seseorang untuk mengawasinya.

Singkirkan dulu pikiran duka ini. Ayo kita saksikan calon siswa gres yang akan menjadi bintang dimasa depan.

"Atributku ialah bumi. Aku belum bisa menggunakan sihir serangan, tapi saya terpelajar menciptakan boneka"

"Api ialah keahlian utama di rumah kami, dan saya juga hebat dalam hal api. Aku akan memperlihatkan kepada kalian {Flame Lance}, yang telah diturunkan selama beberapa generasi!"

"Angin merupakan puncak segalanya, dan anginku ialah yang terkuat. Saat saya mendaftar, sebuah legenda akan lahir di sekolah"

"Orang menyerupai diriku tiba untuk mendaftar. Jika seseorang dari rumah kami mendaftar, tanpa diragukan lagi sekolah ini akan menjadi lebih terhormat"

"Uhh....aku cukup anggun di sihir air. Aku tidak bisa menggunakan sihir serangan....dan sama sekali tak bisa menggunakan sihir api"

....Hmm, menyerupai yang diharapkan, kebanyakan dari mereka ialah para bangsawan.

Ada beberapa yang menjanjikan, tapi banyak juga yang sombong dan terlalu gembira dengan nama rumah* mereka.
[Ingat ya. Nama rumah itu kayak nama keluarga/marga]

Terutama ada beberapa yang hingga salah paham bahwa guru penguji bisa disuap. Sayangnya bahkan ada guru yang menerimanya....investigasi dan pencucian akan dilakukan di masa depan.

Haa....dulunya banyak anak yang tidak terlalu gembira pada kekuatan mereka dan terus berlatih....akhir-akhir ini kualitas terus menurun. Aku menantikan tes masuk setiap tahun, namun kenyataan ini semakin membuatnya suram.

Para ras hewan yang tak mau mencar ilmu dari lingkungan luar lantaran disudutkan oleh anak sebaya-nya, hingga ke para darah biru yang bertebaran sambil menyombongkan sihir mereka. Terutama bangsawan, mereka sangat buruk. Meskipun sekolah secara luas mengumumkan bahwa tidak akan membedakan status sosial, semakin banyak kasus dimana mereka mengacungkan nama rumah untuk mengancam orang awam dan ras binatang.

Mungkin sudah saatnya membangun planning pensiun.

Ketika memikirkan itu....aku bertemu mereka.

"Nomor seratus lima puluh empat! Reus Silverlion!"

"Nomor seratus lima puluh lima, Emilia Silverlion"

Ruang wawancarapun menjadi berisik. Dua anak dari ras serigala perak, yang langka di benua ini telah muncul.

Melihat profil, nampaknya mereka ialah saudara kandung.

Namun, alasan kebisingan ini bukan lantaran adanya ras langka. Pakaian mereka merupakan hal biasa yang dikenakan petualang, tapi sikap mereka sungguh menakjubkan. Seluruh sikap sangat sempurna, hingga hanya dengan satu bungkukan yang ditunjukkan tadi, bisa menciptakan mereka disalah kira sebagai petugas raja.

Selain itu, penampilan mereka juga. Dari rambut perak berkilau yang rapi hingga otot kencang yang merupakan mengambarkan mereka telah berkembang dengan sangat baik. Tertulis disini ialah orang biasa, tapi mereka sungguh anggun layaknya bangsawan.

Yang terpenting, keduanya sama sekali tidak tegang. Seakan berkata bahwa mereka berada di sini lantaran hal yang wajar, duduk sambil membusungkan dada penuh dengan kepercayaan diri .

"Hmph....'Bukan manusia' yang mengkhawatirkan penampilan mereka"

"Anda bersikap kurang sopan, Gregory-sensei"

Menyedihkan. Ras hewan atau bukan, penampilan sangat baik menyerupai ini begitu jarang muncul bahkan diantara para manusia.

Setelah pendahuluan ialah evaluasi atribut, yaitu dengan menyentuh bola kristal. Ini juga dilakukan untuk mengusut apakah ada atau tidaknya kecocokan antara warna kristal dan apa yang tertera di profil.

Sepertinya Reus-kun ialah api, lantaran kristal bercahaya dalam warna merah. Namun itu merupakan merah yang begitu indah. Seakan mewujudkan bahwa inilah warna api sesungguhnya. Kilau merah yang menciptakan para guru merasa takjub.

Berikutnya ialah Emilia-kun, kristal bersinar dengan warna hijau dari kekuatan anginnya.

Semakin terang cahaya, semakin besar Mana yang tersimpan dalam diri. Hanya saja, kecerahan hijaunya bisa menciptakan beberapa orang menutup mata. Setingkat ini dengan gampang melampaui penyihir rata-rata. Tidak, ia bahkan mungkin lebih hebat dari para guru di sini.

Tiga lainnya dalam kelompok lima orang ialah normal. Tidak ada poin yang perlu disebutkan, jadi saya mengabaikannya.

"Nah, Reus Silverlion. Dapatkah kamu memperlihatkan kepada kami sihirmu?"

Akhirnya, praktek yang sudah kutunggu-tunggu dimulai.

Satu sisi pada ruangan wawancara terbuka ke luar, dimana ada sasaran berbentuk insan yang dibentuk oleh sihir beratribut tanah. Tugasnya hanya mengenai boneka-boneka itu dengan sihir, tapi saya menanti-nantikan hal apa yang akan ia lakukan.

"Ummm.....sebenarnya saya tidak terlalu terpelajar dengan sihir jarak jauh"

"Apa? Jangan bilang kamu tidak bisa melaksanakan {Flame} yang sederhana? Sesuai dugaan, mereka hanya setingkat ini"

"Gregory-sensei, Anda harus diam....Jadi, apa yang ingin kamu lakukan, Reus-kun?"

"Sihir unik milikku, tapi saya harus mendekati target. Jika targetnya sejauh itu, saya mungkin takkan bisa mengenainya"
"Begitu ya. Magna-sensei, tolong"

Salah satu guru pengawas, Magna-sensei ialah pengguna sihir tanah. Baginya untuk menambah jumlah sasaran bukanlah kasus sama sekali.

Dalam sekejap mata, muncul boneka bumi di hadapan Reus-kun.

"Kalau begitu, silahkan lakukan"

"Mengerti. Nyalakanlah api mengelilingi tinjuku....{Flame Knuckle}!!"

Saat ia meneriakkan nama sihir, api besar meledak dari ajun anak itu. Nyala merah padam seakan menyelimuti kepalan-nya, namun tak ada gejala ia mencicipi panas.

Kecuali saudara perempuannya, setiap peserta ujian dan guru melihat dengan linglung, ia kemudian mengayunkan tinju itu ke sasaran. Bersamaan dengan bunyi nyaring, boneka bumi luluh lantah. Apa yang tersisa dari disana hanyalah bekas hangus dari suatu adegan tragis.

Tentu saja ada faktor kekuatan fisik. Hanya saja....pada usia delapan tahun sudah menguasai sesuatu yang tidak kalah dengan {Flame Lance}, ditambah bisa memendekkan mantra menjadi satu kalimat---sungguh menakjubkan.

Diriku telah hidup selama lebih dari empat ratus tahun, namun jarang menemukan pemakai api menyerupai anak itu. Memang sangat kuat, tapi ini juga bisa menjadi pedang bermata dua yang sanggup aben penggunanya jikalau ragu dan kehilangan kontrol.

Meski begitu, ia melakukannya dengan tenang tanpa sedikitpun kecemasan.

Entah ia cukup terbelakang hingga tidak peduli jikalau dirinya terbakar atau orang yang mengajarinya sangat terampil. Tidak, dengan kontrol dan kekuatan setingkat ini, ia niscaya mendapatkan pengajaran dari seseorang.

"Cih....Bukankah itu sihir cacat yang tidak bisa dipakai kecuali kamu di akrab target?"

Di sampingku Gregory-sensei berbisik, ia sungguh tidak mengerti. Kau memang tidak bisa menggunakannya jikalau tidak mendekati musuh, tapi bila sudah didekat musuh, kekuatan setingkat itu sudah cukup memutuskan pertarungan. Jika kamu memandang rendah hanya lantaran ia ras binatang, kamu akan diejek, bodoh.

"....Se-Selanjutnya, Emilia Silverlion, tolong tunjukkan sihirmu"

"Mengerti"

Setelah dengan anggun berdiri, sambil mengibarkan rambut peraknya yang panjang, ia mengarahkan tangannya ke arah sasaran.

Si adik telah memperlihatkan sihirnya. Hanya lantaran ia ialah kakak, tidak berarti dirinya lebih kuat. Tapi meski begitu, saya masih mengantisipasi hal ini.

"Wahai angin, robeklah. {Air Slash}"

Apa?! Tidak hanya kecepatan pengubahan Mana yang lebih cepat daripada si adik, ia juga memperpendek mantra tingkat menengah sebanyak itu?!
Aku tidak percaya....namun angin bertiup kencang, jadi tampaknya sihir berhasil aktif.

"....Tak ada yang terjadi"

Sama menyerupai kata gregory-sensei. Walau jelas-jelas kena, targetnya tidak bergerak sedikit pun.

Aneh, pastinya ada gejala pengaktifan sihir....apa artinya ini?

{Air Slash} ialah sihir tingkat menengah yang melecutkan sebuah bilah angin pendek nan tajam. Harusnya ini dengan gampang memotong sasaran semacam boneka bumi menjadi dua.

"Mengejutkan saja, inilah yang terjadi dikala kamu mencoba menggunakan sesuatu menyerupai sihir tingkat menengah. Cepatlah gunakan sihir dasar!"

"Tidak, ini sudah berakhir.....Dampak angin {Air Shot}"

Sihir barusan bahkan satu langkah lebih pendek dari {Air Slash}, tapi tetap saja, cepat!!.

Dia melepaskannya seolah hanya dengan mengayunkan tangan, kecepatannya sama....Tidak, lebih cepat dari guru sekolah ini!

{Air Shot} yang melesat hanya menabrak cuilan kepala target, dan lenyap sesudah sedikit menyentuh. Sihir ini harusnya mempunyai kekuatan cukup untuk menghancurkan sasaran, meski begitu....bukankah ini hanya sedikit menggoncang target?

"....AP---?!?!"

Aku tidak tahu siapa yang berteriak. Mungkin itu disebabkan ketika kamu melihat....sayatan yang tak terhitung jumlahnya muncul pada target, dan boneka bumi runtuh menjadi banyak bagian.

Dengan kata lain, tidak hanya satu bilah angin, setidaknya ada empat yang dilepaskan pada dikala bersamaan. Kekuatan kontrolnya bisa mengendalikan jalur pisau-pisau tajam  dari sihir ini teralihkan sehingga menciptakan sasaran tak jatuh kecuali disenggol.

Sekali lagi, siswa gres yang luar biasa telah muncul.

"Itu saja"

Setelah membungkuk dengan elegan, ia kembali ke tempat duduknya.

Nah, untuk hasilnya....tiga anak yang lain memenuhi persyaratan, juga tak ada hal yang perlu dikatakan perihal kedua bersaudara. Bahkan Gremory-sensei yang membenci ras hewan tidak bisa memberi kritik apapun.

"Kalau begitu, tak ada kasus jikalau menyampaikan mereka semua lulus kan?"

"T-Tidak keberatan"
"Tidak keberatan juga"

"Kuh....Tidak keberatan"

Mendengar kata-kataku, kelima anak yang duduk mulai bersukacita dengan wajah yang pucat. Kecuali untuk kedua bersaudara, seolah berkata ini hal yang wajar, rahasia bahagia sambil saling menepuk telapak tangan masing-masing.

Setelah itu mereka meninggalkan ruangan. Hanya saja lantaran rasa penasaran, saya berseru untuk menghentikan kedua bersaudara.

"Maaf, tapi bisakah kalian berdua menunggu sebentar?"

"Ya....ada apa?"

"Aah, kalian tidak perlu khawatir lantaran hasil sudah diputuskan dan takkan di ubah. Aku hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan"

Keduanya berhenti sambil keheranan, kemudian menghadap ke arahku. Muncul bunyi decakan pengecap di akrab sini, tapi saya akan mengabaikan itu.

"Kedua sihir kalian benar-benar luar biasa. Ngomong-ngomong, boleh saya tahu dari mana kalian mempelajarinya? Atau apa kalian melatihnya sendiri?"

"Kami diajari oleh orang yang paling kami hormati"

"Hou. Jika tidak apa-apa, bisakah kalian memberi tahuku namanya?"

"Sirius-sama. Orang yang merupakan master kami"

"Master? Kalian berdua petugas?"

"Itu benar. Dia ialah sosok hebat yang menyelamatkan dan mendidik kami. Kami sangat gembira menjadi petugasnya."

Dia menjawab dengan manis dan meyakinkan, adik laki-lakinya juga mengangguk.

Setelah menanyakan apa yang ingin di tanyakan dan membiarkan keduanya pergi, kami, para guru membicarakan itu sambil beristirahat sejenak.

"Kalian mendengar percakapan barusan kan? Ada yang pernah mendengar nama itu sebelumnya?"

"Tidak. Dari ketajaman angin itu, kupikir ia mencar ilmu dari Dora of the Storm*"
[Ini termasuk tanda bahwa dongeng novel ini bakalan sangat panjang]

 "Aku juga tidak ingat pernah mendengarnya. Seorang penyihir yang bisa mengajarkan sihir menyerupai ini pastilah terkenal"

"Siapa yang peduli dengan seseorang yang menciptakan para 'bukan manusia' itu sebagai petugas!"

Aku tidak meminta pendapatmu.

Bagaimanapun, melatih para petugasnya hingga sangat berpengaruh dan dihormati dari lubuk hati. Aku bertanya-tanya siapa Sirius ini?

Haruskah saya meminta sedikit lebih banyak perihal karakteristiknya? Yah lagipula, hasil registrasi mereka sudah diputuskan, jadi saya bisa menanyakan itu nanti.

"Unn....kepala sekolah. Lihatlah profil ini*"
[Yang tau Rodwell sedang menyamar hanyalah Magna-sensei]

"Hmm? Nama itu tidak disebutkan di salah satu profil mereka, kan?"

"Tidak, bukan pada profilnya, maksudku ialah nama dari peserta tes berikutnya...."

"Hmmm....Ini?!"

Nomor seratus lima puluh enam....Sirius Teacher.

Apakah sebuah kebetulan? Tidak, lantaran ini merupakan nomor urut, ada kemungkinan besar ia mempunyai korelasi dengan kedua bersaudara itu. Usianya....delapan tahun?! Tak sanggup percaya kalau ia melatih kakak beradik hingga sekuat itu. Apa ia memang orangnya?

Namun....aku merasa seolah ini terlalu anggun untuk menjadi suatu kebetulan.

"Dia sedang menunggu di ruang wawancara sebelah....Apa yang harus kita lakukan?"

"Tolong beritahu mereka segera bahwa kita akan bertanggung jawab atas dirinya di sini"

"Baiklah, saya mengerti!"

Setelah melihat guru itu yang segera pergi, saya bersandar dikursi dan menutup mata.

Tinju api Reus-kun, sihir angin Emilia-kun. Orang dengan talenta luar biasa yang belum kulihat dalam waktu lama, dua sekaligus eksklusif muncul disaat bersamaan. Selain itu, terdapat anak laki-laki dengan nama yang menyerupai mirip orang yang melatih mereka.

Sekarang....aku tidak tahu apakah ia ialah master keduanya atau tidak, tapi siapa sebetulnya dia?

Secara pribadi, saya berharap kalau ia memang master mereka.

Bagaimana ia melatih keduanya?

Seberapa banyak talenta yang dimilikinya?

Ketika tersadar, diriku kegirangan layaknya anak kecil. Berlawanan dengan usiaku.


☆☆☆Chapter 26 berakhir disini☆☆☆

>Catatan penulis : Aku sebetulnya ingin menuntaskan wawancara si Main Chara di chapter ini. Tapi lantaran terlalu panjang, saya membaginya.

>Catatan penerjemah : Hmp. Baru segitu doank para guru udah terkejut ya. Gimana kalo tes-nya eksklusif latih tanding gitu dengan sesama peserta. Misal Reus ama Emilia. Wew XD




Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/