Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

World Teacher Chap 21 B. Indonesia

Chapter 21 Erina
Diterjemahkan oleh



Ini yakni suatu bantuan pemanis untuk merayakan penerbitan LN jilid 1.

Aku minta maaf, alasannya kalau dibandingkan dengan LN jilid 1, ada poin dimana dialognya sedikit berbeda.

Namun dasarnya tidak berubah, jadi jangan khawatir*.
[Itu dari penulisnya. Bukan aku]

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Erina.


Aku terlahir sebagai orang biasa yang miskin.

Setiap hari dijalani tanpa mengetahui apakah diriku bahkan bisa makan atau tidak. Namun saya bisa bertahan alasannya mempunyai orang bau tanah yang lembut.

....Sayangnya, mereka meninggal alasannya sebuah wabah, dan meninggalkanku sendirian.

Tanpa satupun kerabat, ataupun kelompok yang bisa diandalkan....akupun berjuang untuk tetap hidup, tidak ingin tergeletak hingga mati begitu saja.

Suatu hari ketika saya sudah cukup cukup umur untuk dilihat sebagai seorang wanita....titik balikpun datang.

Seorang darah biru tertentu melihatku bekerja di kota dan mengundangku untuk menjadi petugasnya.

Pekerjaannya termasuk pergi ke kamar tidur. Tak ada alasan untuk ragu ketika ditawari sebuah posisi yang menjanjikan sejumlah besar uang sekaligus makanan, yang sudah sangat sulit diperoleh di zaman sekarang.

Dan....itulah bagaimana diriku menjadi seorang pelayan bangsawan, terus berkembang sambil berguru aneka macam hal.

Beberapa tahun kemudian....ketika saya sudah terbiasa tidur bersama majikanku dan memperoleh posisi yang layak di mansion....suatu penyakitpun tiba menimpa.

Nyawaku memang berhasil diselamatkan. Hanya saja, fisikku mulai melemah dan meninggalkan imbas yang bahkan lebih mengerikan.

Tubuh ini kemudian menjadi tidak bisa lagi melahirkan seorang anak yang seharusnya menjadi satu-satunya keluarga bagiku, yang telah kehilangan orangtuanya.

Bagaikan menambahkan penghinaan pada luka, saya diusir dari mansion.

Tidak mempunyai kekuatan fisik yang cukup bahkan untuk tiba ke kamar tidur, hasilnya saya benar-benar ditinggalkan.

Diusir dari rumah tanpa sanggup melahirkan, membuatku kehilangan harapan dalam segala hal. Semuanya mulai kuanggap sebagai hal yang tak penting.

Terduduk di sudut kota sambil memeluk barang-barangku dan hanya termenung tanpa peduli apakah saya akan diserang oleh orang jahat atau semacam itu....tak usang kemudian, seorang gadis mendekat dan berbicara denganku.

"Hei, onee-san, apa yang kamu lakukan di daerah menyerupai ini?"

Itulah pertemuanku dengan Aria-sama.

Yang menyelamatkanku dari gelapnya keputusaan....seakan menjadi sebuah perjumpaan yang telah ditakdirkan.

☆☆☆☆


Setelah itu, diriku menjadi petugas Aria-sama sambil menyaksikan pertumbuhannya.

Aria-sama merupakan seorang berhati lembut, tak pernah melenceng dari kata maupun sikap. Kami terus bersama seiring saya yang mulai memikirkannya sebagai adik kecilku.

Selanjutnya, Aku bertemu dengan Dee, mengenal Noel, dan terus tinggal bersama....bahkan hingga keluarga darah biru Eldrand runtuh.

Lalu....Aria-sama memperoleh benih dari laki-laki yang sangat kubenci....

"Aria-sama! Tolong....lihatlah! Kau mempunyai seorang bayi laki-laki!!"

"Aa....syukurlah. Dia sudah terlahir dengan aman....aku akan....mempercayakannya padamu...."

"Bertahanlah, Aria-sama!! Apakah kamu tidak ingin memeluknya?!?!"

Aku memanggil dirinya sambil memegangi bayi yang gres saja lahir. Namun, kondisi perempuan itu hanya semakin memburuk.

Setelah semua, melahirkan dengan kekuatan fisiknya ketika ini terlalu beresiko.

Hanya saja....aku tidak bisa menghentikannya.

---Karena diriku bisa memahami Aria-sama, yang bersikeras ingin melahirkan---

"Aria-sama! Tolong....demi anak ini....demi kita...tolong hiduplah Aria-sama!!!"

Aku tahu bahwa api kehidupannya akan segera tertiup dan lenyap.

Orang tuaku....dan Aria-sama yang menyelamatkan diriku.

Semua yang sangat kusayangi....pergi dan meninggalkanku sendiri.

"Aku tidak menginginkan ini. Aku tidak ingin....kehilangan orang yang berharga bagiku lagi...."

"....Apa....yang kamu katakan? Kau tidak kehilangan....siapapun"

"Tapi, Aria-sama....!!"

Dia yang mengambil bayi itu dariku, tersenyum sambil memperlihatkan wajah putranya.

"Ini, lihatlah lebih dekat. Suatu kehidupan....baru...."

"....Apa?"

"Memang bukan Erina yang melahirkannya....tapi bayi ini yakni anak semua orang. Jadi....rawatlah ia dengan baik...."

"Tidak, hal itu harus dilakukan dengan Aria-sama! Dengan semua orang....ayo besarkan ia bersama-sama!!"

"....Itu mungkin benar, saya juga....aku juga ingin membesarkannya....mungkin akan mustahil, walaupun hanya untuk sesaat, ya kan?"

....Tolong berhenti.

Aku tidak....menginginkan ini....

"Namamu yakni Sirius....Anakku Sirius, saya mencintaimu. Hiduplah jujur dengan penuh kepercayaan diri dan tanpa terikat apapun. Itu keinginanku sebagai ibumu....Dan Erina, saya akan meninggalkan sisanya padamu. Berikan ia cinta....menggantikan diriku"

Dan sesudah mempercayakan Sirius-sama padaku, dia....

"Aria-sama?! Aria-....sama...."

....Segalanya telah selesai. Dia sangat senang hingga dirinya pergi....





Yang tertinggal yakni diriku, penuh kepiluan dan linglung....juga Sirius-sama, yang gres saja lahir.

Aria-sama hanya menginginkan keluarga dan orang disekitarnya bahagia....Lalu, kenapa....jadi menyerupai ini.

"(Memang bukan Erina yang melahirkannya....tapi bayi ini yakni anak semua orang. Jadi....rawatlah ia dengan baik....)"

Pada ketika itu, tangisan dan kehangatan bayi ini membuatku kembali tersadar.

Tegaslah....aku tidak punya waktu untuk meratap.

Hal penting yang ditinggalkan Aria-sama....hanya diriku yang sanggup melindunginya.

"....Aku akan membesarkan dengan baik Sirius-sama....Tolong awasi kami darisana"

Dan Ini yakni pertemuanku dengan Sirius-sama.

Salah seorang yang membawa kebahagiaan padaku....perjumpaan dengan sosok yang sangat berharga.


☆☆☆☆



Sebulan kemudian.

Ketika semua orang tertinggal di rumah seusai selesai hidup Aria-sama, diriku terserap dalam kelucuan Sirius-sama.

Tangan mungil yang akan meraih ketika kuulurkan jari, mata bundar yang diperoleh dari ibu kandungnya....setiap bab begitu menggemaskan.

Aku telah mengurus beberapa bayi di masa lalu, hanya saja Sirius-sama tidak rewel sama sekali. Jika disuapi makanan, ia akan mengunyahnya dengan cara yang rapi.

Seolah-olah, ia memahami kata-kataku. Rasanya menyerupai ia akan makan sendiri kalau saya menyerahkannya sendok.

"Meski begitu, Sirius-sama makan terlalu bersih, kan?"

"Sirius-sama itu spesial"



Perkembangkannya sangat cepat bila dibandingkan dengan bayi lain. Dia benar-benar putra Aria-sama.

Awalnya Noel memiringkan kepala dengan heran, kemudian mengalah berpikir perihal hal itu alasannya kelucuan Sirius-sama.

Setelah itu, gadis ini meminta semoga dirinya dipanggil 'Onee-chan' oleh Sirius-sama. Itu sudah sering kudengar, tapi....kenapa saya merasa selain diriku, Sirius-sama juga merasa takjub?.

Aku senang ia tumbuh dengan cepat. Hanya saja....aku juga berharap semoga ia tumbuh sedikit lebih lambat.

....Namun, itu merupakan perasaan seorang ibu. Suatu perasaan yang tidak seharusnya diriku genggam.

Aku yakni petugas Aria-sama, mengawasi perkembangan Sirius-sama saja sudah cukup.



☆☆☆☆



Diriku kemudian runtuh alasannya penyakit air.

Tanpa bisa mencicipi sensasi badan alasannya demam dan kesadaran yang mulai meredup, saya mengerti bahwa kematianku sudah mendekat.

"Aria-....sa....ma...."

Aku....masih belum....melakukan segala hal yang harus dilakukan....

Akankah diriku berakhir....hanya sejauh ini?

....Aria-sama....maaf.

....Meskipun saya bersumpah untuk melindungi anakmu....aku....sungguh meminta....maaf....

"Minum saja! Aku takkan memaafkanku kalau kamu tidak melakukannya!!"

Rambut hitam ini....Aria-sama?
Aku mengerti. Jika itu adalah....perintahmu....

Sesuatu mendekat, dan ketika mulutku benar-benar meminumnya....akupun menyadari hal yang berbeda.

Suara dan tangan ini tidak menyerupai dengan Aria-sama....melainkan Sirius-sama?

"Tidur"

....Aa....Sirius-sama.

Kau telah berkembang hingga....mampu memerintahkan diriku.

Tumbuhlah....lebih banyak menyerupai ini....

☆☆☆☆


"Dimana....ini?"

Aku masih hidup.

Meski kelelahan masih ada, namun demam yang menyiksa tubuhku telah lenyap tanpa jejak, penyakit air ini sudah sembuh total.

Ketika diriku melihat sosok Sirius-sama yang sedang tertidur dalam posisi tidak benar dan bersandar di kasur....aku mengingatnya.

Hidupku telah diselamatkan oleh dirinya.

Tatapan serius ketika mencoba menyelamatkanku itu menyerupai dengan Aria-sama.

Aku tidak tahu perihal asal-usul obat....persoalan itu seakan menjadi kasus sepele ketika melihat wajah tidurnya yang polos.

Tanpa sanggup menahan rasa kasih sayang yang memuncak, saya mengulurkan tangan pada Sirius-sama dan membelai kepalanya.

"Erina?!"

"Ya, saya disini...."

Setelah saya menyampaikan kebenaran perihal ibunya, Sirius-sama mengutarakan alasan di balik pertumbuhannya yang abnormal.

Tampaknya tidak mungkin dan sulit dipercaya. Namun kalau ia berucap demikian, maka itu harusnya benar.

....Tidak, kebenaran bukanlah hal yang penting bagiku sekarang.

Dia telah berkembang sedemikian rupa hingga saya bisa menghormatinya sebagai masterku.

Mulai kini saya akan menjalani sisa hidup ini, bukan sebagai petugas Aria-sama, melainkan sebagai petugas Sirius-sama.


☆☆☆☆


Sirius-sama berkembang pada kecepatan yang tidak masuk akal.

Sampai di hari yang lain, ia bertarung dengan Dee, bekas seorang petualang ditambah mempunyai postur lebih besar, dan berakhir sebagai kemenangan Sirius-sama.

Sekarang ia memainkan kiprah sentral bagi kami, tumbuh sebagai master hebat yang bisa memperlihatkan mimpi dan harapan tidak hanya untukku, namun juga untuk Noel dan Dee.

....Pertumbuhan ini bisa dikatakan 'luar biasa'.

Kemampuannya sanggup dengan gampang mengambil nyawa seseorang.

Dari perspektif orang yang tidak mengetahui apapun, ia merupakan eksistensi mengerikan.

Tapi, Sirius-sama mengerti bagaimana untuk memakai kekuatannya. Orang yang memanggil kami keluarga ini, mempunyai banyak kebaikan sekaligus kepedulian.

Aku tidak berpikir ia sebagai individu yang harus ditakuti, bahkan tidak sedikitpun.

Dia merupakan anak kami yang berhar---....tidak, ia yakni tuanku yang berharga.

Suatu hari Sirius-sama pulang sambil membawa bawah umur dari ras serigala perak.

Kampung halaman sekaligus orang bau tanah mereka telah lenyap oleh monster, abang beradik itupun tidak mempunyai satupun daerah untuk dituju.

Terus terang, kami tidak bisa lagi menyediakan kuliner untuk pemanis dua orang. Namun, kalau Sirius-sama menginginkannya, satu-satunya hal yang bisa kami lakukan yakni menanggapi itu.

Lagipula....ini yakni pertama kalinya ia menyampaikan sesuatu yang egois, saya tentu ingin memenuhinya.

"....Aku lebih ingin ditepuk...."

"Ya, ya, Reus yakni anak yang baik"

"Un...."

Sementara Sirius-sama merawat bekas luka Emilia, saya menempatkan Reus ke daerah tidurnya.

Dia terlelap dengan ekspresi polos dan lucu, tapi tetap saja wajah tidur Sirius-sama yang terbaik.

Ngomong-ngomong, kapan terakhir kali saya melihat tidur wajah Sirius-sama?

Dia berdiri lebih awal daripada kami, jadi saya tidak mempunyai kenangan perihal menyaksikannya hingga beberapa tahun terakhir.

Pertumbuhan Sirius-sama yakni hal yang menggembirakan, hanya saja saya juga berharap ia akan menjadi sedikit lebih egois sesuai usianya menyerupai Reus.

Malam itu, diputuskan bahwa Sirius-sama akan hasilnya tidur di kamarku.

Dia tampak berpikir keras perihal sesuatu, tapi wajah seriusnya juga menggemaskan.

Meskipun beberapa waktu yang kemudian dirinya masih kecil....dia telah tumbuh dengan sangat baik.

"....Hei....aku cemas kalau ditatap terlalu lama, jadi...."

"Aku sangat menyesal. Hanya saja, saya tidak bisa tidur kalau tidak menghadap ke sisi ini"

"Jangan berbohong"

"Tidak, hanya untuk hari ini, saya tidak bisa tidur kalau tidak menghadap ke sisi ini"

Memiliku momen yang menyenangkan, saya tidak bisa menyia-nyiakannya dengan terlelap.


☆☆☆☆


Beberapa hari sesudah itu, Emilia dan Reus menyadari kehebatan Sirius-sama, dan mengabdikan loyalitas kepadanya.

Terutama Emilia, ia mungkin akan menjadi petugas yang tidak akan pernah berhianat.

Artinya, ia mungkin bisa meneruskan jejakku.

Aku....tidak mempunyai sisa umur yang panjang....

....Akhir-akhir ini tubuhku sulit untuk digerakkan. Hari-hari tanpa bisa menangani pekerjaan kalau tidak beristirahat beberapa kali telah meningkat.

Masalahnya yakni umur. Aku tidak bisa mendukung Sirius-sama selamanya.

Membuat penggantiku....dengan kata lain, mempercayakan perasaanku kepada gadis kecil itu. Ini hanyalah keegoisanku sendiri.

Ini bukan hanya tindakan yang menciptakan Emilia membawa beban tak terlihat, namun juga tindakan yang bisa mengubah masa depannya.

Jika perasaan satu sisi ini diutarakan terlepas dari keputusannya....

"Aku memutuskan untuk hidup demi Sirius-sama! Jadi, tolong ajarkan saya semua keterampilan seorang petugas secara penuh, Erina-san!!"

....Dia ternyata menerimanya dengan penuh semangat.

Sirius-sama, kamu menemukan seorang gadis yang sungguh baik.

Akan kupastikan untuk mengasuhnya menjadi petugas yang hebat, sesuai untukmu.

Mungkin ini akan menjadi kiprah terakhirku.

Jadi, tolong....

....Aku ingin bisa bertahan....sedikit lebih lama.



☆☆☆☆


Tampaknya saya sudah mencapai batas.

Untunglah semua curahan ini masih sempat kupercayakan kepada Emilia.

Aku hanya harus memperlihatkan ucapan terakhir untuk semua orang....Hanya saja, Sirius-sama mulai murka padaku.

"Aku akan mendengarnya. Tapi saya ingin kamu mengutarakan perasaan sejatimu....kaa-san"

Dan....dia memanggil diriku sebagai 'kaa-san'.

Meskipun saya bukan perempuan yang melahirkan dirimu.

Tidak apa-apakah walaupun saya bukan ibu kandungmu?

Tidak apa-apakah saya menjadi ibumu?

Perasaan yang seharusnya tidak pernah kumiliki mengalir deras. Akupun menjadi tidak bisa menahan luapan air mata ini.

"....Apa kamu yakin akan hal itu?"

"Aku sudah terlanjur menganggap Erina hanya sebagai seorang ibu. Makara tolong katakan, kalau tidak saya akan membencimu, kaa-san"

"Sirius-sama....tidak, Sirius. Aku tidak ingin dibenci jadi saya akan melaksanakan apa yang kamu inginkan"

Aku kemudian memberikan kepada semua orang setiap tetes dari untaian lubuk hatiku yang sesungguhnya.

Untuk Reus semoga menjadi lebih sopan.

Untuk Dee semoga dirinya semakin berani.

Untuk Noel semoga ia terus tersenyum cerah.

Untuk Emilia semoga gadis itu juga memperhatikan dirinya sendiri.

Dan untuk Sirius, menyerupai ucapan terakhir dari Aria-sama....agar kamu bisa menjalani hidup....dengan bebas.

"Boleh aku....dipanggil kaa-san lagi?"

"Berapa kalipun itu, kaa-san"

"Lagi"

"Kaa-san!"

"Lebih keras"

"Kaa-san!!!"

"Aku ingin kamu memanggilku mama"

"Ya ya, mama!"

"Sudah kuduga, kaa-san lebih baik"

"....Baiklah, kaa-san"

"Fufu, ini pertama kalinya saya melihat air matamu....Kau menangis untukku?"

"....itu sudah jelas....kan"

Aku tidak bisa mencicipi tangan yang kamu berikan padaku alasannya efek obat, namun kehangatanmu telah tersampaikan.

Sejak dirinya lahir, saya tak pernah menyaksikan Sirius membiarkan air matanya mengalir.

Anak yang tidak menangis bahkan sesudah mengetahui bahwa Aria-sama sudah tiada....meneteskan perasaan tulusnya untukku.

"Aku juga.....merasa bahagia....bisa bersamamu, kaa-san"

Aku....telah sungguh menjadi ibumu, ya?

"Sirius-ku....Aku mencintaimu"

"....Aku juga mencintaimu, kaa-san"

"Aah....ucapan itu sudah cukup, Sirius....---"



Mendadak....kenangan dari masa laluku mengalir.



Sejak mendapatkan kehidupan di dunia ini, saya berulang kali mengalami suka duka.

Setelah kehilangan orang tua, hari-hariku di isi sebagai seorang pelayan darah biru yang lebih menyerupai dengan menjual diri, menghabiskan setiap waktu penuh hal-hal melelahkan.

Dan begitu diriku tertular penyakit parah, saya pun mulai frustasi disaat mengetahui tubuhku menjadi tidak bisa lagi untuk melahirkan.

Namun....Aku yang kehilangan alasan untuk hidup, diselamatkan oleh Aria-sama.

Seusai kehilangan dirinya juga, waktu ketika saya hendak jatuh kedalam gelapnya keputusasaan sekali lagi....aku bertemu denganmu.

Ketika mengangkat dirimu, bayi yang ditinggalkan oleh Aria-sama dalam pelukanku untuk pertama kalinya....aku menegaskan segala hal.

'Aku akan....hidup untuk melindungi anak ini'

Itu lucu....sambil menyayangi dirimu....aku ada untuk melindungimu, bahkan kalau harus membuang segala sesuatunya.

Ada juga hal yang sulit dan menyusahkan, tapi saya tidak takut pada apapun kalau memikirkanmu.

Karena itulah alasanku untuk hidup.

Disebut 'kaa-san' olehmu, seluruh hal serasa berharga.

Memberikan keinginan untuk Noel dan Dee, menjadi tujuan masa depan Emilia dan Reus....demi keluarga....kau yakni kebanggaanku.

Karena adanya dirimulah, saya disini.

Karena adanya dirimulah, duniaku dipenuhi cahaya terang.

Oleh alasannya itu....aku ingin memberitahumu di akhir.

Sirius ku yang tercinta....

....Untuk terlahir....---

....

☆☆☆Chapter 21 berakhir disini☆☆☆

Catatan penerjemah = .........................(nangis lagi di pojokan).....................

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Catatan Penulis


Sumber http://ifunnovel.blogspot.com/